Di dalam rencana pemenuhan alutsista yang mengacu kepada MEF, di
tahun 2013 dalam sidang KKIP Kepala Staf TNI Angkatan Laut pada waktu
itu telah mengungkapkan kebutuhan TNI AL, yaitu sebanyak 12 unit Kapal
Selam untuk menjamin pengamanan wilayah NKRI. Dan sudah pula kita
ketahui bahwa TNI Angkatan Laut kemudian memilih Kapal Selam dari Korea
Selatan, yang dinamai DSME209/1400.
Dalam kontrak pembelian, disebutkan Indonesia membeli 3 unit, di mana
1 unit terakhir rencananya akan dibuat di Galangan Kapal Nasional, PT.
PAL Surabaya. DSME209/1400 yang dipesan oleh TNI AL melalui Kementrian
Pertahanan tersebut dari segi fisik bangunan kapalnya, adalah merupakan
pengembangan serta perkawinan desain antara jenis 209/1200 Changbogo
milik Korea Selatan dengan jenis 209/1300 Cakra milik Indonesia.
Nama Changbogo sendiri yang diambil sebagai nama kapal
selam Korea Selatan adalah nama seorang tokoh Jenderal Laut yang
terkenal pada saat pemerintahan Silla Bersatu pada tahun 787-846 dan dikenal juga sebagai Gunbok
yang diartikan sebagai tokoh bahari yang berkuasa selama beberapa
dekade secara efektif mengontrol laut barat (laut kuning) dan pantai
Korea antara barat daya Korea dan semenanjung Shandong (China).
Sedangkan nama Cakra yang dipilih oleh Indonesia adalah senjata
andalan Batara Wisnu. Senjata itu juga dimiliki para titisannya,
termasuk Prabu Kresna, raja Dwarawati. Sebagai senjata milik dewa, Cakra
bukan hanya ampuh, tetapi juga mempunyai bermacam kegunaan. Kebanyakan
makhluk di dunia ini tidak ada yang sanggup mengelak dan menangkal dari
serangan senjata Cakra kecuali tokoh tertentu yang berpihak pada
kebajikan.
Dengan pengembangan dan perkawinan dua desain 209 ini menghasilkan
varian 209 dengan bobot 1400 ton dengan berbagai kelebihan dan
kecanggihan komponen-komponen pendukung yang terintegrasi di dalamnya.
Selain mengembangkan jenis 209 mulai 1200 s.d. 1500 ton, galangan kapal
DSME juga diketahui sedang memulai mengembangkan turunan dari desain 209
dengan bobot 3000 ton.
Kapal selam ini merupakan pesanan khusus dari Korean Navy untuk
memperkuat skuadron kapal selam negara Korea yang mana sekarang ini baru
terdiri dari beberapa kelas Midget, U209/1200 dan U214/1800. Proyek
desain kapal selam berbobot 3000 ton ini sudah dimulai awal tahun 2015
dan rencana pembangunannya akan dimulai pada tahun 2016.
Kapal selam pesanan pemerintah Indonesia, meski merupakan turunan
dari tipe U-209 buatan Jerman, TNI AL meminta spesifikasi yang tinggi
terhadap kapal selam DSME209. Diantaranya adalah, memiliki kesenyapan
yang tinggi, mampu menghindari deteksi, mampu menyelam hingga 250 meter,
memiliki teknologi yang canggih serta memiliki kecepatan yang mampu
dipacu hingga 21 knot ketika menyelam.
Disebutkan juga bahwa kapal selam DSME209 harus mampu beroperasi
terus menerus selama lebih kurang 50 hari. Desain Kapal Selam Baru DSME
3000 ton Pesanan ROK-Navy selama proses pembangunan kapal selam di
Korea, TNI AL telah mengirimkan 7 (tujuh) orang personel yang
masing-masing memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus tentang kapal
selam jenis 209 secara profesional.
Dalam satuan tugas kapal selam tersebut Komandan Satgas
bertanggungjawab kepada keseluruhan proses pembangunan dengan dibantu
oleh personel lainnya. Pembagian tugas secara khusus dalam satuan tugas
ini terdiri dari:
- Pengawas Platformyang mencakup bidang permesinan, badan kapal, outfitting, painting, baterai dan pendorongan serta kelistrikan kapal selam.
- Pengawas Sewaco yang mencakup bidang sensor, navigasi, komunikasi, senjata dan sistem kendali senjata kapal selam.
- Perwira Diklat yang bertugas mengatur serta mengendalikan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi awak kapal selam.
- Perwira Administrasi dan Logistik yang bertugas mengatur dan mengendalikan proses administrasi kontrak serta sistem logistik komponen-komponen kapal selam.
- Kesekretariatan yang bertugas mengendalikan kegiatan ketatausahaan dan administrasi personel dalam satuan tugas kapal selam.
Secara umum kapal selam DSME209/1400 memilki beberapa kelebihan dari sisi teknologinya. State of the art technology yang dimiliki oleh kapal selam ini meliputi Latest combat system, Enhanced operating system, Non-hull penetrating mast and Comfortable accommodation. Dan sebagai elemen terpenting dalam kapal selam, baterai buatan Korea digunakan sebagai sumber tenaga utamanya.
Jenis baterai kapal selam buatan Korea ini digunakan pada semua kapal
selam Korea. Salah satu poin yang mengejutkan adalah mengenai
Persenjataan dan Sistem kendali senjatanya. Selain dipersenjatai 8 buah
tabung peluncur Torpedo untuk torpedo berukuran 533 mm Blackshark juga
mampu untuk men-deploy ranjau laut, Ia juga memiliki desain yang mampu
untuk meluncurkan rudal.
Sistem kendali senjata MSI Mk2 buatan Kongsberg dipilih oleh TNI AL
sebagai komponen yang mengendalikan dan mengatur sistem peperangan serta
penembakan torpedo, ditambah lagi beberapa sensor dan peralatan
elektronika yang canggih dan terkini juga ikut di dalam. Bila di kapal
selam Cakra kita belum memiliki Flank Array Sonar, maka di kapal selam baru nantinya sistem ini akan dipasang dan digunakan.
Banyak sekali keunggulan serta kelebihan sistem dan peralatan yang
digunakan dalam kapal selam baru ini dibanding kapal selam Indonesia
yang ada sekarang. Radar serta ESM dari Indra-Spanyol, Integrated Navigation System dari SAGEM-Prancis, Optronic dan Periskop dari Cassidian-Jerman, sistem Sonar dari L3 Elac Nautic-Jerman menjadi pilihan TNI AL di dalam desain kapal selam barunya.
Prosedur keamanan dan keselamatan kapal selam dan personel juga
menjadi prioritas dalam desain DSME209/1400. Dua unit Life rafts dengan
kapasitas 25 personel dengan bekal darurat selama 6 hari akan terpasang
di kapal selam ini. Untuk pakaian keselamatan dan pelindungan dari
dekompresi selama proses evakuasi dipilih jenis MK-X buatan Inggris
sebanyak 48 buah.
Yang paling berbeda dibanding dengan kapal selam Cakra adalah bentuk
pintu baterai dibuat sesuai dengan aturan NAVSEA 0994-LP-013-9010 pada
mulut pintunya. Dengan begitu bisa lakukan proses evakuasi menggunakan Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV).
Untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan, di dalam kontrak pembelian ini juga termaktub tentang skenario Transfer of Tecnology (ToT) dan juga On the Job Training(OJT)
di galangan kapal DSME korea. Dua kegiatan ini diperuntukkan bagi
personel PT PAL untuk lebih dapat mendalami serta menyerap semua ilmu
baik desain maupun proses produksi kapal selam.
Dari sisi sumber daya manusia, pada periode desain, PT PAL telah
mengirimkan SDM yang mempunyai kualifikasi untuk desain kapal sebanyak
20 personel profesionalnya. Selanjutnya mengirimkan pula personel yang
tergabung dalam team OJT sebanyak 186 personel yang dikirimkan secara
bertahap dimulai sejak bulan November 2013 hingga bulan Februari 2017.
Menilik proses pembangunan kapal selam DSME209/1400 sampai dengan
Januari 2015 ini, telah sampai dalam tahap pemotongan plat untuk kapal
selam ketiga. Diharapkan pada tahun 2017, dua unit kapal selam baru
DSME209/1400 sudah dapat beroperasi diperairan indonesia. Sedangkan
untuk kapal selam ketiga jika dilihat dari skenario kontrak pembelian,
maka akan dapat dioperasikan sekitar awal tahun 2019.
Kita harapkan kehadiran kapal selam DSME209/1400 dapat memperkuat kemampuan tempur angkatan laut kita.
Majalah Cakrawala Edisi 425 – TNI AL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar