Sebelum datangnya helikopter Mi-35P di tahun 2003, praktis TNI dan
khususnya TNI AD belum pernah memiliki heli serbu yang dedicated. Peran
heli serbu, sebelum hadirnya Mi-35P dipasrahkan pada sosok helikopter
ringan atau helikopter sedang yang dipersenjatai. Dimana aslinya adalah
heli angkut sipil yang kemudian dimunculkan kembali dalam versi militer.
Diantara tipe-tipe yang populer seperti Bell 205 A-1, NBell-412, dan NBO-105 yang telah memperkuat kavaleri udara TNI AD selama tiga dekade belakangan.
Melihat potensi tantangan yang dihadapi berskala ringan dan sedang,
terutama dalam operasi penumpasan GPK (gerakan pengacu keamanan) di
Dalam Negeri, membuat adopsi persenjataan di lini heli serbu terbilang
‘sederhana,’ semisal sebelum hadirnya Mi-35P, heli serbu Penerbad belum
mengenal keberadaan rudal anti tank. Penerbad baru mengadopsi rudal
lewat jenis AT-9 Spiral-2
dalam paket pengadaan heli Mi-35P. Berkat adopsi rudal, otomatis daya
deteren satuan heli serbu Penerbad memang meningkat, dan membawa pesan
penting di kawasan.
Sejenak mari kita beralih ke era sebelum hadirnya Mi-35P, bagaimana
ramuan sista di heli serbu Penerbad kala itu? Maka jawabannya akan
mengacu pada kombinasi maut antara kegarangan SMS (senapan mesin sedang) dan roket. SMS khususnya jenis FN MAG GPMG (general purpose machine gun) kaliber 7,62mm yang diadopsi sebagai door gun. Sudah bukan rahasia lagi bila FN MAG GPMG menjadi kelengkapan door gun di heli Bell 205-A1 dan NBell-412. Kemudian untuk membabat target yang lebih masif, dipercayakan pada roket FFAR 2,75 inchi.
Dalam gelar operasi, meski Bell 205-A1 dan NBell-412 punya kemampuan
serbu, tapi peran kedua heli ini lebih ditekankan pada wahan transport
untuk deploy pasukan secara cepat.
Sementara untuk peran heli serbu, Penerbad lebih ‘mempercayakan’ pada
jenis heli serba guna NBO-105 yang memperkuat skadron 21 yang bermarkas
di Pondok Cabe. Dengan bobot yang ringan, menjadikan NBO-105 terbilang
paling lihai dalam bermanuver. Kombinasi senjata yang dibawa pun lebih
lengkap ketimbang Bell 205 A-1 dan NBell-412, sebut saja ada empat
senapan mesin FN Herstal MO.32 kaliber 7,62mm yang ditempatkan dalam dua
TMP (Twin Machine Gun Pods) atau dua senapan mesin berat kaliber 12,7mm
NATO dalam dua FN HMP (Heavy Machine Gun Pods). Konfigurasi lain dari
sista di NBO-105 adalah roket FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis
T.905 kaliber 2,75 inc NATO dalam dua MLRS (Multi-Launch Rocket System).
FN HMP250
Setelah di artikel sebelumnya diulas mengenai FFAR, kini coba kita sedikit dalami sista andalan Penerbad di BO-105, yakni FN HMP (Heavy Machine Gun Pods). Pabrik FN Herstal-Belgia mengunggulkan HMP. 50 dengan kaliber 50. (12,7mm) Browning, yang intinya adalah senapan mesin M3P. Senjata ini dapat dipasang di bawah konstruksi sayap pesawat udara atau dibawah kerangka badan pesawat, atau dapat pula dipasang pada sisi samping helikopter dengan tempat kedudukan senjata model ‘belly.’
Setelah di artikel sebelumnya diulas mengenai FFAR, kini coba kita sedikit dalami sista andalan Penerbad di BO-105, yakni FN HMP (Heavy Machine Gun Pods). Pabrik FN Herstal-Belgia mengunggulkan HMP. 50 dengan kaliber 50. (12,7mm) Browning, yang intinya adalah senapan mesin M3P. Senjata ini dapat dipasang di bawah konstruksi sayap pesawat udara atau dibawah kerangka badan pesawat, atau dapat pula dipasang pada sisi samping helikopter dengan tempat kedudukan senjata model ‘belly.’
Senjata ini memiliki ketepatan tembak pada jarak 1.500 meter dan
masih mampu melakukan penembakan efektif untuk sasaran sejauh 3.000
meter. Senjata ini dapat dibuat dalam dua versi, pertama versi HMP
(Heavy Machine Gun) pod dengan laras tunggal, kemudian ada versi TMP
(Twin Mag Pod) dengan dua laras. Masukan amunisi dapat dilakukan dari
sisi kiri atau pun kanan senjata. Dalam unit kemasan (pod) senjata dapat
menampung sebanyak 250 amunisi.
Desain senjata ini sejatinya memang untuk melibas target di
permukaan. Karena peran itu, sista ini cocoknya dipasang pada platform
pesawat tempur sub sonic, alias pesawat yang mengudara dengan kecepatan
rendah. Pihak FN menyebutkan, maksimum kecepatan pesawat untuk
melepaskan tembakan adalah 0,75 Mach. Alhasil FN HMP memang ideal untuk
tugas-tugas anti gerilya, baik dipasang pada pesawat sekelas Super Tucano
atau helikopter. Jenis-jenis amunisi yang dapat ditembakkan dengan
senjata ini antara lain tipe ball M33 tracer M17, armour piercing AP M8,
API M8, dan APIT M20. (Gilang Perdana)
Spesifikasi FN HMP250:
- Kaliber : 12,7×99 mm
- Panjang keseluruhan : 1,810 meter
- Diameter : 420 mm
- Berat total sistem senjata (termasuk 250 butir peluru) : 116 kg
- Kecepatan pesawat maksimum untuk melakukan tembakan akurat : 0,75 mach
- Voltase yang dibutuhkan : 26+4V DC
- Kebutuhan tenaga untuk pengokangan kembali : 4 ampere
- Kebutuhan tenaga untuk penembakan : 5,5 ampere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar