Para personel TNI AD berhasil menjadi juara pertama, dalam kompetisi menembak di Australia. Keberhasilan ini menjadi perhatian para peserta dari negara lain, karena mereka tak percaya dengan kemampuan militer Indonesia.
Protes sempat diajukan oleh Australia dan Amerika Serikat (AS), yang
meragukan dan mempertanyakan tentang senjata para anggota TNI AD, yang
digunakan dalam kompetisi.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, protes negara lain atas
senjata TNI AD tidak tepat. Karena, anggota TNI AD memang memiliki
kemampuan yang melebihi peserta negara lain.
“Saya pikir itu salah. Dulu Brunei Darusalam tidak pernah bisa
menembak dengan baik, jarang mendapat medali dalam kompetisi menembak,
lalu Brunei minta tentara Indonesia melatih mereka,” kata Moeldoko,
Minggu, 14 Juni 2015.
Setelah dilatih oleh Indonesia, kini keahlian Brunei dalam menembak
jauh meningkat. Hal itu membuat tentara dari Brunei kerap memenangkan
medali dalam berbagai kompetisi menembak.
“Brunei minta tentara Indonesia untuk melatih mereka, kemudian saya
kirim sersan untuk melatih. Tidak sampai satu tahun dilatih, Brunei kini
kerap mendapat medali,” katanya bangga.
Fakta itu menurut Moeldoko, mempertegas tentang kemampuan para prajurit Indonesia yang bagus.
“Kalau begitu salahnya apa. Apa senjatanya Brunei yang salah. Bukan, kan?” ujarnya.
Jenderal Moeldoko mengatakan, jika perlu anggota TNI siap untuk
melatih Australia dan AS, jika dua negara itu ingin dapat menjadi ahli
dalam menembak.
VIVA.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar