Kamis, 08 Januari 2015

AS 365 N3+ Dauphin BASARNAS: Helikoper SAR Penjelajah Lautan


Badan SAR Nasional (BASARNAS) kini tengah menjadi perhatian publik berkat jasa mereka dalam pencarian korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Dibalik jasa besar dari tim personel BASARNAS, harus diakui bahwa salah satu bintang dalam misi evakuasi adalah sosok helikopter berwarna orange jenis AS-365 N3+ Dauphin yang ikut diturunkan dalam misi SAR Air Asia QZ8501.
Mungkin Anda yang tumbuh besar di tahun 90-an jika melihat AS 365 N3+ Dauphin bakal teringat dengan helikopter yang ada di serial film Baywatch, karena memang helikopter ini sesuai dengan standar SAR. Helikopter AS-365 N3+ merupakan salah satu helikopter SAR terbaik di dunia. Helikopter sejenis sudah digunakan berbagai instansi dunia mulai dari sipil hingga kemudian terwujud dalam varian militer (Panther). Dan Salah satu pengguna utama AS 365 Dauphin adalah US Coast Guard.
2c63e-dauphin_1AS365-specs
Saat ini BASARNAS mengoperasikan dua unit helikopter Dauphin yang dibeli dengan nilai hampir Rp270 Miliar pada awal 2014 lalu. Dauphin merupakan produksi Airbus Helicopter, sedangkan AS 365 Dauphin yang digunakan BASARNAS merupakan hasil rakitan PT Dirgantara Indonesia. Dauphin tergolong helikopter angkut sedang multirole yang punya bobot kosong 4.300 kg. Untuk menunjang berbagai misi, Dauphin dapat membawa maksimum beban tambahan internal hingga 1.345 kg. Namun bila harus membawa muatan cargo, bisa dilakukan dengan sling hingga bobot 1.600 kg. Nah, khusus dalam misi SAR, Dauphin dilengkapi hoist dengan kabel sepanjang 90 meter dan mampu menahan bobot sampai 272 kg untuk menarik dan mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan.
Kinerja helikopter ini disokong dua mesin Turbomeca ARRIEL 2C FADEC dengan maksimum power 717 kW. Dari mesin tersebut, dapat dicapai kecepatan maksimum hingga 269 km per jam. Sementara jarak jangkau maksimum Dauphin hingga radius 792 km. Dalam menjalankan misi SAR di lautan, helikopter andalam BASARNAS ini dapat mengudara sampai 4 jam.
AS 365 Dauphin BASARNAS saat tampil dalam Indo Defence 2014.
AS 365 Dauphin BASARNAS saat tampil dalam Indo Defence 2014.
Di hangar PT Dirgantara Indonesia.
Di hangar PT Dirgantara Indonesia.


AS 365 Dauphin N3+ diawaki oleh dua orang (pilot dan copilot), sedangkan kapasitas penumpangnya 12 orang. Sebagai heli SAR, Dauphin sudah dilengkapi avionic digital, termasuk radar cuaca, untuk mendukung operasional pada segala kondisi cuaca. Guna memudahkan operasi pencarian korban, Dauphin dapat dilengkapi dengan sensor infra merah atau FLIR (Forward Looking Infra red) Camera untuk mendeteksi hawa panas dan Under Water Acoustic Beacon Dukane DK 100. Keberadaan perangkat ini membantu dalam menemukan korban saat dalam keadaan gelap malam di tengah lautan.
AS 365 N3+ Dauphin Sebenarnya merupakan varian sipil dari AS 565 MBe Panther yang telah dipesan TNI-AL dari Airbus Helicopter. AS 565 MBe Panther tak lain adalah helikopter dengan kemampuan AKS (anti kapal selam), TNI AL dipastikan akan mendapatkan 11 unit heli Panther dalam tiga tahun jadwal pengiriman.
Evakuasi korban Air Asia QZ8501, Dauphin saat di atas dek KRI Bung Tomo 357.
Evakuasi korban Air Asia QZ8501, Dauphin saat di atas dek KRI Bung Tomo 357.
Sebelum Dauphin, BASARNAS lebih dulu menggunakan helikopter NBO-105. Operasional heli ini dilakukan oleh pihak TNI AU.
Sebelum Dauphin, BASARNAS lebih dulu menggunakan helikopter NBO-105. Operasional heli ini dilakukan oleh pihak TNI AU.

Karena spesifikasinya ‘akrab’ dengan operasi di lautan, Dauphin milik BASARNAS pun operasionalnya ditangani oleh Puspenerbal TNI AL. Sebagai buktinya, terdapat logo Puspenerbal pada body Dauphin BASARNAS.
Dalam misi pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Dauphin dioperasikan dari basis Lanud Iskandar, Pangkalan Bun. Dengan bekal roda, memudahkan bagi helikopter ini untuk melakukan pendaratan di atas dek kapal perang, seperti terlihat pada saat mengangkut jenazah dari KRI Bung Tomo 357. Selama misi SAR Air Asia QZ8501, Dauphin sempat menurunkan personel ke laut menggunakan hoist. Sementara untuk mengangkat jenazah langsung dari tengah laut urung dilakukan, mengingat risiko tingginya gelombang laut, terjangkitnya penyakit dan rusaknya kondisi jenazah. Sementara proses pengambilan jenazah dilakukan oleh speed boat yang diteruskan ke kapal perang. Peran Dauphin yakni membawa jenazah dari kapal perang menuju Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (Deni Adi/HANS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar