Heckler & Koch MP5 kini lazim digunakan di setiap pasukan elit
TNI, meski begitu, tak bisa dipungkiri SMG (Sub Machine Gun) besutan
Jerman ini dipopulerkan oleh Kopassus (Komando Pasukan Khusus) yang
mengawali adopsi MP5 pada awal tahun 80-an. Selain MP5, ada SMG lain
yang awalnya populer oleh satuan khusus tertentu, tapi kemudian juga
dipakai satuan lain. Salah satunya adalah Sa Vz 61 Skorpion, SMG buatan
Cekoslovakia.
Bagi pemerhati alutsista, Sa Vz 61 Skorpion mungkin sudah tak asing,
senjata yang sekilas mirip UZI ini kerap ditampilkan oleh satuan Paskhas
TNI AU. Umumnya, Skorpion dibawa bagi pasukan khusus (Den Bravo) yang
sedang melaksanakan misi penerjunan, misi pertempuran jarak dekat, dan
anti teror. Saat ini, Skorpion bukan lagi sebagai SMG utama di lingkup
Korps Baret Jingga, pasalnya eksistensinya kini telah diambil alih
H&K MP5. Dikutip dari Commando – Sub Machine Gun, War Machine Series,
perwira intelijen Kopassus yang bertuagas di Timor Timur saat jejak
pendapat tahun 1999 juga membawa Skorpion, lantaran senjata ini mudah
disembunyikan, dan juga untuk penyangkalan, lantaran Skorpion bukan
senjata organik TNI.
Tak hanya Paskhas dan Kopassus, Korps Brimob Polri justru pernah
menjadikannya sebagai senjata standar, tak hanya untuk misi pertempuran
jarak dekat/close quarter battle (CQB), tapi juga untuk misi
mengawal kiriman uang, seperti pada Brimob di Yogyakarta. Satuan Intai
Amfibi Marinir (Taifib) TNI AL pernah terlihat menggunakannya pada
Latgab Yudha Siaga di tahun 2008. Wikipedia malah menyebut Kopaska
(Komando Pasukan Katak) TNI AL juga turut menggunakan Skorpion. Karena
desain yang simpel dan ergonomis laksana pistol, Paspampres juga
kepincut mengadopsi Skorpion.
Sa (Samoval) Vz (Vzor) (pistol mitraliur) 61 Skorpion boleh dibilang
perpanduan unik antara SMG dengan pistol otomatis. Pihak pabrikan CZ
merancang Skorpion sebagai pengganti pistol, dengan kemampuannya membawa
magasin , plus layout SMG, menjadikan posisinya istimewa karena dipakai
pula oleh satuan lintas udara dan pasukan khusus Ceko. Dengan
keberadaan popor lipat model tabung kawat , semakin menegaskan citranya
sebagai SMG.
Skorpion dibangun dengan model yang berbeda dari senjata kebanyakan.
Posisi pengokang ditaruh ditempatkan di sisi kiri-kanan receiver,
sementara lubang tempat keluarnya peluru berada di sisi atas. Dengan
bodi kecil dan mekanisme delayed blowback, jelas hanya butuh
waktu singkat bagi bolt untuk kembali ke depan, menciptakan masalah
tingginya kecepatan tembak Skorpion yang dihadapkan pada keterbatasan
kemampuan laras Skorpion yang pendek dan tipis untuk mampu menanganinya.
Kecepatan tembak senjata ini mencapai 850 peluru per menit, dengan
kemampuan laras yang pendek dan tipis, maka laras akan lebih cepat
panas.
Guna mengatasi problem di seputar laras, CZ merancang sear dan delayed lever/plunger. Begitu bolt sampai ke belakang, sear akan ‘mematuk’ bolt, menghentikannya sementara sampai kuncian sear diungkit oleh tuas plunger. Dengan begitu, terhambatnya bolt kembali ke depan secara otomatis mengurangi kecepatan tembak Skorpion.
Untuk urusan varian, Skorpion versi awal keluar dengan kaliber 32.
ACP, satu-satunya kaliber yang ada dio arsenal Barat dan Timur. Tahun
1982, Skorpion mengalami perubahan lagi dengan diperkenalkannya Sa Vz.
82 dalam kaliber 9 x 18 mm Makarov, kaliber pistol standar Pakta
Warsawa. Versi ekspornya disebut Sa Vz 83, diisi dengan peluru .380 ACP.
Kedua varian ini sudah menggunakan popor hitam sintetik menggantikan
popor kayu. Untuk yang lebih menyukai Skorpion dengan aroma SMG yang
kental, disediakan magasin lurus berkapasitas 20/30 peluru dan juga
peredam untuk aplikasi pasukan khusus.
Karena ukurannya kompak dan ergonomis, Skorpion mendapat tempat
tersendiri baik di kalangan militer dan teroris. Pembajak PLO yang
meledakan pesawat komersial di Dawson Field, Yordania di tahun 1970-an
nampak mengacung-acungkan Skorpion di kokpit pesawat. Di Indonesia
Skorpion juga pernah digunakan dalam aksi perampokan sadis yang menimpa
toko emas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pelakunya Liem Wei Sing (53)
berhasil digulung pada Oktober 2008. Lewat aksi baku tembak degan
Polisi, Wein tewas dengan meninggalkan sepucuk Skorpion dan 60 butir
peluru tergeletak di samping tubuhnya yang tak bernyawa.
Skorpion mulai dirancang pada tahun 1959 oleh Miroslav Rybář, dan
mulai resmi digunakan pada tahun 1961. Dalam rentang 1961 – 1979,
Skrorpion telah diproduksi sebanyak 200.000 unit dalam berbagai varian,
dan cukup aktif dalam kancah perang Vietnam dan perang Bosnia.
Spesifikasi Sa Vz 61 Skorpion
– Kaliber : .32 ACP/9 x 18 mm dan Makarov /9 x 19 mm
– Sistem operasi : delayed blowback
– Panjang total : 517 (popor terentang) dan 270 mm (popor terlipat)
– Panjang laras : 115 mm
– Bobot kosong : 1,28 Kg
– Kecepatan proyektil : 310 meter per detik
– Jarak tembak efektif : 150 meter
– Kecepatan tembak : 850 peluru per menit
– Kapasitas magasin : 10/20/24 dan 30 peluru
– Kaliber : .32 ACP/9 x 18 mm dan Makarov /9 x 19 mm
– Sistem operasi : delayed blowback
– Panjang total : 517 (popor terentang) dan 270 mm (popor terlipat)
– Panjang laras : 115 mm
– Bobot kosong : 1,28 Kg
– Kecepatan proyektil : 310 meter per detik
– Jarak tembak efektif : 150 meter
– Kecepatan tembak : 850 peluru per menit
– Kapasitas magasin : 10/20/24 dan 30 peluru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar