Saat ini boleh dikata setiap unit pasukan elit TNI mengandalkan jenis
SMG (Sub Machine Gun) MP5 buatan Heckler & Koch, Jerman, utamanya
untuk melaksanakan raid dan peperangan jarak dekat. Tapi harus diakui,
bahwa hadirnya MP (MaschinenPistole) 5 di militer Indonesia tak
lepas dari sepak terjang Kopassus (Komando Pasukan Khusus), terkhusus
pada aksi Sat-81 Gultor. Lewat insiden pembajakan pesawat DC-9
“Woyla”Garuda Indonesia di bandara internasional Don Muang, Bangkok,
Thailand pada Maret 1981, debut MP5 mampu menorehkan tintas emas bersama
aksi heroik prajurit Korps Baret Merah.
Karena digunakan cukup masif di berbagai satuan elit, varian MP5 yang
beredar di TNI lumayan banyak ragamnya. Dan uniknya, MP5 yang digunakan
TNI tak semuanya buatan Jerman, ada yang merupakan produksi Turki,
Pakistan, dan Libya. Bagi pasukan elit, MP5 sangat lekat, selain
kemudahan dalam penggunaan, bongkar pasang untuk penambahan pernak
perniknya pun cukup banyak variasinya. Salah satu yang jadi andalan MP5
adalah kemampuan peredam, guna kepentingan penyerbuan secara senyap. MP5
punya dua opsi untuk peredam, pertama dengan peredem terintegrasi , dan
kedua, peredam pada bayonet mount (bayonet lug) yang bisa dilepas pasang.
Dalam aksi pembebasan pesawat Woyla Garuda, Kopassus untuk pertama
kalinya menjajal kebolehan MP5, dan mengingat kebutuhan operasi saat
itu, yang digunakan adalah MP5 dengan dukungan peredam, salah satunya
varian MP5SD (Schall Dampfer – peredam suara)-2. Mengutip dari
buku “Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando – Sintong Panjaitan”
karya Hendro Subroto, disebutkan menjelang operasi pembebasan ada lima
pucuk MP5SD-2 yang diimpor langsung dari Jerman, dibeli langsung lewat
jalur pribadi oleh Letjend Benny Moerdani.
Benny Moerdani yang kala itu menjabat Asintel Hankam/Asintel
Kopkamtib mendatangkan MP5 karena terinspirasi keberhasilan SAS yang
menggunakan MP5 dalam operasi Nimrod pada tahun 1980. Sebelumnya MP5
juga naik pamornya saat digunakan pasukan anti teror Jerman GSG-9 dalam
operasi pembebasan pesawat Lufthansa di Mogadishu, Somalia. Dalam tempo
yang relative singkat, unit anti teror Kopassus harus menguasai MP5 yang
saat itu terbilang barang baru.
Ada yang menarik dalam persiapan operasi, saat uji coba, Sintong
Panjaitan dan anak buahnya diberi kesempatan menembakkan MP5SD-2 ke
sebuah tanggul. Ternyata seluruh tembakan itu macet. Mendengar
perkembangan tersebut, Benny Moerdani sangat terkejut. Boleh jadi peluru low velocity
kaliber 9 mm tidak cocok disimpan terlalu lama di tempat berkelembaban
tinggi. Atau, peluru yang dibagikan sudah kadaluwarsa. Kemudian
digunakan peluru low velocity yang di datangkan dari Jerman Barat.Dan
dengan peluru yang paling baru, peluru dapat meluncur dan meletus dengan
sempurna. Begitu juga saat hari H, salah satu pembajak tewas lewat
terjangan proyektil dari MP5SD-2 Kopassus.
MP5SD-2
Dilihat dari label yang diberikan pihak vendor, SD adalah varian MP5 yang dilengkapi peredam terintegrasi. Status peredam teritengrasi sama dengan yang disandang SMG buatan Korea Selatan Daewoo K7. MP5SD hadir dalam pilihan popor tarik dan popor tetap. Varian ini mulai hadir pada tahun 1974. MP5SD-2 adalah sub varian yang mengusung jenis popor tetap.
Dilihat dari label yang diberikan pihak vendor, SD adalah varian MP5 yang dilengkapi peredam terintegrasi. Status peredam teritengrasi sama dengan yang disandang SMG buatan Korea Selatan Daewoo K7. MP5SD hadir dalam pilihan popor tarik dan popor tetap. Varian ini mulai hadir pada tahun 1974. MP5SD-2 adalah sub varian yang mengusung jenis popor tetap.
Varian MP5SD dengan peredam dapat melontarkan 700 proyektil per
menit. Kecepatan luncur proyetil menuju sasaran mencapai 285 meter per
detik, dengan jarak tembak efektif 100 meter. Amunisi dapat dikemas
dalam magasin 15 atau 30 peluru. Dalam penggunaan, MP5SD-2 punya tiga
pilihan mode, yakni safe, semi auto, dan full auto. Senjata yang bekerja
dengan pola operasi delayed roller locked bolt ini dapat dipasangi
aneka alat bantu bidik, selain secara standar menggunakan iron sight.
Kopassus kini telah menggunakan varian terbaru dari MP5SD, yakni
MP5SD-6, dimana dalam satu menit bisa terlontar 800 proyektil, varian
terbaru ini menggunakan popor tarik. (Sam)
Spesifikasi MP5SD-2
– Asal : Jerman
– Pabrik : Heckler & Koch
– Kaliber : 9 mm x 19
– Modes of fire : 0 – 1 -3 – full auto
– Kecepatan tembak : 700 peluru per menit
– Kecepatan proyektil : 285 meter per detik
– Jarak tembak efektif : 100 meter
– Magasin : 15 atau 30 peluru
– Pembidik : iron sight
– Asal : Jerman
– Pabrik : Heckler & Koch
– Kaliber : 9 mm x 19
– Modes of fire : 0 – 1 -3 – full auto
– Kecepatan tembak : 700 peluru per menit
– Kecepatan proyektil : 285 meter per detik
– Jarak tembak efektif : 100 meter
– Magasin : 15 atau 30 peluru
– Pembidik : iron sight
Tidak ada komentar:
Posting Komentar