Aksi mata-mata ke Indonesia
ternyata tidak hanya datang dari negara seperti Amerika Serikat,
Inggris, atau Australia. Tetangga dari Asia pun diketahui juga melakukan
hal yang serupa.
Ini diketahui setelah pemerintah Tiongkok dinilai telah menjadi
dalang sejumlah serangan siber yang dilakukan kelompok hacker terhadap
instansi pemerintah, perusahaan swasta, dan jurnalis di India dan Asia
Tenggara.
Menurut riset yang dilakukan perusahaan keamanan FireEye, dikatakan
bahwa serentetan kegiatan spionase terhadap India, Malaysia, Vietnam,
Thailand, Singapura dan Indonesia, sudah dilakukan Pemerintah Beijing
sejak tahun 2005 dan masih berlangsung hingga kini.
“Memang tidak ada tanda yang menunjukkan langsung serangan ini adalah
operasi dari pemerintah Tiongkok, namun semua tanda mengarah ke sana.
Ini seperti medan pertempuran baru,” kata Chief Technology Officer
FireEye Byrce Boland, seperti dikutip Tech Crunch.
Bukti yang telah dilakukan ditemukan oleh FireEye, seperti keberadaan
petunjuk manual operasi ditulis dalam bahasa Tiongkok, basis kode yang
tampaknya dikembangkan oleh pengembang Tiongkok, dan domain terkait
didaftarkan adalah perusahaan bergerak di bidang pembuataan teh di
pedesaan Tiongkok.
FireEye mengatakan juga bahwa sifat target yang tetap dirahasiakan menawarkan informasi dan menjadi petunjuk penting.
“Target mereka memiliki informasi yang paling mungkin melayani
kebutuhan pemerintah Tiongkok untuk intelijen tentang isu-isu kunci di
Asia Tenggara soal politik, ekonomi, dan militer, wilayah yang
disengketakan, dan diskusi terkait dengan legitimasi Partai Komunis
Tiongkok,” kata perusahaan FireEye.
Bila pengamatan FireEye benar dimulai dari tahun 2005 dan masih
berlangsung hingga saat ini, maka sejak Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono hingga Joko Widodo, Tiongkok berupaya mendapatkan informasi
penting negara Indonesia.
FireEye menyebut serangan para hacker itu mengincar informasi
politik, ekonomi, dan militer. Jika dilihat dari upaya yang
berkelanjutan dan bermisi, FireEye percaya kegiatan ini disponsori oleh
negara.
“Upaya pembangunan berkelanjutan seperti yang direncanakan dan
ditambah dengan target peretasan regional oleh sebuah kelompok bermisi,
membawa kita percaya bahwa kegiatan ini disponsori oleh negara,
kemungkinan besar pemerintah Tiongkok,” tulis DireEye dalam
penelitiannya.
Sektor komersial yang menjadi sasaran peretasan ini menurut FireEye
adalah konstruksi, energi, transportasi, telekomunikasi, dan
penerbangan.
Metode yang dilakukan adalah pengelabuan dengan mengirim email
bersama sebuah tautan atau program jahat yang kemudian bakal menyusup ke
jaringan komputer milik pemerintah atau kalangan bisnis. Dari sana
mereka akan mencuri dokumen penting yang relevan dengan kepentingan
mereka.
Meski Tiongkok terus dituding gencar melakukan peretasan, tetapi
pemerintah membantah tuduhan yang menyebut mereka melakukan mata-mata
terhadap pemerintah, organisasi, dan perusahaan. (CNN Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar