PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dalam beberapa bulan kedepan bakal
menerima order pekerjaan yang lumayan banyak, salah satunya adalah
merakit sebelas unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) AS565 MBe Panther
dari Airbus Helicopters (d/h Eurocopter). Menurut informasi, PT DI akan
mengirimkan kesebelas unit helikopter tersebut dalam kurun waktu tiga
tahun. Dan, seperti kabar yang dinanti-nanti, akhirnya terkuak sistem
senjata dan sensor AKS yang bakal melengkapi sang Panther Puspenerbal
TNI AL.
Berdasarkan siaran pers dari Rotorcraft Service Group (2/3/2015),
disebutkan PT DI dan Rotorcraft Service Group Inc. (RSG) telah
mengadakan kontrak kesepakatan untuk adopsi pengembangan dan sistem
integrasi ASW (anti submarine warfare) pada armada AS565 MBe
Panther pesanan TNI AL. Dijelaskan lebih detail, nantinya heli AKS TNI
AL akan dilengkapi perangkat integrasi yang mencakup L-3 Ocean Systems
DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sementara
untuk misi menghancurkan kapal selam, dalam kesepakatan Panther TNI AL
juga akan dipasang sistem peluncur torpedo, sistem peluncur ini
disiapkan untuk menghantarkan jenis torpedo Raytheon MK46 atau Whitehead
A244/S. Kedua torpedo tersebut kebetulan sudah sejak lama dimiliki TNI
AL.
Meski kodrat utama AS565 MBe Panther adalah untuk melibas kapal
selam, tapi basis heli ini adalah multirole. Oleh sebab itu, sistem yang
di integrasikan RSG bersifat modular, saat sang Panther dibutuhkan
untuk misi SAR (Search and Rescue), Medevac (Medical Evacuation), intai maritim, dan eksternal cargo, maka dengan cepat konfigurasi tempur heli dapat diubah ke non combat roles.
Selama ini teknologi HELRAS sudah banyak dipakai dalam platform AKS
di negara-negara NATO. Sonar ini dapat beroperasi optimal di area laut
dangkal dan laut dalam. HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan
resolusi tinggi pads sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk
mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh.Khususnya dengan
perangkat DS-100, dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dalam dan dangkal.
Cara operasi HELRAS DS-100 dengan diturunkan dari helikopter hingga
masuk ke permukaan air. HELRAS DS-100 terdiri dari tujuh elemen
proyektor dan delapan lengan hidrolik yang dapat dibentangkan hingga 2,6
meter saat digunakan. DS-100 mampu beroperasi di kedalaman 500 meter
dan memiliki Figure Of Merit (FOM) untuk mencapai konvergensi zona
deteksi. DS-100 berjalan dengan frekuensi rendah 1.38 Khz menggunakan
transduser eksklusif, mengurangi kontaminasi gema dari sinyal yang
diterima, dan interoperabilitas dengan sonars kapal dan sonobuoys dalam
pekerjaan bistatic atau multistatic.
RSG yang berbasis di FortWorth, Texas, AS, sudah mendapat pengakuan
dari beberapa manufaktur helikopter ternama untuk melakukan instalasi
sistem teknologi AKS. Diantara mitra RSG adalah Agusta Aerospace
Corporation, Eurocopter Group, Enstrom Helicopter Corporation, Hafei
Aviation Industry Co, Korea Aerospace Industries, MD Helicopters, PT
Dirgantara Indonesia, Safran USA, Inc., Sikorsky Aircraft Corporation
dan Sikorsky global Helicopters. (Gilang Perdana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar