SS2 merupakan senapan serbu unggulan Pindad. Selain sudah disesuaikan
dengan ergonomi orang Indonesia sebagai pemakainya, SS2 memiliki
tingkat akurasi yang sangat baik. Keberhasilan tim menembak Indonesia
menjadi kampiun di sejumlah kejuaraan menembak Internasional mejadi
buktinya.
Tapi, tahukah teman-teman watjag, sebelum diproduksi secara massal,
pengujian kualitas SS2 dilakukan oleh bocah yang masih duduk di kelas 4
Sekolah Dasar?
Jadi ceritanya begini, waktu itu hari Sabtu di tahun 2003. Direktur
Utama PT Pindad saat itu, Budi Santoso, jalan-jalan ke instalasi
persenjataan. Tidak seperti biasanya, kali ini ia datang bersama seorang
anaknya, Dito yang masih SD tersebut. Saat itu, Budi tengah resah dan
bingung menentukan desain akhir SS2 yang di dikembangkan PT Pindad.
Karena, pendapat tentara sebagai user selalu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Lalu Budi mendekati anaknya dan mengatakan begini :
“Kamu pernah pegang bedil?” tanya Budi
“Belum pak” jawab Dito.
“Kalau di video game?” tanya Budi Lagi
“Sudah” dijawab Dito
Budi pun tersenyum, kemudian mengambilkan kursi dan menempatkannya di lorong tembak. Diletakannya SS2 di meja tembak.
“Sekarang kamu tembak. Jangan mikir kena yang mana. Prinsipnya tengahnya,” Kata Budi memandu Dito yang telah bersiap menembak.
Dito pun mulai beraksi. Dalam beberapa kali tembakan yang dilakukan sembarangan, Dito mampu menembak sasaran.
“Memang, enggak tepat. Tapi itu karena pisir dan pejera berbeda. Yang terpenting saya bisa tahu ternyata anak sekecil itu bisa menembakkan SS2 dengan nyaman dan kena sasaran. Saya pikir, anak kecil saja bisa menembak seakurat itu, apalagi tentara yng sudah terlatih. Kalau tentara enggak bisa pakai SS2, ya malu-maluin,” ungkap Budi sambil tersenyum.
Keberhasilan anak Pak Budi menembak dengan cukup baik memberikan confidance bahwa kita mampu membuat senjata bagus. Setelah itu, barulah kita sempurnakan desain SS2,” tambah Ade Bagdja, yang saat itu menjabat Kepala Divisi Senjata.
Pada ajang Danjen Kopassus Cup 2015 beberapa waktu lalu, saya bertemu
dengan Wadansat 81 Gultor Kopassus, saya pun menanyakan gimana
perkembangan senjata Pindad? Ia pun mengaku bangga dengan produk PT
Pindad. Menurutnya, akurasi dan daya tahan sudah banyak kemajuan
dibanding seri sebelumnya.
“Untuk akurasi lebih baik dan lebih bagus dibanding M-16. Saya bangga dengan perkembangan senjata Pindad. Untuk akurasi hingga 200 meter cukup bagus,” ucap Pria murah senyum ini.
Saya juga bertemu dengan sejumlah petembak yang mengikuti AARM (ASEAN
Armies Rifle Meet) sejak 2005-2015. Mereka juga mengatakan hal yang
sama. Hanya, menurut mereka perlu dilihat lagi masalah standarisasi
senjata buatan Pindad. Karena menurut mereka, kasus yang sering terjadi
adalah kualitas senjata satu berbeda dengan senjata lainnya.
“Kita sangat berharap kualitas senjata Pindad kualitasnya sama dengan yang lain. Standarisasi harus diketatkan lagi. Saat kompetisi, karena nilai kita tim negera lain nanya-nanya masalah senjata kita. Kita akan bantu Pindad agar bisa go Internasional,” harap Pria berpangkat Mayor ini.
(Jalo dan Buku Pijakan Untuk Kemandirian Alutsista)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar