Sabtu, 14 Februari 2015

TNI Miliki Kepentingan Tinggi Terhadap Swasembada Pangan

TNI Miliki Kepentingan Tinggi Terhadap Swasembada Pangan
TNI memiliki kepentingan yang sangat tinggi terhadap swasembada pangan, hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko pada saat menjadi salah satu panelis dalam Jakarta Food Security Summit-3 di ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (13/2/2015). Jakarta Food Security Summit-3 mengambil tema  "Kepastian Tata Ruang  dan Ketersediaan lahan untuk Ketahanan Pangan",
Panglima TNI mengatakan bahwa, TNI  memiliki doktrin sistem pertahanan rakyat semesta. Saat negara  ini diserang oleh negara lain maka seluruh sumber daya yang  dimiliki kita mobilisasi untuk kepentingan perang dan sistem pertahanan yang disusun dengan sistem kompartemenisasi. Artinya apabila ada salah satu pulau diserang oleh lawan maka Pangdam setempat harus mempertahankan dirinya secara mandiri dan seluruh logistik juga harus dapat didukung secara mandiri.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, saat ini banyak orang di daerah perkotaan yang menuntut adanya swasembada pangan, tetapi apabila dibandingkan dengan masyarakat di pedesaan penduduknya tenang-tenang saja tidak meributkan mengenai swasembada pangan. Hal tersebut dikarenakan di desa bibit, pupuk, air dan lahan sulit. "Itu persoalan yang dihadapi masyarakat di daerah. Kita sekarang berbicara swasembada pangan tetapi disisi lain kita juga menikmati import secara tenang-tenang saja," kata Panglima TNI.
Pada saat kunjungan kerja ke daerah-daerah, menurut Panglima TNI sering melihat kondisi petani di pedesaan saat ini seperti museum, dimana cangkul yang dimiliki sudah tua dan orang mengerjakannya juga sudah tua. Di sawah tidak terlihat adanya anak muda yang bekerja sebagai petani. Melihat kondisi di persawahan seperti itu yang membuat anak-anak muda tidak mau menjadi petani, apabila sepanjang stigma petani masih tetap seperti itu.
"Untuk itu, saya mengumpulkan anak-anak muda dari berbagai daerah, saya kumpulkan mahasiswa di beberapa kampus kemudian saya datangkan juga para praktisi yang sukses dan berhasil menanam padi 12 ton perhektar dan jagung  14 ton perhektar.  Saya jembatani petani yang sudah tidak memiliki lahan dan modal untuk bertani sehingga dapat berkomunikasi dengan para mahasiswa yang penuh idealisme", tutur Panglima TNI.
Dalam setiap kesempatan kunjungan di berbagai daerah, Panglima TNI selalu memberikan pengarahan kepada anggota TNI untuk lebih mengoptimalkan lahan yang dimiliki TNI  baik di Batalyon-Batalyon maupun satuan lain agar ditanami sayuran atau dibuat kolam ikan. Sehingga para anggota dapat memenuhi kehidupan sehari-hari dan swasembada pangan sendiri. "Remunerasi  yang diterima prajurit TNI sedikit, maka perlu memaksimalkan lahan yang ada di satuan tersebut, sehingga tidak perlu membeli kebutuhan untuk masak sehari-hari, "kata Jenderal TNI Moeldoko.
Seminar Jakarta Food Security Summit-3 tersebut dipandu oleh Rudyan Kopot dari  Kadin Bagian Kehutanan dan menghadirkan beberapa panelis lainnya, antara lain; Basoeki Karyaatmadja Staf Ahli Menteri Kehutanan, Adang SAF Ahmad Sekretaris Dewan Sumber Daya Air, Sofyan Wanandi Ketua TIM Ahli Wapres dan Agus Purnomo Staf Ahli Presiden Bidang Perubahan Iklim.

TNI. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar