Korea Selatan memilih Korea Aerospace
Industries (KAI) dan mitranya Lockheed Martin untuk kontrak multi-miliar
dolar bagi pembangunan 120 jet tempur dalam negeri, menggantikan armada
pesawat tempur Korea Selatan yang sudah menua, 30/3/2015.
Tawaran dari KAI dan Perusahaan raksasa aerospace AS ini, akan masuk
proses penyaringan sebelum resmi disetujui. Namun perusahaan ini
dipandang sebagai favorit untuk memenangkan tender 8,6 triliun won ($
7,8 miliar) atas tawaran pesaingnya Korean Air (KAL) yang bekerja sama
dengan Airbus.
Kementerian Pertahanan secara terpisah juga menyetujui kesepakatan
pembelian $1,28 miliar untuk rudal Patriot PAC-3 dan meng-upgrade sistem
pertahanan udara yang bertujuan mencegat rudal balistik Korea Utara.
Proyek KF-X dirancang untuk mengembangkan dan memproduksi 120 jet
tempur baru buatan dalam negeri, menggantikan armada F-4 dan F-5 Korea
Selatan.
“Kami telah memilih KAI sebagai pemenang lelang berdasarkan review
kami … biaya, rencana pembangunan dan pengembangan kemampuan dari dua
peserta tender,” kata Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA)
dalam sebuah pernyataan.
“Kami berencana menandatangani kontrak (final) pada semester pertama
tahun ini setelah negosiasi teknologi dan harga dengan pemenang lelang
…”, katanya.
Pemerintah Korea Selatan akan menyediakan 60 persen biaya
pengembangan, dengan sisanya ditanggung bersama oleh konsorsium pemenang
tender dan Indonesia, yang terlibat dalam perjanjian pertahanan
bilateral.
Aliansi KAI-Lockheed berada di atas angin, karena kemitraan yang sama
dalam mengembangkan jet latih T-50, yang merupakan pesawat supersonik
homegrown pertama Korea Selatan.
Lockheed, yang memenangkan kontrak pada 2013 untuk penjualan 40 jet
tempur F-35A ke Korea Selatan, berjanji mentransfer teknologi kunci
untuk proyek KF-X ke Seoul.
Terkait pembuatan jet tempur KFX, Korean Air (KAL) mengajukan
penawarannya dengan dukungan teknis dari Airbus, yang merupakan bagian
konsorsium Eropa dalam mengembangkan jet tempur Eurofighter.
Sebelumnya, Airbus telah membuat sejumlah kontrak untuk militer Korea
Selatan, termasuk kesepakatan $ 1,38 miliar dalam pengadaan pesawat
tanker pengisian bahan bakar udara.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan meminta desain baru untuk proyek
KF-X, meskipun para ahli mengatakan versi modifikasi besar-besaran dari
model pesawat tempur yang ada, juga akan diterima.
Pejabat DAPA Korea Selatan juga akan membeli rudal “hit and kill”
PAC-3 dari Lockheed Martin dengan jumlah tidak disebutkan, pada tahun
2020 untuk meningkatkan kemampuan rudal anti-balistik.
Kontraktor pertahanan AS Raytheon telah terpilih untuk meng-upgrade
fire control system PAC-2 Korea Selatan agar dapat meluncurkan, baik
rudal PAC-2 maupun PAC-3, ujar juru bicara Dapa Kim Si-Cheol kepada
wartawan. (AFP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar