Bukan cuma menyebutkan
Selandia Baru yang memata-matai Indonesia, dalam salah satu dokumen yang
dibocorkan Edward Snowden juga ditulis PT Bank Negara Indonesia Tbk
(BNI) sudah menjadi korban penyadapan Amerika Serikat sejak 2010.
Dalam dokumen itu, BNI disebut-sebut menjadi salah satu contoh
kesuksesan National Security Agency (NSA) dalam melakukan aksi
mata-mata. Bersanding dengan bank lain seperti Zaad Financial, Kabul
Bank dan lainnya.
Tak dijelaskan memang apa tujuan NSA mengintai bank plat merah itu.
Namun dalam dokumen yang didapat CNN Indonesia itu juga tertulis bahwa
NSA menyadap bank BNI yang menggunakan jaringan Virtual Private Network
(VPN) Telkom.
Secara teknis VPN dipakai untuk membuat jalur aman antara pengakses
dengan layanan yang dituju. Hal ini dianggap sudah umum dikalangan
perbankan, telekomunikasi atau industri lainnya untuk mengamankan jalur
komunikasi.
Namun bukan berarti akses melalui VPN itu sepenuhnya aman, dalam
kasus BNI misalnya. Entah bagaimana NSA bisa dituding telah berhasil
menyadap.
“Bisa saja jika VPN yang digunakan lemah. Atau mungkin pelaku meretas
komputer klien yang digunakan untuk mengakses VPN itu,” jelas Konsultan
IT Harry Sufehmi kepada CNN Indonesia, Jumat (13/3).
Harry, yang pernah menjadi salah satu tim keamanan sitem KPU pada
pemilihan Presiden lalu, menganggap sangat mudah bagi pemerintah AS
untuk melakukan penyadapan di internet. Sebab banyak produk teknologi,
baik hardware atau software yang berasal dari Negeri Paman Sam itu.
“Kan bisa saja mereka (vendor-red) menaruh backdoor untuk masuk, atau malah sudah memberikan ‘kuncinya’,” tambah Harry.
Dokumen setebal 43 halaman yang dibocorkan Snowden diklaim berisi
daftar contoh kasus penyadapan yang sukses dilakukan NSA, dan BNI
dituliskan dalam daftar instansi perbankan yang pernah dibobol 2010
lalu.(CNN Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar