Pindad siap menjadi pemasok amunisi Main Battle Tank (MBT) Leopard
buatan Jerman dengan kaliber besar 120 milimeter. “Kita sudah membeli
tank Leopard dari Jerman. Makanya, kita siap menjadi pemasok amunisi
tank Leopard. Strategi bisnis kita ubah, siapa saja di Asia yang punya
(Leopard), butuh berapa? Kita telah mengirimkan 7 tenaga ahlinya ke
Jerman dalam rangka bagian transfer of technology (ToT),” ujar Kepala
Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama di Turen, Malang, Jawa Timur,
(19/11).
Guna mempersiapkan pembuatan amunisi berkaliber besar seperti tank
Leopard, Pindad telah menyiapkan lahan seluas tiga hektare di Gunung
Layar, Malang. Namun dirinya belum bisa memastikan apakah Pindad akan
membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan.
“Kami sedang menggeliatkan, membantu pemerintah, untuk mengurangi
impor di bidang amunisi. Ini harapan saya jangan sampai devisa kita
terkoyak ke luar. Kami sudah berhasil mendesain meriam Howitzer 105 mm,”
ujar Wayan.
Menurut Wayan, teknologi laras smoothbore yang diaplikasikan pada
Leopard merupakan teknologi baru yang harus melalui alih teknologi agar
pengembangan peluru untuk tank 62 ton itu bisa sesuai harapan.
“Tak hanya dalam negeri, jika pasokan peluru untuk Leopard telah
terpenuhi, Pindad juga mengincar pasar Asia yang menggunakan Leopard.
Pangsa pasar munisi tank Leopard di Asia masih terbatas, hanya ada
Singapura dan Indonesia serta Australia,” kata Wayan.
Pindad telah memiliki fasilitas pembuatan munisi kaliber besar dan
munisi kaliber besar roket di Malang. Industri plat merah ini
menargetkan pada tahun 2019 sudah bisa memproduksi kaliber 76 mm, 90 mm
dan 105 mm yang memang banyak digunakan oleh pasar internasional dengan
keuntungan yang menjanjikan.
“Tapi Pindad harus memenuhi kebutuhan TNI lebih dulu, baru lebihnya bisa diekspor,” kata Wayan.
Wayan menerangkan, ke depan, Indonesia jangan sampai bergantung
impor. Saat ini perusahaan sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk alutsista dan menargetkan akan menjadi produsen alutsista
terkemuka di Asia pada 2023.
“Kita sudah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan
desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per
2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi
industri alutsista terkemuka di Asia. Karena, kan, setiap tahun
desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Hal
itu senada dengan UU No 16/2012. Makanya, kami memiliki target, tahun
2023 Indonesia mampu memuncaki industri pertahanan di kawasan Asia,”
katanya.
Pindad terus memproduksi munisi kaliber kecil yang biasa digunakan
untuk pistol, senjata laras panjang, hingga senapan serbu. Untuk
memperbanyak jumlah produksi munisi kecil ini, Pindad telah mendatangkan
mesin baru dengan teknologi termutakhir.
“Yang munisi kaliber kecil sifatnya umum. Kita sudah memiliki
penambahan kapasitas untuk memberi mesin-mesin produksi yang modern.
Apabila semua terpasang di 2015, saya bisa melipatgandakan kapasitas
produksi kaliber kecil, 140 juta butir per tahun,” ujar Wayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar