London – Produsen pesawat tempur asal Inggris, Eurofighter, tengah
mengkaji kemungkinan perakitan varian jet Typhoon di Indonesia. Empat
negara yang tergabung dalam konsorsium Eurofighter dikabarkan mendukung
rencana yang akan dibicarakan dalam pameran Pertahanan Indo Defence
2014.
Kepala Eksekutif Eurofighter Alberto Gutierrez mengatakan
konsorsiumnya sudah siap bekerja sama dengan industri penerbangan
Indonesia mengenai pengembangan kemampuan Typhoon. Dalam waktu dekat,
perusahaan itu akan melakukan pembicaraan terkait dengan hal apa saja
yang dibutuhkan dalam pengembangan Thypoon.
Sebelumnya, Alberto mengaku sudah beberapa kali berdialog mengenai
rencana ini dengan Kementerian Pertahanan. “Tapi sekarang terlalu dini
untuk didetailkan,” kata dia seperti dikutip dari Defencenews, Selasa, 4
November 2014.
Perakitan akhir jet Typhoon oleh industri penerbangan Indonesia
merupakan salah satu perjanjian panjang antara kedua belah pihak. Pada
Januari 2014, Indonesia mengirimkan surat kepada Eurofighter, Saab
Swedia, Boeing F/A-18, Lockheed Martin F16, Dassault Rafale, dan
produsen Sukhoi untuk meminta mereka memberikan informasi mengenai
produk jet tempur. Hal ini berkaitan dengan rencana Indonesia untuk
menganti pesawat tempur F-5 secara bertahap.
Berbekal dana US$ 1 miliar, Indonesia akan mendatangkan 16 pesawat
tempur secara bertahap. Karena itu, Indonesia membutuhkan kontraktor
pertahanan sebagai mitra perusahaan lokal yang akan turut merakit
pesawat-pesawat tersebut. Permintaan ini direspons oleh Eurofighter,
namun perusahaan ini menunggu sikap pemerintahan baru.(tempo.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar