TNI Angkatan Laut menyiagakan empat
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk melakukan patroli pengamanan
perairan laut di wilayah utara Indonesia.
“Keempat kapal perang itu adalah KRI Kakap 811, KRI Pulau Rengat 711,
KRI Birang 831, dan KRI Suluh Pari 809 saat ini siaga di perairan laut
Balikpapan, Kalimantan Timur,” kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal)
Balikpapan Kolonel (P) Ariantyo Condrowibowo di Balikpapan, Sabtu
(22/11).
Dia mengatakan empat KRI itu akan melaksanakan tugas patroli dan
penjagaan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yaitu Selat Makassar,
Laut Sulu, Laut Sulawesi, di perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan
Filipina di wilayah utara.
“Saat ini yang menjadi perhatian utama kami adalah melindungi nelayan
kita dan pencegahan nelayan asing yang mencuri ikan di perairan kita,”
katanya.
Keempat KRI itu, menurut Kolonel Arianttyo, bersenjata lengkap. KRI
Suluh Pari misalnya yang merupakan kapal asli buatan Indonesia yang
memang dirancang untuk patroli cepat dan sigap dalam pengejaran.
“Kecepatannya KRI tersebut mencapai 20 knot dan todongan meriam
Oerlikon 20 mm langsung bisa membuat kapal pencuri ikan tidak berkutik,”
katanya.
Menurut Kolonel Arianttyo nelayan asing yang masuk perairan Indonesia
ke ALKI II, atau turut memanfaatkan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Indonesia berasal dari berbagai negara di utara Indonesia.
Dia mengakui pada siang hari, saat sedang dalam pemantauan
kapal-kapal patroli Indonesia, kapal-kapal nelayan asing itu berada di
luar wilayah perairan Indonesia.
“Namun ketika malam mereka masuk perairan kita dan mulai menangkap ikan. Modusnya antara lain begitu,” kata Danlanal Balikpapan.
Kapal-kapal asing yang umumnya berukuran besar ada yang menggunakan
lampu ribuan watt untuk menarik ikan datang dan berkumpul. Ini
mengakibatkan nelayan-nelayan Indonesia yang tidak memiliki fasilitas
serupa tidak kebagian ikan.
Para nelayan asing itu, kata dia, juga biasa menggunakan alat tangkap
yang dilarang di perarian Indonesia, seperti pukat harimau.
Karena itu, katanya, TNI Angkatan Laut memahami kegeraman Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menyatakan akan membakar
dan menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan yang tertangkap masuk
perairan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar