Indonesia telah mempunyai
teknologi yang mampu membuat senjata tempur yang dipakai militer bisa
dikendalikan lewat remote control
Teknologi otomatisasi dan kontrol jarak jauh semakin berkembang di
tengah masyarakat. Di kalangan militer, kendali jarak mulai digunakan
untuk mengendalikan berbagai macam senjata tempur ketika berada di medan
laga.
Indonesia juga telah mempunyai teknologi yang mampu membuat senjata
tempur yang dipakai militer bisa dikendalikan lewat remote control yang
disebut sebagai remote control weapon system (RCWS). PT Infoglobal jadi
perusahaan asal Tanah Air yang mengaku telh mampu menyediakan alat
kontrol jarak jauh bagi senjata tempur yang akan digunakan militer.
Mochammad Syafiruddin, Kepala Riset dan Programming Infoglobal
menyebutkan bahwa teknologi kendali jarak jauh buatannya ini bisa
membuat resiko jumlah korban dari personil di medan perang berkurang.
Teknologi ini juga bisa diterapkan di berbagai model kendaraan taktis
milik militer baik tank, panser ataupun helikopter.
“Teknologi ini bisa mengurangi resiko personil militer jadi korban
serangan saat berperang. Secara konvensional harus ada personil yang
mengendalikan senjata dengan kaliber berukuran besar di bagian atas tank
atau panser yang rawan jadi target, teknologi ini bisa membuat mereka
tetap mengendalikan senjatanya dari tempat yang lebih aman di dalam
kendaraan tempur,” ungkap pria yang disebut Afi tersebut.
Sistem kendali jarak jauh ini diklaim bisa membidik musuh yang telah
dikunci sebagai target secara otomatis dengan sensor gerak. Jarak
pandang sensor ini hingga sejauh 3 kilometer dengan kecepatan gerak
target maksimal berkecepatan di atas 100 km/jam.
“Kalau buatan perusahaan asing, satu unit sistem kendali senjata ini
dipasarin sekitar Rp 9 miliar, kalau kita pasarkan dengan relatif lebih
murah. TNI sudah berkomitmen akan pasang produk kita di panser dan tank
buatan Pindad, tujuannya agar kita bisa mandiri soal alat tempur,”
tambah Afi.
Afi memaparkan untuk mengaplikasi satu sistem kendali senjata jarak
jauh buatan Infoglobal pada satu model kendaraan tempur memerlukan waktu
sekitar 3-6 bulan. Waktu itu dibutuhkan untuk melakukan riset dan
penyesuaian antara tipe senjata, kendaraan maupun antarmuka yang akan
dipakaikan sistem kendali militer tersebut.
“Waktu riset sampai aplikasinya 3-6 bulan, itu berikut ujicoba dan
produksi perangkat kita. Kalau pembuatan dengan sumber daya yang ada di
perusahaan sekarang ini mampu membuat 10-20 unit RCWS dalam sebulan,”
papar Afi kepada tim Tekno Liputan6.com.
Rencananya, beberapa RCWS akan mulai diaplikasikan pada tank militer
milik TNI pada tahun 2015. “Buat fase awal baru beberapa mungkin yang
akan diujicoba langsung di fasilitas TNI. Kita harapkan ke depannya bisa
dipakai di 1.000 kendaraan taktis TNI,” tandas Afi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar