Panglima TNI Jenderal TNI
Moeldoko mengungkapkan bahwa setelah jaman reformasi, ternyata persoalan
intelijen menjadi kacau balau, bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran
dan fungsi intelijen.
“Hampir sebagian kita tahu, hampir sebagian pejabat tahu, hampir
sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian besar itu juga
tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini, ” kata Panglima TNI
saat menjadi Inspektur Upacara Pembukaan Sekolah Manajemen dan Analis
Intelijen di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
“Bisanya hanya komentar, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tapi tak ada upaya yang serius untuk menangani itu,” katanya.
Kondisi itu, lanjut Panglima TNI, sudah berlangsung lama, sehingga persoalan intelijen menjadi lemah dan tak berdaya.
Untuk mengembalikan Indonesia yang memiliki intelijen yang kuat bukan
persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.
“Dulu kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui
oleh dunia, seperti Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini
belum ada lagi master intelijen Indonesia,” tutur Panglima TNI.
Panglima TNI menginginkan untuk memperkuat Badan Intelijen Strategis (Bais) dan jajaran intelijen TNI.
Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar