(Photo ilustrasi BMP-3F Marinir TNI AL)
Industri Rusia dan Indonesia tengah mempertimbangkan
kemungkinan untuk mengembangkan peluru meriam 100 mm bagi kendaraan
tempur infanteri generasi terbaru milik Rusia, BMP.
“Kami berharap dalam waktu dekat dapat memasuki tahap uji
coba konstruksi bersama dengan Indonesia. Hal ini terkait dengan rencana
pembuatan peluru meriam baru untuk BMP. Ini benar-benar bidang
pekerjaan yang baru bagi institusi kami,” terang perwakilan resmi
perusahaan Mechanical Engineering Research Institute (NIMI), salah satu
anak perusahaan pemerintah Rusia Rostec, dalam pameran Indo Defence
2014.
“Tahap uji coba konstruksi mencakup pembuatan dokumen
teknis grafis dan tertulis peluru meriam baru tersebut yang sesuai
dengan spesifikasi dari pihak Indonesia, pembuatan prototip, serta
pelaksanaan uji coba,” demikian tertulis dalam siaran pers Kementerian
Perdagangan dan Perindustrian Rusia mengutip pernyataan perwakilan NIMI.
Transfer teknologi dan pembuatan pabrik berlisensi di
wilayah Indonesia pun bisa menjadi langkah lanjutan yang dapat
meningkatkan hubungan kerja sama bilateral. “Pemberian lisensi tersebut
akan membantu mempersiapkan kader-kader lokal untuk perindustrian
militer Indonesia kelak,” ujar perwakilan NIMI tersebut.
Sebelumnya, Rusia sudah memenuhi dua kontrak untuk pengiriman 54 unit BMP-3F ke Indonesia.
BMP-3F adalah kendaraan tempur BMP-3 yang diperuntukan bagi
operasi kelautan pasukan marinir, penjaga berbatasan dan garis pantai,
pelaksanaan operasi militer di pesisir dan garis pantai, serta
pendaratan pasukan amfibi. BMP-3F dipersenjatai oleh meriam 100 mm,
senapan kaliber 30 mm, rudal, dan senapan mesin. BMP dirancang untuk
dikendalikan tiga awak dan mengangkut tujuh orang.
Rusia memiliki catatan positif dalam upaya pengembangan
senjata bersama dengan negara lain, salah satunya adalah kerja sama
perusahaan asal Rusia Bazalt dengan Yordania, yang telah menghasilkan
peluncur granat Khoshim. Selain itu, Rusia juga sukses bekerja sama
dengan India dalam proyek pembuatan roket Bramos. Hal itu tertulis dalam
situs resmi Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di VPK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar