Jumat, 02 Oktober 2015

Radar Hanud AWS-2: Jejak Operasi Kresna Yang Masih Eksis

1411553915satrad214
Meski sistem radar Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) terus dipermodern dengan beragam tipe radar terbaru, tapi hingga kini ada jenis radar yang masih beroperasi dan terbilang legendaris, telah beropersi multi dekade melintasi jaman, inilah sistem radar AWS-2. Jenis radar sekunder yang menurut informasi masih digunakan Satrad (Satuan Radar) 214 di Pemalang, Jawa Tengah dan Satrad 215 di Congot, Yogyakarta, dan Satrad 221 di Ngliyep, Jawa Timur.
Apa yang membuat radar AWS-2 layak disebut legendaris? Ini tak lain terkait proses kedatangan radar AWS-2 yang berlangsung pada awal tahun 60-an. Saat persiapan operasi Trikora untuk merebut Irian Barat, seperti dketahui Indonesia melakukan pengadaan alutsista besar-besaran, tak hanya pada adopsi sistem senjata tercanggih pada masanya seperti jet tempur MiG-21F, pembom strategis Tu-16 dan kapal penjelajah KRI Irian. TNI pun juga ikut memboyong sistem perangkat radar sebagai komponen pertahahan udara (hanud) nasional. Tebaran jaringan radar diperlukan untuk melindungi obyek vital di Pulau Jawa dan Sumatera, dan sebagai elemen GCI (Ground Control Intercept) dan EW (Early Warning) pada pangkalan aju di daerah operasi.
AWS-2 di Satrad 215.
AWS-2 di Satrad 215.
Merujuk ke situs Kohanudna.mil.id, program pengadaan radar pada masa itu diberi sandi operasi Kresna. Operasi ini secara khusus digelar untuk mencari radar-radar yang ideal digunakan TNI guna mendukung pelaksanaan operasi hanud. Melewati beragam proses, kemudian didatangkanlah radar Decca dari Inggris. Periode instalasi radar Decca Plessy HF – 200, Decca Plessey Hidra, dan Plessey AWS-2 dari Inggris masuk pada periode tahun 1963 –1964 di Tanjung Kait dan Cisalak. Kegiatan instalasi dilaksanakan oleh ahli Inggris yang dibantu tenaga-tenaga ahli dari AURI.
221
AWS-2 di Satrad 221.
Namun sayangnya kegiatan ini terhambat karena konflik Indonesia – Malaysia, dimana Malaysia disponsori oleh Inggris. Dengan konflik ini, maka pada awal tahun 1964 para teknisi Inggris ditarik pulang dan sebagian suku cadang tidak dilanjutkan pengirimannya, dan membuat penginstalasian radar terbengkalai. Meski begitu beberapa radar yang sudah diinstalasi tetap dapat dioperasikan.
Setelah kegagalan dari sebagian Operasi Kresna, maka AURI kembali berusaha untuk mendatangkan radar dari Blok Timur. Maka dimulailah suatu periode instalasi Radar P-30 Rusia di Palembang dan Tanjung Pandan, Radar Nysa-C Polandia di Cengkareng, Cibalimbing dan Radar Decca Plessy LC di Palembang.
Sesuai perkembangan teknologi saat itu, radar-radar diatas masih sangat sederhana dan hanya menyuguhkan bearing dan range pada console, namun dengan kemampuan deteksi rata-rata 120 NM sampai dengan 180 NM (nautical mile), keberadaan radar-radar tersebut cukup mampu memberikan informasi seluruh pesawat yang memasuki wilayah udara Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

AWS-2
Nah, dari nama-nama radar yang pernah eksis di dekade 60-an, kini tinggal jenis radar AWS-2 yang masih beroperasi, sebelum nantinya digantikan oleh jenis radar-radar baru. Kohanudnas kini juga telah menggunakan beberapa radar yang lebih baru dan canggih, seperti AR 325 Commander, Thomson TRS-2215/TRS-2230 dan Master-T.
downloadRADAR
Merujuk dari spesifikasinya, AWS-2 generasi pertama dari Inggris ini, sistem bekerjanya sama dengan prinsip kerja Radar pada umumnya. Radar AWS merupakan gabungan antara Decca Radar dan Plessey. Meski awalnya berasal dari teknologi analog, radar AWS 2 saat ini telah dimodifikasi sehingga dapat diubah menjadi digital. Kemampuannya pun ditingkatkan, seperti dapat menampilkan informasi secara real target dan real time di Posek Hanudnas I, dan dilengkapi pula dengan perangkat tambahan, yaitu SBM (Satelit Bumi Mini) K3I. Peralatan ini dapat dimanfaatkan sebagai latihan intersepsi bagi personel GCI Controller. Dari SBM ini terdapat 3 keluaran yaitu data, voice dan video. Untuk transmisi yang digunakan masih menggunakan kabel coaxial.
Diagram sistem kerja radar AWS-2.
Diagram sistem kerja radar AWS-2.
Perangkat receiver.
Perangkat receiver.
Sebagai radar sekunder yang sudah dimodifikasi, AWS-2 yang dibuat tahun 1960 punya jarak jangkau deteksi hingga 280 km. Komponen radar ini terdiri dari antena, sistem pengirim (transmitter), sistem penerima (receiver) dan tampilan (display). Untuk display-nya menggunakan kepunyaan radar Plessey MK-8
Bagaimana sistem koordinasi dengan radar lainnya? Dalam operasionalnya, seperti Satrad 221 menggunakan satelit bumi mini yang dapat menghubungkan kosek (komandon sektor) 2 yang terletak di Makassar, radar 221 berupa radar early warning yang sudah tua namun masih dapat bekerja dengan baik. Di dalam struktur jaringan radar 221 dibawah kosek 2, Kosek 2 terdiri dari 6 satuan radar. Radar 221 dapat mendeteksi benda bergerak maupun tidak bergerak dengan jarak sapuan dapat mengcover area Jawa Timur sampai Bali.
Display layar radar AWS-2
Display layar radar AWS-2
Disiplay latar radar memperlihatkan situasi di Pulau Jawa,
Disiplay latar radar memperlihatkan situasi di Pulau Jawa,
Selain berkomunikasi dengan kosek 2. Satrad 221 dapat dapat juga berkomunikasi dengan menara ATC (Air Trafic Control) dengan tujuan untuk mencari/pengambilan data yang ingin dibutuhkan oleh satrad maupun sebaliknya. komunikasi diluar militer ini disebut dengan MCC (military coordination center). Apabila satuan radar sipil menangkap adanya obyek udara yang tak dikenal maka, ia dapat berkoordinasi dengan satuan radar militer terdekat dengan wilayah udaranya, dengan menukar data informasi dari obyek udara yang ingin diketahui.
Sebagai radar dengan instalasi permanen, kini Satrad yang mengoperasikan AWS-2 sudah dilengkapi lift pada unit antena dan transmitter untuk mempermudah operasional, khususnya dalam perbaikan dan pemeliharaan radar. (Dirangkum dari beberapa sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar