Minggu, 13 September 2015

TNI Berupaya Datangkan 12 Kapal Selam Kelas Kilo

  paltus
 
Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, diperlukan keunggulan kekuatan pertahanan di laut dan udara. Salah satu langkah yang diambil TNI untuk mengembangkan kekuataan laut adalah dengan rencana mendatangkan kapal selam kelas kilo.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan, jika TNI AL memiliki kapal selam kelas kilo tentu akan menghadirkan detterence effects yang luar biasa. Tidak hanya itu, kapal selam kelas kilo itu merupakan salah satu impian dari TNI AL. “Itu mimpi TNI AL. Semoga pemerintah dan DPR bisa mewujudkan mimpi itu. Efek detterence-nya pasti ada” kata Jenderal Gatot, Jumat (11/9).

TNI berniat mendatangkan 12 kapal selam kelas kilo. Hal ini lantaran melihat kondisi luasnya wilayah perairan Indonesia. Salah satu alasan utama dari penambahan dan keberadaan kapal selam kelas kilo di armada TNI AL adalah agar bisa menimbulkan detterence effect (efek gentar) dari Indonesia di antara negara-negara di kawasan.

“Hitungan-hitungan idealnya 12 kapal selam dan yang diharapkan panglima TNI itu kelas kilo. Karena itu, memiliki kemampuan yang lebih dalam untuk mengover wilayah kita yang luas. Selain itu, memiliki faktor deteren yang cukup besar,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Endang Sodik.


Kapal selam kelas kilo memang menjadi salah satu primadona dalam kekuatan pertahanan laut di dunia. Kapal selam ini dikenal memiliki teknologi yang cukup canggih, yaitu mampu beroperasi dengan tenang dan tidak memiliki suara yang gaduh.

Bahkan, kapal selam kelas kilo disebut-sebut sebagai salah satu kapal selam yang menghasilkan suara terlemah di dunia. Hal ini sangat efektif mengingat fungsinya sebagai antikapal permukaan dan antikapal selam.

Kendati begitu, Endang menjelaskan, pengadaan dan pembelian 12 kapal selam kelas kilo itu akan bergantung sepenuhnya kepada kemampuan anggaran pemerintah. Rencana pembelian kapal selam kelas kilo ini juga telah dimasukkan dalam salah satu evaluasi Rencana Strategis (Renstra) Minimum Essential Force (MEF) tahap dua pada 2015-2019.

Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI M Zainudin mengungkapkan, kapal selam kelas kilo memiliki kemampuan dan perlengkapan senjata yang lebih baik dibanding dengan kelas Changbogo. `’Kalau kelas kilo punya perlengkapan senjata yang bagus, punya kekuatan yang bagus, punya kemampuan yang lebih baik. Ini adalah kapal selam kelas siluman, menyelam tidak terdeteksi. Makanya, kalau kita punya (kapal selam kelas kilo), kita bakal disegani di kawasan karena efek detterence-nya itu,” kata Zainudin.

Reporter: Irfa Reja Widodo
Editor: Muhammad Hafil
Republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar