Rabu, 30 September 2015

Sjam Kamaruzaman, sosok yang 'menipu' Letkol Untung & Aidit di G30S

Sjam kamarujaman. wordpress.com
Sjam kamarujaman. wordpress.com


Sjam Kamaruzaman, tak banyak yang mengenal sosoknya. Sepak terjangnya di Biro Chusus Partai Komunis Indonesia memang tak banyak terekspos. Badan khusus yang bertugas membina kekuatan komunis di tubuh TNI ini memang serba rahasia. Mereka hanya bertanggung jawab pada Ketua Comite Central PKI DN Aidit. Tak semua anggota PKI tahu keberadaan mereka.

Sjam disebut sebagai ‘the missing link’ atau sosok yang selama ini hilang dalam peristiwa G30S. Dialah yang sebenarnya mengerakkan gerakan itu sepenuhnya.

Aidit banyak berkoordinasi dengan Sjam saat persiapan G30S. Sjam pula yang memanas-manasi Aidit agar cepat bergerak. Dia memberi jaminan pasukan pendukung telah siap. Padahal kenyataannya, hanya beberapa gelintir pasukan yang siap mendukung gerakan itu. Aidit terlalu percaya pada Sjam.

“Biro Chusus mengelabui diri sendiri dengan menganggap ambisi sebagai pencapaian. Pimpinan tidak pernah mempelajari pasukan mana yang bisa bergabung,” analisa Brigjen Soepardjo, salah satu unsur pimpinan gerakan militer dalam gerakan G30S seperti ditulis sejarawan John Roosa dalam bukunya Dalih Pembunuhan Massal.

Aidit termakan analisa palsu Sjam. Apalagi pimpinan PKI itu khawatir dengan kondisi Soekarno yang jatuh sakit. Jika Soekarno keburu meninggal dunia, TNI AD pasti langsung akan bergerak untuk menghancurkan PKI.

Maka Aidit menyimpulkan, lebih baik memukul duluan dengan menculik para jenderal.

Dalam pelaksanaannya, Sjam seolah-olah memimpin gerakan ini. Para perwira militer G30S PKI seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan Kolonel Latief berada di bawah komandonya.

Letkol Untung dan Brigjen Soepardjo sempat ragu bergerak, setelah dukungan tank dan kendaraan lapis baja yang dijanjikan Sjam tak kunjung datang. Kelihatan benar kalau Sjam hanya omong besar. Namun pria yang digambarkan selalu percaya diri ini menyergap dua perwira militer ini.

“Ya Bung kalau begini banyak yang mundur, kalau revolusi sudah berhasil banyak yang mau ikut,” kata Sjam.

Terjadilah peristiwa kelam G30S. Dalam 24 jam, gerakannya layu dan langsung dihajar Kubu Letjen Soeharto. Brigjen Soepardjo mencoba meminta kendali pasukan dari Sjam, namun tak diberikan.

Lemaslah sang jenderal bintang satu itu. Dia terduduk.

“Kita sudah kalah,” katanya.

Letkol Untung ditangkap dalam pelariannya di Jawa Tengah. Brigjen Soepardjo pun demikian. Keduanya tewas dieksekusi mati. (Merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar