Kamis, 14 Mei 2015

Prajurit Raider : Kami Haus Perang

 
Anggota TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Anggota TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

Anggota Batalion Infanteri (Yonif) 700/Raider, Sersan Satu Darwis, mengaku haus berperang di depan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Darwis mengatakan ia dan rekan-rekannya berharap agar Panglima TNI segera memberi penugasan alias menjalankan sebuah operasi maupun misi.
“Sudah hampir sepuluh tahun tidak pernah dikasih tugas. Kami jadi haus berperang,” kata bintara peleton ini saat sesi tanya-jawab seusai pengarahan dari Jenderal Moeldoko bersama Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti di Markas Yonif 700/Rider, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 11 Mei.
Selama ini, Darwis mengatakan, memang tetap ada penugasan, tapi tidak menyeluruh. Hanya ada beberapa rekannya yang memperoleh misi mengikuti operasi pasukan perdamaian di luar negeri. Darwis menghendaki agar semua pasukan di batalionnya turut diutus menjalankan sebuah operasi.
Menanggapi permintaan anak buahnya itu, Moeldoko mengaku adalah hal yang wajar bila prajurit ingin menjalankan tugas. Terlebih, para prajurit terus berlatih. Toh, pemilihan pasukan yang mengikuti operasi mesti dipertimbangkan secara matang. Pihaknya tentu memilih pasukan yang mempunyai banyak prestasi.
panglima-2
Moeldoko yang pernah sepuluh tahun bertugas di Yonif 700/Rider, mengaku memahami keinginan dan antusiasme anak buahnya. Ia akan mengusahakan memberikan penugasan kepada prajurit yang berada di bekas tempat kerjanya. Dirinya mengetahui bahwa pembinaan pada batalion ini juga amat bagus.
Moeldoko mengakui penugasan memang berkurang mengingat situasi dan kondisi keamanan kian baik. Tak lagi ada aksi Gerakan Aceh Merdeka dan aktivitas serupa lain yang mengancam keutuhan NKRI. “Yang ada, operasi teritorial pengamanan perbatasan atau dikirim ke luar negeri sebagai pasukan perdamaian,” katanya. (Tempo.co).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar