Minggu, 17 Mei 2015

FAMAS: Senapan Bullpup Perancis, Ikut Jadi Pegangan Kopassus TNI AD

Famas-F1
FAMAS (Fusil d’Assaut de la Manufacture d’Armes de St-Etienne) sudah menjadi label yang kuat dalam jagad senapan serbu. Identitasnya begitu lekat lewat desain bullpup dan rancangan carry handle yang unik, menjadikan FAMAS begitu mudah dikenali bagi yang awam sekalipun. Bagi Perancis, FAMAS adalah lambang kedigdayaan militer Negeri Eifel tersebut, reputasi dan citra FAMAS bisa disejajarkan dengan popularitas keluarga jet Mirage dari Dassault Aviation.
Meski kalah kondang dari fam AK-47 dan M16, namun FAMAS yang mulai diproduksi pada tahun 1975 sudah lumayan malang meintang dalam laga operasi militer. Harus diakui reputasinya tak sedahsyat senapan serbu lain, ini lantaran FAMAS tampil agak ekslusif. Selain digunakan pasukan Perancis, FAMAS sejauh ini hanya menyebar di Agentina, Djibouti, Gabon, Lebanon, Papua Nugini, Filipina, Senegal, Serbia, Tunisia, Uni Emirat Arab, Iran, dan Indonesia. Sebagian besar penggunanya adalah negara-negara yang sejak lama ‘akrab’ dengan Perancis.
famas_11513084267

Namun, dengan harga bandrol yang terbilang tinggi, semisal varian standar F1 mencapai 1.500 Euro per unit, menjadikan di luar Perancis FAMAS hanya tampil sebagai senjata pendukung alias pelengkap untuk misi-misi khusus. Perancis yang tergabung dalam NATO dan punya beberapa wilayah bekas koloni di Afrika, menjadikan militer Perancis kerap tampil dalam operasi militer kelas dunia, termasuk dalam kancah perang Afghanistan, yang otomatis menyertai keterlibatan FAMAS.
Nah, bagi Indonesia, senjata standar untuk segmen senapan serbu memang sudah dipatri ke SS-1 dan SS-2. Tapi jangan salah, FAMAS pun ikut eksis melengkapi etalase senjata perorangan pada pasukan elit. Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD, secara terang-terangan menampilkan sosok FAMAS dalam Pameran Alutsista TNI AD 2012 di Lapangan Monas. Bahkan, Wikipedia.com menyebut Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL juga ikut mengoperasikan senjata bullpup ini. Meski bukan jadi senjata standar, wajar bila pasukan elit TNI turut mengenal dan memiliki senjata serbu yang punya reputasi sekelas FAMAS.
FAMAS F1 dalam Pameran Alutsista TNI AD 2012 di Monas.
FAMAS F1 dalam Pameran Alutsista TNI AD 2012 di Monas.

Prajurit TNI dengan FAMAS.
Prajurit TNI dengan FAMAS.
Prajurit TNI dalam misi PBB sedang mengamati FAMAS militer Perancis.
Prajurit TNI dalam misi PBB sedang mengamati FAMAS militer Perancis.

Tidak diketahui persis varian apa yang digunakan Kopassus, namun dari pengamatan di foto, sekilas FAMAS yang tampil di Pameran Alutsista adalah varian FAMAS F1. Ini merupakan varian dasar FAMAS, dilengkapi magasin lurus berisi 25 butir peluru. Senjata ini pun dapat meluncurkan rifle grenade. Varian ini diketahui telah diproduksi sebanyak 400 ribu unit.
Dirunut dari sejarahnya, FAMAS yang dirancang oleh Paul Tellie diracik dalam periode yang tak singkat, yakni antara 1967 – 1971. Ini lantaran Perancis mensyaratkan kesempurnaan dan kualitas tinggi untuk senapan serbu standar. Setelah prototipe-nya disetujui, produksi FAMAS resmi dimulai pada tahun 1975 oleh MAS (Manufacture d’armes de Saint-Étienne) berlokasi di kota Saint Étienne, MAS merupakan anggota grup GIAT Industries yang sekarang berubah nama menjadi Nexter milik pemerintah Perancis. Produksi FAMAS terus berlangsung hingga saat ini. Untuk kebutuhan pasar dan kepentingan komersial, varian FAMAS terus di update untuk beragam misi. Selain desain yang unik, ada beberapa hal yang menarik dari senapan dengan kaliber peluru 5,56 x 45 mm ini.
Kidal
FAMAS mungkin menjadi satu-satunya senjata yang memikirkan betul kebutuhan pengguna kidal. Hal ini dibuktikan dengan penempatan pengokangnya yang tepat di bawah carry handle. Dengan posisi pengokang (cooking handle) di bawah carry handle, maka pengokang yang ikut bergerak saat senapan ditembakkan ini bisa diakses dengan cukup baik oleh tangan kangan atau tangan kiri dengan sama mudahnya. Penembak kidal juga difasilitasi dengan keberadaan ekstrakator yang fleksibel. Sebagai informasi, FAMAS memang dilengkapi dengan ejection port (lubang keluarnya selongsong peluru) pada sisi kiri dan kanan.
Prajurit dengan posisi tangan kidal.
Prajurit dengan posisi tangan kidal.
Konfigurasi cooking handle (pengokang) dan ejection port.
Konfigurasi cooking handle (pengokang) dan ejection port.
Lebih dari itu, bolt head FAMAS juga memiliki cekungan pada kiri dan kanannya. Bagi pengguna kidal, tinggal memindahkan ekstraktor dari sisi kanan ke kiri, lalu memindahkan penutup ejection port yang sekaligus berfungsi sebagai cheekpiece berbahan kevlar ke sisi kanan. Sehingga operator dapat menembak dengan nyaman karena selongsong sisa akan dibuang melalui lubang yang terbuka di sisi kiri.

Laras
Laars menjadi komponen yang unik dari FAMAS, dengan panjang 488 mm yang dibuat dengan teknik cold hammer forged dilengkapi dengan cincin-cincin sehingga mengesankan larasnya tidak mulus. Selain dimaksudkan untuk membantu penguapan panas laras, rupanya fungsi utama cincin ini adalah untuk mengunci granat senapan di posisinya. Beda dengan senapan lain yang hanya melontarkan granat senapan dari satu posisi, maka operator FAMAS punya keleluasaan untuk menentukan seberapa jauh ia ingin melontarkan granat senapannya.
FAMAS dapat melontarkan granat dengan pola rifle granade.
FAMAS dapat melontarkan granat dengan pola rifle grenade.
FAMAS juga bisa dipasangi pelontar granat M203.
FAMAS juga bisa dipasangi pelontar granat M-203.
Prajurit Perancis dengan FAMAS yang dilengkapi pelontar granat M203.
Prajurit Perancis dengan FAMAS yang dilengkapi pelontar granat M-203.

Meski mengadopsi model bullpup dengan dimensi yang pendek, FAMAS adalah senapan serbu yang dirancang bagi pasukan infateri sejati, pasalnya FAMAS sudah disiapkan untuk adopsi bayonet. Uniknya, bayonet dipasang dari sisi atas dengan modifikasi dua lubang pada gagangnya.
Receiver
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan receiver berbahan polimer. Selain terdapat bipod di sisi kiri dan kanan untuk membantu kestabilan saat penembakan. Receiver nampak mulus tanpa tambahan apapun. Namun jangan salah, di dalam carry handle yang menyatu dengan receiver atas, tersimpan lima macam pisir sehingga FAMAS boleh dibilang sebagai senapan serbu dengan sistem pembidik terbanyak di dunia.
Bedah posisi receiver FAMAS.
Bedah posisi receiver FAMAS.
FAMAS ideal untuk dipasangi beragam alat bidik pada bagian atas carry handle.
FAMAS ideal untuk dipasangi beragam alat bidik pada bagian atas carry handle.
Kelima sistem pisir terbagi atas dua kegunaan. Untuk senapan dan untuk granat senapan. Untuk sistem pisir pejera bagi senapan, ada tiga untuk FAMAS. Untuk pisir standar, ada pisir dengan setelan elevasi berbentuk cincin putar dengan skala 300-500 meter. Bila operator menginginkan akurasi, ia tinggal menaikkan pisir presisi model flip up di depan dan belakang pisir. Bila pertempuran terjadi di malam hari, ada pisir cadangan model u-post terbuka di bagian carry handle yang dilengkapi tritium insert berupa dua titik yang akan menyala dalam kegelapan. Pisir malam ini juga berfungsi sebagai pisir granat senapan cadangan dengan jarak 75 dan 100 meter. (Gilang Perdana)

Spesifikasi FAMAS
  • Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO
  • Berat: 3,8 kg
  • Panjang: 757 mm
  • Panjang laras: 488 mm
  • Mekanisme: Blowback
  • Kecepatan tembak : 950 butir/menit
  • Kecepatan proyektil : 960–925 m/s
  • Jarak efektif: 300—450 meter
  • Jarak tembak maksimum : 3.200 meter
  • Amunisi: magazen box 25 atau 30-butir
  • Alat bidik: Rear aperture fitted withtritium night inserts, front pos
  • Varian: F1, G1, G2, FAMAS Export, FAMAS Civil, FAMAS Commando
Indomil/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar