Jumat, 22 Mei 2015

H&K G3/SG-1: Senapan Runduk TNI dengan Basis Senapan Serbu G3

uxk9uNe
Dari begaram senapan runduk yang dimiliki TNI, H&K G3/SG-1 punya ke khasan tersendiri, pasalnya senjata berkualfikasi sniper ini dibangun atas rancangan senapan serbu G3 yang melegenda. Kostrad TNI AD jadi salah satu kesatuan yang secara jelas menggunakan G3/SG-1. Bahkan, personel TNI pun pernah mendaulat senjata ini sebagai kelengkapan dalam misi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.
Dibuat atas permintaan Bundeswehr setelah tragedi Black September pada tahun 1972, G3/SG-1 menampilkan beberapa fitur yang membuatnya pantas disebut senapan tembak jitu. Deutsche Bundeswehr (AB Jerman) secara khusus meminta Heckler and Koch (H&K), pabrikan senjata kenamaan asal Oberndorf, Jerman untuk membuat senapan penembak runduk (sniper) dengan kaliber 7,62mm NATO.
G3/SG-1 di perlihatkan dalam pameran alutsista TNI AD.
G3/SG-1 di perlihatkan dalam pameran alutsista TNI AD.
Perbedaan visual antara G3 (atas) dan G3/SG-1 (bawah).
Perbedaan visual antara G3 (atas) dan G3/SG-1 (bawah).
g3sg1rtG3-sg1-1

Basis yang dipakai tak lain adalah senapan serbu G3 buatan H&K yang memang kondang di jagad assault rifle. Tentu saja ada pembenahan disana sini agar senapan bisa masuk ke kategori sniper. Sebut saja mulai dari laras yang dibuat khusus, sistem pelatuk sensitif, bipod yang diperkuat, hingga keberadaan teleskop. Hasilnya senapan G3 ini dapat tambahan label sebagai Scharfschutzen Gewehr 1 (SG adalah singkatan dari Scharfschützengewehr atau “sharp shooting rifle” atau “senapan penembak runduk”). Modifikasi ke G3/SG-1 yang cukup penting adanya tuas set trigger tepat di bekalang pelatuk. Saat set trigger diaktifkan, tarikan pelatuk menjadilebih enteng, sekitar 0,4 kilogram.
1281343306p_main_120523094806
G3/SG-1 menggunakan magasin G3 serta bentuk fisik tidak jauh berbeda dengan G3. Perbedaan yang paling terlihat dari luar adalah “cheek-piece” di popor G3/SG1 untuk menahan pipi jika sedang membidik melalui riflescope (teropong senapan) dan bipod. Dengan “trigger-group” yang serupa pula dengan H&K G3, G3/SG-1 ini selain berfungsi sebagai senapan tembak jitu (sniper rifle) juga bisa berfungsi sebagai senapan serbu infantri karena mempunyai triger group “full-automatic” selain “semi-automatic”. Sebagaimana G3, G3/SG1 juga menganut sistem operasi delayed blow-back. Ini menandakan bahwa varian ini mengarah sebagai bagian integral bagi sniper di dalam struktur regu, bukan untuk sniper murni.
Beragam varian senapan runduk produksi H&K yang berasal dari basis G3.
Beragam varian senapan runduk produksi H&K yang berasal dari basis G3.
Pilihan teleskop jatuh pada Kahles Halia ZF69/Zeiss 1,5-6×36 (artinya perbesaran dari 1,5x sampai dengan 6x dengan diameter scope sebesar 36 mm) dipasang di atas G3/SG1 dengan Claw Mount. Sementara pada popor dipasangi cheekpad sandara pipi, dan disisi dalam yang tidak kelihatan, terdapat dual stage buffer yang mampu meminimalkan efek hentakan balik (recoil).
Soal reputasi tempur, G3/SG-1 terbilang sangat kaya, salah satunya sangat sukses digunakan oleh sniper Navy SEAL dalam operasi Urgent Fury di Grenada pada Oktober 1984. Di kancah dunia airsoft gun, G3/SG-1 sudah tidak asing, bahkan cukup banyak dipakai sebagai senjata andalan untuk beraksi. (Samsul)


Spesifikasi
– Kaliber : 7,62 x 51 mm NATO
– Panjang : 102,5 centimeter
– Panjang laras : 45 centimeter
– Bobot : 5,4 Kg
– Jarak tembak efektif : 500 meter
– Pola operasi : Roller-delayed blowback
– Kecepatan tembak : 500 – 600 peluru per menit
– Kecepatan proyektil : 800 meter per detik
– Kapasitas magasin : 20 peluru
– Pembidik : Zeiss 1.5-6x variable power telescopic sight

Tidak ada komentar:

Posting Komentar