BTR-4 produksi Ukraina yang batal dibeli Kemenhan (ist)
Politikindonesia – Krisis politik yang
melanda Ukraina membuat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membatalkan
rencana pembelian 50 unit kendaraan lapis baja Bronetransporter 4 atau
BTR-4. Kemenhan, akan mencari negara lain yang dapat memasok kebutuhan
tersebut.
Kepada pers, di sela acara Cyber Defence Competition 2014 di Akademi
Angkatan Laut, Surabaya, Jumat (09/05), Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro mengatakan, awalnya, negara Eropa timur tersebut dipilih
lantaran sudah dikenal sebagai produsen kendaraan lapis baja dengan
kualitas bagus. BTR-4 itu dibuat oleh Biro Desain Kharkiv Morozov
Machine Building (KMDB) Ukraina.
“Alutsista ini masuk ke dalam rencana strategis pertama, tapi ragu-ragu jadi beli karena Ukraina sedang perang,” ujar Purnomo.
Pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) ini guna
memenuhi capaian kekuatan minimum pokok (minimum essential forces).
Daftar belanja alutsista TNI AL merupakan paling banyak datang pada
2014. Purnomo mengatakan, rencananya BTR-4 diperuntukkan untuk Korps
Marinir.
Meski begitu, Menhan memastikan, pembatalan pembelian itu tidak
terlalu mengganggu pencapaian kekuatan minimum pokok TNI AL. Pasalnya,
Kemenhan bersama Mabes AL sedang berdiskusi untuk mengalihkan anggaran
yang tersedia kepada produsen kendaraan lapis baja lainnya.
Disamping itu, Korps Marinir saat ini sudah menerima sebanyak 54 tank
amfibi BMP-3F dari Rusia. “Mungkin pembelian dialihkan ke negara lain,
sedang dicarikan,” kata Purnomo.
Secara khusus, Purnomo menyambut baik pencapaian kekuatan pokok
minimun TNI yang sudah mencapai 40 persen. Capaian itu melebihi target
yang ditetapkan sebesar 30 persen pada rencana strategis pertama periode
2009-2014.
Tolok ukurnya, beberapa alutsista yang dibeli lebih murah dari harga
normal disebabkan kemampuan diplomasi delegasi Kemenhan. “Kita bakal
punya skuadron helikopter Apache dan Blackhawk, skuadron Sukhoi dan
F-16, dan kapal cepat rudal maupun kapal korvet,” tandas Purnomo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar