Dalam
kunjungannya ke wilayah perbatasan, khususnya di wilayah Kalimantan
Utara (Kaltara) Jumat (16/5), Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko bersama
rombongan sekitar 15 orang tiba di Tarakan sekitar pukul 7.30 wita,
setelah bermalam di Balikpapan.
Panglima TNI berkunjung ke Satuan Radar 225 dan Pangkalan Angkatan Udara
(Lanud) Tarakan. Kemudian, ia terbang menggunakan pesawat Helly Bell
Seri 420, Helly Bell Seri 412 dan Helly Bell Seri 516 milik TNI AL ke
Sebatik, Seimanggaris kemudian ke Sungai Nyamuk untuk melaksanakan
ibadah sholat jumat. Selanjutnya, ke KRI Surabaya untuk makan siang di
KRI sekaligus meninjau wilayah perbatasan di Karang Unarang Ambalat.
Setelah itu, rombongan ke Tarakan untuk kembali ke Jakarta.
Usai berkunjung ke wilayah perbatasan di
Kaltara, Panglima TNI mengungkapkan telah meresmikan rencana Operasi
Garda Wibawa ke-14 menjadi operasi. Sebenarnya, rencana operasi ini
telah dimulai tahun 2005, tapi operasi ini berdiri sendiri dari TNI AU,
TNI AL dan TNI AD.
“Mulai sekarang, saya mengintegrasikan
dan menginteroperability (sistem komando dan kontrol) menjadi satu
satuan komando, satu kendali operasi. Untuk TNI AL dan TNI AU sudah
menginteroperabilitykan Panglima Armada Timur (Pangmaritim) menjadi
Panglima Komando Tugas Gabungan. Ke depan, TNI akan membentuk Komando
Wilayah Pertahanan (Kolwilhan) atau Komando Gabungan Wilayah Pertahanan
(Kogabwilhan),” ujar Panglima TNI dikonfirmasi saat akan menaiki Pesawat
Boeing milik TNI AU untuk kembali ke Jakarta.
Ia berkata, dibentuknya Komando Tugas Gabungan untuk menyatukan operasi, sehingga begitu ada Panglima Kogabwilhan semua akan berjalan dengan baik. “Alutista TNI cukup baik. Sekarang, belum terlalu kelihatan, jika ada penambahan alutista. Tapi, sampai Oktober 2014 nanti, akan mulai berdatangan terus alutista kita. Tahun 2015 sampai 2016, alutista akan semakin padat datangnya. Perkembangannya cukup baik,” jelas Panglima TNI.
Ia berkata, dibentuknya Komando Tugas Gabungan untuk menyatukan operasi, sehingga begitu ada Panglima Kogabwilhan semua akan berjalan dengan baik. “Alutista TNI cukup baik. Sekarang, belum terlalu kelihatan, jika ada penambahan alutista. Tapi, sampai Oktober 2014 nanti, akan mulai berdatangan terus alutista kita. Tahun 2015 sampai 2016, alutista akan semakin padat datangnya. Perkembangannya cukup baik,” jelas Panglima TNI.
Ia menjelaskan, alasan memilih
Pangmaritim sebagai kepala komando, karena wilayah Kaltara ini merupakan
wilayah kerjanya. Dalam struktur komando, Panglima TNI juga menempatkan
Panglima Komando Sektor Makassar sebagai Wakil Panglima karena
merupakan satu wilayah.
“Kita sudah cek Sukhoi terbang di atas
air. Antara TNI AL maupun TNI AU dapat berkomunikasi dengan baik dan
memberi input data, sehingga persoalan di laut begitu didapat, satuan
udara memberi bantuan satuan di laut,” bebernya.
Disinggung permasalahan perbatasan
antara Indonesia dan Malaysia terkait wilayah perbatasan di perairan
Karang Unarang, hal itu merupakan urusan politik dan diplomatik. Tugas
TNI akan tetap menjaga kedaulatan RI. “Sudah saya katakan kepada semua
prajurit, dalam menjaga keutuhan atau kedaulatan sangat jelas dan tegas
sikap kita. Tapi, jangan berbuat yang provokatif, karena akan memberi
penafsiran yang berbeda oleh negara-negara di sekitar kita, dan akan
mengganggu sistem diplomatik,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan
(Kapuspen) TNI Mayjend TNI Muhammad Fuad Basya juga menambahkan, wilayah
perbatasan merupakan domainnya laut dan udara. Karena itu, menunjuk
Panglima Armada Timur untuk menjadi Panglima Komando dalam rangka
pengamanan perbatasan.
“Pengamanan perbatasan ini sebenarnya
rutin dilakukan. Sebagai Kogabwilhan di bawah Panglima TNI, Kaltara
masuk dalam Kogabwilhan 2. Karena itu, di bawah Pangmaritim. Kogabwilhan
ini tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres) turun, tapi semua
pengajuan sudah masuk,” jelas Kapuspen TNI.
Di Nunukan sendiri, Panglima TNI Jendral
TNI Dr Moeldoko membuka secara resmi operasi gabungan yang dilakukan
oleh TNI AD, AL dan AU di perairan Karang Unarang Ambang Batas Laut
(Ambalat) Indonesia-Malaysia. Ia juga menyempatkan diri berkunjung ke
garis perbatasan di Pulau Sebatik yang berdampingan dengan Negara
tetangga Malaysia. Fokus kunjungannya, yaitu melihat secara langsung
patok-patok Indonesia yang terbentang di sepanjang garis perbatasan.
“Kunjungan Panglima TNI ke Nunukan dalam
rangka mengawasi jalannya operasi gabungan dalam mempertahankan NKRI
dengan berbagai kegiatan di dalamnya. Ia juga ingin melihat langsung
wajah Indonesia di hadapan Negara tetangga Malaysia,” ujar Staff Humas
dan Protokol Setkab Nunukan, Ayub kepada Koran Kaltara.
Beberapa daerah yang menjadi fokus
operasi ini adalah Sebatik, Seimanggaris, Sebuku, Kecamatan Krayan yang
merupakan wilayah Indonesia yang berhubungan langsung dengan Negara
bahagian Sabah dan Serawak di bumi Malaysia.
“Kunjungan Pangliman TNI ditutup dengan upacara bendera di perairan Karang Unarang dan menuju Kota Tarakan mengikuti beberapa kegiatan lainnya,” terang Ayub.
“Kunjungan Pangliman TNI ditutup dengan upacara bendera di perairan Karang Unarang dan menuju Kota Tarakan mengikuti beberapa kegiatan lainnya,” terang Ayub.
Nunukan menjadi perhatian serius
Pemerintah Pusat termasuk unsur militer, karena tingginya peredaran
narkoba di daerah ini, sehingga menjadi alasan diperketatnya pengawasan
di wilayah perbatasan. Selain itu, bergesernya beberapa patok Indonesia
juga menjadi perhatian serius dari TNI.
Sebut saja, beberapa kasus yang
dilaporkan Satgas Pamtas Yonif 141/ AYJP beberapa waktu lalu saat
diwawancara khusus oleh Koran Kaltara, yaitu ada sebagian patok
Indonesia bergeser dan dilaporkan hilang. Beberapa penangkapan besar
sabu-sabu terjadi di Pulau Sebatik dan Kecamatan Krayan.(www.korankaltim.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar