Indonesia dalam upaya mengejar penguasaan teknologi roket :
1. Tahun 1964 program penguasaan teknologi roket pengorbit satelit
(RPS) melalui reverse engineering roket Lambda (Jepang) dengan Prof.
Hideo itokawa. Diawali dengan roket Ionosfer Kappa-8 (Sub-orbital 200
km). Upaya tersebut terhenti karena gejolak politik 1965.
2. Tahun 1976, program kemandirian dalam sistem antariksa termasuk
RPS kerjasama dengan Werher Von Braun (Fairchild) AS. Terhenti karena
keterbatasan dana.
3. Tahun 1977, program reverse engineering reaktivasi roket Kappa-8
belajar tentang upaya statik dan operasi peluncuran roket Kappa-8 dengan
misi pengukuran karateristik atmosfir atas dan lingkungan antariksa
(x-ray, gamma ray). Ini bekal untuk membangun roket2 RX. Namun tahun
1978 terhenti karena dana.
4. Tahun 1977 program roket sonda kerjasama dengan Aerojet Liquid
Rocket Company, AS. Program ini terhenti juga karena masalah dana.
5. Tahun 1988, program Wahana Peluncur Satelit Orbit Rendah (WPSOR),
tersendat karena dana. dan masih banyak program2 lainnya yg gagal karena
dana dan politik lainnya.
Peneliti kita di lapan ada tidak sampai 300 orang, untuk perekayasa
di bawah 30 orang, teknisi litkayasa di bawah 200 orang, perancang UU
itu dibawah 5 orang.
ini foto anggaran Lapan tahun 2012 (kolom ke tiga APBN, APBN
Perubahan dan Perubahan). Di tahun 2013 dan 2014 anggaran malah turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar