Kepolisian Daerah Papua
masih mengembangkan kasus penyelundupan senjata dari Filipina Selatan
dan Papua Niugini yang diungkap Tim Khusus Polda Papua, Februari hingga
awal Mei lalu.
Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian menjelaskan, terungkapnya
jaringan perdagangan senjata dari Mindanao, Filipina Selatan melalui
Pulau Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, ketika seorang pria berinisial JM
tertangkap membawa ratusan amunisi bersama 3 pucuk senjata, jenis
Armalite AR-15, Revolver dan FN di Pelabuhan Sorong, 6 Mei lalu.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa tersangka JM diduga merupakan jaringan kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya.
“Saya belum dapat menyebutkan nama kelompok tersebut, karena kami
masih mengembangkan kasus ini. Yang pasti JM sudah mengetahui jalur
perdagangan senjata melalui Pulau Sangihe Talaud ke Philipina Selatan
karena sebelumnya ia berhasil menyelundupkan 3 atau 4 pucuk senjata.
Saat ini kasus ini sudah ditangani bersama Mabes Polri,” urai Tito di
Jayapura, Kamis (22/5/2014).
Polda Papua juga sedang mengusut dugaan keterlibatan oknum pejabat
salah satu Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua dan diduga mendanai
pembelian senjata tersebut.
“Kami baru memiliki satu alat bukti, dan kami masih mencari bukti lain keterlibatan oknum pejabat tersebut,” jelas Tito.
Sebelum pengungkapan kasus penyelundupan senjata dari Philipina
Selatan, Tim Khusus Polda Papua, menangkap RT yang membawa puluhan
amunisi dari Papua Niugini di Pelabuhan Jayapura, 26 Februari lalu.
Dari pengungkapan kasus tersebut, menurut Tito untuk membuktikan
bahwa pasokan senjata kepada kelompok-kelompok sipil bersenjata
diwilayah Pegunungan Tengah Papua tidak hanya dari hasil rampasan namun
juga melalui perdagangan ilegal dengan pihak asing.
“Kelompok sipil bersenjata yang sering melakukan aksi kriminal
penembakan umumnya mendapat senjata dari rampasan terhadap aparat yang
lengah seperti di Pos Kulirik, Puncak Jaya. Selain itu, mereka juga
sudah mulai memasok persenjataan dari luar negeri melalui jalur
perdagangan senjata ilegal,” ungkap Tito.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar