Selasa, 28 Juli 2015

KRI Tanjung Kambani 971: Ini Dia! Kapal Feri Yang Dipersenjatai

kolinlamil-sub1
Keberadaan kapal feri jamak untuk memenuhi kebutuhan transportasi sipil. Contoh seperti ratusan armada kapal feri yang dikelola BUMN PT ASDP Indonesia Ferry. Sebagai negara kepulauan, keberadaan kapal feri amat vital sebagai penunjang urat nadi perekonomian, bisa dibayangkan apa jadinya bila akses transportasi Jawa – Sumatera tanpa keberadaan kapal feri.
TNI AL lewat Satuan Kapal Bantu (Satban) punya beberapa kapal BAP (Bantu Angkut Personel). Meski masuk dalam etalase kapal perang dengan label KRI, namun karena asasinya untuk misi angkut dan pergeseran pasukan, jenis kapal BAP aslinya adalah kapal angkut sipil yang akhirnya terkena “wajib militer.” Beberapa kapal TNI AL yang aslinya adalah kapal angkut sipil seperti KRI Tanjung Nusanive 973 dan KRI Tanjung Fatagar 974, keduanya adalah kapal penumpang eks PT Pelni. Lain dari itu, ada lagi satu kapal BAP yang punya ciri khas berbeda, yakni KRI Tanjung Kambani 971. Disebut beda dari yang lain karena KRI Tanjung Kambani 971 diciptakan dari platform kapal feri (ferry).
kri-tanjung-kambani-971Foto-KRI-Tanjung-Kambani-di
Sebagai kapal feri, KRI Tanjung Kambani 971 punya kemampuan serupa dengan kapal feri yang ada di lintasan Merak – Bakauheni. Layaknya kapal feri, yang dapat diangkut tak hanya penumpang, melainkan kendaraan bermotor. Beda dengan LST (Landing Ship Tank) yang hanya punya satu pintu rampa untuk keluar masuk kendaraan, maka kapal feri KRI Tanjung Kambani 971 dibekali dua pintu rampa pada haluan dan buritan. Dengan dua pintu rampa, maka kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri, bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga jenis kapal ini disebut kapal roll on – roll off atau disingkat Ro-Ro. Bahkan untuk memudahkan mobilitas kendaraan, seperti halnya kapal LPD (Landing Platform Dock), KRI Tanjung Kambani 971 juga dilengkapi pintu rampa di sisi samping lambung.
KRI Tanjung Nusanive 973 dan KRI Tanjung Kambani 971
KRI Tanjung Nusanive 973 dan KRI Tanjung Kambani 971
Pintu rampa pada sisi lambung KRI Tanjung Kambani 971
Pintu rampa pada sisi lambung KRI Tanjung Kambani 971
KRI Tanjung Kambani 971 dilengkapi pintu rampa pada bagian buritan.
KRI Tanjung Kambani 971 dilengkapi pintu rampa pada bagian buritan.
Dirunut dari sejarahnya, KRI Tanjung Kambani 971 sebelumnya bernama Dong Yang No.6. Kapal ini dibuat oleh galangan kapal Sanuki Zosen Co Ltd Jepang dan diluncurkan pada bulan Maret 1982. Untuk memperkuat kebutuhan pergeseran pasukan dan perlengkapannya, TNI AL mengakuisisi kapal ini pada tahun 2000. Dengan masuk sebagai arsenal kekuatan TNI AL, maka kapal feri sipil ini pun perlu dilakukan modifikasi agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan militer.
Modifikasi kapal dilaksanakan di galangan Dae Sun Shipbuilding & Engineering di Busan, Korea Selatan. Modifikasi dilakukan selama lebih kurang 6 bulan, mulai 1 Mei hingga 9 November 2000. Dalam modifikasi ini ditambahkan fasilitas helipad tanpa hanggar, juga beberapa senjata ringan anti serangan udara (PSU) kaliber 20 mm dan 35 mm. Guna menampung jumlah pasukan dalam jumlah besar, dilakukan perubahan fungsi ruangan. Kemampuan angkut ideal KRI Tanjung Kambani 971 dengan kapasitas tempat tidur 460 orang. Namun dalam kondisi tertentu, kapal berbobot mati 7.138 ton ini dapat dimuati 1.500 orang. Secara resmi, KRI Tanjung Kambani 971 masuk dalam jajaran TNI AL pada 10 November 2000.
Piintu rampa utama pada bagian haluan
Piintu rampa utama pada bagian haluan
Suasana ruang anjungan
Suasana ruang anjungan
Bagaimana dengan kemampuan angkut? Mengutip dari Wikipedia.org, KRI Tanjung Kambani 971 dapat dimuati truk sekelas REO M35 sebanyak 38 unit, jenis truk ringan sekelas Unimog 45 unit, kendaraan minibus 65 unit dan sedan 60 unit. Selain itu, kapal ini dapat membawa muatan kargo 20,83 ton, dan helipad-nya dapat di darati helikopter berbobot 6,8 ton. Ini artinya, helikopter sekelas AS332 Super Puma tidak masalah mendarat di kapal ini. Pada 24 Agustus 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri sempat menumpangi KRI Tanjung Kambani 971 untuk menyaksikan Latihan Tempur TNI AL di Pulau Gundul, Karimunjawa. Dengan bekal helipad yang memadai, maka jika ada kondisi mendesak, helikopter Super Puma Kepresidenan dapat mendarat dengan mudah.
Kanon 2M3 25 mm twin gun pada KRI Tanjung Kambani 971
Kanon 2M3 25 mm twin gun pada KRI Tanjung Kambani 971
Untuk urusan persenjataan, bekal yang diusung memang sebatas PSU (Penangkis Serangan Udara), diantaranya adalah tipe 2M3 Twin gun kaliber 25 mm. Ini bukan tipe kanon baru, melainkan kanon lawas buatan eks Uni Soviet yang dahulu digunakan pada KCR (Kapal Cepat Rudal) Komar Class. Kanon 2M3 saat ini juga terpasang pada KRI Viper 820 dan KRI Piton 821. Mengingat punya geladak yang luas, bila keadaan mendesak, tentu tak sulit untuk menempatkan rudal MANPADS di KRI Tanjung Kambani 971.
Nama KRI Tanjung Kambani diambil dari nama sebuah tanjung di Pulau Peleng Propinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan daerah tempat berkumpulnya bagi Satuan Tugas Kapal – kapal Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang mengangkut pasukan selama Operasi Trikora pada tahun 1961. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi KRI Tanjung Kambani 971
– Negara asal: Jepang
– Galangan: Sanuki Zosen Co Ltd
– Awak: 119 orang
– Panjang: 114,5 meter
– Lebar: 19,8 meter
– Kedalaman: 6 meter
– Bobot mati: 7.138,9 ton
– Cargo palyload: 20,83 ton
– Endurance: 15 hari
– Kecepatan maksimum: 13 knots
– Kecepatan ekonomis: 11 knots

Tidak ada komentar:

Posting Komentar