Senin, 13 April 2015

Indonesia Tawarkan Pesawat dan Panser ke Afrika

Ilustrasi PT Pindad (ist)
Pemerintah bakal memanfaatkan momen Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika yang dilangsungkan pada 19-24 April 2015 untuk meningkatkan perdagangan internasional. Di hadapan ratusan perwakilan pejabat negara, Kementerian Perdagangan akan mempromosikan berbagai produk unggulan dalam negeri.
“Kami juga akan meningkatkan kerja sama bisnis, perdagangan, dan investasi,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi melalui rilis yang diterima Tempo pada Ahad, 12 April 2015. Topik ini akan dibicarakan dalam salah satu acara KAA 2015, Asia-Africa Business Summit yang berlangsung di Jakarta.
Empat agenda penting yang dibicarakan adalah infrastruktur, perdagangan, agribisnis, serta kemaritiman dan kelautan. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan memaparkan target peningkatan ekspor 300 persen.
Bachrul meyakini momentum ini tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan jaringan dan memperluas mitra usaha. Tapi juga untuk memperkenalkan potensi Indonesia dengan mempromosikan berbagai produk industri strategis.
Sejumlah produk badan usaha milik negara yang akan diperkenalkan adalah pesawat buatan PT Dirgantara, panser PT Pindad, dok kapal PT Kodja Bahari, perangkat pembangkit tenaga surya buatan PT LEN Industry, dan mobil pemadam kebakaran dari PT New Sentosa.
Data statistik 2014 menunjukkan volume perdagangan ekspor dan impor Indonesia dengan negara Asia dan Afrika hanya mencapai US$ 11 miliar per tahun. Sementara itu, perdagangan ekspor Asia ke Afrika mencapai 26 persen dari total ekspor Asia ke dunia, lebih besar dari ekspor Afrika ke Asia yang hanya 3 persen dari total ekspor mereka.
Melalui Asia Africa Business Summit, diharapkan nilai perdagangan antara kedua kawasan tersebut dapat lebih ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Deny Wachyudi Kurnia menegaskan perdagangan dengan kawasan Afrika saat ini masih rendah. “Padahal Afrika merupakan pasar alternatif yang sangat potensial bagi Indonesia dan Asia,” katanya.(tempo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar