Rabu, 15 April 2015

Hacker Tiongkok Diduga Mata-matai Pemerintahan SBY dan Jokowi

Ilustrasi (ist)
Aksi mata-mata ke Indonesia ternyata tidak hanya datang dari negara seperti Amerika Serikat, Inggris, atau Australia. Tetangga dari Asia pun diketahui juga melakukan hal yang serupa.
Ini diketahui setelah pemerintah Tiongkok dinilai telah menjadi dalang sejumlah serangan siber yang dilakukan kelompok hacker terhadap instansi pemerintah, perusahaan swasta, dan jurnalis di India dan Asia Tenggara.
Menurut riset yang dilakukan perusahaan keamanan FireEye, dikatakan bahwa serentetan kegiatan spionase terhadap India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan Indonesia, sudah dilakukan Pemerintah Beijing sejak tahun 2005 dan masih berlangsung hingga kini.
“Memang tidak ada tanda yang menunjukkan langsung serangan ini adalah operasi dari pemerintah Tiongkok, namun semua tanda mengarah ke sana. Ini seperti medan pertempuran baru,” kata Chief Technology Officer FireEye Byrce Boland, seperti dikutip Tech Crunch.
Bukti yang telah dilakukan ditemukan oleh FireEye, seperti keberadaan petunjuk manual operasi ditulis dalam bahasa Tiongkok, basis kode yang tampaknya dikembangkan oleh pengembang Tiongkok, dan domain terkait didaftarkan adalah perusahaan bergerak di bidang pembuataan teh di pedesaan Tiongkok.
FireEye mengatakan juga bahwa sifat target yang tetap dirahasiakan menawarkan informasi dan menjadi petunjuk penting.
“Target mereka memiliki informasi yang paling mungkin melayani kebutuhan pemerintah Tiongkok untuk intelijen tentang isu-isu kunci di Asia Tenggara soal politik, ekonomi, dan militer, wilayah yang disengketakan, dan diskusi terkait dengan legitimasi Partai Komunis Tiongkok,” kata perusahaan FireEye.
Bila pengamatan FireEye benar dimulai dari tahun 2005 dan masih berlangsung hingga saat ini, maka sejak Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo, Tiongkok berupaya mendapatkan informasi penting negara Indonesia.
FireEye menyebut serangan para hacker itu mengincar informasi politik, ekonomi, dan militer. Jika dilihat dari upaya yang berkelanjutan dan bermisi, FireEye percaya kegiatan ini disponsori oleh negara.
“Upaya pembangunan berkelanjutan seperti yang direncanakan dan ditambah dengan target peretasan regional oleh sebuah kelompok bermisi, membawa kita percaya bahwa kegiatan ini disponsori oleh negara, kemungkinan besar pemerintah Tiongkok,” tulis DireEye dalam penelitiannya.
Sektor komersial yang menjadi sasaran peretasan ini menurut FireEye adalah konstruksi, energi, transportasi, telekomunikasi, dan penerbangan.
Metode yang dilakukan adalah pengelabuan dengan mengirim email bersama sebuah tautan atau program jahat yang kemudian bakal menyusup ke jaringan komputer milik pemerintah atau kalangan bisnis. Dari sana mereka akan mencuri dokumen penting yang relevan dengan kepentingan mereka.
Meski Tiongkok terus dituding gencar melakukan peretasan, tetapi pemerintah membantah tuduhan yang menyebut mereka melakukan mata-mata terhadap pemerintah, organisasi, dan perusahaan. (CNN Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar