Senin, 21 Juli 2014

KRI Leuser 924: Ocean Going Tug Boat, Kapal Tunda Terbesar di Asia Tenggara

Untuk mendukung misi bantuan, TNI AL memerlukan keberadaan kapal-kapal bantu khusus. Lewat Satuan Kapal Bantu (Satban), gugus tugas kapal dengan nomer lambung berawalan angka 9xx inilah terdiri berbagai jenis kapal, seperti kapal minyak (tanker), kapal transport, kapal logistik, kapal survei, kapal layar latih, kapal tunda (tug ship), kapal bengkel (service ship), dan sebagainya.
Bila di artikel terdahulu telah dikupas mengenai Satuan Survei hidro oseanografi (Satsurveihidros), kini giliran anggota Satban lain yang coba kita telusuri eksistensinya, yakni unit kapal tunda. Bagi TNI AL yang sedari dahulu mengoperasikan beragam tipe kapal, mulai dari tonase ringan hingga sedang, tentu membutuhkan peran kapal tunda sebagai elemen pendukung. Semisal ada kondisi yang mengharuskan evakuasi pada kapal yang mengalami kecelakaan, atau menarik kapal yang ‘mogok’ di tengah laut, hingga memadamkan kebakaran di lautan, maka keberadaan kapal tunda menjadi mutlak. Sementara merujuk ke definisinya, Kapal tunda (tugboat) adalah kapal yang manuver/pergerakan utamanya digunakan untuk menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk menarik tongkang, kapal rusak, dan peralatan lainnya. Kapal tunda biasanya memiliki tenaga besar dan manuver yang tinggi, namun tergantung dari unit penggeraknya.
Ada dua jenis kapal tunda di lingkungan TNI AL, pertama jenis kapal tunda yang beroperasi di lautan dangkal, dan kedua jenis kapal tunda yang mampu beroperasi di lautan lepas, alias mengarungi level samudera. Jenis yang terakhir ini disebut sebagai ocean going tug boat. Menandai fungsinya, seluruh kapal tunda dalam armada TNI AL ditandai dengan nama-nama gunung. Untuk kapal tunda di perairan dangkal, TNI AL punya dua unit kapal, yaitu TD Galunggung dan TD Anjasmoro. Karena tidak dipersenjatai, Galunggung dan Anjasmoro yang dibuat oleh galangan PT PAL tidak diberi identitas KRI, melainkan TD. TD Galunggung dan TD Anjasmoro punya kekuatan 2.400 HP.
TD Galunggung
TD Galunggung
nwsC038122CE3F6C7D486D878D252743DFC
TD Galunggung dan TD Anjasmoro punya kemampuan khas yakni mampu bermanuver pada satu titik poros. Hanya memerlukan 8 detik untuk berbalik baik maju ataupun mudur dengan kekuatan penuh dan tanpa mengurangi kekuatan kapal ini. Kemampuan kapal tunda ini dapat menarik beban hingga 30, 20 ton dan bisa mendorong Kapal Selam tanpa harus berpindah posisi dan menyentuhnya. Bahkan ketika bermanuver posisi kemiringan kapal tunda ini sangat rendah, serta vibrasinya pun sangat rendah dan terasa nyaman.

Spesifikasi TG Galunggung
Ukuran Utama Kapal Tunda 2400 HP
Awak : 10 orang
Panjang Keseluruhan (LOA): 29 meter
Panjang Garis Air: 26,50 meter
Lebar: 9.00m
Tinggi Sampai Geladak Utama: 4,5 meter
Sarat Air Desain : 3,5 meter
Tinggi Ruang Akomodasi : 2,5 meter
Kecepatan : kondisi muatan 50% – 12 knot dan kecepatan menunda – 5 knot

Ocean Going Tug Boat
Jenik kapal tunda inilah yang menjadi andalan utama TNI AL. Ada dua unit ocean going tug boat di armada TNI AL, yakni KRI Soputan 923 dan KRI Leuser 924. Dari segi desain, rancangan kapal ini terbilang unik, dimana sisi haluan nampak padat dan sisi buritan yang lowong dengan geladak yang terlihat lapang. Meski KRI Soputan dan KRI Leuser ada di kelas yang sama, tapi galangan yang memproduksinya berbeda.
KRI Soputan 923
KRI Soputan 923
KRI Soputan 923
KRI Soputan 923
Dilengkapi crane, KRI Soputan membawa kembali torpedo SUT yang ditembakkan dari kapal selam dalam misi latihan.
Dilengkapi crane, KRI Soputan membawa kembali torpedo SUT yang ditembakkan dari kapal selam dalam misi latihan.
14 torpedo kri nanggala tepat mengenai sasaran.1
torpedo-kri-cakra-401
KRI Soputan 923 dibangun pada tahun 1995 oleh galangan Dae Sun di Pusan, Korea Selatan. Bobot mati kapal ini adalah 983 ton dan berat tonase kotor 1.279 ton. Sementara KRI Leuser 924 sudah dibuat di Indonesia, dibangun oleh PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari di Jakarta. KRI Leuser 924 diluncurkan pada 22 Agustus 2002, bersamaan dengan penyerahan KRI Cucut 866 yang sebelumnya adalah kapal milik AL Singapura.
KRI Soputan dan KRI Leuser punya panjang 71,5 meter serta lebar 9 meter dan memiliki bobot 2.300 ton, serta berkemampuan ‘renang’ hingga 15,2 knots. Karena dimensinya yang besar, kapal ini punya peran lain untuk angkut pasukan sejumlah 120 personel. KRI Leuser 924 memulai pengabdiannya berada di jajaran Koarmabar sebagai kapal bantu tunda samudera. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor Skep/641/III/2004 tanggal 10 maret 2004 tentang alih bina KRI Leuser-924 dari Koarmabar ke Dishidros, maka KRI Leuser-924 resmi sebagai KRI jenis BHO multiguna dijajaran Satsurveihidros. Selanjutnya KRI Leuser-924 dilengkapi dengan peralatan survei berkemampuan ocean going survey. Pengabdian KRI Leuser-924sebagai kapal survei telah dimulai sejak dioperasikan oleh Dishidros seperti survei base point, survei ALKI (alur laut kepulauan Indonesia), survei untuk kepentingan peningkatan fasilitas labuh pangkalan TNI Angkatan Laut dan lain-lain.
Awak KRI Leuser 924
Awak KRI Leuser 924

Dalam beberapa literatur, KRI Soputan dan KRI Leuser hingga kini menyandang sebagai kapal tunda terbesar yang ada di Asia Tenggara. Sementara dengan bekal identitas KRI, baik KRI Soputan dan KRI Leuser dibekali persenjataan ringan. Pada haluan terdapat kanon Bofors 40 mm, dan dua pucuk kanon lawas Oerlikon 20 mm pada kiri – kanan anjungan bagian belakang. Misi dukungan lain dari kapal tunda diantaranya untuk SAR, seperti KRI Leuser berperan aktif dalam misi pencarian sinyal emergency locator beacon (Elba) yang diduga berasal dari pesawat Adam Air yang jatuh di selat Makassar pada Januari 2007. (Imam)

Spesifikasi KRI Leuser 924
Buatan : PT. Dok dan Perkapalan DKB.
Panjang maks : 71,50 meter.
Lebar maks : 13 meter.
Draft : 5,50 meter.
Bobot : 2.300 ton (muatan penuh).
Kecepatan ekomonis : 12 knot.
Kecepatan jelajah : 14,20 knot.
Kecepatan maks : 15,20 knot.
Persenjataan : 2 pucuk meriam kal 20 mm. 1 pucuk meriam kal 40 mm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar