Minggu, 29 Desember 2013

Kodam Kini Miliki Lima Peleton Pemukul


Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim secara resmi menutup Latihan Pembentukan Peleton Pemukul Batalyon Infanteri (Yonif) jajaran Kodam III/Siliwangi di Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat, Senin (16/12).
Latihan  telah dilaksanakan selama satu bulan sejak 15 November  sd 16 Desember 2013 diikuti oleh 200 peserta teridiri dari 5 Peleton masing-masing 40 orang yang berasal dari Yonif 315/Grd, Yonif 301/Pks, Yonif 312/KH, Yonif 10/KK  dan Yonif 320/BP.
Materi latihan terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap 1 Basis dengan materi meliputi menembak dasar pertempuran jarak jauh, pertempuran jarak dekat dan serbuan gedung. Tahap 2 Hutan Gunung dengan materi latihan basis operasi aplikasi RID, mobud dan operasi RID. Tahap 3, Rawa dengan materi ekspedisi renang taktis dan penyeberangan basah.    
Pangdam III/Siliwangi mengatakan bagi prajurit, latihan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam rangka mengasah, memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit, sehingga benar-benar siap dalam melaksanakan berbagai tugas yang diembannya.
Dengan selesainya melaksanakan latihan, menurut Pangdam bukan berarti akhir dari perjalanan sebagai prajurit peleton pemukul, akan tetapi justru merupakan tahapan awal untuk merealisasikan kemampuan prajurit menghadapi setiap rintangan, gangguan dan tantangan di setiap medan tugas yang berat sekalipun.
Diingatkan Pangdam bekal pengetahuan yang telah diterima selama mengikuti latihan ini masih memerlukan pembuktian di lapangan secara realistis, mengingat situasi dan kondisi yang diskenariokan dalam latihan bisa saja tidak sama dengan situasi nyata yang dihadapi.
Sebagai peleton pemukul Kodam III/Siliwangi agar berupaya terus meningkatkan kemampuan serta mampu membaca situasi yang berkembang.  “Hal ini penting untuk diperhatikan, mengingat prediksi dan situasi kemungkinan ancaman kedepan akan semakin menuntut penanganan yang lebih taktis dan profesional,” tekan Pangdam.
Pangdam mengharapkan agar kemampuan yang telah diperoleh dipelihara dan ditingkatkan guna diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas di lapangan, serta dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi tugas-tugas mendatang. (Pendam III/Slw)

45 Orang Menwa Wilayah Korem 102/Pjg Terima Sosialisasi Undang-Undang PKBN dan Wasbang Oleh Kemhan

sosialisasi 3a Bertempat di aula Korem 102/Pjg pada Senin (23/12) telah di selenggarakan kegiatan Sosialisasi perundang-undangan ceramah/dialog PKBN dan Wasbang oleh Korda Kemhan wilayah Kalteng yang dihadiri sekitar 45 orang Menwa se Kalteng. Sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan, peserta terlebih dahulu di berikan pelatihan PBB (peraturan baris berbaris), selanjutnya diberikan pembekalan.
Adapun materi yang di berikan pada kegiastan Sosialisasi perundang-undangan ceramah/dialog PKBN dan Wasbang oleh Pasi Bin Komson Mayor Art Sriyanto diantaranga adalah mengenai Tiga unsur wawasan kebangsaan yaitu yang pertama Rasa kebangsaan, yang ke dua Paham kebangsaan, dan yang ke tiga Semangat kebangsaan. Selain itu disampaikan juga mengenai kondisi wawasan kebangsaan saat ini yang perlu di Revitalisasi.
sosialisasi 1a  Selain itu disampaikan juga upaya-upaya yang dilaksanakan dalam Revitalisasi wasbang diantaranya Pertama, meningkatkan Komitmen kebangsaan dengan cara konsolidasi dan rekonsiliasi nasional, menetapkan hari sumpah pemuda menjadi hari nasional pembangunan kebangsaan serta implementasi membangun komitmen kebangsaan.
Keduadengan membangun moralitas bangsa dengan cara good government dan penegakan hokum, dan yang ketiga dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara peningkatan SDM, pemberdayaan ekonomi kerakyatan,pemberdayaan koperasi, ciptakan lapanagn pekerjaan serta pelayanan kesehatan gratis, serta meningkatkan militansi bangsa dengan cara revitalisasi nasionalisme dan meningkatkan militansi kebangsaan. Kegiatan berjalan dengan tertib dan lancar.
Authentikasi : Kepala Penerangan Korem 102/Pjg Son Son Santosa Mayor Chb NRP 636675

Peran Melati Pagar Bangsa Dalam Kegiatan Face to Face Communication

Sebanyak 5 personil TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda Konga MCOU XXX-D/ UNIFIL yang dipimpin oleh TCOT-Bravo Leader Kapten Arh Aji Wiryawan mengadakan kegiatan school engagement  (Kunjungan Kesekolah) di wilayah Tibnin, Lebanon Selatan, Senin (23/12/13). Pada kegiatan tersebut Deputy Chief PDMC (Product Development Media Centre) yang dijabat oleh Letda Chb (K) Erna Evinta dengan terampil menjelaskan tentang peranan UNIFIL di Lebanon dan konsep tentang Blue Line yang tertuang dalam Resolusi PBB 1701.
Dalam kesempatan yang berbeda Mayor Arm Ezra Nathanel selaku Dansatgas MCOU XXX-D juga menjelaskan bahwa school engagement yang dilaksanakan menggunakan tema yang berbeda dengan kegiatan lainnya. Diharapkan dengan kegiatan ini peran UNIFIL sebagai peacekeeping forces dapat diterima oleh kategori usia yang berbeda, termasuk anak – anak.
Melalui pemutaran video tentang Blue Line dan Technical Fence, permainan aktifitas, serta door prize membuat murid–murid di Tibnin Intermediate Public School sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Selama kegiatan berlangsung, banyak jawaban – jawaban lucu yang terlontarkan ketika ditanyakan tentang peranan Unifil di Libanon. Ini tentu saja sudah merupakan tugas dari Satgas Konga Unifil XXX-D MCOU untuk menjelaskan pertanyaan tersebut, tentunya dengan bentuk bahasa yang mudah dipahami oleh anak – anak, hal ini dapat dijelaskan oleh Letda Chb (K) Erna Evinta secara komunikatif.
Apresiasi yang tinggi juga disampaikan oleh Director Tibnin Intermediate Public School, Mrs. Hiyam Fawwas. Harapannya kegiatan Unifil tersebut dapat terus mendukung upaya perdamaian di Lebanon. Diakhir kegiatan dibagikan pula novelty item berupa produk yang mendukung kegiatan belajar murid – murid di sekolah. Turut serta dalam mendukung kegiatan tersebut antara lain Kapten Arh Jamal Dani, Sertu Banto Hasugian, Kopda Ramlin, dan Praka Erwin. (Kontingen Garuda MCOU XXX-D/Unifil / Lettu Chb Edi Muldani Fahmi)

Tank Leopard Sangat Dibutuhkan di Perbatasan Kalimantan


Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan "main battle tank Leopard" sangat dibutuhkan untuk menjaga perbatasan di Kalimantan.

Pangdam Mulawarman di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu, mengatakan perbatasan di Kalimantan sangat rawan, terutama terkait keamanan karena Kalimantan memiliki banyak titik perbatasan dengan wilayah Malaysia dan Singapura.

"Di perbatasan masih sering terjadi pembalakan liar, pertambangan liar dan pencurian ikan. Orang luar seperti sudah ingin caplok sekitar perbatasan kita. Dengan adanya Leopard akan membuat moril lawan jatuh," katanya saat menerima kunjungan wartawan dari Jakarta, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.

Menurut dia, keberadaan Leopard akan semakin memperkuat alutsista canggih yang ada di jajaran Kodam VI/Mulawarman. Saat ini, tank yang ada di Kodam merupakan tank ringan berjenis AMX dan Scorpion. "Paling tidak, satu kompi tank Leopard (delapan unit) dapat ditempatkan di Kalimantan," tuturnya.

Dalam waktu dekat ini Kodam Mulawarman akan menerima Multi Launcher Roket System (MLRS). Selain itu sudah terbentuk Skuadron Penerbad yang diperkuat 4 heli tempur dan 4 heli angkut.

Saat ini, kata Dicky, Kodam Mulawarman juga sudah menyiapkan satu batalyon kavaleri. Sebelumnya, Kodam ini hanya memiliki detasemen kavaleri.

Kodam Mulawarman juga memperbanyak pos-pos gabungan dengan Malaysia untuk menjaga perbatasan. Keberadaan pos ini untuk mempersempit upaya adanya pemindahan patok perbatasan dan untuk menghalau para pembalak yang notabene berasal dari Malaysia.

Kodam Mulawarman bertanggung jawab menjaga perbatasan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Dicky mengatakan daerah perbatasan itu cukup rawan. Baru-baru ini, pihaknya menangkan 11 bandar shabu-shabu."Bukti yang berhasil disita adalah 6,6 gram shabu dan uang tunai Rp2,6 miliar. Uang itu diperkirakan dari hasil transaksi shabu," katanya.

Atas temuan itu, Dicky juga melakukan operasi gabungan dengan kepolisian dan kejaksaan karena dikhawatirkan banyak narkoba masuk melalui perbatasan ini."Biasanya mereka menyamar sebagai nelayan dan memasukkan narkoba melalui jalur sungai," katanya.

Kemhan Berhasil Luncurkan Roket Pertahanan

Selama empat hari dari tanggal 16 sampai dengan19 Desember 2013 tim Direktorat Teknologi dan Industri Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Alat Peralatan Pertahanan Balitbang Kemhan berhasil melakukan uji coba peluncuran enam unit roket yaitu dua unit RX-1210 mm dan empat unit R-han 1220 mm, di Tanjung Sangkowo Kecamatan Morotai Timur Maluku Utara, Rabu (18/12).
Peluncuran roket tipe ini merupakan peluncuran pertama roket tipe RX-1210 mm dan R-Han 1220 mm yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan Balitbang Kemhan. Roket ini memiliki fungsi sebagai roket Artileri Medan (Armed) dan diproyeksikan untuk dipergunakan oleh satuan-satuan Artileri Medan TNI AL dan TNI AD.  
Keenam roket tersebut merupakan pengembangan lanjutan dari roket R-Han 122 mm yang diujicobakan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan.   Roket RX-1210 mm memiliki daya jangkau 14 km dan R-han 1220 mm memiliki daya jangkau 20 km.   Pada tahun 2014 Balitbang Kemhan  menargetkan akan meluncurkan roket dengan jarak tembak yang lebih jauh dan akurasi tinggi. Program ini merupakan salah satu program Kemhan dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan.  
Uji coba ini merupakan hasil kerjasama tim konsorsium roket nasional dari beberapa lembaga terkait yaitu Kemhan, LAPAN RI, PT.DI, Kemristek, PT. PINDAD dan PT. Krakatau Steel.
Berdasarkan UU No. 16/2012 tentang Industri Pertahanan pasal 28 disebutkan bahwa peningkatan kemampuan dan penguasaan teknologi Industri Pertahanan dilakukan melalui penelitian dan pengembangan serta perekayasaan dalam suatu sistem nasional. Selain itu pelaksana penelitian dan pengembangan serta perekayasaan sebagaimana dimaksud terdiri atas lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, institusi penelitian dan pengembangan, baik lembaga pemerintah maupun swasta nasional di bidang pertahanan dan keamanan, pengguna dalam hal ini TNI, serta industri alat utama.

DMC. 

Sabtu, 28 Desember 2013

Tujuh truk trailer Freeport diberondong tembakan



Sebanyak tujuh truk trailer yang mengangkut konteiner PT Freeport Indonesia diberondong tembakan oleh sekelompok orang bersenjata yang belum diketahui identitasnya di sekitar Mil 41 ruas jalan yang menghubungkan Timika-Tembagapura, Jumat.

Kabid Humas Polda Papua, AKBP Sulistyo Pudjo Hartono yang dihubungi ATARA News dari Timika, Jumat membenarkan terjadinya insiden tersebut.

Menurut Pudjo, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Meski demikian, sebanyak tujuh truk trailer pengangkut konteiner PT Freeport mengalami kerusakan akibat terkena tembakan peluru tajam.

Insiden penembakan tersebut terjadi pada Jumat sekitar pukul 13.30 WIT. Saat itu iring-iringan kendaran pengangkut konteiner PT Freeport sedang melintas di lokasi kejadian dalam perjalanan dari arah Pelabuhan Portsite Amamapare menuju Tembagapura.

Iring-iringan kendaraan truk trailer pengangkut konteiner Freeport tersebut berjumlah 18 kendaraan dikawal oleh anggota Brimob yang tergabung dalam Satgas Amole.

Setelah berhenti sebentar di Mil 40 untuk menambah personel pengamanan, iring-iringan kendaraan kembali melanjutkan perjalanan. Namun sebelum mencapai Mil 42, iring-iringan kendaraan tersebut dihujani tembakan dari arah kanan jalan.

Meski demikian, iring-iringan kendaraan tersebut terus melanjutkan perjalanan hingga mencapai Mil 50.

Beberapa kendaraan yang terkena tembakan antaran lain truk trailer nomor lambung 0872 yang dikemudikan Yohanes Paliling, truk trailer nomor lambung 020868 yang dikemudikan Sukri R, truk trailer nomor lambung 020826 yang dikemudikan Sutrisno, truk trailer nomor lambung 021014 yang dikemudikan Ibrahim, truk trailer nomor lambung 020956 yang dikemudikan Sukri, truk trailer nomor lambung 020896 yang dikemudikan Ayos dan truk trailer yang dikemudikan Efendi.

Mendengar informasi adanya penembakan terhadap iring-iringan kendaraan tersebut, anggota TNI dari Detasemen Kaveleri 3 Srigala Ceta yang dipimpin Sertu Rahmad Rauf Luande menggunakan Panser Anoa menuju ke lokasi dari arah Mil 38.

Anggota TNI sempat menyisir di sekitar lokasi kejadian untuk mencari pelaku penembakan.

Informasi lain yang dihimpun menyebutkan dalam insiden tersebut, salah seorang supir truk trailer bernama Ayos Ansori terluka di bagian leher dan pinggang akibat terkena serpihan kaca mobil.

Insiden penembakan terhadap iring-iringan truk trailer PT Freeport tersebut merupakan yang pertama terjadi selama pekan ini di saat sebagian besar warga masih merayakan Natal. 

Kasad bangga prajurit Kodam Pattimura bersemangat tinggi



ilustrasi KASAD Kasad Jenderal TNI Budiman memberikan keterangan pers tentang kecelakaan Helikopter Mi-17 di Kalimantan, di Lanumad A. Yani Semarang, Jateng, Senin (11/11). (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, SIP menyatakan merasa bangga melihat para prajurit Kodam XVI Pattimura yang tampil dalam gelar pasukan semangatnya tinggi.

"Saya sangat bangga melihat para prajurit Kodam XVI Pattimura semangatnya tinggi dalam gelar pasukan sore hari ini. Ternyata mereka tidak kalah dengan prajurit yang berada di Jakarta maupun di Surabaya," kata Kasad di Ambon, Kamis.

Kasad berada di Ambon dalam kunjungan kerja pertamanya untuk melihat persoalan-persoalan yang ada di Kodam XVI Pattimura.

Menurutnya, semangat keprajuritan yang ditunjukan dalam gelar pasukan betul-betul mencontohi semangat kepahlawanan Pahlawan Pattimura.

"Saya memberikan hormat kepada para prajurit Kodam XVI Pattimura," katanya.

Karena itu, dalam upaya meningkatkan semangat keprajuritan TNI Angkatan Darat, pihaknya sedang menyusun rencana strategis untuk lima tahun ke depan.

"Kami sedang menyusun rencana strategis untuk tahun anggaran 2015--2019 sesuai kemampuan keuangan negara. Kalau kondisi keamanan negara sangat baik seperti sekarang ini, kami menjamin bangsa ini semakin maju," katanya.

Ia mengungkapkan anggaran untuk pertahanan TNI AD dalam APBN 2014 cukup besar.

"APBN 2014 untuk TNI AD meningkat cukup besar, sehingga Maluku dan Maluku Utara dalam perencanaan akan pengadaan alat transportasi laut karena merupakan persoalan utama," ujar Kasad.

Dijelaskan, saat ini sedang membangun tujuh unit kapal dengan daya angkut 60 orang yang akan digunakan beberapa Markas Kodam (Makodam) maupun Markas Korem (Makorem).

"Kapal-kapal yang dibangun tersebut berkecepatan 40 knot dan bisa menembus ombak tiga sampai empat meter," kata Kasad.

Dikatakan, dari tujuh unit kapal yang dibangun tersebut, Kodam XVI Pattimura mendapat jatah tiga unit, Natuna Kepulauan Riau satu unit, Sulawesi satu unit, NTT satu unit.

"Diharapkan kapal-kapal tersebut bisa selesai sebelum April 2014," katanya.

Untuk Makodim juga dipersiapkan kapal dengan kapasitas atau daya angkut 20 orang, berkecepatan 40 knot bisa menembus ombak tiga sampai empat meter.

"Saya juga bangga dengan Pangdam XVI Pattimura yang menggunakan kapal sederhana dan bisa menembus ombak satu sampai tiga meter. Karena itu dipercepat pembuatan kapal berkapasitas 20 orang untuk bisa digunkan di Maluku," ujar Kasad.

Pasukan Perbatasan Papua Siaga dan Waspadai OPM

Puluhan foto petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) disebarkan ke prajurit yang akan bertugas di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Tujuannya agar mereka bisa mengenal siapa saja yang patut untuk diwaspadai pada saat mereka bertugas di wilayah tersebut.


"Walaupun kerawanannya sudah menurun, namun kita harus tetap siaga," kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam), Mayor Jenderal Dicky Wainal Usman, di sela-sela penyiapan Satuan Petugas Pengamanan Indonesia-Papua Nugini, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (27/12).‬‬

Kodam Mulawarman menyiapkan 650 personel untuk mengamankan perbatasan Indonesia dan Papua Nugini selama sembilan bulan. Mereka akan mulai bertugas pada akhir Februari 2014 mendatang.
Sebelum diberangkatkan ke Papua, para personel yang berasal dari

Yonif 623/BWU dan Yonif 600/Raider itu harus melakukan latihan pratugas selama tiga minggu. Pratugas ini difokuskan pada persiapan tempur dan teori penyergapan. Selain itu, mereka juga dibekali keahlian bersosialisasi untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat setempat.

Selain persoalan OPM, Pangdam juga menekankan bahaya serangan malaria. Dia meminta petugas medis menyiapkan segala keperluan agar sebelum menginjak Papua para prajurit sudah dibekali imunitas tinggi terhadap malaria. "Malaria menjadi tantangan bagi kalian. Kalau terkena itu, kita tak bisa bekerja. Apalagi terkena malaria tropika," katanya.

Selain malaria, Dicky juga meminta prajuritnya menjaga perilaku terkait tinggi kasus HIV/AIDS di Papua. "Penyakit sipilis pun harus kalian waspadai," ujarnya.

Personel akan dihadapkan pada kondisi alam Papua yang ekstrem. Perjalanan dari Kalimantan ke Papua pun membutuhkan waktu hingga satu bulan. Dimulai dengan menggunakan kapal dari Pontianak ke Papua yang menghabiskan waktu tiga minggu, dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 75 kilometer.

Belum sampai di situ, para prajurit pun harus melanjutkan perjalanan dengan pesawat angkut dan kemudian berpindah ke helikopter. Turun dari helikopter, mereka masih harus melakukan perjalanan selama sehari dengan rute menanjak sebelum akhirnya tiba di daerah perbatasan.

Fokus di Jayapura

Komandan Yonif 623/BWU, Mayor Singgih Pambudi Arinto, mengatakan pengamanan di perbatasan RI-Papua Nugini akan difokuskan di sektor Jayapura dan Keerom. Singgih menambahkan para prajurit juga akan membantu petugas imigrasi dan bea cukai, selain menjaga perbatasan.  (Koran Jakarta.)
 

Ada Celah Menuju Kemandirian Industri Pertahanan

 KASAD : Jend. TNI Budiman

Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal Budiman, dalam berbagai kesempatan, berujar bahwa 90 persen persenjataan yang dipakai pasukan infanteri adalah buatan industri dalam negeri.
Senjata-senjata yang dipeluk dan dipanggul para prajurit TNI ADA saat bertugas maupun defile mayoritas buatan PT Pindad. Senjata-senjata itu pula yang membawa nama harum Indonesia dalam berbagai kompetisi ketepatan menembak.
Kasad berharap kebanggaan itu menular pada alat utama sistem senjata (alutsista) di sektor lain, terutama untuk alutsista berat yang ditunggangi prajurit kavaleri dan artileri.
"Kita memang belum sanggup membangun alutsista kompleks seperti tank Leopard, tapi kita sedang dalam tahap menuju ke sana," kata Budiman optimistis.
Optimisme itu beralasan karena PT Pindad sudah mampu membangun panser Anoa yang sebagian besar produksi dalam negeri. Pindad sedikit-sedikit juga membangun kendaraan tempur berbagai tipe. Tentu saja itu merupakan cikal bakal membangun kendaraan lapis baja sekelas tank.
Apakah itu pernyataan gagah-gagahan dari seorang kepala staf? Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan bahwa pertahanan mutlak diperkuat. "Bangsa yang kuat adalah bangsa yang kuat pertahanannya," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro.
Sejak 2010, pemerintah sudah mulai merapatkan barisan untuk membangun kekuatan pertahanan yang tangguh. Apalagi negara-negara di Asia Tenggara sudah diperkuat dengan peralatan perang yang canggih.
Kemhan sudah membuat daftar utama ancaman yang mungkin terjadi terhadap negeri ini. Tentunya bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Badan Intelijen Negara. Salah satu ancaman nyata yang sempat menyembul adalah penyadapan yang dilakukan Australia dan
Amerika Serikat terhadap sejumlah petinggi negara.
Purnomo berharap pembangunan kekuatan pertahanan diikuti dengan penguatan peraturan perundangan dan keputusan politik dari anggota parlemen. Pemerintahan mendatang juga harus kuat komitmennya membangun pertahanan. "Kalau presidennya tidak mengerti militer, bisa saja tidak berlanjut. Jadi, komitmennya harus kuat," kata dia.
Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, yakin sepuluh tahun ke depan, tepatnya 2024, kekuatan pertahanan Indonesia sudah mandiri. Dia optimistis industri pertahanan dalam negeri, swasta, dan badan usaha milik negara (BUMN) sanggup memproduksi alutsista sendiri.

Kapal Selam
Cikal bakal itu sudah terlihat ketika perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), mau bekerja sama dengan PT PAL membuat tiga kapal selam. Indonesia diperkirakan bisa membuat kapal selam sendiri pada produksi ketiga kapal selam itu. "Sepuluh tahun mendatang kita berharap PT PAL sudah bisa membuat kapal selam sendiri," kata Sjafrie.
Masih dengan Korea Selatan, PT Dirgantara Indonesia juga dilibatkan membuat pesawat tempur generasi 4,5 yang rencananya diberi nama KFX.
Proyek ini, walaupun sempat tersendat, masih terus berjalan bekerja sama dengan Republic of Korea Air Force (Rokaf).
Sebagai perbandingan kecanggihan, pesawat ini memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen dari pesawat F-16 yang menjadi andalan Amerika Serikat. Bahkan, KFX dilengkapi kemampuan antiradar atau stealth.
Melalui Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Indonesia berkomitmen membangun kemandirian industri dalam negeri. Sjafrie, yang merupakan sekretaris KKIP, menyatakan sekuat tenaga Indonesia harus bisa secepatnya membangun kekuatan pertahanan sendiri.
Jika belum bisa, diusahakan untuk melakukan alih teknologi. Dengan catatan kerja sama alih teknologi harus setara dan jangan sampai industri kita dirugikan. Saat ini, sejumlah alutsista yang dibeli dari luar negeri sudah berderet.
Salah satu yang membetot perhatian adalah kedatangan dua tank bobot berat Leopard 2A4 dan tank sedang Marder dari ratusan yang dipesan. Keduanya merupakan produksi dari Jerman. Dari pembelian yang tak lebih dari 280 juta dollar AS itu, Indonesia akan dibimbing untuk bisa memperbaiki kerusakan kecil maupun besar. "Diharapkan ke depan kita bisa membuat sendiri," kata Sjafrie.
Dari tahun ke tahun, anggaran untuk pengembangan alutsista semakin besar. Pada 2010 saja, anggaran untuk membangun kekuatan pokok pertahanan mencapai 42,3 triliun rupiah. Pada 2014 naik hampir dua kali lipat menjadi 83,4 triliun rupiah. Tentu saja menjadi amat strategis. Jika diikuti dengan pengawasan yang ketat, dijamin kekuatan pokok pertahanan kita akan segera terbentuk lima tahun mendatang.
Anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengatakan kabar yang baik jika pertahanan Indonesia terus diperkuat. Apalagi perkuatan itu dilakukan di semua matra, baik darat, laut, maupun udara. Namun, dia mengingatkan agar sumber daya manusia pengawaknya juga harus diperhatikan. "Pelatihan-pelatihan terhadap pengawak melalui pendidikan formal dan nonformal harus mulai diperbanyak," kata Susaningtyas.

Kualitas Dijaga
Khusus alutsista produksi dalam negeri, dia berharap kualitasnya dijaga sesuai ketentuan internasional. "Jangan sampai begitu akan dipakai kondisinya ringkih," kata dia. Keberadaan KKIP, tambahnya, sangat membantu menuju ke arah kemandirian.
Untuk itu, dia menekankan perlu ada budaya korporasi (corporate culture) yang baik dari BUMN industri pertahanan Indonesia. "BUMN kita harus berimbang dengan industri pertahanan dari negara yang biasa membuat alutsista agar kualitasnya baik," katanya.
 

YONKAV 8/2 KOSTRAD Lakukan Acara Tradisi Penerimaan Tank Leopard dan Marder

Pada hari Senin tanggal 23 Desember 2013 bertempat di pintu gerbang utama Yonkav 8/2 Kostrad, Komandan Batalyon Kavaleri 8/2 Kostrad Letkol Kav Otto Sollu, SE beserta Persit dan prajurit Narasinga menerima kedatangan Alutsista terbaru Kavaleri TNI AD jenis Tank Leopard 2A4 dan Tank Marder dalam suatu acara tradisi yang sederhana namun khidmat.

YONKAV 8/2 KOSTRAD Lakukan Acara Tradisi Penerimaan Tank Leopard dan Marder
 
Alutsista baru Tank Leopard 2A4 dan Tank Marder baru tiba di Asrama Yonkav 8/2 Kostrad, setelah sebelumnya dipamerkan dalam pameran Alutsista dalam rangka Hari Juang Kartika TA. 2013 di Makodam V/ BRW. Perjalanan dari Makodam V menuju Asrama Yonkav menggunakan Trailer khusus dan dikawal oleh petugas dari Pomdam V serta perwakilan dari Pussenkav.

Rangkaian acara tradisi meliputi penyerahan simbolis kunci Tank, penyiraman air bunga serta penyambutan oleh seluruh warga Yonkav 8 baik prajurit, Persit maupun anak-anak. Seluruh warga terlihat antusias menerima kedatangan Alutsista baru tersebut di Yonkav 8. Acara ini merupakan momen bersejarah bagi satuan Yonkav 8 karena diberikan kepercayaan oleh TNI AD dan Negara untuk mengawaki Alutsista terbaru Kavaleri TNI AD berupa Tank jenis  MBT (Main Battle Tank) yang merupakan salah satu tank “TERBAIK” di dunia saat ini. Dengan kedatangan Tank canggih tersebut, diharapkan semakin memperkuat kekuatan militer bangsa kita, dan meningkatkan “Bargaining Position” Negara kita di dunia Internasional.





 Sumber : Yonkav8 

Strategi.

Pengadaan Satelit Militer Gunakan Dana PNBP Kemenkominfo

RENCANA pembelian satelit khusus militer guna menangkal penyadapan bakal segera diwujudkan. Prosesnya dipermudah dengan menggunakan duit PNBP Kemenkominfo, tidak memakai dana APBN 2014.


Rencana pemerintah untuk segera punya satelit khusus militer bakal segera terwujud tahun depan. Soalnya pengadaan satelit guna menangkal penyadapan dan sebagainya itu akan lebih mudah karena tidak menggunakan dana APBN 2014.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengungkapkan, satelit itu akan dibeli dengan duit Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kemenkominfo. "Ini akan lebih cepat prosesnya. Kalau pakai APBN 2014, mesti melalui pengajuan dan menunggu masukan-masukan," katanya kepada JurnalParlemen, Kamis (26/12).

Menurut Hasanuddin, biaya pembelian satelit itu sekitar Rp 5-7 triliun. Dana segitu agaknya cukup dipenuhi dari PNBP Kemenkominfo 2013. Asal tahu saja, PNBP Kemenkominfo pada 2012 saja mencapai Rp 11,58 triliun. Tahun ini jumlahnya diperkirakan naik.

Tapi, supaya tidak jadi masalah, pembelian satelit itu harus dilakukan oleh lintas kementerian/lembaga. Sedangkan pengawasannya oleh DPR. Selanjutnya, BPK tinggal mengauditnya.

"Pengadaannya tidak dilakukan satu kementerian saja, harus melibatkan Kemenhan, Sekneg, dan Kemenkominfo. Kemenhan sebagai institusi yang mengamankan perangkat persandian, Sekneg sebagai wakil pemerintah dan presiden, sedangkan Kemenkominfo penyedia jalur komunikasi," katanya.

Sebelumnya, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan segera menindaklanjuti pengembangan sistem pertahanan siber dan punya satelit sendiri untuk keperluan itu. Dikendalikan oleh Kemenhan, pertahanan siber yang ia maksud akan jadi tugas BIN, BAIS, Lemsaneg, dan Polri. Nantinya, pertahanan siber dioperasikan TNI, sedangkan kriminal siber ditangani Polri.
(JP)

Strategi. 

Jumat, 27 Desember 2013

ALUTSISTA ANTARA RUANG DAN WAKTU

Negara kepulauan RI adalah kepulauan/archipelago terbesar di dunia bercokol di khatulistiwa (lihat Gambar 1), dengan 17000 pulau besar kecil. Wilayah Indonesia terbentang dari Barat ke Timur sepanjang 6400 km di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, dan dari Utara ke Selatan sepanjang 2600 km di antara Laut China Selatan dan Samudra Hindia.
image001
Kedaulatan Negara
 
Deklarasi Juanda
Pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 yang isinya “…berdasarkan pertimbangan, maka pemerintah Indonesia menyatakan segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau termasuk negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia ..‘’.
Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pada tanggal 21 Maret 1980 Indonesia mengumumkan ZEE. Batas Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

Pemerintah Indonesia pada tahun 1982 ikut aktif dalam konvensi Hukum Laut Internasional, UNCLOS (United Nations Covention on the Law of the Sea) dan dipertegas lagi dengan meratifikasinya melalui UU No 17, tahun 1985. Dengan telah di berlakukannya UNCLOS, Indonesia diakui sebagai negara kepulauan yang dipandang sebagai sesuatu kesatuan wilayah negara yang utuh. Sebagai konsekuensinya, maka Indonesia diwajibkan memberikan akses hak lintas damai menyediakan jalur ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia). Implementasinya ditetapkanlah Peraturan pemerintah no 37 tahun 2002, yang isinya memberikan kepastian hukum penetapan ALKI menjadi 3 jalur (lihat gambar 2), yaitu ;
ALKI I : Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan.
ALKI II : Selat Lombok, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi.
ALKI III-A & B : Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda (Barat Pulau Buru)-Laut Seram (Timur Pulau Mongole) – Laut Maluku, Samudera Pasifik.
ALKI III-C : Laut Arafuru, Laut Banda terus ke utara ke utara ke ALKI III-A.
Gambar 2 adalah Peta ALKI berikut wilayah kedaulatan Indonesia mencakup Deklarasi Juanda, Zona Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen termasuk laut, udara dan daratan di dalamnya.

image002
Sistem Pertahanan Nasional
Sistem pertahanan nasional Indonesia adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Total Defense), dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki Alur Laut Kepulauan Indonesia (Andi Widjajanto, GELAR PERTAHANAN INDONESIA). Strategi pertahanan Indonesia adalah Strategi Pertahanan Berlapis (Layered Defense) :
1. Zona Pertahanan I : zona Penyangga. Berada di luar batas Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia hingga wilayah musuh.
2. Zona Pertahanan II: zona Pertahanan Utama. Zona ini meliputi wilayah antara garis pantai kepulauan Indonesia dan batas ZEE, termasuk ALKI.
3. Zona Pertahanan III: zona Perlawanan mencakup seluruh wilayah darat Indonesia namun diprioritaskan kepada pulau-pulau besar di Indonesia.
Zona Pertahanan I meliputi operasi militer bersifat seluruhnya ofensif preventive dan preemptive. Zona Pertahanan II meliputi operasi militer ofensif defensif, sedangkan Zona Pertahanan III adalah langkah terakhir pertahanan daratan.

Perbatasan Kritis/Critical Border
Bila ditinjau dari perjalanan sejarah dunia, maka ternyata penyebab perang terbanyak adalah perang yang dimulai dari sengketa perbatasan (border dispute).
Hakikat dari sistem pertahanan negara terkadang dapat diartikan sebagai membangun pagar disepanjang perbatasan. Realita menjelaskan bahwa tidaklah mungkin satu negara mampu memagari seluruh kawasan perbatasannya dengan pagar, disamping memang tidak akan efisien. Itu sebabnya, maka dipilih hanya daerah perbatasan yang kritits saja diusahakan untuk dipagari.
Demikianlah, maka dikenal beberapa pagar dikawasan perbatasan kritis seperti “the great wall” tembok China, dan pada zaman sekarang first island dan second island chain serta ADIZ, yaitu berupa “pagar imajiner” di daerah perbatasan kritis yang membentengi negara. Semua itu adalah contoh dari bagaimana konsep pagar disepanjang daerah perbatasan yang kritis telah menjadi prioritas atau bagian utama dari satu sistem pertahanan.
Bagaimana dengan Indonesia ? Secara garis besar, dapat dilihat dengan jelas bahwa Indonesia memiliki tiga kawasan perbatasan kritis yaitu di Selat Malaka, Laut China Selatan dan di daerah perbatasan selatan timur yang menghadap ke Benua Australia. Selat Malaka merupakan kawasan perairan yang berbatasan dengan banyak negara tetangga disamping merupakan jalur lintas laut yang paling sibuk di dunia. Sedangkan Laut China Selatan adalah merupakan kepanjangan dari lalu lintas laut Selat Malaka, disamping diprediksi mempunyai kandungan migas yang besar, sehingga sekarang menjadi zona sengketa perbatasan China dengan negara-negara Asean yang berbatasan dengan Laut China Selatan. Batas Zona Ekonomi Eksklusif juga dapat dianggap sebagai “pagar imajiner” perbatasan kritis. Indonesia juga mempunyai perbatasan darat dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini, namun sepertinya sekarang ini tidak lagi dipandang sebagai perbatasan kritis. Dengan demikian jelas bahwa disamping Indonesia sendiri adalah merupakan negara yang berbentuk kepulauan terbesar di permukaan bumi ini, ternyata dan sangat jelas memiliki perbatasan kritis yang didominasi kawasan yang berujud perairan dan udara di atasnya.

Ruang dan Waktu
Salah satu ucapan para pakar strategi perang yang sering disitir adalah bertindaklah dengan kekuatan dan kecepatan penuh. Kekuatan dan kecepatan disini berhubungan dengan ruang dan waktu. Ruang adalah jarak. Waktu adalah waktu tempuh, atau waktu berada pada posisi yang tepat (pra posisi). Alutsista utama harus memenuhi kenyataan ruang dan waktu ini, dengan bentangan luas NKRI yang sangat besar sehingga membutuhkan tiga zona waktu. Sedapat mungkin kenyataan ruang dan waktu harus dipenuhi untuk memperkecil waktu reaksi pergelaran pertahanan baik ofensif maupun defensif.

Peran AL
Gambar 3 menunjukan AL dapat menjembatani ruang dan waktu dengan cara mem-praposisikan rudal anti kapal semacam Yakhont versi darat di choke points ALKI di Selat Sunda, Selat Karimata, Selat Lombok dan Selat Makasar. Patut diapresiasi inisiatif AL membangun pangkalan kapal selam di Palu, membolehkan pra posisi kapal selam semacam kelas Kilo di wilayah Timur Indonesia dengan perairan dalamnya. Gabungan sistem alutsista Yakhont versi darat di wilayah perairan Barat dan kapal selam Kilo di wilayah Timur akan berada di jalur yang benar. Formasi PKR, fregat, KCR dan lainnya adalah formasi pendukung. Selain itu, pembentukan armada Coast Guard AL yang terpisah untuk Zona Ekonomi Eksklusif perlu segera dipercepat sehingga tidak membebani kesiapan armada tempur AL.

image003

Peran AU
Gambar 4 menunjukan bagaimana dengan Flanker, AU dapat memproteksi seluruh wilayah udara dan laut Indonesia. Heavy fighter ini memenuhi kenyataan ruang dan waktu dengan bagus sekali, mempunyai aksi radius besar tanpa atau dengan AAR (air to air refuelling), kecepatan jelajah tinggi, dan dua mesin untuk faktor keselamatan. Apresiasi bagi AU yang dengan pandangan jauh ke depan sejak tahun 1997 telah memutuskan untuk mempunyainya yang diwujudkan pada Agustus 2003 dan diteruskan sampai sekarang.

image004
Gambar 5 menunjukan contoh pergelaran SAM sekelas S300/400 di p. Jawa. Apabila Flanker dipasangkan dengan SAM ini, maka dengan mem-praposisikan SAM di lokasi-lokasi yang strategis, gabungan Flanker, SAM sekelas S300/400, dan Satuan Radar Kohanudnas yang telah ada, pasti akan memperkuat sistem pertahanan kita.
image005

Peran AD
Gambar 6 menunjukan bahwa AD masih belum menghayati kenyataan ruang dan waktu ini. Apache dan MBT Leo + Marder baru mempunyai dampak strategis besar apabila dipraposisikan di luar p. Jawa di lokasi strategis atau di perbatasan kritis daratan. Tetapi ini memerlukan infrastruktur yang memadai seperti di p. Jawa untuk lokasi-lokasi tersebut. Infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, dan fasilitas pos dan pemeliharaan) yang sekarang ada belum memadai. Perlu pula diingat bahwa pergelaran pra posisi ini memerlukan pengangkutan dan perlindungan oleh AL dan AU sampai tujuan.
image006
Selain itu, TOE kesatuan mekanis sebaiknya pada tingkat batalyon mekanis independen bukan pada tingkat brigade/resimen apalagi divisi, untuk memudahkan pra posisi. Demikian juga bagi batalyon armed, arhanud dan zipur yang independen.
Namun patut diapresiasi kebijakan AD yang sudah dimulai yaitu meningkatkan batalyon-batalyon infanteri di daerah komando militer luar P. Jawa menjadi setingkat raider.

Potensi Ancaman
Kemungkinan konflik perbatasan darat dengan tetangga sebelah rasanya makin kecil. Justru kemungkinan makin besar bahwa wilayah Indonesia, secara ruang dan waktu, mau tidak mau, suka tidak suka, akan terlibat dalam konflik antara Amerika plus sekutunya (Australia), dan China, seperti ditunjukan dalam Gambar 7, 8 dan 9. Sebagai buffer zone , Indonesia akan menjadi perlintasan armada laut dan udara mereka yang bertikai. Kemungkinan salah satu pihak yang bertikai akan mengklaim wilayah udara, laut ataupun pulau kita (contohnya Natuna dan Morotai) dalam usaha memenangkan perang. Kedengaran absurd tetapi setiap kemungkinan tidak bisa diabaikan. Kenetralan Indonesia mengharuskan kita mempunyai AU dan AL yang kuat untuk menghalau mereka yang bertikai keluar wilayah kita.
Situasi, kondisi politik pemilu 2014 dan ekonomi, bahkan pembelian alutsista MEF jilid II menjadi barometer arah kenetralan dan politik luar negeri kita yang bebas aktif.
image007
image008
image009
Penutup
Dengan demikian, bila berbicara tentang sistem pertahanan yang berkait dengan membangun satu postur Angkatan Perang, maka yang sangat masuk akal adalah membangun Angkatan Perang yang berorientasi kepada kekuatan laut atau kekuatan maritim yang handal, yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kekuatan menjaga kedaulatan negara pada tingkat siap tempur (combat ready) pada ruang dan waktu yang memadai. Tetapi kekuatan laut, tidak akan banyak manfaatnya, bila tidak didukung oleh satu kekuatan yang mampu memberikan perlindungan dari udara, “air-superiority” dan atau “air supremacy”.
Uraian di atas telah mengantar kita pada pemikiran yang logis dan masuk akal bahwa dalam konteks penyelenggaraan pertahanan keamanan NKRI, dan dalam konteks ruang dan waktu, seyogyanya kita harus memiliki satu Angkatan Perang dengan kekuatan AU, AL dan AD yang prima, satu Angkatan Perang dari satu Negara yang berujud perairan, Angkatan Perang Negara Kepulauan. Angkatan Perang yang berinduk, tidak hanya kepada bentuk dan letak strategis negara tetapi juga kepada pertimbangan kemajuan teknologi dan berorientasi senantiasa kepada “total defense” atau semesta. ( written by Antonov).

Referensi
1. Teguh Fayakun Alif,ST dan Dr.-Ing. Khafid, Perlukah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) IV ? BAKOSURTANAL
2. Andi Widjajanto, Gelar Pertahanan Indonesia
3. Mars. (Pur) Chappy Hakim, Sekali Lagi Tentang Angkatan Perang Negara Kepulauan
4. Ristian Atriandi Supriyanto, Why Does Indonesia Need Apache Gunships?
5. Kredit Gambar 7,8 dan 9, Air Power Australia

Pengiriman Lanjutan Pesawat T-50i Golden Eagle

T-50i GOLDEN EAGLE TRANSIT DI BASEOPS LANUD BALIKPAPAN (photo: lanud-balikpapan.mil.id)
T-50i GOLDEN EAGLE TRANSIT DI BASEOPS LANUD BALIKPAPAN (photo: lanud-balikpapan.mil.id)

Dua jet latih tempur T-50i Golden Eagle yang dipesan Indonesia dari Korean Aerospace Industries (KAI), tiba tepat pukul 15.40, landing di baseops Lanud Balikpapan Kalimantan Timur, untuk melaksanakan transit dan pengisian bahan bakar sebelum meneruskan perjalanannya esok hari, menuju Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, (25/12/2013).

T-50i GOLDEN EAGLE TNI AU
T-50i GOLDEN EAGLE TNI AU

Dua pesawat ini merupakan pesawat ke-9 dan ke-10 dari total 16 pesawat yang dipesan Indonesia dengan nomer seri TT 5009 dan TT 5010. Selanjutnya pesawat T-50i ini akan berada di bawah koordinasi TNI Angkatan Udara untuk meningkatkan kekuatan alat utama sistem persenjataan atau alutsista Negara Indonesia.
Pesawat T-50i Golden Eagle akan menempati rumah barunya (home base) di Skuadron 15 Lanud Iswahjudi dan akan menggantikan pesawat Hawk Mk-53, dikarenakan Hawk MK-53 yang sudah tua dan mulai kesulitan mencari suku cadangnya.

T-50i GOLDEN EAGLE TNI AU
T-50i GOLDEN EAGLE TNI AU


Sebagai pesawat jet latih tempur, pesawat T-50i bisa digunakan untuk misi pertempuran di udara. Untuk menambah daya tempur, pesawat T-50i Golden Eagle juga bisa dilengkapi dengan persenjataan, diantaranya AIM-9 Sidewinder, Bom MK-82, BDU-33, AGM-65 Maverick, MK-20 Cluster Bomb Unit, dan bom pintar JDAM. (Pentak Lanud Bpp).



Kamis, 26 Desember 2013

Peluncuran Roket Pertahanan di Pulau Morotai


 


Pada tanggal 18 Desember 2013, telah dilakukan peluncuran beberapa unit Roket Pertahanan. Acara ini yang diselenggarakan oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) bersama dengan Konsorsium Roket Nasional yang terdiri dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan, serta beberapa perusahaan BUMN seperti PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Peluncuran Roket Pertahanan ini dilakukan untuk menjajaki kelayakan lokasi yang rencananya akan dibangun tempat peluncuran roket pembawa satelit oleh LAPAN. Tempat peluncuran yang berlokasi di Desa Sangowo, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulai Morotai, Propinsi Maluku Utara ini dianggap cocok untuk peluncuran satelit karena berada di dekat garis khatulistiwa.

Beberapa unit roket pertahanan yang diluncurkan adalah 2 unit RHan 122A, 4 unit RHan 122B, dan 2 unit RX 2020. Dalam peluncuran roket di Morotai ini, PT Pindad (Persero) menyediakan roket dan peluncurnya sebagai bentuk dukungan. Hasilnya pun memuaskan, semua unit roket dapat meluncur dan berfungsi dengan baik tanpa halangan yang berarti.  

Turut hadir dalam acara ini adalah Bupati dan Wakil Bupati Pulau Morotai, Kasdam 14 Pattimura, Danlanal, Danlanud, Kepala Lapan dan beberapa Deputi, serta Sesbalitbang Kementerian Pertahanan. Semoga keberhasilan peluncuran roket ini mengawali keberhasilan PT Pindad (Persero) dalam pengembangan roket di masa depan.
 

Menhan Resmikan Tiga Kapal Perang Produksi Dalam Negeri


Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro meresmikan tiga kapal perang produksi industri dalam negeri untuk memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL, Jumat (20/12) di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau.  Ketiga kapal perang tersebut adalah Kapal Republik Indonesia (KRI) Alamang 644, Kapal Angkatan Laut (KAL) Bireun II-1-63 dan KAL Kumai I-6-58.
Dengan diresmikannya ketiga kapal perang tersebut, maka  TNI AL kembali mendapatkan penambahan armada perang untuk menjaga perairan Indonesia. Kapal-kapal yang terbuat dari baja khusus High Tensile Steel diproduksi oleh PT Palindo Marine Shipyard Batam dan dikerjakan  putra-putri Indonesia. Bahan baja tersebut diproduksi PT Krakatau Steel, Cilegon.
Acara Peresmian ini dihadiri Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid, Kasal Laksamana TNI Marsetio dan Direktur Utama PT Palindo Marine Shipyard Hermanto  serta sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL.
KRI Alamang 644 merupakan jenis kapal cepat rudal (KCR) dengan spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeler 5 daun. Kapal Alamang 644 mampu berlayar dengan kecepatan 35 knot.
KRI Alamang 644 yang namannya diambil dari nama senjata tradisional masyarakat Sulawesi merupakan Kapal Cepat Rudal (KCR) keempat buatan PT Palindo Marine Shipyard Batam. Sebelumnya ada KRI Clurit 641 yang diresmikan pada April 2011, KRI Kujang 642 pada Februari 2012 dan KRI Beladau 643 diresmikan 25 Januari 2013.
Sementara itu, untuk Kapal Angkatan Laut (KAL) Kumai I-6-58 merupakan jenis Kapal Patroli Cepat (PC-28) yang akan digunakan oleh Pangkalan Angkatan Laut Banjarmasin Kalimantan Selatan. Sedangkan KAL Bireuen II-1-63 dengan jenis sama akan digunakan oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut Beruen, Provinsi Aceh.
Kedua kapal yang juga dibuat di PT. Palindo Marine Shipyard Batam tersebut memiliki spesifikasi panjang 28,85 meter, lebar 5,85 meter dengan kecepatan maksimal 29 knot, memiliki kapasitas pengawakan 15 orang dan dibuat dengan bahan allumunium marine.
Menhan dalam kesempatan tersebut mengatakan, wilayah Republik Indonesia yang sebagai besar laut dan merupakan negara kepulauan yang berkarateristik maritim, pengamananya akan sangat terbantu dengan keberadaan KRI Alamang 644.  Selain dapat digunakan untuk operasi militer pertempuran dan perang, KRI Alamang 644 juga dapat digunakan dalam tugas TNI AL dalam menjaga keamanan laut.
"Kapal KRI Alamang 644 nantinya akan digunakan untuk memperkuat pengamanan laut di wilayah Armada Barat (Armabar). Kapal ini cocok dengan karakteristik wilayah barat yang lautnya lebih dangkal karena bentuknya yang kecil," jelas Menhan.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Palindo Marine Shipyard, Hermanto mengatakan sudah menyerahkan enam KRI dan dua kapal patroli (KAL) pada TNI AL untuk keperluan pengamanan. "Ini bentuk peran kami dalam memenuhi kebutuhan negara. Kami bangga bisa mempersembahkan kapal-kapal perang untuk TNI," katanya.
Hermanto menjelaskan bahwa kapal-kapal produksi PT. Palindo Marine Shipyard dikerjakan oleh pekerja dalam negeri. Komponen-komponen yang digunakan juga berasal dari dalam negeri.

DMC. 

Pasukan Garuda beri pelajaran bahasa Inggris di Haiti



 Ilustrasi, (SINDOnews).

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-C/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti), terus melakukan berbagai kegiatan.

Hal itu dalam rangka kegiatan CIMIC (Civil Military Coordination), memberikan pelajaran bahasa Inggris di Yayasan Santo Yoseph dan Gereja Liberte, Gonaives-Haiti.

Pada umumnya, bahasa Inggris kurang begitu dipahami oleh sebagian besar masyarakat Haiti, khususnya yang berdomisili di Gonaives dan di beberapa Kota besar lainnya di sekitar Haiti termasuk di daerah Ibu Kota Negara Port Au Prince.

Pemberian pelajaran Bahasa Inggris diikuti oleh berbagai kalangan baik tua maupun muda yang dilaksanakan secara rutin dua kali dalam seminggu (Senin dan Kamis) di dua tempat yaitu, Yayasan Santo Joseph di Preville dengan guru Lettu Czi Eka Shiva dan Gereja Liberte di seputaran Jalan Rue Minuha dengan guru Lettu (Kes) dr Singgih.

Materi pelatihan Bahasa Inggris yang diberikan meliputi percakapan dasar, kosakata umum, dan struktur bahasa yang semuanya berada di daerah Gonaives.

Disamping itu juga banyaknya organisasi asing selain Perserikatan Bangsa-Bangsa yang masuk ikut membantu Haiti untuk pulih pasca bencana gempa besar tahun 2010 lalu, membuat sebagian masyarakat ingin mereka atau putra-putri mereka dapat berkomunikasi dengan berbahasa Inggris.

Untuk itu, Staff U9 yaitu Staff di bawah Force Commander yang membawahi kegiatan CIMIC mengeluarkan perintah untuk setiap satuan militer di bawah MINUSTAH untuk melaksanakan kegiatan CIMIC bagi masyarakat sekeling satuan tersebut berada dengan salah satunya memberikan pelajaran bahasa Inggris dan juga kegiatan lainnya.

Berdasarkan perintah tersebut, maka Satgas Kizi TNI melaksanakan kegiatan CIMIC berupa pengenalan bahasa Inggris disamping kegiatan CIMIC lainnya berupa pendistribusian air dan pemberian pengobatan secara gratis kepada seluruh masyarakat di sekitar Camp Garuda.

Menurut Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Kizi TNI Konga XXXII-C/Minustah Mayor Czi Alfius Navirinda K, saat melihat langsung anggotanya memberikan pelajaran bahasa Inggris.

“Kegiatan diikuti oleh banyak peserta, tidak hanya kalangan siswa Santo Joseph tetapi juga diikuti oleh beberapa warga masyarakat yang tinggal di sekitar Sekolah dan Gereja tersebut,” ujarnya lewat rilisnya kepada Sindonews, Senin (23/12/2013).

Ini ganjaran Australia sadap Indonesia

Ilustrasi hubungan Indonesia dan Australia
 
Skandal penyadapan intelijen Australia terhadap para pejabat Indonesia tahun 2009, yang dibocorkan whistleblower NSA Amerika Serikat, Edward Snowden, 30, menjadi masalah baru bagi Australia.

Ulah intelijen Australia itu, bakal menguntungkan China, Korea Selatan dan Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. Ketua KPMG (layanan profesional perusahaan terbesar di dunia) Australia, Michael Andrew, dalam sebuah wawancara dengan media Australia, mengatakan, masalah penyadapan telah mencoreng rasa kepercayaan Pemerintah Indonesia.

“Indonesia merupakan pasar Australia,” kata Andrew, kepada The Australian, yang dilansir Kamis (26/12/2013). ”Sayangnya, hal ini (masalah penyadapan) membuat dampak besar di pasar.”

”Dan kita melihat pasar Jepang, Korea dan China tumbuh di Indonesia. Posisi kompetitif Australia jadi terganggu,” lanjut dia. Andrew berpendapat, langkah tepat yang dilakukan Pemerintah Australia harusnya meminta maaf kepada Indonesia.

Menurut Departemen Luar Negeri Australia, investasi langsung luar negeri Australia di Indonesia mencapai USD4,900 miliar pada bulan Desember. Pemerintah Indonesia sendiri sejak awal menuntut Perdana Menteri Australia, Tony Abbott minta maaf secara resmi.

Tapi hal itu tidak dilakukan. Satu-satunya solusi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta enam peta jalan solusi atas penyadapan, salah satunya membuat kode etik spionase dijalankan, sebelum kerjasama Indonesia dan Australia dipulihkan.

Humor Kopassus soal senapan serbu AK-47



Prabowo Kopassus. ©facebook/prabowo subianto

Mikhail Kalashnikov, desainer senjata untuk Uni Soviet yang namanya diabadikan sebagai nama senjata api paling populer di dunia AK-47 kemarin meninggal di usia 94 tahun.

Senapan AK-47 (Avtomat Kalashnikov 1947) telah disukai oleh para gerilyawan, teroris, dan tentara di banyak negara. Diperkirakan seratus juta senjata ciptaannya telah tersebar di seluruh dunia.

Senjata ini sempat jadi senapan serbu tentara Indonesia. Hubungan mesra antara Indonesia dan Uni Soviet membuat ribuan pucuk senjata AK-47 mengalir ke Indonesia tahun 1960an.

Saat itu hanya pasukan elite yang dapat jatah AK-47. Komando Pasukan Khusus yang dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), salah satunya.

Namanya senjata dari Blok Timur sana, tentu semua petunjuk di badan senjata tertulis dalam bahasa Rusia. AK-47 punya dua mode tembakan, otomatis untuk memberondong peluru. Satu lagi mode tembakan semi otomatis.

Pada senapan AK-47 jika posisi kunci diturunkan satu 'click' ke bawah, terdapat tulisan OB untuk tembakan otomatis. Jika diturunkan satu 'click' lagi ke bawah ada tulisan OA untuk tembakan semi otomatis.

Nah, biar gampang mengingatnya, anggota Korps Baret Merah yang berasal dari Jawa menggunakan istilah sendiri. Singkatan dalam bahasa Rusia diterjemahkan dalam Bahasa Jawa.

Maka singkatan 'OB' diterjemahkan menjadi 'okeh banget' atau banyak sekali untuk mode tembakan otomatis. Sementara 'OA' diterjemahkan menjadi 'ora akeh', atau tidak banyak untuk tembakan semi otomatis.

Para prajurit pun tak pusing lagi menghapal mode tembakan senjata berpopor kayu itu. Hal ini jadi humor di antara mereka.

Demikian dikisahkan dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando yang ditulis wartawan perang Hendro Subroto dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2009.

Seorang pensiunan bintara RPKAD, Maman, mengenang senjata ini memang bisa diandalkan. AK-47 dikenal bandel dan jarang macet.

"Dari Trikora, lalu Dwikora, penumpasan G30S, itu RPKAD pakai AK-47. Mudah dipakai, mudah dibersihkan dan dirawat. Dipakai berenang di laut atau masuk lumpur juga tidak masalah," katanya.

Hal ini sesuai dengan harapan sang pencipta AK-47 Mikhail Kalashnikov.

"Para tentara bukanlah lulusan universitas. Mereka perlu senjata yang sederhana dan bisa diandalkan. Mereka tidak punya waktu untuk mencari tahu bagaimana mengoperasikan senjata yang rumit dan memencet banyak tombol saat musuh mendekat," kata dia saat diwawancarai CNN beberapa tahun lalu.

Rudal Pesawat Tempur TNI AU 2014


F-16C Fighting Falcon, 4th Fighter Squadron "Fighting Fuujins," Hill Air Force Base, Utah, menembakkan AIM-120 Advanced Medium Range Air-to-Air missile
F-16C Fighting Falcon, 4th Fighter Squadron  Hill Air Force Base, Utah, menembakkan AIM-120 Advanced Medium Range Air-to-Air missile

Kejutan penguatan alutsista TNI terus berlangsung dan salah satu yang cukup menonjol adalah pengadaan rudal udara ke udara jarak pendek, menengah hingga bom pintar, untuk pesawat tempur TNI AU.
Rudal yang dimaksud adalah AIM-9X untuk jarak pendek, serta AIM-120C untuk jarak menengah. Dari data yang ARC dapatkan, pengadaan AIM-9X sebanyak 30 unit aktif dan 20 unit captive senilai Rp 150 miliar. Untuk rudal jarak menengah, AIM-120C ada 20 unit rudal aktif dan 20 unit rudal latihan, dengan nilai pembelian Rp 460 miliar.
Rudal AIM 120 AMRAAM akan dipindahkan ke pesawat tempur di Aviano Air Base, Italia
Rudal AIM 120 AMRAAM akan dipindahkan ke pesawat tempur di Aviano Air Base, Italia

Kementerian Pertahanan juga hendak membeli 100 unit kit JDAM senilai Rp 220 miliar. Tidak kalah penting rencana pembelian Pod Lantirn, Sniper, Flare dan lain sebagainya.
Lantirn Pods memungkinkan pilot menerbangkan F-16 siang dan malam dalam kondisi cuaca yang buruk, menyediakan  Terrain-Following Radar (TFR), Forward-Looking Infra-Red (FLIR),  target laser illumination, serta targeting information for the aircraft's on-board fire control system
Lantirn Pods memungkinkan pilot menerbangkan F-16 siang dan malam dalam kondisi cuaca yang buruk, menyediakan Terrain-Following Radar (TFR), Forward-Looking Infra-Red (FLIR), target laser illumination, serta targeting information for the aircraft’s on-board fire control system
Bisa ditebak, semua pengadaan ini terkait pengadaan F-16 hibah dari Amerika Serikat:
Alutsista-2014
arc.web.id

Selain untuk TNI-AU, pengadaan yang cetar membahana terjadi untuk TNI-AD, dengan Helikopter Apache, Blackhawk hingga Chinook yang semuanya telah dianggarkan.
TNI AD akan membeli 8 helikopter Apache, 17 Blackhawk serta 3 unit Chinook. Tidak ketinggalan tambahan 80 Tank Marder untuk memperkuat satuan lapis baja TNI-AD.
arc.web.id
arc.web.id

Sementara untuk TNI-AL, rencana pengadaan terkait kelanjutan yang sebelumnya, seperti Kapal PKR, rudal Mica, serta lainnya. Kado akhir tahun yang manis. (ARC.WEB.ID).

Selasa, 24 Desember 2013

Surat Dewi Soekarno Kepada Soeharto


Memasuki bulan September, masyarakat Indonesia akan dikenangkan oleh peristiwa G-30-S/PKI atau Gestok (Gerakan Satu Oktober). Memperingati itu, menarik kiranya kita mengkaji ulang surat terbuka yang pernah dilayangkan Ratna Sari Dewi Sukarno kepada Presiden Soeharto. Surat itu ditulis dan dikirim dari Paris, Perancis pada April 1970. Surat Ratna Sari Dewi kepada Soeharto, secara jujur juga mengemukakan opini pribadinya terhadap segala kebijakan yang dibuat Sukarno, suaminya. Dia mengaku, ada kalanya tidak setuju dengan keputusan Sukarno. Akan tetapi, di luar itu semua, Dewi tahu betul, bahwa apa pun kebijakan dan keputusan Sukarno, semua semata dilakukan untuk cinta tunggalnya, Indonesia. Harap pula dicatat, surat ini ditulis Ratna Sari Dewi April 1970, dua bulan sebelum Bung Karno wafat, 21 Juni 1970.

Yang Mulia, Presiden Soeharto
Sekali-kali bukanlah maksud saya untuk mengingatkan Anda akan hal-hal yang rupanya ingin Anda lupakan. Tetapi karena saya mengikuti kejadian-kejadian di Indonesia  dari dekat, saya anggap tugaskulah untuk berbicara. Mungkin akan lebih bijaksana untuk tetap membisu seperti sphink. Pertanggungjawaban untuk melanggar tabu biasanya amat berat, karena itu saya juga sadar bahwa saya  akan dikucilkan. Barangkali lebih berat daripada yang saya pikirkan.
Baik di dunia maupun di Indonesia lambat-laun akan beredar cerita-cerita yang dipalsukan bahwa saatnya  sudah tiba saya membeberkan kejadian-kejadian dari sudut pandang saya. Saya telah memutuskan untuk menyampaikan surat kepada Anda sebagai warrga negara Indonesia. Selain itu saya mengharapkan agar tidak timbul keragu-raguan bahwa keputusan saya untuk mengirimkan surat terbuka kepada Anda, maupun isinya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Sukarno, mantan Presiden Indonesia.
Sekarang sudah terlambat untuk membicarakan para perwira yang telah dihukum mati sebagai “kontra-revolusioner” dan sebagai “pelaku maker terhadap negara”. Sudah sejak dahulu, sejak hari-hari Sukarno masih berkuasa, saya tidak setuju dengan pendapat bahwa “kekuasaan selalu menang”. Saya juga tidak setuju bila kepala negara mengelilingi dirinya dengan yes-man. Saya masih saja berpendapat bahwa di sekitar Anda masih terlalu banyak orang berkumpul, yang selalu bungkam, yang pura-pura setuju dan menaati Anda, agar mendapatkan lebih banyak kekuasaan untuk dirinya.
Yang pertama-tama saya kutuk ialah yang disebut proses-proses, di mana orang dihukum mati untuk “kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap negara” tanpa mengindahkan norma-norma yang lazim dilakukan dalam suatu proses di pengadilan. Proses-proses itu berlangsung dalam suasana kekerasan dan terror.
Mereka, yang di bawah pimpinan Sukarno hampir tidak punya suara, kemudian melampiaskan diri dengan sangat tidak bertanggung-jawab dan membunuh serta menteror dari posisi kekuasaan yang baru mereka peroleh. Bila suatu waktu nanti tempat Anda kosong untuk diisi oleh orang lain, bisa saja terjadi, bahwa mereka yang menonjol dalam rezim Anda, termasuk di dalamnya tentu Anda sendiri, dan sejumlah  mitra militer Anda, akan  dihukum mati karena pengkhianatan terhadap negara dan kejahatan-kejahatan lain, misalnya korupsi yang telah menyebar luas kemana-mana.
Mengapa Anda memberikan contoh seburuk itu kepada negara semuda Indonesia? Dalam hal ini yang saya maksud tidak hanya proses-proses politik yang telah Anda selenggarakan. Tetapi yang teringat olehku adalah orang-orang yang terbunuh oleh yang dinamakan “pembersihan merah” menyusul peristiwa 30 September 1965. Berapa dari orang-orang ini hanyalah pengikut-pengikut Sukarno? Berita yang merebak menyebutkan bahwa tidak kurang dari 800.000 orang Indonesia, termasuk perempuan dan anak-anak, telah dibunuh karena mereka merupakan pengikut PKI (Partai Komunis Indonesia).
Januari 1966, London Times menulis, “Setelah kejadian-kejadian di Indonesia, tiga bulan yang lalu, telah dibunuh seratus ribu komunis, angka itu menurut diplomat-diplomat Barat amat rendah. Laporan itu selanjutnya menyebutkan ‘Para usahawan dan turis Eropa, yang baru kembali dari Indonesia mengabarkan bahwa mereka melihat sebuah sungai penuh dengan mayat tanpa kepala, sedangkan di desa-desa anak-anak bermain sepakbola dengan kepala korban’. Tiga bulan setelah peristiwa 30 September merupakan mimpi buruk dengan kekejaman-kekejaman yang tak terlukiskan yang diwarnai darah – tanpa tandingan dalam sejarah Indonesia.
Seorang koresponden “Washington Post” menulis dari Jakarta, bahwa di Jawa Timur saja telah dibunuh 250.000 orang menurut juru bicara pihak Islam. Koran itu kemudian memberitahukan bahwa “pembunuhan mencapai puncaknya pada bulan November 1965. Kepala orang dipakai sebagai dekorasi di atas jembatan. Di tempat lain orang melihat jenazah-jenazah tanpa kepala berjajar di atas perahu-perahu di sungai. Apa yang terjadi di sini sungguh tak bisa dibayangkan. Rupanya seperti di neraka. Bengawan Solo yang didendangkan dengan begitu indah memuat demikian banyhaknya jenazah, sehingga arinya pun kadang-kadang tam tampak. Beberapa pengamat berbicara tentang dasar sungai yang berwarna merah karena darah”, demikian Washington Post. Koran Inggris “The Economist” memperkirakan korban pembunnuhan missal berjumlah satu juta.

Dan bolehkah saya bertanya, apa yang dimaksudkan Jenderal Nasution, dengan ucapannya, “fitnah dari para pengkhianat” dan “kami tidak akan melakukannya terhadap musuh-musuh kami?” Tujuan utama lima puluh orang yang berseragam pasukan pengawal Presiden Sukarno “dan bergerak menuju rumah dinas Jenderal Nasution adalah untuk membunuhnya karena dia seorang antikomunis yang terkenal. Atau bukankah begitu? Tetapi sebagai gantinya mereka melihat ajudannya jenderal, yakni Letnan Tendean sebagai Jenderal Nasution. Saya yakin bahwa tiap anggota pasukan pengawal Presiden Sukarno dengan segera akan mengenali Jenderal Nasution. Teori yang mengatakan bahwa para anggota PKI yang katanya mendapat tugas penting untuk membunuh jenderal, tidak mengenali wajahnya, rasanya tidak masuk akal.
Sadahkah Anda bahwa masyarakat di Indonesia mempersoalkan dan curiga bahwa Anda sebagai satu-satunya anggota staf tertinggi dari Angkatan Bersenjata pada malam naas itu tidak diserang, karena para pembunuh dalam perjalanan ke rumah Anda tidak dapat menemukan alamatnya yang tepat? Dan lebih hebat lagi. Dini hari tanggal 1 Oktober 1965 itu Anda mengambil alih komando Angkatan Bersenjata dan dengan kecepatan yang hampir tidak manusiawi Anda bisa membungkam Dewan Revolusi.
Setelah Sukarno kehilangan Menteri Pertahanannya, Jenderal Yani, beliau mengangkat Anda, yang pada saat itu masih berpangkat mayor jenderal, sebagai Menteri Pertahanan, sekaligus pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata. Itu terjadi pada tanggal 14 Oktober 1965. Pada kesempatan itu Sukarno berkata, “Tidak bisa dihindarkan ketertiban dan keamanan harus dikembalikan untuk menciptakan suasana damai, agar emosi baik dari pihak kiri maupun dari pihak kanan bisa mereda… dan untuk menemukan jalur keluar politik dari peristiwa 30 September ini sangat perlu untuk mengetahui dan mengenali fakta-fakta umum dan fakta-fakta yang menyangkut berbagai hal mengenai peristiwa itu. Fakta-fakta itu tidak akan meresahkan saya, dengan warna politik mana pun mereka menampakkan diri, merah hijau ataupun kuning”.
Menurut instruksinya, Presiden Sukarno memerintahkan agar Anda mengumpulkan “fakta-fakta” dan menyerahkannya kepadanya secara pribadi. Jadi, seharusnya Anda segera mulai mengadakan penyelidikan. Akan tetapi perintah Sukarno itu Anda interpretasikan sendiri dan Anda malah mengatakan, “Sekarang saya telah mendapatkan kepercayaan presiden. Sekarang saya akan melanjutkan mengenyahkan kekuatan-kekuatan yang masih tersisa dari insiden itu”. Ini semua mempunyai arti. Presiden Sukarno menghendaki dan mengharapkan dari Anda bahwa Anda akan setia dan akan loyal menaati perintahnya.  Presiden telah bertekad untuk menemukan hukuman yang adil bagi pelaku-pelaku makar, siapa pun pelakunya, PKI atau militer.
Anda tidak menyampaikan fakta-fakta kepada presiden dan Anda juga tidak mendapatkan persetujuannya untuk menggerakkan Angkatan Bersenjata, dengan jenderal-jenderal seperti Sarwo Edhie. Dan segera setelah itu mulailah pembunuhan terhadap orang-orang yang tak bersalah, yakni yang disebut para komunis. Sudah menjadi fakta bahwa yang diketahui secara umum bahwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atas perintah khusus dari Anda mulai dengan menyiksa, membakar, merampok, dan memperkosa di seluruh negeri. Angkatan Bersenjata melakukan teror yang Anda lindungi. Dengan publikasi besar-besaran mengenai pembunuhan terhadap para jenderal, rakyat yang cinta damai terpicu sampai titik kemarahan yang memuncak. Rakyat mulai membenci PKI karena melakukan kekejian-kekejian tersebut dan sering Cina dianggap sebagai biang-keladi peristiwa ini.
Sebagian besar rakyat Indonesia tidak percaya bahwa pernah  ada “Dewan Jenderal”. Selanjutnya Sukarno dipaksa menempatkan PKI di luar hukum dan menyatakan bahwa PKI-lah yang bertanggung-jawab atas peristiwa 30 September. Selama satu tahun penuh para mahasiswa dan kelompok-kelompok lain yang tidak puas berdemonstrasi dengan cara melakukan kekerasan-kekerasan terhadap Sukarno, justru karena ia menolak untuk menyatakan PKI sebagai partai yang ilegal tanpa adanya bukti bahwa PKI adalah satu-satunya pihak yang bertanggung-jawab atas insiden itu.
Para pemimpin demonstrasi itu yang disebut para “mahasiswa”, yang usianya jauh di atas 30 tahun, yang menghadiahkan pada para pengikutnya perlengkapan-perlengkapan parasut yang bagus yang entah dari mana asalnya. Dan dari mana datangnya dana yang sungguh tidak sedikit untuk menyelenggarakan aksi-aksi para mahasiswa yang berdemonstrasi itu yang jelas-jelas dibiayai.
Dan mengapa para “pemimpin”, para pembuat kerusuhan itu sekarang menduduki jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahan Anda? Kerusuhan yang dengan sengaja dikobarkan ini berlangsung selama kira-kira setahun. Sementara itu dilakukan serangan propaganda terhadap PKI, yang digambarkan sebagai biang keladi semua kerusuhan yang terjadi. Saya ingin bertanya kepada Anda, berapa banyak kejahatan yang kecurangan yang telah dilakukan atas nama PKI? Dan ini masih tetap berlangsung, sampai sekarang, empat tahun setelah gerakan 30 September.

Bisa dimengerti dan merupakan realitas politik, bahwa warga negara yang ramah, yang selalu hidup dalam ketakutan dan ketidak-amanan, harus bersahabat dengan mereka yang memegang kekuasaan. Tetapi, 2 Januari 1966, pada suatu rapat kabinet di Bogor, Sukarno telah memperingatkan Anda, “Situasi yang tidak menentu ini harus diakhiri tanpa saudara-saudara sebangsa saling membunuh. Bila pembunuhan massal terhadap sesama warga negara tetap berlangsung, akan timbul kekuatan-kekuatan balik yang buruk”.
Tetapi dengan cara yang “menakjubkan” Anda memecahkan persoalan situasi yang tidak aman ini dengan cara Anda sendiri. Saya sama sekali tidak membenarkan aksi 30 September 1965 itu. Saya tidak menyalahkan siapa pun, dan saya tidak mengadili. Apalagi bila saya seorang komunis. Saya sama sekali tidak berharap seolah-olah saya seorang “simpatisan komunis”, yang secara pribadi menarik perhatian saya adalah apa yang sebenarnya terjadi.
Bila memang terbukti bahwa penyulut gerakan 30 September adalah mereka yang termasuk PKI, kita hanya bisa bertanya-tanya mengapa partai berkuasa yang terorganisasikan dengan ketat ini melakukan langkah-langkah yang tak berguna dan kurang terarah seperti itu dan untuk tujuan apa? Mengapa tentara mengabaikan kebakaran besar yang terjadi di markas besar PKI, yang disulut oleh pembuat onar itu. Bukankah yang bisa terjadi adalah bahwa di markas besar tersebut Anda bisa menemukan bukti-bukti campur tangan tentara yang bila ditemukan tidak akan menyenangkan pihak tentara?
Bila biang keladi pencetus gerakan 30 September benar-benar anggota PKI, sudah sepantasnya bila pelaku-pelakunya diadili secara terbuka di depan seluruh rakyat Indonesia. Tetapi mengapa tentara menghilangkan nyawa Ketua PKI, DN Aidit, secara rahasia? (Baru berbulan-bulan kemudian pembunuhan itu Anda laporkan kepada Sukarno). Dan mengapa wakil ketua pertama dan kedua PKI, Njoto dan Lukman, juga dibunuh dengan cara yang sama?
Orang mengatakan bahwa Partai Nahdlatul Ulama beranggotakan 6.000.000 orang. Tetapi mengapa di lingkungan ini orang begitu takut terhadap PKI, yang hanya beranggotakan 3.000.000 orang. Terlalu banyak hal yang tetap tidak dapat dijelaskan. Komunisme, yang sangat Anda takuti itu, akan hilang dengan sendirinya, bila kemiskinan teratasi. Ideologi PKI di bawah pimpinan Aidit (Ketua Kongres Partai) didasarkan atas Pancasila (Sukarnoisme). PKI memegang peranan penting saat bangsa ini dilahirkan dan mereka memperjuangkan sosialisme Indonesia.
Nasution, Ketua MPR-Sementara, menuduh PKI melakukan aksi-aksi yang telah merugikan negara, terutama di bidang ekonomi. Penyebab utama inflasi saat ini adalah hutang kepada luar negeri sebesar 2,5 miliar dolar AS. Di antaranya adalah utang kepada Uni Sovyet untuk impor senjata seharga satu miliar dolar. Orang yang menandatangani kontrak-kontrak itu adalah Jenderal Nasution sendiri, yang untuk tujuan itu dua kali pergi ke Moskow. Dan sekarang dia mengatakan bahwa dia tidak bertanggung jawab?
Bapak Soeharto, saya ingin melihat sejumlah fakta yang Anda sendiri laksanakan sebagai barang bukti untuk menuduh PKI. Mengapa Anda tidak membuka kembali penyelidikan tentang kejadian-kejadian pada 30 September 1965 dengan mengumpulkan fakta-fakta yang sebenarnya dan bukan kesaksian-kesaksian dan barang-barang bukti sepihak. Seluruh negeri mempunyai hak untuk mengetahui. Juga pemberitahuan mengenai pengalaman-pengalaman Anda sendiri.
Cerita yang beredar malah mengatakan bahwa PKI tidak bekerja sendiri, tetapi bahwa Sukarno sendiri telah dicurigai bersekongkol dengan Dewan Revolusioner. Ada pula dikatakan bahwa beberapa ribu anggota PKI menjelang gerakan 30 September mendapatkan pendidikan militer di suatu daerah sekitar Halim, di  mana Sukarno pada pagi insiden itu terjadi, diselamatkan. Orang hanya bisa bertanya-tanya, bagaimana mungkin ribuan orang mendapatkan latihan militer secara rahasia tanpa diketahui orang. Dan mengapa Sukarno mencari perlindungan di tempat yang akan melibatkan dirinya?
Berita-berita yang kami terima pada hari itu di Halim, bisa disimpulkan sebagai berikut, “Telah timbul konflik dalam tubuh tentara. Pribadi presiden tidak boleh dibahayakan oleh suatu kecelakaan mendadak”. Saya sendiri secara rahasia pergi ke Halim untuk berada di samping suamiku pada saat-saat keresahan dan ketakutan yang mencekam itu. Kami tidak menyadari bahwa Jenderal Yani telah dibunuh. Kami tidak yakin apakah Bapak termasuk kawan atau lawan kita. Tetapi saya masih tetap berpendapat bahwa bila Jenderal Yani tidak meninggal dalam insiden ini, keadaan di Indonesia akan lain sama sekali saat itu. Sukarno sangat mengkhawatirkan keberadaan Yani.

Bapak Soeharto, untuk pertanyaan yang berikut ini saya mohon perhatian khusus Anda. Keberadaan “Dewan Jenderal” yang Anda sangkal dengan sengit, diketahui Jenderal Yani (lepas dari fakta bahwa orang megatakan Dewan ini dibentuk oleh jenderal-jenderal yang terbunuh). Hanya dua minggu sebelum insiden ini presiden menanyakan padanya berita-berita yang lebih lanjut mengenai hal itu. Yani menjawab, “Biarkanlah saya bertanggung jawab mengenai bawahan saya. Janganlah Anda memikirkan hal ini lagi”.
Bagi saya belum dapat dipercaya bahwa Jenderal Yani pada hari naas itu terbunuh juga. Apabila Anda, yang mendapat tugas untuk menyelidiki gerakan 30 September, tidak mengadakan penyelidikan sepihak, maka Anda juga akan mengetahui bahwa sebenarnya Sukarno tidak terlibat perkara itu.
Bapak Soeharto, bolehkah saya mengajukan pertanyaan berikut: Jawaban apa yang akan Anda berikan kepada rakyat Indonesia yang menduga bahwa Anda sendiri yang melaksanakan rencana-rencana busuk “Dewan Jenderal” setelah melihat betapa lihainya Anda mengembalikan ketertiban dari suatu situasi yang amat membingungkan (segera setelah insiden itu terjadi). Kekacauan yang amat sempurna yang terjadi di Indonesia saat itu, dimanfaatkan oleh Angkatan Bersenjata yang berorientasi kanan, bersama para mahasiswa yang pada gilirannya juga didorong pemimpin-pemimpin Islam dan politisi beraliran kanan, untuk menindas PKI.
Untuk tujuan itu dibuat suatu skema yang jelas tentang pembunuhan dan pertumpahan darah. Mungkinkah wajah Angkatan Bersenjata yang berpaling ke Pentagon, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat yang jadi pusat militer dari persekongkolan militer di dunia. Bukankah mereka menginginkan agar di sudut (dunia) ini PKI ditumpas dan hubungan dengan Cina diputuskan?
Berulang kali Sukarno memperingatkan bahwa menuduh PKI bertentangan dengan kebenaran. Sukarno mengatakan, “Jangan meletakkan seluruh tanggung jawab itu pada PKI. Kebenarannya ada di tempat lain”. Saya akan selalu menghormati dan respek pada Sukarno, yang menjalani nasibnya. Yang menolak tunduk pada tekanan Angkatan Bersenjata, yang melakukan segala upaya untuk menyatakan PKI tidak layak hukum.
Dia tidak goyah dalam kepercayaan dan cita-citanya di bawah tekanan seberat apa pun. Bila saat itu ia menyerah dan mengadakan kompromi, maka posisi Sukarno saat ini akan lain sama sekali. Tetapi Sukarno melambangkan keadilan.
Menteri Luar Negeri Adam Malik, pada tahun 1966 memberikan pidato penjelasan yang amat bodoh pada para mahasiswa Indonesia di Tokyo. Dia menjelaskan bahwa Sukarno yang bertanggung jawab atas pembunuhan “massal” terhadap anggota-anggota “komunis”, yang menurutnya tidak akan terjadi bila saja Sukarno segera mengadili PKI. Kita hanya bisa bergidik bila membayangkan apa yang akan terjadi di Indonesia, bila Sukarno juga muncul di depan umum untuk menghujat PKI. Itu akan berarti bahwa presiden melegalisasi pengejaran terhadap para komunis yang memang sudah dimulai dan akan berakibat pembantaian yang lebih hebat. Ungkapan Latin berbunyi “cui bono” (siapa yang beruntung!).
Dalam penyelidikan mencari fakta-fakta yang sebenarnya, yang penting tidak hanya apa yang sebenarnya teradi. Yang tidak kalah penting adalah mencari fakta, siapa yang paling beruntung dalam kejadian ini. Bukankah Amerika Serikat yang jelas memperoleh kemenangan dalam insiden 30 September ini? Jakarta yang sekarang dibanjiri oleh orang-orang Amerika yang akan ber-“investasi”. Sebetulnya hal itu tidak akan menyebabkan keberatan, bila ini berarti bahwa aktivitas ekonomi ini terutama akan mendorong kesejahteraan rakyat Indonesia.
Selama hidupnya Sukarno selalu menolak bila ada yang ingin membuat patung dirinya. Setelah 22 tahun memimpin revolusi Indonesia, dengan amat segan ia menyetujui untuk mempublikasikan otobiografinya. Tetapi, Anda, Bapak Soeharto, baru saja Anda memperoleh kekuasaan dan Anda telah mengeluarkan buku yang berjudul “The Smiling General”. Setelah itu telah terjadi rahasia umum bahwa Anda berkeinginan untuk mencetak potret Anda pada uang kertas, yang berhasil dicegah oleh para penasihat Anda.
Pada umumnya, di kedutaan-kedutaan di luar negeri dipasang potret-potret dari tokoh-tokoh sejarah negara yang bersangkutan. Sukarno adalah Bapak Indonesia. Tetapi mengapa di kedutaan-kedutaan Indonesia di luar negeri tidak ada sama sekali potret Sukarno sekecil apa pun? Anda, yang mengkritik diktator Sukarno, dengan khidmat berjanji untuk membimbing Indonesia ke arah demokrasi yang mewakili suara dan hati nurani rakyat.
Sementara itu Anda telah merenggut hak-hak yang lebih besar daripada Sukarno. Langkah pertama ke arah demokrasi, yakni pemilihan presiden, selalu ditunda-tunda. Anda malah mengizinkan diadakannya diskusi-diskusi menggelikan tentang apakah nama Sukarno layak ditulis di dalam buku-buku sejarah negara ini. Sementara Anda menjelaskan secara umum bahwa Anda melindungi Sukarno, Anda malah mengisolasinya dari dunia luar. Pengasingan yang tidak adil ini dengan dalih bahwa dia sedang sakit, jutru akan membuatnya sakit.
Bila ia membutuhkan perawatan medis, Anda malah menolak untuk memberikannya. Alat-alat medis yang tak dapat digunakan menghiasi kamar-kamarnya. Perawatan gigi yang dibutuhkannya, tidak diberikan. Orang telah menganjurkan agar tidak memberikan lagi suntikan-suntikan, karena tidak diketahui lagi, apakah ia menerima obat-obatan yang benar-benar dibutuhkannya. Saya hanya bisa berharap agar makanan yang disiapkan anak-anaknya, benar-benar sampai ke tangannya. 

Sukarno sekarang menjalani hidup yang amat sulit. Hak-hak manusia yang paling minim pun tidak  diberikan kepadanya. Satu-satunya saat ia bisa meninggalkan pengasingannya ialah untuk menghadiri upacara perkawinan anak-anaknya. Mobilnya kemudian dikawal oleh kendaraan panser dan siapa pun dicegah untuk mendekatinya. Ketika Sukarno pada upacara seperti itu, berdiri untuk mencium mempelai, yakni putrinya, dengan kasar ia ditarik kembali duduk di sofa oleh polisi militer yang mengawalnya, sementara matanya ditutup agar orang tidak bisa membuat foto.
Bila saya mengalami perlakuan seperti itu, saya sudah lama musnah. Tetapi justru, oleh karena Sukarno memiliki kekuatan rohani yang amat dalam dan kemauan yang amat kuat, siksaan semacam ini masih bisa ditanggulanginya. Saya hanya sangat khawatir: bila di depan umum saja ia telah diperlakukan seperti itu, bagaimana dia diperlakukan bila dia sendiri? Secara fisik ia bisa dihancurkan, tetapi mereka tidak akan bisa memusnahkan jiwanya. Dalam hal ini, ia tetap hidup.
Sukarno telah membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda selama 350 tahun. Dia adalah Bapak bangsa. Setelah menderita selama tiga belas tahun dalam tahanan dan penjara oleh orang Belanda, dia berhasil membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan setelah perang kemerdekaan tahun 1945 sampai 1949. Tanpa pimpinan dan bimbingan Sukarno, pada saat ini Anda tidak akan berada pada posisi Anda sekarang.
Sukarno menciptakan Undang-undang Dasar yang demokratis dan mendirikan suatu lingua franka bagi Indonesia. Orang yang mengorbankan jiwa raganya untuk bangsanya, tidak layak diperlakukan seperti itu. Dia pantas dihormati sesuai dengan jasa-jasanya.
Sukarno tidak akan pernah mengizinkan dilakukan pengkhianatan, atau direncanakannya pembunuhan sesama saudara secara besar-besaran. Saya tidak bisa bungkam dan membisu, sementara suami saya menjadi pelampiasan kekerasan. Bagi saya nilai yang tertinggi adalah: kesucian.
Saya sangat yakin bahwa tindakan yang paling rendah yang dilakukan seseorang terhadap sesamanya adalah membiarkan korbannya itu mati tersiksa. Kami ingat kepada pepatah Jepang yang bunyinya, “Mencekik seseorang dengan kain sutera”. Dan, Anda, Tuan Soeharto membiarkan Sukarno disiksa secara rohani dan jasmani.
Tidak pernah saya memperdengarkan suara saya, baik langsung maupun tidak langsung, karena saya sadar betul betapa banyak dan beratnya problema yang harus Anda tangani. Tetapi sekarang saya berbicara secara umum dan terbuka, pertama-tama demi keselamatan jiwa Sukarno. Ketika Sukarno mengalih-tugaskan jabatannya dan mengangkat Anda sebagai penggantinya 7 Maret 1967, dia  melakukannya dengan tiga syarat. Salah satunya adalah agar Anda melindunginya dan keluarganya. Anda tidak menepati syarat itu dan mengingkari janji Anda.
Dalam suatu wawancara dengan pers Jepang mengenai korupsi di Indonesia, Anda antara lain mengatakan, “Mengenai pertanyaan tentang korupsi, orang mengatakan bahwa itu masih tetap terjadi. Tetapi itu adalah akibat dari sisa-sisa rezim Sukarno. Dan untuk sementara masih tetap akan berlangsung, karena hal itu sejak dulu sudah terjadi”.
Apabila kata-kata yang Anda ucapkan itu benar-benar datang dari lubuk hati Anda, maka itu merupakan suatu pembelaan. Hanya seorang pengecut dan seorang yang berjiwa rendah yang berlindung di belakang Sukarno saat menjelaskan korupsi yang terjadi sekarang. Ketika Anda melakukan itu, hilanglah sudah rasa hormat saya yang terakhir kepada Anda.
Selama ada manusia, wajar bahwa mereka yang menang otomatis berada di pihak yang benar dan mereka yang kalah bisa dituduh melakukan apa saja. Apabila Anda secara jujur benar-benar mau menyelidiki korupsi, sebagai warga negara Indonesia, saya bersedia dengan sungguh-sungguh untuk membantu Anda dalam tugas itu. Saya bersedia menghadiri pengadilan terbuka, apalagi saya bisa bertindak sebagai penuntut. Tetapi proses seperti ini harus disalurkan lewat undang-undang dan norma-norma yang berlaku dan tidak diatur secara tertutup dalam suasana ketakutan, kekerasan dan penyalahgunaan wewenang. Itu akan menjadi syarat mutlak bagiku.
Sukarno adalah pahhlawan Revolusi Indonesia. Tetapi menurut pendapatku yang sederhana, hal ini tidak perlu berarti bahwa orang ini juga akan menjadi pemimpin nasional yang baik dalam waktu damai. Saya kira, bila Sukarno melewatkan masa remaja dan masa mahasiswanya di luar negeri, dia pasti akan lebih berhasil mendapatkan perasaan dan kesadaran ekonomi dan menambahkannya pada kapasitas kepemimpinannya yang istimewa itu. Menurutku, rupanya suatu kesalahan bahwa dia menyuruh menasionalisasikan sarana produksi.
Tambahan pula, Sukarno tidak pernah merasakan mempunyai “rumah” dalam arti yang sebenarnya. Andaikata dia pernah mengalami kehidupan berkeluarga dalam arti moral dan etis yang sebenarnya, seperti yang lazimnya dianggap masyarakat, maka ia barangkali akan menjadi seorang presiden yang lebih baik dari sebuah negara yang dipimpin secara sosialis. Tetapi keadaanlah yang mengubahnya menjadi seorang figur kaisar. Dan dengan demikian dia akan menjadi korban dari kekuasaannya sendiri yang mahadahsyat itu.
Sukarno selalu saya kagumi dan hormati sebagai seorang tokoh yang besar, tetapi seperti juga Anda ketahui benar, Bapak Soeharto, saya tidak selalu setuju dengan pendapatnya. Misalnya saja pendapat saya bahwa Pancasila, ciptaan Sukarno (agama, kemanusiaan, demokrasi, nasionalisme dan keadilan sosial) adalah suatu bentuk idealisme murni. Walaupun idealism barangkali sangat diharapkan, namun belum tentu dapat dipraktekkan dalam abad ke-20 ini. Indonesia jelas belum matang untuk bentuk demokrasi Barat. Dengan alasan itulah Sukarno menganjurkan “demokrasi terpimpin”, terutama juga karena sebagian besar penduduk belum mencapai tingkat pendidikan dan tingkat sosial yang sama.
Dalam hal ini saya setuju dengan pendapatnya. Tetapi di  pihak lain, Sukarno mengarahkan politiknya ke cita-cita yang lebih tinggi. Maka tak dapat dihindarkan bahwa dia kemudian mendapatkan kritik tajam, terutama mengenai pandangannya dalam memperbaiki nasib masyarakat secara keseluruhan. Sukarno seharusnya berpikir lebih realistis. Di dalam suatu kurun waktu, di mana dia bisa menjadi penguasa tunggal dia tentu bisa memaksa orang untuk menuruti cita-citanya. Tetapi sebagian besar rakyat lebih peduli untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari daripada mengikuti idealismenya. Orang harus akan kenikmatan-kenikmatan materialistis, dan orang makin tidak tertarik untuk mendengarkan pidato-pidato, yang tidak mengisi perut.

 Sukarno berpendapat bahwa dunia dikuasai oleh dua blok kekuasaan besar. Dia mencoba menghidupkan kekuatan ketiga yang akan memperbaiki keseimbangan. Di dalam pertikaian ini Indonesia mempengaruhi Dunia Ketiga: Asia, Afrika, Amerika Latin. Sementara itu permainan diplomatik ini berarti bahwa Indonesia lambat laun dikucilkan. Dan itu sama sekali tidak dimaksudkannya.
Dia berpendapat bahwa perdamaian dunia baru bisa dicapai bila kebebasan yang mutlak telah dicapai oleh tiap ras dan tiap bangsa. Tetapi keadaan terisolasi dari negara ini menyebabkannya mundur dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia dan misalnya ketidakhadiran kita di Olimpiade Tokyo. Indonesia meninggalkan PBB setelah terjadinya konflik mengenai pembebasan Irian Barat dan konfrontasi dengan Malaysia. Sukarno berpendapat bahwa PBB tidak bertindak adil terhadap tiap-tiap negara anggotanya. Karena Indonesia tidak akan pernah mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia tanpa tunduk terhadap syarat-syarat tertentu dan tekanan politik, Indonesia kehilangan perhatian terhadap pemberian bantuan.
Sebelum kegiatan Olimpiade di Tokyo saat berlangsungnya Asian Games di Jakarta, Indonesia dituduh dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan politik di bidang olahraga. Karenanya Indonesia tidak diperbolehkan mengikutinya. Terhadap perlakuan ini Sukarno menandaskan bahwa Olimpiade sendiri tidak luput dari pengaruh politik, karena buktinya negara-negara komunis tertentu tidak diizinkan mengikutinya.
Bapak Soeharto, bila Anda pada hari-hari itu sungguh-sungguh berpikir secara mendalam mengenai hari depan negara ini, Anda pasti mempunyai pendapat lain daripada cita-cita Sukarno, yang akhirnya sering mempunyai dampak seperti angin puyuh. Saya sendiri, setidaknya, menyaksikan dengan hati berdebar bagaimana diplomasi Indonesia makin mengarah ke kiri.
Tidak ada seorang pun yang sempurna. Tanpa kecuali Sukarno. Namun saya berpendapat bahwa Sukarno tidak pernah melakukan sesuatu untuk memperbaiki dirinya, tetapi selalu melakukan sesuatu dengan jujur dan keyakinan penuh untuk kepentingan cinta tunggalnya, yakni Indonesia. Selama hidupnya ia sedapat mungkin mencegah rekan-rekan senegaranya saling membunuh. Dibandingkan dengan Sukarno, Anda dan sejumlah rekan Anda memerintah negara dengan jalan membakar emosi dan pertumpahan darah. Anda dan antek-antek Anda yang seharusnya dituntut atas tuduhan membunuh orang-orang tak bersalah dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya atas nama perburuan PKI.
Siapa lagi yang masih percaya kepada Tuhan? Dalam hal ini Indonesia seharusnya tidak layak memiliki seorang presiden yang tangannya berlumuran darah.
Bapak Soeharto, Sukarno sungguh-sungguh mencintai negara dan rakyatnya. Termasuk pula mereka yang berniat untuk membunuhnya, bisa dia dekati dengan lembut bila mereka minta maaf. Dibandingkan dengan beliau, Anda menyimpan hati yang kejam di balik senyum Anda. Anda telah menyuruh membunuh ratusan ribu orang. Bolehkah saya bertanya sekali lagi, “Apakah Anda tidak mampu mempertahankan posisi dan kekuasaan Anda kecuali dengan kelicikan dan pertumpahan darah?”
Barangkali kesalahan Anda terbesar adalah tidak segera menuruh membunuh Sukarno tahun 1965 itu. Dengan mudah Anda bisa menuduh para komunis melakukan pembunuhan itu. Bila Anda mau, dengan cara itu Anda bisa mencegah dilakukannya pembunuhan massal pada rakyat. Dan sementara itu pula, Anda bisa mempertahankan kedamaian jiwa jutaan pengagum Sukarno. Para pengagum yang sekarang hanya bisa memandang tanpa daya nasib yang menimpa pemimpin mereka.
Selanjutnya akan sia-sia saja melampiaskan rasa rendah diri Anda terhadap Sukarno. Itu akan merupakan kematian yang lebih terhormat bagi Pemimpin Besar Revolusi, daripada seperti sekarang disiksa sampai dijemput maut. Merupakan aib nasional untuk Indonesia bahwa Sukarno tidak diperlakukan dengan lebih terhormat yang patut diterimanya setelah mengabdikan seluruh hidupnya bagi nusa dan bansanya.
Izinkan saya mengakhiri surat ini dengan menyatakan sekali lagi kesetiaan saya yang mendalam untuk Bapak kita. Hidup Bung Karno!