PT Pindad (Persero) meluncurkan empat
senjata baru yang merupakan hasil pengembangan dan inovasi yaitu Senapan
Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun dan
Pistol G2 Premium.
Peluncuran ke empat jenis senjata tersebut dilakukan di Kementerian Pertahanan, Jakarta Kamis, di hadapan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno, sejumlah perwira tinggi TNI-Polri, sejumlah Atase Pertahanan negara sahabat dan pengurus Perbakin.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan keempat senjata tersebut merupakan hasil pengembangan produk Pindad yang didapatkan dari usaha penelitian yan sungguh-sungguh dan tiada henti, juga implementasi dari masukan yang diberikan oleh para pengguna.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan mendukung Pindad untuk terus memiliki kemampuan dalam memproduksi senjata, munisi maupun kendaraan tempur.
"Kemampuan Pindad memproduksi peralatan senjata dengan kualitas tinggi, menggambarkan peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.
Peluncuran empat jenis senjata ini tambah Ryamizard, juga merupakan bukti Pindad telah merespon positif upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan sehingga bisa setara atau bahkan lebih maju dari industri senjata negara lain.
Ia membuktikan, Lomba Tembak Australian Army of Skill Arms of Meeting (AASAM) yang digelar di Puckapunyal Australia Mei 2016, kontingen TNI AD menggunakan senjata produksi Pindad meraih juara umum sekaligus mempertahankan prestasinya untuk kesembilankalinya sejak 2008.
Selain itu prestasi juga ditorehkan TNI AD saat lomba tembak ASEAN Armie Rifle Meet (AARM) maupun di ajang lomba tembak Brunei Internasional Skill at Arms Meet (BISAM).
Silmy memaparkan, jenis Senapan Serbu SS3 adalah pengembangan dari seri senapan serbu Pindad sebelumnya yaitu SS2. SS3 menggunakan munisi kaliber 7,62 mm dan didisain sebagai Designated Marksman Riffle dalam pasukan yang membutuhkan akurasi tinggi.
Sedangkan senapan SS2 subsonic didisasin khusus dengan peredam (silencer) dan munisi subsonic (di bawah kecepatan suara) 5,56 mm, sehingga cocok untuk operasi khusus yan membutuhkan kemampuan pergerakan senyap.
Sub Machine Gun PM3 didisain dengan sistem penembakan gas operated dengan munisi 9 mm. PM3 lahir dari kebutuhan untuk mendukung operasi tempur jarak dekat, pembebasan sandera atau perang kota.
Sementara itu, Pistol G2 Premium yang merupakan pengembangan frame pistol menggunakan munisi dengan kaliber 9 mm dengan jarak tempak efektif 25 meter yang ditujukan untuk para atlet petembak di kalangan militer dan sipil.
Dengan diluncurkannya keempat senjata baru tersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pengguna dan terus membangun kepercayaan untuk terus menggunakan produk dalam negeri.
Peluncuran ke empat jenis senjata tersebut dilakukan di Kementerian Pertahanan, Jakarta Kamis, di hadapan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno, sejumlah perwira tinggi TNI-Polri, sejumlah Atase Pertahanan negara sahabat dan pengurus Perbakin.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan keempat senjata tersebut merupakan hasil pengembangan produk Pindad yang didapatkan dari usaha penelitian yan sungguh-sungguh dan tiada henti, juga implementasi dari masukan yang diberikan oleh para pengguna.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan mendukung Pindad untuk terus memiliki kemampuan dalam memproduksi senjata, munisi maupun kendaraan tempur.
"Kemampuan Pindad memproduksi peralatan senjata dengan kualitas tinggi, menggambarkan peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.
Peluncuran empat jenis senjata ini tambah Ryamizard, juga merupakan bukti Pindad telah merespon positif upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan sehingga bisa setara atau bahkan lebih maju dari industri senjata negara lain.
Ia membuktikan, Lomba Tembak Australian Army of Skill Arms of Meeting (AASAM) yang digelar di Puckapunyal Australia Mei 2016, kontingen TNI AD menggunakan senjata produksi Pindad meraih juara umum sekaligus mempertahankan prestasinya untuk kesembilankalinya sejak 2008.
Selain itu prestasi juga ditorehkan TNI AD saat lomba tembak ASEAN Armie Rifle Meet (AARM) maupun di ajang lomba tembak Brunei Internasional Skill at Arms Meet (BISAM).
Silmy memaparkan, jenis Senapan Serbu SS3 adalah pengembangan dari seri senapan serbu Pindad sebelumnya yaitu SS2. SS3 menggunakan munisi kaliber 7,62 mm dan didisain sebagai Designated Marksman Riffle dalam pasukan yang membutuhkan akurasi tinggi.
Sedangkan senapan SS2 subsonic didisasin khusus dengan peredam (silencer) dan munisi subsonic (di bawah kecepatan suara) 5,56 mm, sehingga cocok untuk operasi khusus yan membutuhkan kemampuan pergerakan senyap.
Sub Machine Gun PM3 didisain dengan sistem penembakan gas operated dengan munisi 9 mm. PM3 lahir dari kebutuhan untuk mendukung operasi tempur jarak dekat, pembebasan sandera atau perang kota.
Sementara itu, Pistol G2 Premium yang merupakan pengembangan frame pistol menggunakan munisi dengan kaliber 9 mm dengan jarak tempak efektif 25 meter yang ditujukan untuk para atlet petembak di kalangan militer dan sipil.
Dengan diluncurkannya keempat senjata baru tersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pengguna dan terus membangun kepercayaan untuk terus menggunakan produk dalam negeri.