Rabu, 12 Maret 2014

PESAWAT HAWK 100/200 PECAH KESUNYIAN LANGIT SENJA KALIMANAN BARAT

IMG_1289
Langit di atas Kota Pontianak yang biasanya sunyi dikala senja mendadak terdengar gelegar suara pesawat tempur meraung – raung.  Ini dikarenakan pesawat Hawk 100/200 yang berhome base di Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa sedang melaksanakan Latihan terbang malam, (11/03).  
Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga mengatakan  latihan terbang malam ini berguna untuk meningkatkan profesional para penerbang dalam mengantisipasi kemungkinan akan terjadi gangguan, ancaman serta pelanggaran wilayah kedaulatan hukum nasional oleh pihak lain. Serta untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan serta tetap terpeliharanya keahlian terbang, para penerbang  tentunya membutuhkan latihan yang berkesinambungan dengan kondisi cuaca maupun situasi siang ataupun malam sehingga para penerbang dapat mengatasi berbagai tantangan tugas yang dihadapi.
”Bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan terutama pada saat lepas landas dan mendarat yang hanya mengandalkan instrumen yang ada disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan atau run way, untuk itu para penerbang dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu,” tambah Danlanud.
Hal senada juga disampaikan Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono.  Menurutnya latihan terbang malam ini salah satu latihan yang penting  bagi para penerbang maupun ground crew sehingga dapat meningkatkan kemampuan operasional Skadron Udara 1.  ”Latihan terbang malam ini juga melatih dan dapat dijadikan barometer untuk mengukur kemampuan kesiapan personel yang ada, baik kesiapan para penerbang, alutsista serta kesiapan teknisi dalam penyiapan pesawat,” tambahnya.

SBY Nonton Perang Laut di Mako Armatim Surabaya


Presiden SBY akan menyaksikan kapal TNI Angkatan (AL) Laut KRI berperang di laut. Aksi tersebut merupakan bagian dari gelar dan demo alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL yang makin modern.

Acara akan berlangsung di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Mako Armatim), Rabu (12/3/2014). SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Seperti dilansir presidenri.go.id, sebelumnyanya SBY dijadwalkan menerima laporan Menhan Purnomo Yusgiantoro terkait status pembangunan kekuatan matra laut pada periode rencana strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Demo alutsista TNI Angkatan Laut akan menampilkan penyebaran ranjau dari Pesawat Udara Patroli Maritim, penembakan poket RBU dari KRI, peperangan antikapal selam oleh KRI dengan menggunakan helikopter antikapal selam, dan sailing pass Kapal TNI Angkatan Laut.

Usai peninjauan, di tempat yang sama, selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), SBY juga diagendakan menyampaikan pengarahan pada sidang KKIP 2014. Sidang ini merupakan sidang perdana KKIP dengan keanggotaan sesuai UU 16/2012 tentang Industri Pertahanan.

Siang nanti, SBY melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Lomongan. Di Lamongan, Kepala Negara dijadwalkan melakukan ziarah ke makam Sunan Drajat.

Turut mendampingi SBY antara lain Mendagri Gamawan Fauzi, Mendikbud M Nuh, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar. (Raden Trimutia Hatta)

Presiden: penambahan alutsista untuk pertahankan kedaulatan



 Sebuah kapal cepat sea rider milik Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL melakukan patroli di sela gladi Gelar Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL periode 2004-2014 di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Jatim, Senin (10/3). Gelar tersebut sebagai bentuk inspeksi kesiapan TNI AL dalam menjaga keutuhan NKRI yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat) 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan penambahan kekuatan TNI Angkatan Laut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan, bukan karena Indonesia ingin berperang.

"Kita tidak ingin perang. Namun jika harus bertempur dan mempertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita bertambah lagi," kata Presiden Yudhoyono di sela peninjauan gelar alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dan demo kekuatan persenjataan TNI Angkatan Laut di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Pelanggaran kedaulatan dapat terjadi dalam beragam bentuk, terutama di wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan.

Didampingi Menteri Pertahananan Purnomo Yusgiantoro, Presiden Yudhoyono meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode Rencana Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Menurut Menteri Pertahanan, alutsista yang digelar antara lain empat kapal perang korvet kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (Landing Platform Dock), empat Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.

Untuk Korps Marinir TNI AL telah datang 54 tank amphibi jenis BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), empat pesawat latih Bonanza G-36, dan tiga helikopter Bell-412 EP.

Pada kesempatan itu juga digelar model atau miniatur alutsista yang pengadaannya melampaui masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II.

"Penyelesaian alutsista laut membutuhkan waktu yang lama," kata Menhan menjelaskan alasan pengadaan yang melampaui masa bakti kabinet.

Alutsista yang disajikan dalam bentuk miniatur antara lain tiga kapal selam, dua kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis frigate, kapal layar latih (Tall Ship) pengganti kapal Dewa Ruci yang sudah berusia 62 tahun, tiga kapal angkut tank yang satu di antaranya untuk mengangkut tank Leopard, dua kapal Bantu Hidro Oseanografi (BH0), dan dua kapal Bantu Cair Minyak (BCM).

TNI AL, tambah Menhan, juga akan diperkuat oleh tiga pesawat CN-235 MPA, 11 unit helikopter Anti Kapal Selam (AKS) yang dilengkapi dipping sonar dan torpedo, lima unit panser BTR-4 dan satu baterai Multiple Launch Rocket System (MLRS).

Selasa, 11 Maret 2014

Perkuat Alutsista, RI Pilih Korsel


Pemerintah menginginkan investasi dari Korea Selatan untuk pembangunan industri komponen dan mesin alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Indonesia. Hal tersebut diharapkan dapat masuk di perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antar kedua Negara (Indonesia-Korea Commprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA), kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Senin (10/3).
MS Hidayat selaku pihak pimpinan tim negoisator IK-CEPA lebih lanjut mengatakan selain investasi di sektor elektronik, petrokimia, baja, dan mineral dari Korsel, pemerintah juga bersepakat mengusulkan investasi dari negara produsen pesawat tempur itu di sektor komponen alutsista.
Usulan beberapa sektor sasaran investasi itu juga menjadi sikap terakhir pemerintah menjelang negosiasi ke-8 antara Indonesia dan Korsel, yang dilaksanakan sebelum Mei 2014. "(Komponen alusista) itu investasi yang kita harapkan dari Korsel," ujar Hidayat, setelah rapat dengan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Kepala BKPM Mahendra Siregar, dan pihak Kedutaan Besar RI untuk Korsel.
Selama ini, kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang alusista, di antaranya, berupa kerja sama mengenai pembuatan pesawat tempur yang diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Indonesia memang masih mengimpor sejumlah alusista. Maka itu, dengan mengucurnya investasi untuk komponen Alusista, diharapkan Indonesia dapat mengembangkan produksi alusista dalam negeri. Namun, Investasi Korsel ke Indonesia masih terkonsentrasi di sektor industri karet, plastik, kimia, tekstil, gas, air dan baja.
Menurut KBRI Seoul, pada 2013 realisasi investasi Korsel ke Indonesia adalah sebesar 2,2 miliar dolar AS, meningkat 15,7 persen dari tahun 2012 sebesar 1,95 miliar dollar AS. "Maka dari itu, komponennya adalah bagian dari industri yang kita harapkan masuk," ujar Hidayat.
Mengenai target dan besaran investasi, baik Menperin dan Mendag Luthi mengaku belum dapat membeberkannya sebelum disepakati oleh kedua negara. Kemenperin dalam beberapa kesempatan, menyatakan pengembangan industri alusista, maupun komponennya memang membutuhkan modal besar dengan dukungan teknologi yang tinggi.
Di sektor lain, Korsel juga masih mengkaji untuk mengucurkan investasi seperti di bidang besi baja dan otomotif. Misalnya, untuk investasi perusahaan baja Korsel, POSCO, kedua perwakilan negara masih dalam proses perundingan.

ROL. 

Presiden Inspeksi Alutsista Baru di Surabaya


Helikopter TNI AL
Helikopter Panther TNI AL

Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono akan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur mulai Selasa, 11 Maret 2014, hingga Kamis, 13 Maret 2014.
“Benar, Presiden akan melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Media, dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Anom Surahno, Senin, 10 Maret 2014.
Dalam kunjungannya ini, Presiden SBY akan menyaksikan alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru. Hal ini sesuai dengan amanat SBY dalam acara Hari Ulang Tahun TNI ke-68 pada 5 Oktober 2013. Saat itu, SBY mengatakan pemerintah pusat akan mengganti dan menambah alutsista di semua matra dan lini. Hal ini untuk mencapai tahapan kekuatan esensial minimum.
SBY dijadwalkan berangkat dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Surabaya, Selasa siang. Tiba di Surabaya, SBY didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan rombongan menuju Markas Komando Armada Kawasan Timur TNI AL. Mereka akan menyaksikan penyerahan secara simbolis miniatur pesawat CN 235-220 N-61 MPA oleh Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso kepada Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis.
panther-2
Korvet Sigma KRI Iskandar Muda Mengusung Helikopter Panther
Penyerahan miniatur diikuti dengan penandatanganan naskah serah-terima pesawat CN 235-220 N-61 MPA. Pesawat terbaru TNI AL ini sanggup melihat sasaran jarak jauh. Kekuatan pandangan jauh tersebut terletak pada forward looking infra red (FLIR) dan search radar yang diletakkan di bawah badan pesawat.
Adanya search radar dan FLIR dengan teknologi maju ini membantu TNI AL mendeteksi kapal nelayan dari ketinggian 13.000 kaki, sehingga dapat menindak aktivitas pencurian ikan oleh kapal asing. Pesawat ini juga dapat melakukan pemantauan terhadap kapal imigran gelap yang banyak memasuki area pantai selatan Pulau Jawa.
Selanjutnya, bersama dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL Laksamana TNI Marsetyo, dan Panglima Komando Armatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Presiden SBY akan meninjau Dermaga Madura. Di sana akan digelar alutsista TNI AL.
Dalam acara ini akan diadakan demo berupa penyebaran ranjau dari pesawat udara, penembakan RBO dari kapal, demo pembebasan sandera dengan menggunakan sea rider, dan peperangan kapal selam dengan helikopter. Hal ini dilanjutkan dengan aksi sepuluh penerjun yang mendarat di geladak kapal. Rangkaian demo ini akan diakhiri dengan sailing pass kapal TNI AL dan flying pass helikopter Angkatan Laut.
Setelah menyaksikan demo alutsista, SBY selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) akan membuka rapat KKIP di Gedung Candrasa, Surabaya. Rapat itu akan dihadiri sekitar 80 orang anggota KKIP dan pejabat terkait, termasuk Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
SBY juga diagendakan mengunjungi Wisata Bahari Lamongan, Kabupaten Lamongan, dan Kelola Mina Laut di Kabupaten Gresik. Rangkaian kunjungan kerja akan diakhiri dengan kunjungan ke pelabuhan pendaratan ikan Kecamatan Bulu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Di sini, SBY beserta rombongan akan melakukan peninjauan. Setelah meninjau pelabuhan pendaratan ikan, SBY akan bertolak menuju Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. (tempo.co / AGITA SUKMA LISTYANTI)

Minggu, 09 Maret 2014

TNI AL kerahkan lima kapal perang cari MH370

 
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, menyatakan TNI AL segera mengerahkan lima kapal perang dan satu helikopter untuk membantu pencarian pesawat terbang Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang hilang kontak sejak kemarin pagi (8/3).

"Tadi saya berkomunikasi dengan Panglima Tentera Laut Diraja Malaysia, Laksamana Tan Sri Abdul Aziz. Intinya, mereka meminta kami membantu mencari pesawat terbang Malaysia Airlines yang dinyatakan hilang kontak itu," katanya kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu.

Lima kapal perang TNI AL yang segera ditugaskan itu, kata dia, semuanya tergabung dalam Komando Armada Indonesia Kawasan Barat Indonesia TNI AL. "Ada yang memang sedang tugas patroli dan ada yang langsung diperintahkan berlayar misi dari pangkalannya," kata dia.

Wilayah operasi pencarian bagi kapal-kapal perang TNI AL itu, kata dia, ada di wilayah perairan Indonesia di Selat Malaka.

"Kami kerahkan kekuatan agar misi pencarian ini segera menunjukkan hasil. Kami senantiasa berkoordinasi dan saling membagi informasi dengan rekan-rekan internasional kami dalam misi pencarian ini," kata Marsetio.

Informasi menyebutkan, radar Tentera Udara Diraja Malaysia dikabarkan "menangkap" pantulan gelombang radar satu wahana udara di sekitar ruang udara Penang, Semenanjung Malaka.

MH370 lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing pada pukul 00.41 waktu setempat, Sabtu (8/3). Seharusnya, dia mendarat di Beijing pada 06.40 waktu setempat pada hari sama dalam penerbangan tanpa henti itu.

Akan tetapi, radar Pengendali Ruang Udara Subang, Malaysia, kehilangan kontak --baik di layar monitor radar ataupun suara-- dengan MH370 pada pukul 02.41 waktu setempat. Di dalam MH370 yang memakai Boeing B-777-200ER itu terdapat tujuh warganegara Indonesia; semula dikabarkan ada 12. 

PT DI Teken Mou 100 Pesawat N219


Model Pesawat N-219 PTDI,  saat Pameran HUT BPPT di Jakarta (photo:Antara/Dhoni Setiawan)
Model Pesawat N-219 PTDI, saat Pameran HUT BPPT di Jakarta (photo:Antara/Dhoni Setiawan)

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) meneken Memorandum of Understanding (MoU) pesanan 100 pesawat perintis N219. Nantinya, pesawat berkapasitas 19 kursi ini disebut mampu melayani kebutuhan komersial, khususnya di daerah Indonesia timur.
“Tahun ini desain selesai, tahun depan selesai dirakit, akhir 2015 prototipe bisa terbang,” ujar Budi Santoso, Direktur Utama PT DI di sela kunjungan kerja Kementerian Perindustrian dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, 7/03/2014.
Saat ini, PT DI tengah fokus untuk membuat 4 prototipe untuk flying dan starting test. Untuk membuat prototipe tersebut, Bappenas memberi dana Rp 310 miliar ke PT DI melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
“Pemerintah fokus mengembangkan IPTEK dan mendukung pendalaman sektor industri penerbangan,” ujar Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Armida Alisjahbana.
PT DI menargetkan produksi minimum 100 pesawat, meski target penjualannya mencapai 300 pesawat. N219 disiapkan sebagai pesawat perintis untuk mengambil pangsa pasar Twin Otter dan Cessna Caravan.
“Kami mau buat pesawat yang cukup murah, sekitar 4,5-5 juta USD, tergantung konfigurasinya,” ujar VP Marketing PT DI, Arie Wibowo. Harga tersebut terbilang murah jika disandingkan dengan pesaingnya yang kini mematok harga 6-7 juta USD.
Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, PT DI harus mempunyai visi jangka panjang untuk lebih melebarkan sayap ke dunia internasional. “Setelah domestik kuat, PT DI harus cari ekspansi lain misalnya ke Afrika atau Australia,” ujarnya.
N-219 PT DI (Photo: PT DI)
N-219 PT DI (Photo: PT DI)

Inalum Pasok Bahan Pesawat
Pemerintah membuat rencana besar terhadap PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang telah diambil alih dari tangan Jepang. Mulai dari peningkatan produksi, pengembangan kawasan, hingga hilirisasi alumunium menjadi komponen pembuatan pesawat terbang.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, hilirisasi akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari bahan mentah, produk setengah jadi, hingga kualitas paling tinggi yang biasa digunakan untuk teknologi canggih.
“Kita akan gerakan hilirisasi atau downstream di sana (Inalum), yang menggunakan produk alumunium dari Inalum. Kualitasnya akan kita tingkatkan. Salah satunya adalah alumunium alloy yang digunakan untuk bahan pembuatan pesawat terbang,” ungkap Hidayat, di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (6/3/2014)
Hidayat mengatakan, saat ini pemerintah tengah berkonsentrasi dalam pembuatan peraturan pemerintah (PP) untuk menjadikan Inalum sebagai BUMN. Kemudian adalah rancangan untuk penambahan modal terhadap Inalum.
Berlanjut Inalum akan ada penningkatan produksi menjadi 470 ribu ton per tahun. Saat ini produksi dari Inalum adalah 250.000 ton per tahun. Diharapkan pada tahun 2017 itu tercapai.
Untuk penambahan modalnya, dua opsi yang bisa dilakukan adalah Penyertaan Modal Negara (PMN) dan IPO. Namun Hidayat lebih optimistis untuk jangka panjang, Inalum dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). (tribunnews.com/ KONTAN – Syarifah Nur Aida) / (Arifg/Diego).