Minggu, 15 Desember 2013

SEMANGAT, MAKNA DAN NILAI-NILAI “HARI JUANG KARTIKA”


               Pangdam II/Swj Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo yang diwakili oleh Kasdam II/Swj Brigjen TNI Toto S Moerasad, S.Ip.,M.M., bertindak selaku Irup pada upacara memperingati hari Juang Kartika tahun 2013, yang diikuti oleh Danrem 044/Gapo, Para Perwira Ahli Pangdam II/Swj, Para Pejabat Teras Kodam II/Swj, Para Dan/Kabalakdam II/Swj, serta Para Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS TNI Kodam II/Swj. Minggu, 15 Desember 2013, bertempat di lapangan apel Makodam II/Swj.
 
Pada upacara Hari Juang Kartika, Kasdam II/Swj membacakan amanat Panglima Besar Jenderal Sudirman, yaitu :  “Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku ini, tetapi jiwaku yang dilindungi benteng Merah Putih akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang kuhadapi”., - Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu “Kasta” yang berdiri diatas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu. Tentara hanya mempunyai kewajiban satu ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini. Lagi pula sebagai tentara disiplin harus dipegang teguh. Tunduk kepada pimpinan atasannya, dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya, tunduk kepada perintah pimpinannya, inilah yang merupakan kekuatan dari suatu tentara. - Kamu sekalian telah bersumpah bersama-sama dengan rakyat seluruhnya akan mempertahankan kedaulatan Negara Republik Kita dengan segenap harta benda dan jiwa raganya. Jangan sekali-kali diantara tentara kita ada yang menyalahi janji, menjadi penghianat nusa, bangsa dan agama. Harus kamu senantiasa ingat bahwa tiap-tiap perjuangan tentu memakan korban, tetapi kamu sekalian telah bersumpah ikhlas mati sebagai kesumah bangsa. - Meskipun kamu mendapat latihan jasmani yang sehebat-hebatnya tidak akan berguna jika kamu mempunyai sifat menyerah. Tentara akan timbul dan tenggelam bersama-sama negara. - Anak-anakku Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percayalah dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas himpunan runtuhan ribuan jiwa, harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga. Berjuang terus, Insya Allah Tuhan melindungi perjuangan suci kita. - Janji sudah kita dengungkan, tekad sudah kita tanamkan, semua ini tidak akan bermanfaat bagi tanah air kita, apabila janji dan tekad ini tidak kita amalkan dengan amalan yang nyata.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Boediman dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kasdam II/Swj mengatakan, bahwa perjalanan panjang pengabdian TNI Angkatan Darat, tentu tidak terlepas dari kerja keras dan pengabdian para pendahulu dan senior yang telah meletakkan dasar-dasar pembinaan dan pembangunan TNI Angkatan Darat, sehingga mencapai kemajuan seperti saat ini. Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, sudah sepatutnya kita menyampaikan rasa hormat, bangga dan terima kasih, seraya memanjatkan do’a, agar para pendahulu dan senior senantiasa mendapat lindungan Tuhan, dengan disertai tekad kita untuk melanjutkan cita-cita luhur perjuangannya. Selain itu, momentum peringatan Hari Juang Kartika ini, hendaknya dijadikan sebagai wahana untuk melakukan instrospeksi dan mawas diri terhadap pelaksanaan tugas yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun yang lalu dan sekaligus meneguhkan tekad dan memperbaharui semangat juang, untuk terus meningkatkan kinerja dan kualitas pengabdian yang lebih baik, bagi pembangunan Angkatan Darat dan kejayaan bangsa. 

Kita patut bersyukur bahwa setelah 68 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai kemajuan dan pencapaian hasil-hasil pembangunan nasional, telah dapat kita rasakan bersama.  Bahkan, saat ini negara Indonesia menjadi 16 (enam belas) besar kekuatan perekonomian dunia. Suatu prestasi besar yang sangat membanggakan dan harus terus kita jaga dan tingkatkan. Meskipun memasuki tahun 2013, baik pada tataran global maupun nasional, dunia menghadapi situasi ketidakpastian dan kecenderungan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan perekonomian Negara Indonesia masih mampu mengimbangi negara-negara maju.

Perlu dipahami bahwa, hampir seluruh sektor perekonomian tumbuh melambat pada Triwulan-III tahun 2013. Perlambatan pertumbuhan tersebut, antara lain terjadi pada sektor pertanian, manufaktur, konstruksi, transportasi dan lain sebagainya. Disamping adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global, sejak diterbitkannya kebijakan pengetatan peredaran mata uang Dolar AS, juga terjadi krisis dengan terdepresiasinya nilai tukar berbagai mata uang terhadap Dolar AS, termasuk nilai  tukar rupiah yang menyentuh batas kritis di atas 11.800 rupiah per Dolar AS. Kondisi tersebut, meskipun belum berpengaruh signifikan terhadap perekonomian makro, namun tetap menuntut sikap kewaspadaan dan upaya penanganan kita bersama. Berangkat dari pengalaman saat menghadapi krisis tahun 1997, sebagai bangsa pejuang, tentunya segenap elemen bangsa harus bahu membahu untuk mewujudkan iklim yang kondusif dalam rangka menjaga pertumbuhan perekonomian nasional yang sehat. 

            Terkait hal tersebut, berbagai program dan kegiatan Binter TNI AD, seperti peningkatan ketahanan pangan, pembangunan sarana dan prasarana wilayah, akselerasi bidang kesehatan dan pendidikan, serta bidang lainnya akan sangat bermanfaat untuk membantu dan meringankan pemerintah daerah maupun warga masyarakat secara keseluruhan dalam menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan berbagai persoalan lain yang dihadapi masyarakat. Sebagai bagian dari komponen bangsa, TNI AD akan senantiasa tanggap dan peduli terhadap kondisi kehidupan rakyat dan bangsanya, serta turut berpartisipasi dan berkontribusi maksimal dalam menghadapi berbagai persoalan faktual bangsa. 

Lebih lanjut Kasad mengatakan, sebagai salah satu pilar bangsa yang menopang tetap tegaknya NKRI, TNI Angkatan Darat juga senantiasa konsisten dalam memenuhi kewajibannya dalam menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI. TNI AD tetap berkomitmen untuk bersikap netral dan tidak melibatkan diri kedalam politik praktis serta mengawal demokrasi secara professional.
Terkait dengan kebijakan pembangunan kekuatan TNI AD menuju terwujudnya kekuatan pokok minimum (MEF), maka TNI AD berkomitmen untuk terus melakukan pemenuhan dan    modernisasi Alutsista. TNI Angkatan Darat juga berkomitmen untuk membangun prajurit yang profesional, modern, berdisiplin, dicintai dan mencintai rakyat, yang berbasis pada science dan    teknologi modern. 

            Hal tersebut sangat sejalan dengan tema Hari  Juang Kartika tahun ini, yakni : “Dilandasi semangat Hari Juang Kartika, TNI AD bertekad menjadi profesional, berdisiplin tinggi, militan, modern dan dicintai rakyat, siap menjaga keutuhan NKRI”. Tema tersebut mencerminkan komitmen dan tekad yang kuat TNI AD untuk menjadi profesional, modern dan militan, sekaligus memancarkan semangat untuk terus memperkokoh kemanunggalannya dengan rakyat serta membangun sinergitas dengan segenap komponen bangsa lainnya. Saya berharap tema ini benar-benar dipahami, dihayati dan diimplementasikan melalui langkah dan   tindakan nyata sesuai bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing. 

Kasad menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Pemda, tokoh masyarakat, tokoh agama, Ormas, Media Massa dan segenap komponen bangsa, atas dukungannya kepada satuan-satuan TNI AD, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dan berharap dukungan dan kerjasama tersebut dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang. “Dirgahayu TNI Angkatan Darat”.
 

Badai Salju Turut Melanda Wilayah Indobatt di Lebanon

Badai Salju Turut Melanda Wilayah Indobatt di Lebanon
Badai salju dan suhu beku yang mendera dalam beberapa hari belakangan ini di wilayah Eropa turut melanda wilayah Area Of Responsibility (AOR) Indobatt di daerah Lebanon Selatan, Sabtu (14/12/2013).
Hujan salju serta diiringi angin kencang telah mengakibatkan jalan-jalan tertutup salju. Selain itu, jarak pandang yang terbatas juga telah memaksa dilakukannya pengurangan bahkan pembatalan patroli kendaraan.
"Pengurangan dan pembatalan beberapa jadwal patroli terpaksa dilakukan demi menjaga keselamatan dan keamanan dari personel dan kendaraan Indobatt," ujar Komandan Satgas Indobatt XXIII-H/UNIFIL, Letkol Inf M. Asmi.
Wilayah AOR Indobatt yang terkena dampak badai salju meliputi seluruh wilayah Kompi "Alpha" - UNP(United Nation Position) 9-63 El Aadaisse, UNP 9-15 Kafr Killa, dan wilayah Kompi "Bravo" di UNP 7-2 Ibil As Saqy area SECTOR EAST.
Adapun wilayah UNP 9-2 Az zikkiyah yang merupakan sektor dari Kompi "Charlie" dan UNP 7-1 Adchit Al Qsair yang merupakan markas Indobatt dimana terdiri dari Kompi "Delta", Kompi "Maung", Kompi Markas dan Markas Batalyon dampak dari badai salju tidak separah yang melanda kedua kompi Indobatt yang lainnya.
Letkol Inf M. Asmi langsung memerintahkan kepada para Komandan Kompi beserta jajarannya agar segala pergerakan dengan berkendaraan yang tidak bersifat urgent untuk tidak dilakukan. Selain itu, beliau juga berpesan agar setiap personel yang berjaga di pos-pos untuk tetap semangat dan menjaga kesehatannya.

TNI. 

Kasad Buka Pameran Alutsista Tempur TNI AD Di Kodam V/Brawijaya


Peresmian pembukaan pameran Alutsista TNI AD oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman ditandai dengan penekanan tombol oleh Kasad didampingi oleh Ibu Kasad Ibu Wanti Budiman. Setelah itu para penari dengan menggunakan pakaian Jember Fashion Carnaval menempatkan diri di pintu masuk Pameran Alutsista untuk mengantar Kasad melaksanakan peninjauan pameran ke tempat Pameran Alutsista TNI AD. 

Acara pembukaan Pameran Alutsista Tempur TNI AD ini diawali dengan tarian “Selamat Datang” kreasi Kontemporer dari Karisma Dancer. Yang dilanjutkan dengan Sambutan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP. dan sambutan Kasad Jenderal TNI Budiman. Kasad dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pameran Alutsista seperti ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban TNI Angkatan Darat kepada masyarakat. Lebih lanjut Kasad menjelaskan bahwa pajak yang dibayarkan oleh rakyat kepda pemerintah lalu kemudian dibelikan alutsista untuk kepntingan pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan NKRI. 

Kasad secara resmi membuka acara tersebut tepat pada pukul 15.35 dengan menekan tombol sabagai tanda pameran Alutsista dibuka secara resmi dan terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Pada kesempatan ini juga dilaksanakan penyerahan hadiah kepada pemenang Lomba Karya Cipta Teknologi TNI AD berupa Patung, Piagam penghargaan dan uang pembinaan (secara simbolis dalam bentuk steorofom). 

Biasanya lapangan Makodam V/Brawijaya biasanya   lengang   kini pada Jumat (13/12-2013) telah dipenuhi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AD. Sejumlah Alutsista yang sudah tergelar disekitar Makodam V Brawija. Alutsista ini yang dipamerkan mulai dari  Tank Leopard, Tank Marder 1A3, 14 Unit Tank Tarantula, 13 Unit Tank AMX 105 mm, 13 Unit Tank Anoa,  2 Unit Tank Panhard, 2 Unit Tank Saladin, 45 Unit Tank Scorpion, 2 Unit Tank Scorpion Non 90, Tank Stormer Komando, Tank Stormer APC, 6 Pucuk Meriam 105 mm/Tarik M101, 6 Pucuk Meriam 105 mm, 12 pucuk Meriam 57 mm, 6 Pucuk Rain Metal 20 mm, 3 Unit Helly Bolco 105, 3 Unit Helly Serbu MI-35 (Rusia), 4 Unit Helly Serbu MI 17 (Rusia), 2 Unit Helly Bell 205 dan 3 Unit Helly Bell 412. 

Perlu diketahui bahwa peserta Pameran Alutsista berasal dari kecabangan-kecabangan di TNI AD  seperti kecabangan Infanteri, Kavaleri, Armed, Arhanud, Zeni, Kesehatan, Perhubungan, Perbekalan dan Angkutan, Peralatan, Dittopad, Dispenad, Litbang TNI AD. Kemudian sejumlah Perguruan Tinggi ikut ambil bagian dalam pemeran ini seperti  Institut Teknologi Surabaya/ITS, Intitut Teknologi Nasional (ITN), Universitas Pembangunan Nasional (UPN).
TNI AD menyelenggarakan Pameran Alutsista dan Industri Strategis Berskala Nasional mulai hari Jum’at (13/12) sampai dengan tanggal 17 Desember 2013.  Pameran ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika ke 68 dan Hari Ulang Tahun ke-65 Kodam V/Brawijaya tahun 2013. Setelah acara pembukaan Kasad Jenderal TNI Budiman melanjutkan kunjungan ke stand-stand di dampingi Gubernur Jawa Timur Sukarwo Kapolda Jawa Timur dan para pejabat teras Angkatan Darat.  

Selesai berkeliling mengunjungi stand pameran, Kasad Jenderal TNI Budiman melanjutkan kegiatan konferensi pers kepada sejumlah media cetak dan elektronik tentang maksud diadakannya pameran Alutsista yang dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur. Kegitan jumpa pers selesai Kasad menyempatkan diri bertemu dengan pasukan yang akan ikut dalam defile  yang akan dilaksanakan pada hari Minggu (15/12-13) sebagai puncak peringatan Hari Juang Kartika ke 68 tahun 2013 di Kodam V/ Brawijaya.

Wikileaks juga ungkap kedekatan Ical-Ani Yudhoyono

Ical melakukan pertemuan dengan PBNU. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie (Ical) pernah melakukan pendekatan intensif dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono pada tahun 2005 lalu. Langkah ini dia lakukan setelah direshuffle dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Dalam laporan yang dibocorkan Wikileaks, Minggu (15/12), Ical dilaporkan langsung tebar pesona untuk mendapatkan kembali perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini semakin tekun melakukan pendekatan dengan Ani dan keluarganya.

"Entah bagaimana (Bakrie) berhasil membalikkan isu bencana aliran lumpur Jawa Timur yang diprakarsai perusahaannya Lapindo Bras Corporation, dia juga terus meningkat profilnya dalam administrasi kenegaraan," ungkap Wikileaks.

Dalam kawat diplomatik berstempel 'rahasia' tersebut, mengindikasikan kedekatan Ical dengan ibu negara sempat membuat hubungan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan Ani berada di ujung tanduk. Bahkan, Ani sempat marah saat JK berseloroh soal agama yang dianut istri SBY ketika bertarung pada Pilpres 2009.

Di saat bersamaan, JK juga menyimpan minat untuk meningkatkan hubungannya dengan Ani, dengan misi mendapat persetujuan dari istri SBY tersebut. Keputusan ini akan berdampak besar terhadap kelanjutan pasangan SBY-Kalla pada Pemilu 2009.

Sebelumnya diberitakan, harian The Australian membeberkan soal penyadapan yang dilakukan terhadap SBY dan Ani Yudhoyono. Sebuah kabel diplomatik berstempel 'rahasia' dikirimkan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomat AS di Canberra dan CIA. Kabel ini membicarakan dinamika baru peta politik Indonesia.

Para intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasehat penting bagi SBY. Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam kabinet SBY, tapi istrinya sendiri, Ani Yudhoyono.

"Keberadaan Kristiani Herawati telah mengorbankan penasehat kunci lainnya. Ibu negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf) Kalla," tulis kabel tersebut.

Wikileaks Beber Alasan Australia Sadap Bu Ani


Lebih Berpengaruh Ketimbang Wapres, Disebut Siapkan Agus untuk Suksesi


Kawat diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang berisi informasi tentang upaya Kristiani Herawati memperkuat pengaruhnya di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Foto: The Australian
Kawat diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang berisi informasi tentang upaya Kristiani Herawati memperkuat pengaruhnya di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: The Australian
BERITA tentang penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan lingkaran dekatnya oleh intelijen Australia terus bergulir. Yang terkini, media Australia membeber alasan intelijen di negeri Kanguru itu menyadap telepon Ibu Negara, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono pada 2009 silam atau ketika SBY hendak memasuki periode kedua masa kepresidenannya.

Keputusan lembaga telik sandi Australia, Defence Signal Directorate (DSD) untuk menyadap Bu Ani karena didasari pada posisinya sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap SBY dan dianggap tengah menyiapkan kursi kekuasaan untuk putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono. Rencana penyadapan terhadap Bu Ani pada 2009 itu sudah disiapkan dua tahun sebelumnya, yakni pada 2007.
Seperti diberitakan The Australian yang mendapat bocoran dari Wikileaks, pada 17 Oktober 2007, sebuah kawat diplomatik dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomatnya di Canberra dan CIA. Isi kawat diplomatik berjudul A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE itu adalah peran Bu Ani yang kala itu sudah tiga tahun menjadi first lady.

Dalam bocoran tentang rencana penyadapan itu terulis bahwa broker kekuasaan yang baru di Indonesia bukanlah Jusuf Kalla yang saat itu masih Wakil Presiden, tetapi justru Bu Ani. Meski bukan bagian dari kabinet, tapi posisi Bu Ani sebagai istri SBY membuatnya memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan  di pemerintah Indonesia.

"Berdasarkan kontak (intelijen, red), Ibu Negara telah memperluas pengaruhnya di Istana dan muncul sebagai penasihat presiden yang tak terbantahkan," tulis kawat diplomatik dari Kedubes Amerika Serikat di Jakarta itu. "Naiknya Kristiani Herawati telah membuat penasihat penting lainnya tergusur. Ibu Negara diduga telah memanfaatkan aksesnya ke presiden untuk membantu teman-temannya dan menyingkirkan musuhnya, termasuk Wapres Kalla."

Kawat diplomatik dari Kedubes AS di Jakarta yang juga ditujukan ke sejumlah kedutaan negeri Kanguru di negara lain itu juga menyebut upaya Bu Ani membatasi akses para penasihat presiden dengan menguatkan perannya sebagai penjaga utama akses ke SBY. Bu Ani juga disebut mampu memaksa SBY sebagai presiden untuk memlihat dan memilih pendapat ibu dua putra itu.

Bagi kalangan intelijen Barat, posisi Bu Ani memang menjadi catatan tersendiri. Dalam laporan The Australian itu ditegaskan, meski Bu Ani bukan anggota kabinet tetapi ia menjadi makelar jabatan di Indonesia.
DSD dan para mata-mata lainya di Canberra secara alami memang selalu penasaran dengan dinamika yang terjadi di Jakarta. Bagaimanapun, Indonesia merupakan tetangga terbesar dan terpenting bagi Australia.

Yang membuat Australia penasaran, antara lain apakah Bu Ani memainkan peran penting untuk membangun dinasti keluarga terutama untuk menyiapkan Agus Yudhoyono sebagai presiden selanjutnya. Selain itu, apakah Bu Ani juga mendekati kelompok-kelompok Islam untuk mendukung SBY.
Dokumen bocoran Wikileaks itu juga menyebutkan bahwa selama 2009, agen-agen intelijen Australia berupaya mengungkap peran Bu Ani terkait suksesi kepresidenan. Australia hendak mendalami peran Bu Ani yang disebut punya rencana untuk memastikan keluarganya tetap berkuasa karena SBY secara konstitusi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI pada 2014.

Bu Ani disebut selalu memiliki ambisi tinggi demi Agus Yudhoyono. Lingkaran dalam yang dikorek intelijen Australia bahkan menyebut ada upaya agar Bu Ani menjadi presiden pada 2014, sembari menyiapkan Agus untuk maju di Pilpres 2019.
Ketika DSD memutuskan untuk menyadap pembicaraan SBY dan pejabat tinggi lainnya di kabinet, diyakini pula bahwa sangat penting untuk menyadap Bu Ani yang kala itu menggunakan handset Nokia E-90 3G. "Memonitor pikiran-pikiran dan koneksi penasihat politik terdekat presiden itu sangat berguna," kata salah satu sumber di intelijen Australia.

Bulan lalu ketika dokumen National Security Agency (NSA) yang dibocorkan Edward Snowden mengungkap aksi DSD menyadap SBY dan lingkaran dekatnya, muncul berbagai pertanyaan tentang masuknya Ani Yudhoyonmo dalam daftar nama orang-orang yang disadap. Namun, para agen intelijen meyakini bahwa sangat penting bagi kepentingan keamanan nasional Australia untuk menyasar Bu Ani. Keputusan untuk menyadap Bu Ani itu juga didasari karena SBY sering menggunakan handphone istrinya.

Dari situ juga diketahui bahwa pembagian kekuasaan antara SBY dan Bu Ani membuat DSD memutuskan untuk menyadap telepon putri mendiang Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo itu. "Siapa yang membuat kesepakatan tentang keuangan, siapa yang yang ada di partai, apakah struktur dan basis kekuasaan di Indonesia bergesr? Siapapun agen intelijen akan sangat senang dengan informasi itu," ucap sumber The Australian.
 

Kepala Staf TNI AL resmikan Tugu Dwikora di Nunukan



 Kepala Staf TNI AL, Marsekal TNI Marsetio (kanan), saat menyalami para pemuka adat usai meresmikan gedung Markas Komando Pangkalan TNI AL Palu, di Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/4). Secara bertahap pangkalan itu akan dilengkapi fasilitas pendukung. Lokasi pangkalan ini sangat ideal, hampir persis di tengah Indonesia dengan "perlindungan alami" Teluk Palu yang cukup dalam. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Nunukan, Kalimantan Utara (ANTARA News) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, meresmikan Tugu Perjuangan Dwikora, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang menyimpan pesan semangat mempertahankan kedaulatan Indonesia dari ancaman luar negara. 


Komando Dwikora dikumandangkan Presiden Soekarno, setelah Malaka menjadi negara tersendiri, Malaysia, yang saat itu masih melingkupi Singapura. 

Segenap bangsa dan komponen bangsa dikerahkan untuk mewujudkan cita-cita Dwikora, yang saat ini diterjemahkan sebagai semangat mempertahankan kedaulatan negara dalam segala aspek. 

Dalam sambutannya, Marsetio mengungkapkan, keberadaan Tugu Dwikora itu bukti perjuangan para pahlawan pendahulu dalam memperjuangkan Indonesia saat berkonfrontasi dengan Malaysia pada 1964.

"Tugu ini diharapkan bisa memiliki makna khusus dan mendalam bagi generasi muda Indonesia, terutama di Kabupaten Nunukan, atas kegigihan perjuangan masa lalu merebut dan mempertahankan Indonesia dari rongrongan negara tetangga," kata dia.

Monumen ini, kata dia, telah direnovasi prajurit TNI AL yang bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, bersama pemuda dan pelajar di sana.

"Jadi keberadaan Monumen Dwikora ini menjadi kebanggaan masyarakat Nunukan dan Indonesia secara kesseluruhan," ujar dia. Dia berpesan agar keberadaan Tugu Dwikora ini bisa dirawat sepenuh hati oleh pemerintah dan masyarakat setempat.

Wakil Bupati Nunukan, Hj Asmah Gani, mengingatkan pada sejarah perjuangan mempertahankan Indonesia akibat neokolonialisme pada 3 Mei 1964, saat Presiden Soekarno menyerukan Dwi Komando Rakyat itu.

Bagi masyarakat Kabupaten Nunukan, Dwikora dan semua dinamikanya saat itu mempunyai makna sangat mendalam mengingat posisi daerah itu di garis terdepan, persis berhadapan dengan wilayah Sabah, Malaysia Timur. 

Tugu Dwikora itu berupa monumen setinggi 10 meter, dilengkapi stupa bermakna para pemberani.
Pada tiga sisinya berdiri dinding keramik, juga setinggi 10 meter, dengan tatahan tulisan besar Tugu Dwikora. 

Masih menjadi bagian integral tugu itu satu unit tank PT-76 dan meriam Howitzer 105 milimeter yang digunakan prajurit KKO (kini Korps Marinir TNI AL) saat mempertahankan Indonesia pada masa itu, juga ada bagian bangunan yang khusus menjadi galeri foto-foto perjuangan.
 

Sabtu, 14 Desember 2013

Membendung Penetrasi Intel Barat

Kantor Pusat Badan Intelijen Keamanan Australia (APH.GOV.AU)
 Demi melindungi kepentingan nasionalnya, cara apa pun ditempuh oleh Badan Intelijen Keamanan Australia (ASIO). Selasa sore lalu, dua agen ASIO mengobrak-abrik kantor biro hukum tempat Bernard Collaery bekerja di Canberra, Australia. Sejumlah file kertas dan elektronik diambil paksa. Tidak cuma itu, seorang bekas intel ASIO yang menjadi whistle blower, menurut Collaery, kemungkinan besar juga telah diciduk dalam penggerebekan secara terpisah di ibu kota "negeri kanguru" itu. ASIO menabrak aturan hukum hanya untuk menghilangkan semua barang bukti yang bakal dibawa Collaery dalam sidang arbitrase di Den Haag, Belanda. 

Pertikaian antara Timor Leste dan Australia dipicu oleh penyadapan saat negosiasi yang membahas Perjanjian Pengaturan Maritim Tertentu di Laut Timor (CMATS) berlangsung tahun 2004 lalu. Perjanjian senilai US$ 40 milyar tersebut menyepakati pembagian 50:50 dari keuntungan eksplorasi minyak dan gas di kawasan Laut Timor. 

Awal tahun 2013, Pemerintah Timor Leste menuduh agen-agen Dinas Intelijen Rahasia Australia (ASIS) telah menyusup ke ruang perundingan dan kantor perdana menteri di Dili untuk menanam alat penyadapan. 

Collaery yang kini ada di Den Haag mengungkapkan dokumen yang diambil ASIO mencakup keterangan mengenai Australia yang memasang perangkat penyadap di dinding ruang Kabinet Pemerintah Timor Leste, sebelum negosiasi. Beruntung sekali, barang bukti yang diincar ASIO sudah ada bersamanya. ''Bukti itu ada di sini. Aku tidak bisa menilai apa yang pemerintah harapkan dari tindakan agresif itu,'' ujarnya. 

Sementara itu, pada Jumat pekan lalu presiden Dewan Menteri Timor Leste, Agio Pereira, yang juga menjadi penasihat Perdana Menteri Xanana Gusmao, mengatakan bahwa pihak Australia mengambil keuntungan dari penyadapan tersebut. 

''Tindakan itu bukan soal perkara tidak adil, namun hal itu menimbulkan kerugian besar bagi pihak lain. Dan sesuai dengan hukum internasional, Konvensi Wina dan hukum perjanjian, kita diharuskan bernegosiasi dengan niat baik,'' katanya seperti dikutip Australian ABC. 

Pereira, yang kecewa atas tindakan Australia itu, menegaskan bahwa Pemerintah Timor Leste akan serius membawa kasus tersebut ke panel arbitrase di Den Haag. ''Ini bukan soal uang, ini menyangkut kedaulatan, ini terkait dengan keyakinan, dan ini mengenai masa depan dari generasi muda. Ini sangat penting untuk Timor Leste,'' ia menandaskan. 

Agresivitas Australia merecoki Timor Leste, menurut bekas Atase Pertahanan (Athan) Kedubes Indonesia di Canberra tahun 1998-2001, Mayjend Purnawirawan Judimagio Jusuf, harus dibaca dalam konteks menjaga kepentingan nasionalnya, baik dari dalam maupun dari luar. 

''Dari kacamata saya, intelijen itu aksi akal-akalan. Kalau ketahuan, ya, bodoh. Semua negara pasti melakukan kegiatan intelijen. Yang bagus, ya, tidak ketahuan,'' kata alumnus Akabri tahun 1973 ini. 

Menantu mendiang Jenderal Achmad Yani dan anak Mayjend Achmad Jusuf itu mengatakan bahwa spionase dan intervensi Barat sudah muncul sejak Indonesia baru merdeka. Belanda yang berambisi menjajah lagi membuat permufakatan dengan Inggris dan mendompleng tentara sekutu (AFNEI).

Operasi intelijen agen-agen dinas rahasia Amerika Serikat (CIA) juga dilakukan secara terbuka dalam pemberontakan PRRI/Permesta yang ingin mendongkel Presiden Soekarno. 

Program Civic Mission dari CIA yang berlanjut pada Military Training Advisory Group (MILTAC) pada 1962, dan munculnya dokumen Gilchrist menjelang G-30-S/PKI, adalah secuil dari gempuran penetrasi kepentingan Barat. 

''Campur tangan intel-intel dinas rahasia asing juga tampak dalam sejumlah peristiwa politik, sengketa diplomatik dan konflik bersenjata dengan beberapa negeri jiran,'' Judimagio mengungkapkan. 

Gugurnya Komodor Yos Sudarso bersama tenggelamnya KRI Matjan Tutul karena operasi Trikora berhasil disadap radar dari Darwin dan dibocorkannya ke pihak Belanda, sehingga pesawat Neptune dengan leluasa melakukan pencegatan. 

Waktu itu, sikap Australia mendukung Papua di bawah Belanda. Cawe-cawe Australia dan CIA muncul lagi saat Indonesia masuk ke Timor Timor. Demikian pula saat Australia mengusulkan plebisit atau penentuan nasib sendiri warga Timor Timur pada 1999. 

Perubahan sikap politik luar negeri Australia, menurut Judimagio, semata karena didasarkan atas kepentingan nasionalnya serta siapa partai yang berkuasa. 


Di bawah traktat ANSUZ, sejak 1951 Australia menjadi sekutu resmi Amerika Serikat. Lalu Australia bersama Selandia Baru, Britania Raya, Malaysia, dan Singapura sepakat dalam Five Power Defence Arrangements. Untuk urusan militer, pertahanan dan aksi spionase sudah ada kesepakatan untuk saling membantu dan berbagi informasi. 

Namun, menurut Judimagio, kebijakan politik luar negeri sering bergeser ketika Partai Buruh berkuasa. Dukungan pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945, misalnya, muncul dari Partai Buruh yang berkuasa. Demikian juga, penghapusan kebijakan Australia Putih tahun 1973 dan fokus pada penguatan hubungan dengan negara-negara lingkar Pasifik muncul saat pemerintahan Whitlam dari Partai Buruh memimpin. 

Sikap Partai Buruh Australia yang ingin membina hubungan langgeng dengan Pemerintah Indonesia memang sudah menjadi pakem. Menurut mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI, Mayor Jenderal Purnawirawan Zacky Anwar Makarim, Perdana Menteri Gough Withlam pernah bertemu Pak Harto di Wonosobo, Jawa Tengah, pada September 1974 untuk urusan Timor Timur. 

Kudeta di Lisbon pada 1974 mengkhawatirkan Australia yang takut peristiwa itu merembet pada terjadinya perang sipil di Timor Timur. ''Withlam menawarkan diri sebagai penengah antara Portugal, Indonesia, dan kelompok-kelompok nasionalis di Timor Timur. Australia takut komunis berkuasa di Timor Timur dan mengganggu kestabilan kedua negara,'' ungkap Zacky. 

Dalam pertemuan itu. Withlam menawarkan konsep natural extention of the Republic of Indonesia. ''Intinya, Australia sangat setuju kalau Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia dengan cara elegan,'' ujar Zacky. 

Entah kenapa, tawaran itu tidak disambut dengan segera, terutama, oleh pihak-pihak yang bertikai. Pemerintahan Withlam berakhir pada 11 November 1977 dan digantikan Malcolm Fraser dari Partai Liberal. Sejak saat itu gaung tawaran Withlam pun menghilang. 

Penting dan tulusnya hubungan Australia-Indonesia, menurut Zacky, juga muncul saat Australia mendesak masalah Indonesia dibawa kepada Dewan Keamanan PBB pada 30 Juli 1947. Australia saat itu menyebut Belanda telah melakukan pelanggaran perdamaian. 

''Pemerintahan Partai Buruh di bawah Perdana Menteri J.B. Chifley mendesak Belanda mau berunding dan menyerahkan kedaulatan ke Indonesia. Melalui Konferensi Meja Bundar, barulah Belanda menyerahkan kedaultannya ke Indonesia,'' katanya. 

Rekam jejak perubahan sikap Australia terhadap Indonesia memang panas-dingin dan naik-turun. Pada 1995, hubungan Indonesia-Australia mencapai puncaknya dalam ikatan kerja sama yang didasarkan pada confidence building measures (CBM). 

''Saling percaya sampai muncul kerja sama Timor Gap,'' ungkap Judimagio. Namun, saat Australia menuduh TNI melakukan kekerasan di Timor Timur pada 1999, John Howard langsung me-review dan menunda kerja sama dengan TNI-AD. Sedangkan kerja sama Australia dengan TNI-AU dan TNI-AL dilanjutkan. 

Jenderal Wiranto menyikapinya dengan membekukan semua kerja sama antara TNI dan Australia. Toh, pada 2003, atase militer dari Kedubes Australia di Jakarta mencoba membuka kembali kerja sama itu. 

''Ketika saya menjadi Aspam KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu, pihak Atase Militer Kedubes Australia datang ke saya dan meminta bantuan untuk mengembalikan kerja sama itu,'' ungkap Judimagio. 
[G.A. Guritno, Sandika Prihatnala, Asrori S. Karni dan Bernadetta Febriana]
[LAPORAN UTAMA, Majalah GATRA Edisi no 05 tahun ke 20, Beredar 5 Desember 2013]