Sabtu, 31 Januari 2015

BP-250: Nasib Prototipe Smart Bomb dari Dislitbangau

IMG_54671
Sejak beberapa tahun lalu Dislitbangau (Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara) berhasil menelurkan prototipe smart bomb alias bom pintar. Tapi sejak gencar dipamerkan ke hadapan publik pada ajang Indo Defence 2012, hingga kini prototipe bom pintar buatan dalam negeri ini belum juga resmi operasional, penggunaannya masih sebatas pengujian. Meski masih banyak kekurangan disana sini, namun kabarnta bom pintar Dislitbangau dilirik oleh Iran.
Bom pintar ini diberi label BP-250 dengan bobot 250 kg yang merupakan pengembangan dari bom konvensional dengan penambahan alat pengendali sasaran. Prinsipnya, bom BP-250 merupakan bom udara ke darat yang koordinat terhadap targetnya dapat diatur menggunakan alat kendali. Berkat alat pengendali ini, BP-250 dapat menghantam sasaran secara tepat. Sensor elektronik yang merupakan sistem pengendali sirip bom dapat diubah sesuai dengan target yang dituju.
Ujung tombak untuk urusan sensor ini tak lain adalah gyroscope. Pengembangan gyroscope mekanik berbahan baku komponen hardisk menghadirkan gyroscope yang memiliki kemampuan navigasi tinggi dengan biaya rendah. Gyroscope mekanik dikatakan lebih unggul dalam kepekaan terhadap perubahan sikap dan gerakan perlahan. Alat navigasi ini juga dapat dikembangkan dengan memanfaatkan hardisk bekas.
Image13
Guidance kit
 
Bom pintar BP-250 telah dilengkapi perangkat guidance kit. Berbeda dengan rudal, guidance kit ini terletak di bagian ujung belakang bom ini dilengkapi GPS yang siap dioperasikan oleh pilot. Pada prototipe BP-250, sirip bom yang berwarna orange dapat berubah posisi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan baterai. Dengan adanya kelengkapan baru tersebut, maka pilot akan mengendalikan dengan langsung menentukan berapa koordinat sasaran. Sehingga tingkat akurasi jatuhnya bom lebih tepat.
Walau mengusung kata ‘smart’ yang berarti pintar, produk ini juga masih memiliki keterbatasan yakni belum mampu digunakan untuk sasaran yang bergerak. Sebab kendalinya di setting sebelum bom diluncurkan. Sehingga ketika koordinat sasaran berubah, bom ini belum mampu mendeteksi pergerakannya. (Gilang Perdana)

Jumat, 30 Januari 2015

RX-550 LAPAN: Roket Balistik untuk Misi Militer dan Sipil

Posisi geografis Indonesia yang strategis, membuat kita dapat menjadi mangsa Negara lain. Karenanya untuk terus meningkatkan pertahanan Nasional, kita harus memperkuat persenjataan. Indonesia mulai mencoba mandiri dalam pengadaan alat pertahanan strategis. Salah satunya adalah sistem pertahanan missile/ peluru kendali jarak menengah dan jauh. Usaha ini penting mengingat keuangan Indonesia mungkin tidak sekuat negara-negara lain.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah memulai pengembangan roket nasional sejak 1964. Indonesia bahkan menjadi negara kedua di Asia dan Afrika setelah Jepang yang berhasil meluncurkan roketnya sendiri, yaitu roket Kartika. Namun sayangnya, Indonesia gagal melakukan alih-teknologi sehingga kita seringkali bernasib sebagai konsumen dari negara lain.
Kini dengan dana mencapai Rp 5 miliar, Lapan terus mengembangkan Roket Xperimental 550 (RX-550). Sejak dikembangkan ditahun 2011, sayangnya RX-550 masih bergulat dengan serangkaian uji statis karena berbagai kendala. Bila RX-550 terbukti sukses, sudah jaminan LAPAN juga mampu membuat peluru kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional. Tinggal pekerjaan rumah berikutnya adalah mempersiapkan sistem pengendali bagi rudal balistik ini.
Sumber: Audrey
Sumber: Audrey
Patut dicatat, sebelum berkonsentrasi pada RX-550, LAPAN telah sukses melakukan uji terbang RX-450 pada 2009 lalu.
RX-550 di daulat sebagai roket terbesar yang pernah dikembangkan LAPAN dengan kaliber 550 mm. 550 berbahan bakar hydroxyl toluen poly butadiene (HPTB) ini berdaya jangkau hingga 533 km dan ketinggian terbang bisa mencapai 150 km. Roket mampu mengorbit seperti satelit dengan memiliki panjang hingga 10 meter pada komponen tingkat pertama dan kedua. Kecepatan maksimum RX-550 bisa mencapai Mach 7.67, bahkan roket dapat dimuati payload sampai 300 kg, ini artinya dalam misi militer roket dapat membawa hulu ledak yang lumayan berat dan berdaya hancur tinggi.
Roket berdiameter 550 m dengan panjang 6 meter ini merupakan penyempurnaan dari beberapa roket Lapan sebelumnya yaitu RX-420. Roket ini juga dapat berfungsi sebagai roket pendorong (boster) utama bagi roket pengorbit satelit, sehingga implementasinya tidak hanya pada bidang militer saja.
RX550-Roket
Lapan dalam pengembangan RX-550 menggandeng Ukraina dalam pengembangan nosel roket termasuk di dalamnya kesepakatan untuk proses alih teknologi. Nosel roket menjadi titik penentu kesuksesan pengembangan roket ini. Di 2011 lalu, LAPAN sempat melakukan pengujian dan ditetapkan roket masih belum bisa dikatakan layak uji terbang. Ini dikarenakan belum sempurnanya struktur komponen nossel motor roket.
Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm, sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm. Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu pembakaran propelan sekitar 14 detik hanya tahan dalam waktu 7 detik saja. Akibatnya, saat memasuki detik ke 8, material nossel robek dan pecah. Namun, LAPAN tetap optimistis mampu menerbangkan roket RX-550 — setelah sebelumnya mengalami kendala pada tabung motor dan nosel.
Selain menggarap RX 550, LAPAN dan lembaga lembaga strategis lainnya juga sedang merancang roket kendali atau cruisser. Salah satunya diberi nama Roket Kendali Nasional atau RKN 200. (Deni Adi)

Spesifikasi Roket RX-550 LAPAN:
  • Panjang : 14,91 meter
  • Diameter : 0,555 meter
  • Litoff weight : 4.943 Kg
  • Total propellant Mass : 3.072 Kg
  • Potential payload weight : 300 Kg
  • Maximum Speed : Mach 7.67
  • Maximum altitutude : 150 Km
  • Maximum Range : 533 Km.
Indomil.

EC120B Colibri: Helikopter Latih Tiga Angkatan

Kiprah helikopter ringan ini terbilang hebat, pasalnya ketiga angkatan di TNI mengadopsinya sebagai wahana latih. Inilah helikopter EC120B Colibri buatan Airbus Helicopter (d/h Eurocopter). Dengan bekal mesin tunggal, helikopter dengan bobot kosong tak sampai 1 ton ini mampu bermanuver sangat lincah. Karena kelincahannya, EC120B Colibri resmi di dapuk sebagai heli aerobatik Dynamic Pegasus Skadron Udara 7. Meski masuk light helicopter, peran helikopter ini bisa serbaguna, termasuk mendukung operasi SAR terbatas dan intai udara ringan bagi kepolisian.
Ditilik dari konfigurasinya, helikopter lima kursi ini mampu terbang dengan kecepatan maksimum 278 Km per jam. Sementara kecepatan jelajahnya 223 Km per jam. Dapur pacunya mengandalkan mesin Turbomeca Arrius 2F turboshaft 376 kW. Dengan bekal kapasitas bahan bakar Avtur 643,5 liter, Colibri dapat terbang hingga radius 710 Km, dengan endurance 4,3 jam di udara. Salah satu bukti kelincahan helikopter ini terlihat dari kecepatan menanjak yang mencapai 5,84 meter per detik. Secara teknis, Colibri dapat mengangkasa hingga ketinggian 5.1822 meter dari atas permukaan laut.
Tim Aerobatik Dynamic Pegasus TNI AU
Tim Aerobatik Dynamic Pegasus TNI AU
Atraksi-Pegasus-colibri-tniau
Tampilan kompartemen.
Tampilan kompartemen.
EC120B Colibri dapat dipasangi perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red).
EC120B Colibri dapat dipasangi perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red).

EC120B Colibri pertama kali mengudara pada tanggal 9 June 1995, dan per 2008 pihak pabrikan telah mengirimkan lebih dari 550 Colibri ke berbagai pelanggan. Desain kabin Colibri yang lebar membuatnya cocok untuk berbagai misi sipil dan parapublic, seperti transportasi utilitas, transportasi lepas pantai, pelatihan, penegakan hukum, evakuasi korban dan transportasi perusahaan. Uniknya, Colibri dilengkapi ruang bagasi dengan penutup di samping. Ruang bagasi ini dapat dimuati volume hingga 282 pounds. Seperti halnya NBO-105, pada bagian belakang terdapat dua pintu kecil untuk keperluan medical evacuation (medevac). Guna mendukung moving cargo, Colibri dapat membawa beban hingga 700 Kg lewat kabel sling.
Material EC120B Colibri sebagian besar dibangun dari bahan komposit dan memiliki rotor ekor Fenestron, sehingga helikopter mengeluarkan bunyi yang minim saat menjelajah. EC120B sudah mengacu pada standar FAR 27 yang dilengkapi kursi pengaman anti crash dan sistem bahan bakar yang tidak akan meledak jika terjadi kecelakaan.
EC120B Colibri Puspenerbad TNI AD.
EC120B Colibri Puspenerbad TNI AD.
Ruang bagasi.
Ruang bagasi.
Evakuasi medis lewatt pintu belakang.
Evakuasi medis lewatt pintu belakang pada Colibri milik TNI AL
EC120-NV423-424-425
Selain peran sipil, beberapa negara seperti Perancis, Spanyol, Cina, dan Indonesia menggunakan Colibri di ranah militer. Heli digunakan untuk pelatihan, observasi dan misi pengangkutan ringan. Di Indonesia sendiri, helikopter ini digunakan oleh TNI AL, TNI AU dan TNI AD sebagai heli latih di ketiga angkatan. 10 unit Colibri menggantikan peran Bell 47G Soloy yang telah memperkuat TNI AU sejak awal Juli 1978 sebagai bentuk hibah pemerintah Australia. Sementara di lingkungan Puspenerbal TNI AL, keberadaan 3 unit Colibri menggantikan heli Alouette II. Di Puspenerbad TNI AD, keberadaan Colibri di daulatt sebagai penggantiu helikopter Hughes C300 yang telah usang. (Deni Adi)

Spesifikasi EC120B Colibri
  • Crew: 1 or 2 pilots
  • Capacity: 4 passengers
  • Length: 9,6 meter
  • Rotor diameter: 10 meter
  • Height: 3,4 meter
  • Empty weight: 991 kg
  • Useful load: 724 kg
  • Max. takeoff weight: 1,715 kg
Indomil.

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Akui Ada Anggota Terlibat Penjualan Amunisi

Ilustrasi (ist)
Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Fransen Siahaan, mengakui ada anggota TNI AD setempat yang terlibat dalam penjualan amunisi ke kelompok kriminal bersenjata (kkb) .
“Saat ini yang bersangkutan sudah ditahan di Polisi Militer Kodam XVII/Cenderawasih,” kata Siahaan, dalam keterangannya kepada wartawan, di Jayapura, Kamis.
Dikatakan, terungkapnya keterlibatan anggota TNI AD itu berawal tertangkapnya anggota KKB di Wamena, 24 Januari lalu. Kemudian tim khusus Polda Papua bersama Kodam XVII/Cenderawasih bekerjasama mengungkap lebih jauh karena ada dugaan anggota TNI AD terlibat.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan secara gabungan akhirnya terungkap keterlibatan Sersan Mayor S bersama beberapa orang rekannya.
“Kami masih terus menyelidiki sejauhmana keterlibatan anggota lain selain Serma S,” kata Siahaan. Setelah ditelusuri, semua amunisi di gudang-gudang amunisi kodam itu dalam keadaan lengkap. Pemeriksaan menyatakan, amunisi senapan serbu personel kaliber 5,56 milimeter itu dijual seharga Rp10 juta kepada KKB.
Menurutnya, Kodam XVII/Cenderawasih tidak akan menutupi kasus yang melibatkan anggotanya karena mereka adalah pengkhianat bangsa sehingga harus dihukum seberat-beratnya. Bisa diklasifikasikan sebagai pengkhianatan kepada negara.
Dalam hukum militer, menghilangkan senjata, peralatan perang, dan amunisi merupakan kesalahan sangat berat.
“Bahkan bila perlu selain dipecat dari dinas TNI, yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup,” kata Siahaan. Dia juga menegaskan, yang sudah dipastikan terlibat dalam kasus tersebut selain Serma S juga Sersan Satu MM.
Sedangkan tiga rekannya yang lain belum dapat dipastikan sejauhmana keterlibatan mereka , namun semuanya sudah diamankan yakni Sersan Satu NHS, Prajurit Satu RA, dan Prajurit Satu S.(antara)

Kamis, 29 Januari 2015

Jenderal Moeldoko sebut tentara Cina belajar pengamanan ke TNI

Panglima TNI Jenderal Moeldoko. (ist)
Komisi I DPR menggelar rapat dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Sayangnya, rapat tersebut dilakukan secara tertutup.
Saat jeda rapat, Jenderal Moeldoko menyampaikan bahwa kinerja TNI saat ini sudah sangat membanggakan. Bahkan, angkatan bersenjata Cina belajar dari Indonesia untuk proses pengamanan APEC 2014 yang lalu di Beijing.
Tak hanya itu, Moeldoko juga menyebut bahwa pencarian black box AirAsia QZ 8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, jadi yang tercepat di dunia.
“Performance kita di penemuan black box AirAsia itu menjadi standar internasional. Tidak ada negara yang lebih cepat, kecuali kita,” kata Jenderal Moeldoko di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/1).
Menurut dia, dua keberhasilan ini yang disampaikannya di dalam rapat. Atas hal ini pula, dia berharap, keberhasilan itu bisa meyakinkan DPR agar mau menaikkan anggaran untuk TNI.
“Beliau (Komisi I) adalah yang bertanggungjawab untuk ikut bantu anggaran TNI dan TNI harus pertanggungjawabkan semuanya. Mudah-mudahan enggak ada penurunan. Mudah-mudahan naik lagi,” harapnya.(Okezone)

5 Pesawat Serang Paling Mematikan Tahun 2015


AC-130H Spectre
Pesawat serang untuk misi close air support (CAS) atau dukungan udara jarak dekat bagi pasukan darat saat ini tidak banyak lagi dikembangkan. Untuk melakukan 'misi kotor' memborbardir pasukan darat musuh, angkatan-angkatan udara saat ini cenderung lebih memilih menggunakan pesawat tempur pembom yang membawa amunisi precision-guided. Namun apapun itu, selama puluhan tahun bahkan hingga saat ini, pesawat serang taktis telah menjadi salah satu kekuatan udara penting untuk misi penghancuran pasukan musuh dan memberikan bantuan bagi pasukan darat.

Di bawah ini adalah lima pesawat serang modern yang berperan sebagai pesawat serangan darat. Semua pesawat ini khusus untuk menyerang pasukan musuh dalam situasi taktis, bukan strategis.

A-10 "Warthog"
A-10 Warthog

A-10 Warthog lahir saat terjadinya perselisihan di tubuh militer AS. Di akhir tahun 1960-an, terjadi "perang" antara Angkatan Darat AS dan Angkatan Udara AS yang masing-masing ingin mengembangkan pesawat dukungan udara. Angkatan Darat AS mengembangkan helikopter serang Cheyenne, sedangkan Angkatan Udara AS mengembangkan pesawat YA-9. Kedua prototipe pesawat berhasil dibuat, namun karena dianggap bermasalah akhirnya kedua dibatalkan. Meskipun begitu, YA-9 adalah cikal bakal dari lahirnya A-10, yang bersenjata berat dan khusus untuk 'membunuh' tank Uni Soviet.

A-10 sukses menjalankan misinya selama Perang Teluk, mendatangkan malapetaka bagi konvoi tank Irak. A-10 juga terjun dalam perang di Irak dan Afghanistan, dan baru-baru ini juga melakukan penyerangan terhadap ISIS. Pesawat ini terbukti sangat efektif, terbang dengan kecepatan rendah, dan berkeliaran mencari mangsa untuk waktu yang lama.

Angkatan Udara AS beberapa kali mewacanakan akan memensiunkan A-10, bahkan sejak tahun 1980-an. Pesawat ini dianggap tidak lagi cocok dalam situasi pertempuran modern saat ini, dan pesawat pembom multiperan seperti F-16 hingga F-35 dianggap lebih aman digunakan untuk menjalankan misi semacam ini.

Su-25 "Frogfoot"
Su-25 Frogfoot
Su-25 adalah pesawat yang terbang lambat, dilapisi dengan armor, dan mampu membawa senjata dalam jumlah yang besar. Su-25 dirancang untuk misi penyerangan di sepanjang Central Front dalam konflik NATO - Pakta Warsawa.

Su-25 telah terjun langsung dalam berbagai pertempuran. Su-25 pertama kali diterjunkan saat invasi Uni Soviet ke Afghanistan, dengan misi sebagai pesawat counter insurgency (COIN). Angkatan Udara Irak juga menggunakan Su-25 secara luas dalam Perang Irak-Iran. Su-25 juga telah banyak digunakan dalam perang yang terkait dengan runtuhnya Uni Soviet, seperti Perang Rusia - Georgia pada tahun 2008 dan perang di Ukraina saat ini. Sebelum kejadian ditembaknya pesawat sipil Malaysia di Ukraina beberapa waktu lalu, MANPAD (peluncur rudal bahu) pemberontak Ukraina pro Rusia beberapa kali telah menembak jatuh Su-25 Ukraina. Tahun lalu, ketika diketahui Tentara Nasional Irak tidak lagi mampu mengatasi ISIS, Su-25 "Frogfoot" kembali menjadi sorotan karena Iran yang menawarkan bantuan Su-25 angkatan udaranya.

Embraer Super Tucano
Super Tucano
Secara lahiriah, bentuk Embraer Super Tucano cukup sederhana. Terlahir di zaman modern, namun fisik pesawat ini lebih mirip pesawat P-51 Mustang Amerika, pesawat tujuh puluh tahun lalu. Super Tucano merupakan pesawat serang ideal, mampu melacak pemberontak, dan menargetkan dan memaksa mereka keluar dari persembunyian, dan terus berkeliaran hingga misinya usai. Super Tucano dianggap sebagai pesawat COIN yang sempurna.

Super Tucano saat ini diterbangkan oleh belasan Angkatan Udara di Amerika Selatan, Afrika dan Asia. Pesawat ini sangat membantu Brasil (produsen) dalam memantau pedalaman hutan Amazon yang luas, dan memfasilitasi perjuangan Kolombia melawan pemberontak FARC. Angkatan Udara Dominika juga menggunakan Super Tucano untuk melawan perdagangan obat bius, sedangkan Indonesia salah satunya menggunakan pesawat ini untuk memburu bajak laut.

Angkatan Udara AS juga memiliki satu skadron Super Tucano, yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas serangan udara Angkatan Udara Afghanistan. Super Tucano sangat berguna bagi Angkatan Udara Afghanistan, mudah diterbangkan dan dirawat, dan cocok untuk situasi pertempuran menghadapi Taliban.

Lockheed Martin AC-130 Spectre
AC-130H Spectre
Di awal Perang Vietnam, Angkatan Udara AS (USAF) menginginkan pesawat yang besar dan bersenjata berat yang mampu terus berkeliaran di medan perang, dan memberikan bantuan tembakan ketika tentara Vietkong menyerang, atau memborbardir lokasi persembunyiannya. USAF awalnya mengembangkan AC-47 "Spooky," sebuah pesawat angkut C-47 yang dilengkapi dengan senjata.

Spooky memang cukup efektif, dan USAF menganggap bahwa pesawat yang lebih besar kemungkinan akan lebih baik. Maka dikembangkanlah pesawat serang dari pesawat angkut C-130 Hercules, hasilnya AC-130 yang sangat besar untuk ukuran pesawat CAS. AC-130 terbang lambat dan benar-benar memberikan ancaman bagi musuh. Meskipun begitu, beberapa AC-130 hilang selama Perang Vietnam, dan satu yang lainnya jatuh karena rudal MANPAD saat Perang Teluk.

Saat menyerang, AC-130 benar-benar akan melumatkan posisi musuh berkeping-keping. Mampu mengorbit di posisi musuh secara terus menerus, dan menembakkan senjata berat. AC-130 digunakan AS dalam Perang Vietnam, Perang Teluk, invasi Panama, konflik Balkan, Perang Irak dan Perang Afghanistan.

Textron Scorpion
Textron Scorpion
Textron Scorpion memang belum pernah diterjunkan dalam peperangan atau misi penyerangan khusus karena pesawat ini memang baru dikembangkan. Tapi pesawat ini bisa jadi akan sedikit mengubah pasar penerbangan militer di abad 21. Scorpion adalah pesawat subsonik yang membawa persenjataan berat. Senjata yang dibawanya memang tidak sebanyak A-10 apalagi Su-25, namun dilengkapi dengan avionik canggih dan cocok untuk misi penyerangan dan ISR.

Scorpion berpotensi menjadi pesawat penting banyak Angkatan Udara di dunia. Dalam dua dekade terakhir banyak angkatan udara yang enggan mengembangkan atau membeli pesawat CAS semacam ini, mereka lebih memilih pesawat tempur pembom multiperan. Namun mengingat biaya pengoperasian pesawat-pesawat tersebut sangat mahal, dan fakta banyak angkatan udara yang menggunakan pesawat tempur untuk untuk patroli di perbatasan, maka Scorpion ataupun Super Tucano akan sangat menghemat anggaran.

Kesimpulan

Ada banyak sebab mengapa pesawat CAS tidak banyak lagi diproduksi. Tapi perlu diketahui bahwa pesawat CAS memang selalu kalah populer dari pesawat tempur pembom. Memberikan dukungan udara dari jarak dekat, terbang lambat di ketinggian rendah, adalah misi yang sangat berbahaya.

Untuk mengganti tugas pesawat serang, angkatan-angkatan udara berkonsentrasi untuk meningkatkan kemampuan serangan presisi dari pesawat tempur pembom dan pesawat pembom. Alhasil banyak misi dukungan udara USAF di Afghanistan berasal dari pesawat pembom B-1B, padahal pesawat ini awalnya ditujukan untuk misi serangan nuklir terhadap Uni Soviet.

Tapi seperti pertempuran-pertempuran saat ini seperti di Suriah, Irak, dan Ukraina, pesawat serang CAS masih berperan penting dan bagaimanapun akan selalu ada kondisi pertempuran yang cocok untuk pesawat CAS. Ditambah lagi harga per unit dan biaya pengoperasian dan perawatannya yang jauh lebih murah dari pesawat tempur pembom, maka pesawat serang masih menjadi pilihan yang tepat.

National Interest
Robert Farley (Twitter:@drfarls)
Gambar: Wiki Common 
 

Kontrak $ 295 Juta untuk delapan AH64E Apache Indonesia

 
Perangkat  elektronik canggih yang berada di bagian luar-depan Helikopter Apache AH-64E-Guardian, memungkinkan pilot untuk mendeteksi ancaman lebih awal (photo: US Army)
Perangkat elektronik canggih yang berada di bagian luar-depan Helikopter Apache AH-64E-Guardian, memungkinkan pilot untuk mendeteksi ancaman lebih awal (photo: US Army)

27-01-2015 – Boeing Co, Mesa, Arizona mendapatkan kontrak $ 295.866.116 untuk pembuatan delapan helikopter serang Apache AH64E Indonesia dengan tanggal penyelesaian diperkirakan 28 Februari 2018.
Pengadaan barang ini diajukan oleh Army contracting Command, Redstone Arsenal, Alabama, lewat kontrak (W58RGZ-15-C-0025).
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengumumkan penjualan delapan Apache ke Indonesia pada bulan Agustus 2013. Pengumuman itu satu tahun setelah pemberitahuan kepada Kongres dari rencana penjualan yang diusulkan.
Pada saat itu, total kesepakatan senilai $ 1,4 miliar dan termasuk penjualan empat Kontrol radar Longbow APG-78, dan paket persenjataan termasuk 120 rudal udara ke darat Hellfire Lockheed martin AGM-114, ditambah paket pelatihan awak dan support.
Helikopter akan digunakan oleh militer Indonesia dalam penanggulangan pembajakan dan penegakan aturan poros maritim Indonesia. (DFNS).