Selasa, 13 Januari 2015

Sejarah Pembajakan Pertama Pesawat di Bandara Adi Sucipto


Pesawat Vicker Viscount MZ-171 Merauke yg dibajak di Bandara Adisucipto Yogyakarta 15 April 1972.
Tampak di jendela cockpit, Ipda Bambang Widodo Umar sedang melongok ke dalam u/ membantu pilot Capt. Hindiarto.
SejarahIndonesia diam-diam ternyata termasuk salah satu negara yg paling jarang mengalami pembajakan pesawat. sejarahpembajakan pesawat, terakhir kali pada 25 April 2014, saat pesawat Boeing 737-800 berkode penerbangan VA41 milik maskapai Australia Virgin Blue Airlines dipaksa mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali oleh seorang penumpang berkewarganegaraan Australia yg mabuk berat.

Sementara sejarahpembajakan pesawat Indonesia yg paling terkenal adalah pembajakan pesawat DC-9 berkode penerbangan GA 206 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia Airways (GIA) pada 28 Maret 1981, yg berakhir di Bandara Internasional Dong Muang, Bangkok pada 31 Maret 1981. Insiden ini melambungkan pamor Kopassanda (sekarang Kopassus) sebagai pasukan elite.

Namun tahukah Anda bahwa Woyla bukanlah pesawat Indonesia pertama dan satu-satunya yg pernah dibajak?sejarah Pesawat Indonesia yg pertama kali dibajak adalah Vickers Viscount MZ-171 Merauke milik maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA) pada 15 April 1972! 9 tahun sebelum pembajakan Woyla!

sejarah KRONOLOGI AWAL
Peristiwanya berawal dari berawal ketika pesawat Merpati MZ-171 yg sedang melayani jalur penerbangan Menado-Makassar-Surabaya-Jakarta pada 15 April 1972. Pesawat sedang mengudara di ketinggian 14.000 kaki di atas Tegal, ketika salah seorang penumpangnya memaksa masuk ke cockpit. Saat salah seorang awak kabin melarang sang penumpang, yg belakangan diketahui bernama Hermawan, memperlihatkan dua buah granat buatan RRT yg digenggamnya! Spontan awak kabin pun bergeming dan membiarkan sang penumpang masuk ke cockpit dan mengancam pilot Capt. Hindiarto & copilot Capt. Soleh untuk memutar haluan pesawat ke arah timur.

Pembajak, yg ternyata seorang desertir Marinir TNI-AL, mencoba nekad membuka pintu pesawat pada ketinggian tersebut, tetapi sang pilot berteriak mengingatkan. “Jika Bapak membuka pintu pesawat pada ketinggian ini maka anak telinga saya akan pecah, demikian pula telinga Bapak”. Si pembajak pun lantas mengurungkan niatnya. Kemudian pesawat tersebut berhasil mendarat di Bandara Adisucipto, Yogyakarta.

Selepas mendarat, pembajak melalui kontak radio ke ATC (Air Traffic Control) Bandara Adisucipto menuntut tebusan sebesar Rp. 20 juta! Jumlah uang yg sangat besar pada masa itu. Otoritas keamanan, seperti kepolisian dan TNI-AU, masih awam dengan kasus pembajakan pesawat seperti ini, namun komandan Lanud Adisucipto bergegas mengerahkan pasukan Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat, sekarang Paskhas) TNI-AU untuk mengepung pesawat yg parkir di apron dengan mesin masih menyala tersebut. Tak lama kemudian, petugas kepolisian Koresko 961 (Komando Resort Kepolisian Kota) Yogyakarta di bawah pimpinan Letkol Polisi Sujono telah berada di ruang operasi bandara tsb untuk membicarakan strategi pembebasan sandera.

Sejarah UPAYA PEMBEBASAN
Sudah beberapa menit berlalu, tapi otoritas keamanan setempat masih bingung bagaimana caranya membebaskan para sandera, karena memang belum ada pengalaman dan SOPnya! Tersebutlah salah seorang intel polisi bernama Inspektur Polisi Tingkat II (IPDA) Bambang Widodo Umar, yg berpakaian preman dan tidak diijinkan masuk ke kawasan bandara lantaran berpakaian preman!


Komisaris Besar Polisi (Purn) Bambang Widodo Umar setelah pensiun.

Tindakan Inspektur Bambang dipuji Presiden Soeharto . Untuk pertama kalinya perwira muda itu terbang naik pesawat. Di Jakarta, Soeharto secara pribadi memberikan selamat untuk Bambang.

Dari rel kereta api di dekat kawasan bandara, alumni Akabri Kepolisian tahun 1971 yg baru 5 bulan lulus dan bertugas itu melihat sebuah pesawat baling-baling, parkir dengan mesin masih menyala persis di apron bandara. Sebagai perwira intel, Bambang tidak berseragam polisi. Bambang yang masih sangat muda (24 tahun), dan tubuhnya yang tidak terlalu besar masih seperti anak SMA. Bedanya ia menyelipkan sebuah revolver Colt Special besar di pinggangnya. Setelah melambung melewati berbagai jalan tikus, Bambang pun akhirnya bisa masuk ke ruang tunggu penumpang.

Di ruang tunggu tersebut sudah ramai oleh pejabat dan petinggi aparat keamanan. Ada Pangkowilhan II, Danrem, Dantares, dan Danres Yogjakarta, semuanya sedang berkoordinasi. Dalam suasana tersebut, percakapan detil antara pembajak hanya berlangsung dengan petugas menara Air Traffic Control (ATC) yang selanjutnya diteruskan ke para pejabat di ruang tunggu.

Namun, dari pembicaraan para jenderal dan petinggi keamanan yang terdengar oleh Bambang, sempat menyebut-nyebut pembajak minta uang tebusan sebesar Rp 20 juta. Namun, uang sebanyak itu disebut-sebut tidak bisa didapatkan, karena uang yang dikumpulkan dari bank-bank di Yogyakarta pun tidak mencapai jumlah sebanyak itu.

Saat itu juga ada rencana menembak pembajak dengan peluru bius, karena pembajak disebut-sebut akan meledakkan pesawat. Sambil mendengarkan percakapan para petinggi aparat keamanan itu membuat berbagai rencana untuk melumpuhkan para pembajak, mata Bambang terus mengawasi pesawat. Kebetulan, dari tempat ia berdiri bisa dengan leluasa menghadap kearah pesawat.

Setelah memperhatikan dengan seksama, Bambang pun melihat sesuatu yang aneh pada pesawat yang dibajak. Dari jendela kocpit ada tangan melambai-lambai. Bambang tidak mengerti apakah itu tangan pilot atau tangan co-pilot. Waktu itu hari sudah hampir magrib. Saat tangan melambai-lambai di jendela kocpit, di kabin penumpang tampak ada bayangan orang berjalan mondar-madir. Jika jendela kocpit tertutup, bayangan orang mondar-mandir itu hilang.

Keadaan itu berlangsung berkali-kali. Bambang menyimpulkan, bayangan orang yang berjalan mondar-madir itu bisa jadi si pembajak. Rupanya perkiraannya benar, dari informasi yang disampikan oleh pilot ke petugas di air traffic control dan diteruskan ke para pejabat di ruang tunggu bahwa, pembajak mulai panik karena tuntutannya tidak dipenuhi dia mengacak-acak barang milik penumpang.

Situasi ini benar-benar Bambang manfaatkan. Spontan saja berbekal pengamatannya, Bambang memberanikan diri berjalan dan berlari-lari kecil mendekati pesawat. Saat itu, tanpa ada rasa takut sedikit pun Bambang dengan berjingkat-jingkat mendekati pesawat. Arah yang dituju adalah moncong pesawat, jendela tempat di mana pilot atau co-pilot melambai-lambaikan tangannya.

Namun, body pesawat itu terlalu tinggi buat Bambang, dengan setengah berteriak ia meminta bantuan seorang petugas apron untuk menarik tangga di dekat pesawat. Dengan suara mesin dan baling-baling yang terus berputar, pembajak pun tak melihat aksi nekat Bambang. Akhirnya ia berhasil menggeret sebuah tangga. Walaupun sudah naik tangga, ia tetap tak bisa leluasa menembak pembajaknya. Jendela cokpit hanya sampai di muka Bambang.

Baru saja ia menyodorkan kepalanya, sang pilot yang berbaju putih setengah berteriak, “Mana duitnya!”

Belum juga menjawab pertanyaan yang mengejutkan itu, jendela ditutup kembali, Bambang pun langsung melorotkan tubuhnya menghindari penglihatan pembajak yang memasuki cokpit. Bersembunyi di leher pesawat, Bambang sempat melihat ke sekeliling dan melihat aparat yang mengepung di kanan kiri pesawat, tetap bersiaga pada posisinya masing-masing, tanpa ada upaya apa pun.

Setelah jendela cokpit kembali terbuka, sebagai tanda pembajak berada di belakang, kembali Bambang menaiki tangga.
Kali ini ia menjulurkan tangannya dengan mengangkat pistol tujuannya menunggu pembajak masuk ke kocpit dan ia akan menembak. Namun posisi untuk menembak itu buat Bambang cukup sulit karena tinggi dirinya tidak sampai menjangkau jendela secara penuh.

Melihat kondisi tersebut sang pilot setengah berteriak, “Saya AURI, saya AURI, saya bisa menembak.” Mendengar teriakan lirih pilot yang meminta pistol, Bambang pun secara reflek memberikan pistolnya kepada sang pilot.
Quote:

Jenasah pembajak bernama Hermawan sedang diperiksa oleh petugas kepolisian.
Suasana tegang itu berlangsung lima menit lamanya. Mendadak co-pilot dan pilot turun dari pesawat tergesa-gesa. Ternyata tembakan telah dilepaskan dan pembajak Hermawan telah mati.

Capt. Hindiarto menuturkan, bahwa tembakan pertama yang dilepaskan, tepat mengenai leher si pembajak. “Saya yakin satu tembakan itu sudah mematikannya,” kata Hindiarto. Tapi karena Co-pilot Soleh berteriak, “Tembak lagi Cap,” maka dua peluru menyusul menembus tubuh si pembajak, yang terguling menutup api yang sudah menyala, sehingga api padam (api ini sulutkan Hermawan pada serbuk TNT yang ditaburkan di lantai pesawat). “Sungguh miracle (mukjisat), saya masih hidup,” kata penerbang Merpati asal Solo ini.


Minggu, 11 Januari 2015

TNI beri kenaikan luar biasa prajurit "AirAsia"

TNI beri kenaikan luar biasa prajurit
Penghargaan Panglima TNI Panglima TNI Jenderal Moeldoko berbicara kepada wartawan saat konfrensi pers setelah mendampingi tim SAR gabungan mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1). (ANTARA FOTO/Suryanto)
Saya melihat sendiri perjuangan para prajurit, bagaimana mereka berhadapan dengan kondisi alam, untuk itu saya memutuskan kenaikan luar biasa beberapa prajurit saya,"
Pangkalan Bun, Kalteng (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memberikan kenaikan luar biasa bagi prajurit TNI yang ikut dalam pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada 28 Desember 2014.

"Saya melihat sendiri perjuangan para prajurit, bagaimana mereka berhadapan dengan kondisi alam, untuk itu saya memutuskan kenaikan luar biasa beberapa prajurit saya," kata Moeldoko di Lanud Islandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan sempat melihat sendiri betapa sulitnya memindahkan ekor pesawat Air Asia dari KRI Banda Aceh ke KN Cress Onix di tengah laut dengan gelombang yang tinggi.

Surat Keputusan Panglima TNI untuk kenaikan luar biasa itu masih akan menyusul. Namun secara simbolis pemberian kenaikan luar biasa telah dilakukan di atas kapal usai pengangkatan ekor pesawat Air Asia.

Menurut dia, kerja keras para prajurit TNI dalam tim SAR gabungan operasi pencarian dan evakuasi korban telah sesuai dengan keinginan Badan SAR Nasional, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, dan seluruh rakyat Indonesia.

TNI dalam bagian melaksanakan tugas SAR, ia mengatakan sudah melakukan kegiatan dengan baik dari mulai mencari, mengevakuasi, mencari kotak hitam, mengangkat ekor pesawat dan menyerahkannya kepada KNKT.

Pada kesempatan yang sama, Moeldoko juga menjanjikan dukungan TNI untuk mencari dan mengevakuasi korban, kotak hitam, dan pesawat dalam operasi SAR gabungan ini.

Ia pun siap mengerahkan prajuritnya untuk melakukan penyelaman untuk mengambil kotak hitam jika memang lokasi pasti dari teknologi tersebut sudah diketahui. 
 
 

Panglima: Keberhasilan Pengangkatan Ekor AirAsia karena Penyelam TNI Sangat Profesional

  Proses operasi pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI, di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).
Proses operasi pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI, di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).

Proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI menunjukkan hasil yang sangat membanggakan. Terlebih lagi, operasi itu dipantau langsung Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dari atas geladak KRI Banda Aceh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).
“Keberhasilan dalam pengangkatan ekor pesawat ini tidak terlepas dari profesionalisme yang dimiliki para penyelam TNI yang ditunjukkan selama proses operasi berlangsung. Selama empat hari mereka, tidak kenal lelah dan terus melakukan strategi yang tepat dan aman selama proses pengangkatan berlangsung,” tegas Panglima TNI Jend Moeldoko.
Proses pengangkatan ekor pesawat dilaksanakan beberapa tahap antara lain: penyelaman pertama dilakukan guna pengecekan hasil pemasangan Belt. Aksi para penyelam TNI dimulai dengan turunnya dua penyelam ke permukaan di titik pengangkatan ekor pesawat pada pukul 06.01 WITA, dilanjutkan dua penyelam lagi pada pukul 06.02 WITA.
Pada pukul 06.26 WITA para penyelam naik ke permukaan, dan pukul 10.12 WITA para penyelaman mulai melakukan pengisian udara sebanyak 6 tabung.
Tahap selanjutnya, pada pukul 11.14 WITA, para penyelam mulai turun dan tiba di permukaan pukul 11.31 WITA. Pada pukul 11.40 WITA penyelaman dilanjutkan kembali dan pukul 11.48 WITA para penyelam tiba di permukaan. Pada pukul 11.50 WITA, lifting bag muncul ke permukaan dan ekor pesawat terlihat terangkat ke permukaan, dengan dibantu penarikan menggunakan tali tros kapal,” lanjut Moeldoko.
Panglima TNI yang memantau dari atas KRI Banda Aceh itu mengatakan, ekor pesawat perlahan mulai muncul ke permukaan laut. “Itu sudah mulai kelihatan, itu kelihatan jelas tulisan AirAsia. Proses evakuasi ini dimulai sejak pukul 06.00 WITA”, ujarnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ-8501 dari dasar laut menggunakan alat lifting bag dan proses penarikan dengan menggunakan Kapal Crest Onyx, setelah berhasil di tarik ke permukaaan, ekor pesawat kemudian di angkat keatas kapal yang selanjutnya akan di bawa ke Pelabuhan Teluk Kumai.
Jenderal TNI Moeldoko mengapresiasi kepada seluruh tim yang telah berhasil mengangkat ekor pesawat  AirAsiaQZ-8501 walaupun terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi ekor pesawat tersebut, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat.
Hal lain yang juga menjadi hambatan dan dihadapi Tim SAR di lapangan adalah sistem pengangkatan ekor pesawat ke atas permukaan. Meski demikian Tim SAR telah menyiapkan Subsurface Vehicle yang dilengkapi balon khusus untuk mengambangkan pesawat dari bawah air. Operasi yang berlangsung mulai hari kamis akhirnya membuahkan hasil dengan terangkatnya ekor pesawat AirAsia  pada siang hari ini.
Lokasi penemuan ekor AirAsia QZ-8501 berada di titik koordinat 3 derajat 38′ 39” Lintang Selatan dan 109 derajat 43′ 45” Bujur Timur. Lokasinya berjarak sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. Serpihan bagian ekor pesawat telah diverifikasi oleh dua penyelam dari Tim Intai Amfibi TNI Angkatan Laut yang berada di kedalaman 34 meter. Saat ditemukan, obyek sudah terkoyak di beberapa sisi. Namun bentuk ekor masih jelas terlihat karena menghujam ke dasar laut. 

Sabtu, 10 Januari 2015

Kopaska: Tugas, Perekrutan, dan Hellweek


Kopaska

Kopaska (Komando Pasukan Katak) adalah pasukan khusus TNI Angkatan Laut (TNI AL) dengan semboyan "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang artinya "Tak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi". Meskipun sudah ada sejak tahun 1954, Kopaska baru resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya.
Tugas utama Kopaska adalah demolisi (peledakan) bawah air termasuk sabotase (penyerangan rahasia) ke kapal lawan dan pangkalan musuh, kamikaze (torpedo berjiwa), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta maritime counter terrorism (anti-teror di laut).

Dalam masa damai, Kopaska terbagi dalam tim-tim berkekuatan tujuh orang yang bertugas sebagai personel keamanan untuk pejabat atau tamu penting negara. Lebih penting lagi, salah satu tugas mereka adalah menjadi pengawal pribadi presiden dan wakil presiden Indonesia. Mereka juga secara terbatas membantu tugas-tugas SAR di laut. Di samping itu, Kopaska pernah bertugas memperkuat pasukan perdamaian PBB.
Sekilas Perekrutan Kopaska

Proses perekrutan personel Kopaska diadakan setahun sekali dan hanya personel TNI AL non-Marinir yang boleh mendaftar. Usia maksimal pendaftar adalah 30 tahun. Proses pemilihan ini memakan waktu selama tujuh bulan. Biasanya, dari 700-1500 pendaftar hanya 15-20 orang yang lulus seleksi pertama. Setelah itu, para lulusan seleksi pertama ini  harus mengikuti Pelatihan Empat Tahap, yaitu satu minggu latihan fisik (hellweek), setelah itu latihan dasar bawah air, latihan komando, dan latihan parasut. Biasanya setelah keempat tahap ini hanya lima atau enam orang yang lulus menjadi anggota Kopaska..
Proses perekrutan KOPASKA terbagi dalam beberapa tahap dan mempunyai spesifikasi khusus untuk perekrutan anggotanya. Spesifikasi perekrutan adalah anggota TNI AL (non Marinir), minimal sudah berdinas selama 2 tahun, lulus uji kesamaptaan dan kemampuan jasmani, lulus uji ketahanan domisili di air (tes ketahanan air), lulus psikotest khusus, lulus kesehatan khusus di bawah air. Setelah anggota dinyatakan lulus test maka diadakan pendidikan selama 10 bulan di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL)/Komando Pendidikan Operasi Laut-KODIKOPSLA/Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL-KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL (SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya). Dengan materi umum antara lain :
  • Akademis umum angkatan laut (operasi laut, navigasi, mesin, elektronika, bangunan kapal, komunikasi dan lain lain)
  • Kepaskaan (doktrin manusia katak, penyelaman dasar, penyelaman tempur, renang tempur, kartografi, menembak berbagai jenis senjata, mengemudi, dan menangani kapal/perahu cepat dan lain lain)
  • Dik Komando (dasar komando, perang hutan, jungle survival/sea survival SERE, dan lain lain. Sebelum mempunyai pendidikan Komando sendiri siswa kopaska ikut dengan pendidikan komando hutan Marinir)
  • Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun (static & free fall) untuk mendarat di sasaran-sasaran lepas pantai dan laut.
  • Intelijen tempur, sabotase dan kontra sabotase, demolisi bawah air, dan SAR Tempur.
Latihan Neraka Kopaska

Personel Kopaska TNI AL dipilih dari orang-orang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.
Mengapa harus pelaut? Pertama, anggota Paska (Pasukan Katak) harus mengetahui konsep perang laut secara menyeluruh. Misal hendak melakukan misi sabotase atau pembebasan sandera, mereka sudah harus tahu bagian-bagian kapal. Bila bukan pelaut, mereka akan kesulitan mengenal bagian-bagian dalam kapal. Kedua, jika sudah berpengalaman dalam KRI, insting mereka akan langsung bermain di mana kamar mesin, ruang amunisi, tanki bahan bakar dan sebagainya. Hal ini jelas akan berpengaruh dalam kesuksesan misi.
Latihan pertama yang harus dijalani oleh calon personel Paska adalah "hellweek". Latihan yang benar-benar menguras emosi, tenaga dan keringat sampai ke tetes terakhir.
Dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska, dikupas soal hellweek ini. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.
Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas. Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia. Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.
Uniknya selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut. Maka nama-nama tongkol, udang, paus, kakap wajib digunakan. Nah, kadang hingga pendidikan selesai, nama ini masih melekat di antara sesama mereka. Jika tak kuat pendidikan, silakan berhenti. Tak ada paksaan sama sekali untuk mengikuti latihan Paska ini.
Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan. Dari situ kelihatan berapa orang yang telah mengundurkan diri dalam satu angkatan.
Detasemen Kopaska

Saat ini Kopaska terdiri atas dua grup, yakni wilayah Barat dan Timur. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Koordinasi terhadap dua grup Kopaska dipegang Komando Armada RI masing-masing wilayah.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Barat (Satkopaska Armabar)
  • Detasemen 1 Sabotase/anti-Sabotase (Teror)
  • Detasemen 2 Operasi Khusus
  • Detasemen 3 Combat SAR
  • Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut/Mine clearence
  • Detasemen 5 Underwater Demolition
  • Detasemen 6 Special Boat Units.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Timur (Satkopaska Armatim)
  • Detasemen 1 Sabotase/anti-Sabotase (Teror)
  • Detasemen 2 Operasi Khusus
  • Detasemen 3 Combat SAR
  • Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut/Mine clearence
  • Detasemen 5 Underwater Demolition
  • Detasemen 6 Special Boat Units.
Masing-masing grup akan dipimpin oleh kolonel yang membawahi enam detasemen


Sumber : Tribunnews

Detik-detik Pengangkatan Ekor Pesawat AirAsia QZ 8501

Dua perahu motor yang berisi tim penyelam TNI AL saat akan melakukan proses evakuasi ekor pesawat Air Asia di Laut Jawa (REUTERS/Pool)

Tim SAR gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ 8501 dari dasar laut Selat Karimata, Sabtu 10 Januari 2014. Pengangkatan ekor pesawat itu menggunakan balon pelampung, yang kemudian ditarik dengan crane kapal Crest Onyx, milik SKK Migas.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir menjelaskan proses pengangkatan ekor pesawat tersebut.

"Tim penyelam melakukan pengangkatan adalah tim kelima sekitar pukul 10.22 WIB," kata Manahan melalui pesan singkat yang diterima wartawan.

Menurut dia, operasi penyelaman sudah dilakukan sejak pukul 06.00 WIB.  Tim penyelaman kelima melakukan pengangkatan ekor pesawat. "Pukul 10.22 WIB diver mulai menyelam," ujar Manahan.

Berikut detik-detik pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ 8501:
Penyelaman kelima  pengangkatan ekor pesawat:
1.Pukul 08.35 WIB diver tiba di permukaan.
2.Pukul 10.22 WIB diver atau penyelam mulai menyelam.
Penyelaman kelima berhasil mengikat balon yang mengangkat ekor pesawat ke permukaan.

Penyelaman keenam dilakukan kembali untuk mengamankan pengangkatan ekor pesawat.
1. Pukul 11.40 WIB diver mulai menyelam. 2. Pukul 11.48 WIB diver tiba di permukaan
Pada pukul 11.50 WIB, lifting bag muncul ke permukaan dan bangkai ekor proses perlahan terangkat ke permukaan, sambil dibantu penarikan menggunakan tali tros Kapal Crest Onyx.
Dibawa ke Pangkalan BunSementara itu Direktur Operasi Basarnas, Marsekal Pertama, SB Supriyadi mengatakan ekor pesawat ini akan dibawa ke Pangkalan Bun, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah."Rencananya ekor akan diangkut dengan kapal tongkang ke Pangkalan Bun. Sepertinya disandarkan ke Pelabuhan Kumai untuk penelitian," ujar Supriyadi.Supriyadi menegaskan proses untuk membawa ekor pesawat itu tidaklah mudah. Sebab sangat tergantung kondisi ketinggian gelombang yang dapat mempengaruhi kapal saat membawa ekor pesawat ke Pelabukan Panglima Utar Kumai.
"Paling cepat 7 jam paling lama 10 jam. Kalau kecepatan rendah bisa 15 jam dengan, kecepatan tongkang 5-6 knot sampai sandar di Kumai," katanya.


Viva. 

Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box

Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box
 
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengaku khawatir terkait dengan keberadaan black box mengingat kondisi ekor pesawat AirAsia QZ-8501 di dalam dasar laut perairan Selat Karimata sudah berantakan. Kekhawatiran Jenderal TNI Dr. Moeldoko tersebut disampaikan di atas geladak KRI Banda Aceh, perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1/2015).
 
Panglima TNI menjelaskan pada saat ditemukan, posisi bawah ekor masuk ke lumpur. Sayap kiri dan kanan sudah putus. Ada empat jendela yang masih tersambung dengan ekor. “Ekor pesawat memang sudah ditemukan, saya khawatir kotak hitam (black box) sudah tidak di tempatnya karena ekor pesawat sudah berantakan”, ujarnya.
 
Menurut Jenderal TNI Dr. Moeldoko,Tim SAR sudah berupaya mencari kotak hitam, namun belum membuahkan hasil. Tadi pagi, tim penyelam pertama sebanyak enam orang turun selama 62 menit untuk memeriksa bagian dalam ekor pada pukul 06.15 WITA. "Tadi kami memaksimalkan cuaca yang baik. Mereka menyelam menggunakan tabung udara cadangan," katanya.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, untuk rencana selanjutnya, Tim SAR akan menggunakan alat berat crane dan balon untuk mengangkat ekor. Tim penyelam kedua saat ini disiapkan untuk mengikatsling (tali baja) crane ke ekor pesawat, dilanjutkan membawa balon dan dikaitkan.Sling dari Kapal Crest Onix juga akan dikaitkan. Itu kekuatannya 60 ton.

Disamping itu, Tim SAR juga melakukan upaya untuk mencari kotak hitam dengan menggunakan ping detector yang dibawa Kapal Negara Jadayat. Tujuh penyelam di Kapal Jadayat mengikuti arah ping detector hingga sejauh 300 meter dari lokasi awal. "Kami mencari arah ping itu ke mana. Kalau ada ping,baru muncul sinyal," kata Panglima TNI
 
TNI. 

Landasan TNI AU Terluas nan Bersejarah

(photo ilustrasi dari lanudiskandar.blogspot.com)

Sepekan terakhir, aktivitas di Landasan Udara Iskandar begitu padat. Puluhan helikopter milik TNI Angkatan Udara, Polri, Badan SAR Nasional, bahkan Seahawk milik Amerika Serikat mendarat di lanud ini. Tidak hanya itu, pesawat Hercules C-130, CN-295 TNI AU hingga pesawat amfibi BE-200 milik Rusia juga ikut mendarat.
Peningkatan aktivitas di Lanud Iskandar tidak terlepas dari peristiwa kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501. Pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh kru itu, dilaporkan hilang di Selat Karimata sejak 28 Desember 2014 lalu. Sejak saat itu, Lanud Iskandar dijadikan posko utama pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501.
Sebenarnya, tak banyak yang tahu dengan keberadaan Lanud Iskandar ini. Bahkan, belum tentu semua anggota TNI mengetahui keberadaan lanud yang berada di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Padahal, lanud ini adalah milik TNI Angkatan Udara.
“Jangankan publik dan media, bahkan tidak semua anggota TNI tahu Lanud Iskandar ini,” kata Danlanud Iskandar Letkol Pnb Johnson Simatupang di Lanud Iskandar, Jumat (9/1/2015).
Johnson mengatakan, Lanud Iskandar sebenarnya merupakan lanud terluas di Indonesia. Luasnya yang mencapai 3000,6 hektar melebihi luas Lanud Halim di Jakarta dan Lanudal Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur. Hanya saja, dari luas tersebut, baru sekitar 200 hektar saja yang dimanfaatkan sebagai kantor dan landasan pacu pesawat.
Johnson menambahkan, luasnya area yang dimiliki lanud ini, akhirnya menjadikannya sebagai hutan kota. Pasalnya, wilayah di sekitar lanud ini masih dikelilingi oleh hutan yang cukup asri. Banyak warga yang akhirnya memanfaatkan wilayah di sekitar lanud untuk dijadikan lokasi tempat tinggal. Mereka mendirikan bangunan seperti rumah dan beranak pinak di sini.
“Kawasan kita dikelilingi perumahan, jadinya dijadikan hutan kota,” ujarnya.
Landasan Aju
Meski memiliki area yang cukup luas, status Lanud Iskandar ini masih termasuk ke dalam lanud tipe C. Oleh karenanya, tidak banyak pasukan TNI AU yang bertugas untuk menjaga lanud ini. Hanya sekitar 90 pasukan saja yang setiap hari mengamankan ribuan hektar wilayah lanud ini. Itu pun bukan pasukan Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpspaskhas).
Selain itu, status lanud ini juga juga dijadikan sebagai landasan aju bagi pasukan TNI. Artinya, ketika terjadi pertempuran yang melibatkan Indonesia, lanud ini akan bertindak sebagai landasan support untuk menerbangkan pesawat tempur Indonesia guna menunjang pertahanan wilayah.
“Kita ini statusnya adalah pangkalan aju, yang harus siap, standby, dalam keadaan darurat,” katanya.
Selain minim pasukan, lanud ini juga tidak dilengkapi dengan skadron udara yang sewaktu-waktu siap melakukan pertempuran. Jika kondisi darurat terjadi, seperti penyerangan terhadap Lanud Iskandar, maka pihak lanud akan menghubungi Lanud Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat untuk menerjunkan tim Korpspaskhas.

Penerjunan bersejarah
Johnson mengatakan, Lanud Iskandar merupakan salah satu lanud yang bersejarah tak hanya bagi TNI, tetapi juga bagi kemerdekaan Indonesia. Nama Iskandar yang disematkan di lanud ini merupakan nama salah satu penerjun pertama yang dimiliki Indonesia.
Johnson bercerita, pada tahun 1947, Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI untuk membangun stasiun radio. Stasiun tersebut dibangun untuk menyebarkan kabar kepada masyarakat Kalimantan bahwa Indonesia telah merdeka sejak 1945.
Setelah itu, Komodor (U) Suryadi Suryadarma mengambil inisiatif mengirimkan 13 orang ke Kalimantan, dua di antaranya merupakan teknisi radio dari AURI, Hari Hadi Sumantri dan FM Soejoto. Sedangkan 11 orang lainnya merupakan putra Kalimantan. Kesebelas putra kalimantan itu adalah Iskandar sebagai pimpinan pasukan, Ahmad Kosasih, Bachri, J Bitak, C Williem, Imanuel, Amirudin, Ali Akbar, M Dahlan, JH Darius, dan Marawi.
Ke-13 orang itu kemudian diterjunkan di Desa Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada 17 Oktober 1947. Mereka diterjunkan dengan menggunakan pesawat C-47 Dakota RI-002.
“Setelah mendarat dengan selamat, mereka kemudian menghadapi pasukan Belanda yang tengah melangsungkan Agresi Militer I. Saat itu Belanda berupaya untuk merebut seluruh wilayah jajahan mereka termasuk bandara yang didirikan Jepang yang berhasil direbut Indonesia,” ceritanya.
Dalam perang itu, tiga dari 13 orang yang diterjunkan tewas. Sementara sisanya ditawan oleh Belanda.
Iskandar termasuk salah satu yang tewas dalam pertempuran itu. Sehingga namanya diabadikan menjadi nama lanud ini sebagai sebuah bentuk penghormatan kepadanya. Selain itu, dua buah patung dirinya juga didirikan yakni di pintu gerbang masuk Lanud Iskandar dan di Desa Sambi.
Johnson mengatakan, pesawat Dakota yang digunakan oleh ke-13 penerjun itu akhirnya juga dijadikan monumen. Monumen tersebut berdiri di kawasan Bundaran Pancasila, Kotawaringin Barat yang berjarak sekitar empat kilometer dari Lanud Iskandar.
“Itu (Dakota) pesawat asli. Setiap tahun kita melakukan perawatan agar tetap bersih dan tidak rusak,” katanya.
Semetara, ia menambahkan, tanggal penerjunan ke-13 orang itu dijadikan sebagai hari lahirnya Pasukan Gerak Tjepat (PGT) TNI AU, yang kemudian namanya berubah menjadi Kopaskhas AU.
PGT atau Kopaskhas merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI. Kepiawaian mereka dalam merebut landasan udara di Pangkalan Bun ini, menjadikan nama mereka sebagai nama salah satu pasukan elit yang disegani dunia.  

Sketsa Skadron Tempur TNI AU Mendatang

 
Sukhoi SU-35
Sukhoi SU-35

Sekali lagi saya bukan tidak menyukai Su-35. Justru Su-35 adalah pesawat tempur kesukaan saya. Ausairpower.net – website Australia ini sudah memberikan banyak iklan gratis untuk Su-35. :)
Walaupun website ini sudah lama tidak lagi di-update, karena tujuan utama website ini, Australia membeli F-22 sudah tumpul. Analisa Ausairpower juga menurut saya terlalu meremehkan pilihan-pilihan Eropa.
Sebenarnya saya berharap di masa depan (tidak tahu kapan?), komposisi armada TNI-AU yang akan sesuai dengan kebutuhan Indonesia adalah sebagai berikut:
  • 2 Skuadron berat: 32 Su-35 SKI atau 32 Su-30 MKID (versi canard mirip Su-30 SM atau Su-30 MKI yang sudah dimodernisasi lebih lanjut).
  • Su-30 SM adalah pilihan yang lebih aman, karena sudah ada ratusan unit operasional. Su-35 lebih hebat, tetapi jumlah di dunia sedikit, jadi faktor ongkos support bisa lebih mahal.
    Lebih baik pilih salah satu tipe saja, dan beli langsung 32 pesawat. Jangan setengah-setengah. Biaya perawatan dan support akan lebih mahal.
    Sistem Network terintegrasi dengan Gripen-E dan AWACS.
    Fungsi Utama: Serangan target strategis jarak jauh, mengamankan lokasi-lokasi tertentu yang bisa menjadi target, dan membantai F-35.
  • Su-27/30 di Skuadron-11 lebih baik dijual saja agar kita hanya memakai 1 variant Flanker saja yang lebih modern. Lagipula secara teknis, kekurangan radar AESA/PESA di Su-27/30 membuatnya agak ketinggalan jaman.
  • 4 Skuadron tempur ringan: 64 Gripen-E
    Fungsi utama: Patroli udara yang ekonomis, dan (di kala konflik) pertahanan udara strategis – bisa dipangkalkan secara darurat di manapun juga di Indonesia, akan membuat lawan kesulitan mencari lapangan udara utama untuk dibom. Kalau ternyata Flanker kita dihancurkan di lanud Hassanudin, TNI-AU tetap bisa terus berjuang dengan Gripen-E yang mereka pangkakan darurat dimana-mana.
    Gripen-E yang RCS-nya kecil juga akan memberi kombinasi yang bagus dgn Flanker yang lebih besar.

 Skenario Pertempuran dari komposisi ini:

  •  4 F-35 yang dipandu AWACS berkonsentrasi untuk mengalahkan 2 Su-35 yg mereka liat jelas di radar, dan bersiap untuk menembakkan AMRAAM. Mereka tidak melihat formasi supercrusing Gripen-E bersembunyi dibelakang formasi Flanker.
  • F-35 membuka tempat senjata di perut, AMRAAM ditembakkan, dan membelok. Radar IRBIS-E sekarang bisa melihat F-35, mungkin lebih dulu drpd Selex AESA di Gripen E. IRST OLS-35 juga melihat bahwa AMRAAM sudah ditembakkan.
  • Sistem Network antar pesawat dari Su-35 memberi signal ke Gripen-E lokasi dan jarak target.
  • Su-35 menembakkan RVV-AEE dengan infra-red seeker dan radar-seeker, dan membelok untuk menghindari AAMRAM.
  • Gripen-E juga menembakkan Meteor ramjet BVRAAM dari belakang, SELEX AESA memberikan update sasaran melalui 2-link signal ke Meteor.
  • Su-35 bisa mengalahkan AMRAAM dengan electronic countermeasure, and kinematis yang bagus. Pesawat dengan +9G manuver, akan mudah menghindari AMRAAM yang terlalu cepat dan kurang kontrol di saat akhir.
  • 2 F-35 kewalahan menghadapi RVV-AE dan dihancurkan. 2 sisanya berhasil menghindar, tapi tidak menyangka juga harus menghadapi Meteor yang menggunakan sistem ramjet dan mempunyai kemampuan manuever lebih bagus. Keempat F-35 hancur.
  • Atau, semua pesawat berhasil menghindari BVRAAM, Su-35 bisa menangkap F-35 yang sedang terbang pulang (dan sekarang tidak bersenjata), dan menembak jatuh dengan R-73/R-74 SRAAM. Kalau ada yang lolos, Gripen-E dengan perpaduan aferburner dan supercruise mengejar sisanya, dan menembak jatuh dengan IRIS-T.
  • Sekarang AWACS lawan yang sendirian itu juga menjadi sasaran empuk. Tembak saja dgn Gsh-30 cannon atau Mauser K-27 agar menghemat biaya pemakaian missile.

oleh: wipe out

JKGR. 

Bakamla Dapat Aset Awal 10 Kapal TNI AL

 
Ilustrasi kapal TNI yang digunakan Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) untuk menjaga keamanan di laut. [Istimewa]
Ilustrasi kapal TNI yang digunakan Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) untuk menjaga keamanan di laut. [Istimewa]

Badan Keamanan Laut akan mendapatkan 10 kapal milik TNI Angkatan Laut sebagai aset awal dalam tugasnya memberantas penangkapan ikan ilegal atau “illegal, unreported and unregulated fishing” (IUU Fishing).
“TNI Angkatan Laut akan segera menghibahkan 10 kapal sebagai aset awal untuk menjaga keamanan dan keselamatan laut,” kata Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo usai rapat koordinasi di Jakarta, Jumat malam.
Menurut Indroyono, meski Bakamla baru dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 178 Tahun 2014, lembaga tersebut telah beroperasi dengan tujuan khusus menangani penangkapan ikan ilegal.
“Bakamla ini baru embrio. Kita ingin memperkuat otak sistem informasi command control yang diintegrasikan. Nantinya informasi di-databank-kan di Bakamla,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bakamla Laksamana Madya Desi Albert Mamahit mengatakan beberapa pihak terkait sudah menawarkan sejumlah aset untuk membantu optimalisasi penanganan anti “illegal fishing”.
“TNI AL akan beri 10 kapal, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sekitar tiga atau lima kapan, dan Kemenko Kemaritiman mau beri empat kapal. Harapannya dalam lima tahun ke depan kami sudah bisa punya 50-60 kapal,” katanya.
Selama ini, Mamahit mengatakan Bakamla pada awalnya lembaga itu mempunyai tiga kapal. Namun, dalam operasionalnya, Bakamla mendapat bantuan pinjaman kapal dari Ditpolair Polri, TNI AL dan sejumlah pihak lain.
“Nanti sekitar dua minggu lagi, kami akan mengkoordinasikan 30 kapal untuk beroperasi ke lokasi di radar yang menurut kami rawan, misalnya Batam, Manado dan Ambon,” katanya.
Mamahit menambahkan, sesuai perintah Menko Kemaritiman, Bakamla akan bekerja sama dengan TNI AL, Ditpolair Mabes Polri dan Ditjen Bea Cukai dalam penangangan “illegal fishing”.
“Kami akan kembangkan kemampuan early warning system yang nanti aspek operasionalnya akan berdasrkan data di early warning system itu tadi,” ujarnya.
Kerja sama dengan TNI AL, Ditpoiair Mabes Polri dan Ditjen Bea Cukai sejalan dengan penetapan acuan untuk menangani “illegal fishing” yang diusulkan dengan tiga undang-undang yaitu UU Perikanan, UU Pelayaran dan Perikanan serta UU Kepabeanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan selama ini banyak kapal asing ilegal yang sulit ditindak karena batasan dalam UU yang ada.
“Hal seperti ini yang selama ini missing, ada kapal yang salah, tapi tidak yakin apakah bisa ditangkap dengan UU Perikanan karena misal ikannya sudah dibuang. Maka kita lakukan kajian untuk menangkap nelayan ilegal dengan UU lain. Pokoknya kita keluarkan semua jurus untuk menangkap (kapal ilegal),” tegasnya. 


(beritasatu.com)

Laksamana TNI (Purn) Marsetio berhasil jadikan TNI AL “World Class Navy”

Laksamana TNI (Purnawirawan) Marsetio beserta istri melakukan penghormatan kepada ribuan prajurit Korps Marinir TNI AL pada upacara pelepasan di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jatim, Senin (5/1). Marsetio memasuki purna tugas sebagai kepala staf TNI AL dan digantikan Laksamana Madya TNI Ade Supandi. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Laksamana TNI (Purnawirawan) Marsetio beserta istri melakukan penghormatan kepada ribuan prajurit Korps Marinir TNI AL pada upacara pelepasan di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jatim, Senin (5/1). Marsetio memasuki purna tugas sebagai kepala staf TNI AL dan digantikan Laksamana Madya TNI Ade Supandi. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
hingga TNI AL ke depan mampu menuju world class navy atau angkatan laut berkelas dunia
Pengamat inteligen dan militer, Susaningtyas Kertopati, menyatakan, mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI (Purnawirawan) Marsetio, berhasil membawa perubahan komprehensif dalam kultur korporasi TNI AL dan menggagas program pembangunan pendidikan SDM di TNI AL itu.
“Marsetio sukses membawa TNI AL untuk bekerja dengan visi the world class navy secara agresif,” kata Nuning, Jakarta, Rabu.
Selain itu, Marsetio juga sadar dan paham untuk menjadikan TNI AL yang world class navy tentunya membutuhkan dukungan anggaran, regulasi, prajurit dan komponen tenaga pendidik yang mumpuni.
“Karena itu perwira-perwira TNI AL ke depan tidak saja memiliki kemampuan tempur yang kuat, tapi juga memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni,” katanya.
Marsetio, alumnus Akademi TNI AL pada 1981 sekaligus pemegang pedang Adhi Makayasa, secara aktif menjalankan diplomasi navy to navy dan menempatkan Indonesia pada posisi penting di Asia Pasifik.
Empat kekuatan penting di kawasan ini, Amerika Serikat, Rusia, China, dan India, bersedia bergandeng tangan bersama TNI AL mewujudkan keseimbangan keamanan maritim kawasan. Demikian juga belasan negara lain.
Padahal pada saat sama, terjadi banyak fenomena pokok dunia, mulai dari “perlombaan persenjatan” di kawasan, ditambah ekskalasi konflik Laut China Selatan, aktivitas perdagangan manusia dan terorisme, beriringan dengan peningkatan lalu-lintas perdagangan dan ekonomi kawasan.
Marsetio yang juga doktor di bidang pertahanan, kata dia, juga telah menerapkan sistem yang membuat prajurit TNI AL memiliki karakter yang meliputi, pengetahuan (knowledge of subject), kepribadian (attitude), kemampuan memimpin (leadership ability), dan kemampuan memberi instruksi (knowledge of teaching techniques).
“Dengan komponen ini, bagi lembaga pendidikannya, TNI AL bisa mendidik dan mencetak SDM yang handal dan profesional di bidangnya, hingga TNI AL ke depan mampu menuju world class navy atau angkatan laut berkelas dunia,” kata dia, yang menulis buku Komunikasi Dalam Kinerja Intelijen Keamanan.
Nuning menambahkan, tidak heran bila suasana serah terima jabatan Marsetio kepada Kepala Staf baru TNI AL, Laksamana Madya TNI Ade Supandi, begitu mengharukan. Sertijab sekaligus pelepasan Marsetio ini dilakukan di Dermaga Ujung Surabaya dengan inspektur upacara Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko.
Nuning menilai, gagasan Marsetio dapat dilihat dari bukunya, Sea Power Indonesia. Dalam buku tersebut dipahami sea power tidak berarti hanya armada kapal perang saja, tetapi juga mencakup seluruh potensi kekuatan maritim nasional.
Sebutlah armada niaga, armada perikanan, industri dan jasa maritim, serta masyarakat maritim dan lain-lain.
Dalam buku itu juga, lanjutnya, Marsetio menyadarkan bahwa Indonesia harus memiliki kekuatan AL yang memadai dan proporsional.
Konsep ini juga bisa dimaknai sebagai suatu negara untuk menggunakan dan mengendalikan laut (sea control) serta mencegah lawan dengan menggunakannya (sea denial).
Sea power akan memiliki efek pengganda bagi kejayaan negara kepulauan. Kekuatan laut ini memiliki peran sentral dalam menentukan posisi Indonesia dalam kancah global. Ini adalah kekuatan yang tak tertawarkan lagi,” kata Nuning. 
 
 (ANTARA News)

Exit Briefing Kasau : “TNI AU Upgrade Alutsista Tahun 2015”

Arabia Airbus A330 Multi-Role Tanker Transport (MRTT)
Arabia Airbus A330 Multi-Role Tanker Transport (MRTT)

Memasuki tahun 2015 TNI Angkatan Udara berencana melaksanakan program perpanjangan usia struktur ”Falcon Star” dan peningkatan kemampuan avionik ”Mid-Life Upgrade” untuk armada pesawat F16 A/B Block 15 Skadron Udara 3 lanud Iswahjudi. Perencanaan juga untuk peralatan kamera dan radar surveillance untuk pesawat B-737 MPA (Patroli Intai Maritim).
Selanjutnya pada Tahun Anggaran 2015-2019 TNU AU akan mengajukan pengadaan pesawat Tanker kelas MRTT, pesawat Airborne Early Warning & Control (radar terbang), dan pesawat Pengintai Maritim Strategis.
Selain itu terdapat pula rencana pengadaan 1 unit radar rudal MLAAD (Medium and Low Altitude Air Defense), pengadaan 2 unit Radar Weibel serta saat ini sedang melakukan proses refurbisment dan pengadaan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder baru, serta berbagai pengadaan alutsista modern lainnya. .
Demikian disampaikan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia di hadapan para perwira pada Exit Briefing saat acara exit briefingsebelum mengakhiri tugasnya sebagai Kasau di Mabesau Cilangkap, Kamis (8/1) yang dihadiri para pejabat TNI AU.
Kasau juga menyampaikan beberapa pencapain sasaran yang telah dicapai, diantaranya peningkatan tiga lanud tipe B menjadi Tipe A, delapan lanud tipe D menjadi lanud tipe C, sehingga pangkalan TNI AU saat ini terdiri dari sembilan tipe A, 13 tipe B, dan 29 tipe C.
Pembentukan Skadron 16 sehingga kekuatan skadron udara saat ini adalah delapan skadron tempur, lima skadron angkut, tiga skadron helkopter, dua skadron VIP/VVIP, dua skadron latih dan satu skadron PTTA.
Selain itu pencapain sasaran yang lain adalah perkembangan tentang pembentukan kogabwilhan, dimana didalamnya termasuk validasi organisasi kohanudnas dan pembentukan Koopsau III dan pembentukan Sterau dan Disopslatau. Serta validasi organisasi terkait dengan implementasi dari ketentuan dalam BPJS, satker penerimaan DIPA daerah, dan pemberian pelayanan kesehatan (PPK) di rumkit-rumkit TNI AU yang sedang dalam proses dan diterapkan bertahap.
Dibidang Personel, penataan personel diarahkan untuk keseimbangan penempatan jawa dan luar jawa, serta proporsionalitas antara korps/kejuruan. Untuk panggon personel terpenuhi 60% dan saat ini sedang disusun kebutuhan panggon secara keseluruhan sebagai bagian dari renstra kesejahteraan prajurit TNI AU sampai dengan 2019, jelas Kasau.
Pada kesempatan tersebut, Kasau juga mengharapkan agar kedepan dalam bidang organisasi TNI AU dapat melaksanakan validasi secara cermat dengan memperhitungkan segala aspek, untuk bidang personel agar pembangunan personel harus lebih berorentasi pada kualitas dibandingkan kuantitas dimana aspek kualitas personel perlu dilaksanakan sejak tahap recruitmen, selama pendidikan maupun pembinaan karir.
Dalam bidang logistik perlu ditindaklanjuti persetujuan Presiden RI terhadap usulan pengadaan pesawat pengganti F-5, pesawat intai Amfibi, dan peningkatan kemampuan pesawat B-737 MPA dengan penambahan radar dan kamera Surveillance.
Selanjutnya di Bidang operasi perlu dilanjutkan kajian dan evaluasi terhadap penggunaan alutsista blok timur dlam rangka efektivitas dan efisiensi anggaran, serta langkah-langkah lanjutan dalam pengoperasian radar selama 24 jam sesuai taktik dan strategi pertahanan udara.
Untuk bidang sistem dan metode perlu dilanjutkan penjabaran doktrin Swa Bhuwana Paksa sebagai pedoman dalam implementasi tugas di seluruh jajaran organisasi, serta meningkatkan upaya peran TNI Au dalam kedirgantaraan nasional khususnya dalam pengambil alihan FIR Singapura.
Terakhir di bidang anggaran diharapkan pengelolanya senantiasa mengedepankan asas prioritas dan kehati-hatian, dimana rencana peningkatan remunerasi hendaknya disikapi oleh seluruh personel TNI AU secara bijaksanan agar tidak timbul dampak yang tidak diharapkan.
Intinya dalam penanganan masalah gunakan filosofi dalam menghadapai situasi kedaruratan penerbangan. Stop, analisa dan take proper action, tegas Kasau. Sebelum menutup briefing nya Kasau mengucapkan terimakasih pada seluruh jajaran TNI AU dan memberikan selamat bertugas untuk meneruskan tugas mulia demi bangsa dan negara
C 295 AEW
C 295 AEW

Kesimpulan
1. Update F-16 Block 15 & Boeing 737 Surveillance akan dilaksanakan
2. Tahun 2015 akan ada mulai tender pengadaan pesawat tanker MRTT, AEW&C, Maritime Patrol
3. Pengadaan MLAAD (Medium and Low Altitude Air Defense) artinya semakin fix tdk ada pengadaam long range SAM macam S300, S400 ato Patriot
4. Penambahan & peningkata Lanud ditambah dengan peningkatan jumlah skadron yg kini total ada 8 skuadron. Dengan MEF butuh 11 skuadron artinya akan ada penambahan 3 skuadron tersisa
5. Pengadaan pesawt pengganti F-5E dan pesawat amfibi tetap berjalan
6. Demi efisiensi dan integrasi persenjataan-radar-datalink akan ada evaluasi terhadap pengadaan alutsista Blok Timur artinya benar kata sumber saya bhw TNI AU favorit F-16 Block 60. Su-35 favorit Mabes TNI terutama Jend, Moeldoko.
Pertanyaannya bahwa tahun 2015 ini pucuk pimpinan TNI akan dipegang oleh TNI AU menggantikan Jend, Moeldoko yang akan mulai pensiun dan sepertinya peluang Su-35 akan semakin menipis berganti menjadi F-16 Block60 karena sprt biasa di Indonesia ganti pimpinan ganti kebijakan (by Ayam Jago)
 

Kamis, 08 Januari 2015

Atasi Illegal Fishing, Kodam Pattimura Kini Diperkuat KMC Komando

Mabes TNI-AD telah menambahkan kapal motor cepat produksi dalam negeri, KMC Komando ke satuan kapal cepat Kodam (Komando Daerah Militer) XVI/Pattimura. Menurut juru bicara Kodam Pattimura, kapal cepat ini diperuntukkan untuk mengatasi penyelundupan dan illegal fishingi yang marak di perairan Maluku Utara.
KMC Komando dikembangkan melalui kerja sama antara TNI AD, pembuat kapal lokal PT Tesco Indomaritim, dan ITS (Institut Teknologi Surabaya). Tidak kurang sejumlah Perwira TNI AD bekerja sama dengan tenaga ahli perguruan tinggi dalam negeri untuk memproduksi KMC Komando. Kemunculan perdana KMC Komando pada 9 April 2014 di Pantai ABC Ancol, Jakarta Utara, dengan demo di depan pers.
KMC Komando sendiri memiliki kapabilitas yang impresif. Komando mampu berjalan di wilayah rawa, sungai, pantai dan laut, sangat cocok untuk pendaratan pasukan di wilayah pantai. Jangkauan operasi KMC Komando hingga 250 NM (Nautical Mile) atau setara 463 km. Personel yang bisa diangkut sebanyak 31 orang termasuk 3 awak kapal dengan 2 ABK, dan dilengkapi senjata mesin berat (SMB) otomatis M2HB Browning Kaliber 12,7 milimeter juga RCWS (Remote Control Weapon System) untuk mengoptimalkan penggunaan senjata.
Prajurit infanteri keluar dan menyerbu lewat ramp door di haluan.
Prajurit infanteri keluar dan menyerbu lewat ramp door di haluan.
91FB8FD2A352EABA0908B3FDA56A8
RCWS membantu juru tembak membidik sasaran di tengah gelap malam bahkan cuaca berkabut. Dengan kendali laras senjata berupa joystick, sang juru tembak mengeker sasarannya lewat layar layar beresolusi 1024×768 pixels. Setelah target terkunci, dengan firing button juru tembak dapat melepaskan tembakan single maupun otomatis menuju sasaran sejauh 1.800 – 2.000 meter. Kelengkapan KMC yang lain termasuk marine radar, GPS (global positioning system), UAIS, gyro compass, dan radio VHF/NAVTEX/SSB.
Penempatan KMC Komando sesuai dengan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam melawan illegal fishing dan menjelaskan visinya akan peran Indonesia sebagai ‘negara maritim’. TNI AD total telah memesan 10 unit KMC Komando. (Deni Adi)

AS 365 N3+ Dauphin BASARNAS: Helikoper SAR Penjelajah Lautan


Badan SAR Nasional (BASARNAS) kini tengah menjadi perhatian publik berkat jasa mereka dalam pencarian korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Dibalik jasa besar dari tim personel BASARNAS, harus diakui bahwa salah satu bintang dalam misi evakuasi adalah sosok helikopter berwarna orange jenis AS-365 N3+ Dauphin yang ikut diturunkan dalam misi SAR Air Asia QZ8501.
Mungkin Anda yang tumbuh besar di tahun 90-an jika melihat AS 365 N3+ Dauphin bakal teringat dengan helikopter yang ada di serial film Baywatch, karena memang helikopter ini sesuai dengan standar SAR. Helikopter AS-365 N3+ merupakan salah satu helikopter SAR terbaik di dunia. Helikopter sejenis sudah digunakan berbagai instansi dunia mulai dari sipil hingga kemudian terwujud dalam varian militer (Panther). Dan Salah satu pengguna utama AS 365 Dauphin adalah US Coast Guard.
2c63e-dauphin_1AS365-specs
Saat ini BASARNAS mengoperasikan dua unit helikopter Dauphin yang dibeli dengan nilai hampir Rp270 Miliar pada awal 2014 lalu. Dauphin merupakan produksi Airbus Helicopter, sedangkan AS 365 Dauphin yang digunakan BASARNAS merupakan hasil rakitan PT Dirgantara Indonesia. Dauphin tergolong helikopter angkut sedang multirole yang punya bobot kosong 4.300 kg. Untuk menunjang berbagai misi, Dauphin dapat membawa maksimum beban tambahan internal hingga 1.345 kg. Namun bila harus membawa muatan cargo, bisa dilakukan dengan sling hingga bobot 1.600 kg. Nah, khusus dalam misi SAR, Dauphin dilengkapi hoist dengan kabel sepanjang 90 meter dan mampu menahan bobot sampai 272 kg untuk menarik dan mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan.
Kinerja helikopter ini disokong dua mesin Turbomeca ARRIEL 2C FADEC dengan maksimum power 717 kW. Dari mesin tersebut, dapat dicapai kecepatan maksimum hingga 269 km per jam. Sementara jarak jangkau maksimum Dauphin hingga radius 792 km. Dalam menjalankan misi SAR di lautan, helikopter andalam BASARNAS ini dapat mengudara sampai 4 jam.
AS 365 Dauphin BASARNAS saat tampil dalam Indo Defence 2014.
AS 365 Dauphin BASARNAS saat tampil dalam Indo Defence 2014.
Di hangar PT Dirgantara Indonesia.
Di hangar PT Dirgantara Indonesia.


AS 365 Dauphin N3+ diawaki oleh dua orang (pilot dan copilot), sedangkan kapasitas penumpangnya 12 orang. Sebagai heli SAR, Dauphin sudah dilengkapi avionic digital, termasuk radar cuaca, untuk mendukung operasional pada segala kondisi cuaca. Guna memudahkan operasi pencarian korban, Dauphin dapat dilengkapi dengan sensor infra merah atau FLIR (Forward Looking Infra red) Camera untuk mendeteksi hawa panas dan Under Water Acoustic Beacon Dukane DK 100. Keberadaan perangkat ini membantu dalam menemukan korban saat dalam keadaan gelap malam di tengah lautan.
AS 365 N3+ Dauphin Sebenarnya merupakan varian sipil dari AS 565 MBe Panther yang telah dipesan TNI-AL dari Airbus Helicopter. AS 565 MBe Panther tak lain adalah helikopter dengan kemampuan AKS (anti kapal selam), TNI AL dipastikan akan mendapatkan 11 unit heli Panther dalam tiga tahun jadwal pengiriman.
Evakuasi korban Air Asia QZ8501, Dauphin saat di atas dek KRI Bung Tomo 357.
Evakuasi korban Air Asia QZ8501, Dauphin saat di atas dek KRI Bung Tomo 357.
Sebelum Dauphin, BASARNAS lebih dulu menggunakan helikopter NBO-105. Operasional heli ini dilakukan oleh pihak TNI AU.
Sebelum Dauphin, BASARNAS lebih dulu menggunakan helikopter NBO-105. Operasional heli ini dilakukan oleh pihak TNI AU.

Karena spesifikasinya ‘akrab’ dengan operasi di lautan, Dauphin milik BASARNAS pun operasionalnya ditangani oleh Puspenerbal TNI AL. Sebagai buktinya, terdapat logo Puspenerbal pada body Dauphin BASARNAS.
Dalam misi pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Dauphin dioperasikan dari basis Lanud Iskandar, Pangkalan Bun. Dengan bekal roda, memudahkan bagi helikopter ini untuk melakukan pendaratan di atas dek kapal perang, seperti terlihat pada saat mengangkut jenazah dari KRI Bung Tomo 357. Selama misi SAR Air Asia QZ8501, Dauphin sempat menurunkan personel ke laut menggunakan hoist. Sementara untuk mengangkat jenazah langsung dari tengah laut urung dilakukan, mengingat risiko tingginya gelombang laut, terjangkitnya penyakit dan rusaknya kondisi jenazah. Sementara proses pengambilan jenazah dilakukan oleh speed boat yang diteruskan ke kapal perang. Peran Dauphin yakni membawa jenazah dari kapal perang menuju Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (Deni Adi/HANS)

Rabu, 07 Januari 2015

Jatuhnya AirAsia Mulai Dikaitkan Dengan Skandal Suap Alstom

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan, Rabu (7/1). (tvOne)
 
Saat Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bermain golf bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Hawaii, Minggu, 28 Desember 2014, penerbangan AirAsia QZ8501 mengalami tragedi yang menewaskan 162 orang dalam pesawat.

Penyebab jatuhnya pesawat Airbus 320-200 milik maskapai yang berbasis di Malaysia itu belum diketahui, hingga para penyelidik mengungkap apa yang terjadi selama penerbangan, melalui data rekaman pada kotak hitam pesawat.

Namun berbagai spekulasi terus bermunculan tentang penyebab jatuhnya pesawat, terutama masalah teknis seperti cuaca buruk yang menyebabkan kerusakan mesin. Seperti pada banyak peristiwa lain di dunia, dugaan konspirasi muncul diantara banyak spekulasi.

Beberapa orang di internet, mengaitkan jatuhnya pesawat AirAsia dengan Chi-Man Choi, direktur layanan thermal Alstom, perusahaan peralatan energi dari Prancis yang terlibat dalam skandal penyuapan bernilai miliaran dolar.

Chi-man Choi dilaporkan termasuk dalam 155 penumpang bersama putrinya yang berusia dua tahun, dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura, untuk merayakan Tahun Baru bersama dengan istrinya yang tinggal di Singapura.

Reuters dalam laporannya, 22 Desember 2014, menyebut bahwa Kantor Penipuan Serius (SFO) Inggris telah menuntut anak usaha Alstom, terkait dengan kasus penyuapan pejabat-pejabat pemerintah demi mengamankan kontrak energi.

Tuntutan itu merupakan kasus terbaru, dalam serangkaian penyelidikan kasus suap internasional yang melibatkan Alstom, yang telah menderita akibat turunnya pesanan peralatan pembangkit listrik sejak krisis keuangan.

Menurut dokumen dari pengadilan Inggris, Alstom Power Ltd dituduh menyerahkan uang suap pada pejabat perusahaan energi milik pemerintah Lithuania, selama delapan tahun terakhir, untuk mengamankan kontrak pasokan suku cadang untuk pembangkit listrik Elektrenai.

Alstom juga terjerat dengan berbagai kasus penyuapan di banyak negara, seperti India, Polandia, dan Tunisia. Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan Prancis itu menjadi sasaran investigasi di Swiss, Brasil dan Amerika Serikat (AS).

Perusahaan itu disebut akan mencapai kesepakatan dengan otoritas AS, untuk menyelesaikan kasus terkait penyuapan pejabat di India, China dan Indonesia, untuk mengamankan kontrak pembangkit listrik.

Seorang narasumber yang dikutip Reuters, menyebut Alstom akan melakukan pembayaran $700 juta atau hampir Rp 9 triliun pada Departemen Hukum AS, yang membuat itu menjadi denda pidana terbesar yang pernah dikenakan AS untuk kasus suap di negara lain.
 
Viva. 

208 Prajurit TNI Siap Bertugas di Kongo dan Afrika Tengah

208 Prajurit TNI Siap Bertugas di Kongo dan Afrika Tengah
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko melepas keberangkatan 208 prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-L/Monusco ke Kongo dan Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca ke Afrika Tengah dengan upacara militer di Plaza Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (7/1/2015). 
Ke 208 prajurit TNI terdiri dari 175 orang Satgas Kizi TNI Konga XX-L/Monusco di Kongo dipimpin Komandan Satgas  Mayor Czi Santy Karsa Tarigan  dan 33 orang prajurit TNI yang akan bergabung ke Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca di Afrika Tengah yang dipimpin Komandan Satgas Letkol Czi Alfius Navirinda Krisdianto. 
Dalam sambutan Panglima TNI antara lain mengatakan, mencermati perkembangan situasi di Republik Demokratik Kongo (Democratis Republic of Congo/DRC) dan Afrika Tengah (Central African Republic/CAR) Panglima TNI memerintahkan Kepada Komandan Satgas serta seluruh prajurit yang bertugas di Kongo dan Afrika Tengah, untuk mendalami rules of engagement dan Standing operation procedure, yang kemudian dipegang teguh secara firm dan strict dalam setiap pelaksanaan tugas. 
Disamping itu Panglima TNI juga memerintahkan agar para prajurit memahami sepenuhnya bahwa esensi tugas para prajurit pada kedua misi tersebut adalah misi kemanusiaan, namun sekali lagi tidak boleh melalaikan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap kecenderungan perubahan situasi, baik situasi kekerasan bersenjata maupun situasi perkembangan wabah penyakit ebola dan mers. "Tidak kalah pentingnya agar prajurit tetap terus memegang teguh dan mengimplementasikan pedoman keprajuritan TNI yaitu Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan wajib TNI, karena ketiga pedoman tersebut memiliki nilai-nilai universal dimanapun para prajurit bertugas", tegas Jenderal TNI Moeldoko. 
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko menyampaikan, agar para prajurit membangun dan menerapkan kepemimpinan dan komunikasi sosial TNI dalam membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan prajurit negara lain serta masyarakat, dengan memahami budaya dan kearifan lokal setempat, karena para prajurit akan bermitra dengan personel militer dari berbagai negara. Untuk itu, Panglima TNI berharap prajurit memelihara kekompakan dan tunjukkan soliditas TNI yang kokoh antar sesama anggota kontingen. "Moril yang baik dan rasa kebersamaan yang kuat merupakan salah satu kunci sukses tugas dan sukses prestasi", ujar Panglima TNI. 
Hadir dalam upacara pemberangkatan  Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Ade Supandi, S.E serta pejabat tinggi jajaran Mabes TNI. 

TNI. 

QZ8501 Disebut Ilegal, Rekaman ATC Juanda Beredar di Internet

AirAsia (ist)

Otoritas Bandara Juanda, Surabaya, sempat menyatakan bahwa penerbangan Indonesia AirAsia nomor penerbangan QZ8501 pada Minggu (28/12/2014) sudah mengantongi izin. Namun, kurang dari 12 jam, pernyataan tersebut diralat dengan menyatakan bahwa penerbangan tersebut ilegal.
“AirAsia tidak mengajukan perubahan izin terbang dari Sabtu ke Minggu kepada Dirjen Perhubungan Udara sehingga penerbangan Minggu ilegal,” ujar Kepala Otoritas Bandara Wilayah III Bandara Juanda Surabaya Praminto Hadi di Kompleks Mapolda Jawa Timur, Senin (5/1/2014) sore.
Praminto meralat pernyataannya setelah melakukan koordinasi dengan Dirjen Perhubungan Udara pada Senin siang.
Pernyataan terbaru tersebut justru mengundang pertanyaan besar, bagaimana mungkin sebuah penerbangan disebut ilegal, padahal ia sudah mendapat izin terbang atau clearance dari ATC (Air Traffic Controller).
Bahkan, menurut informasi yang didapat Kompas.com, penerbangan Indonesia AirAsia QZ8501 pada hari Minggu sudah dilakukan sejak akhir bulan Oktober 2014. Otoritas bandara dan Air Navigation mengetahui aktivitas itu, tetapi tak ada penindakan atas hal tersebut.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal (Purn) Chappy L Hakim pun mengungkapkan rasa herannya.
“Apabila benar AirAsia terbang di hari yang mereka tidak ada izinnya, pertanyaan besar adalah bagaimana flight plan-nya bisa di-approve,” tulis purnawirawan yang kini jadi pemerhati dunia penerbangan nasional tersebut.
Bocoran rekaman ATC
Izin terbang pun sudah didapat QZ8501 pada saat hari kejadian. KompasTekno mendapat salinan rekaman ATC Bandara Juanda pada Minggu pagi tersebut yang berisi izin dari ATC kepada QZ8501 untuk terbang rute Surabaya-Singapura.
Rekaman dengan judul file “ATC PK AXC-QZ8501 201412272225Z” tersebut diunggah di Soundcloud oleh pengguna dengan user-ID “digitizing” pada 3 Januari 2014, sesaat setelah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membekukan izin terbang AirAsia rute Surabaya-Singapura.
Rekaman yang bisa diunduh oleh publik tersebut bisa didengar melalui situs Soundcloud.
Sumber dalam KompasTekno yang tidak mau disebut namanya memastikan bahwa rekaman tersebut adalah rekaman asli ATC Juanda pada Minggu (28/12/2014). Hal itu dikonfirmasinya berdasar traffic (lalu lintas pesawat lain) yang dikontrol pada pagi itu.
File tersebut direkam dalam format UTC atau waktu Zulu (GMT +0) sehingga tanggal yang tertera masih 27 Desember 2014 pukul 22.25 GMT, yang artinya Minggu 28 Desember 2014 pukul 05.25 WIB.
Dalam rekaman audio berdurasi sekitar 20 menit tersebut, pada menit ke-10 terdengar suara dari AirAsia QZ8501 (dengan callsign Wagon Air 8501) yang memberitahukan posisinya di-parking stand A9, dengan registrasi PK-AXC (Alpha X-ray Charlie), jumlah penumpang, dan tujuan Singapura.
Percakapan tersebut kurang lebih sebagai berikut:
AWQ8501: “Tower, Wagon Air eight five zero one good morning…”
Tower: “Wagon Air 8501 good mornig Juanda Tower, go ahead…”
AWQ8501: “Eight five zero one (registrasi) alpha x-ray charlie parking stand Alpha Niner (A9) destination Singapore POB (passenger on board) one six one, request push and start, wagon air eight five zero one…”
Tower: “Wagon Air eight five zero one parking stand number Alpha niner Pushback and start approved heading west runway one zero, exit sierra two…”
Tak lama kemudian, pada menit ke-4, QZ8501 meminta izin ke ATC untuk menuju ke landas pacu. ATC kemudian mengarahkan QZ8501 ke runway 10 yang sedang digunakan saat itu.
Pada menit ke-07.07, ATC kemudian memberikan izin keberangkatan kepada QZ8501 melalui airways M635 dengan ketinggian jelajah awal 24.000 kaki.
“Wagon Air eight five zero one clear to Singapore, mike six three five level two four zero initial, RAMPY one alpha departure squawk number seven zero zero five,” demikian kata petugas ATC yang bersuara wanita tersebut.
Persetujuan dua negara
Logikanya, jika ATC telah memberikan clearance, flight plan tersebut telah disetujui dan flight plan hanya bisa dibuat dan disetujui jika sudah ada izin dan slot di kedua bandara asal dan tujuan.
Secara prosedural, jika ATC telah memberikan izin, tentunya AirAsia sudah memiliki izin terbang, sebagaimana yang diungkapkan oleh otoritas Singapura sebagai negara tujuan.
Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) dalam situs resminya mengatakan bahwa AirAsia QZ8501 memiliki jadwal penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Minggu (28/12/2014).
Menurut otoritas penerbangan sipil pemerintah negara tersebut, perizinan rute Bandara Juanda Surabaya di Indonesia ke Bandara Changi di Singapura bagi maskapai AirAsia pada hari naas tersebut merupakan kesepakatan kedua negara.
CAAS menegaskan, persetujuan Indonesia-Singapura terhadap jadwal penerbangan tersebut diberlakukan sejak 26 Oktober 2014 sampai 6 Maret 2015.
“Dengan demikian, penerbangan AirAsia QZ8501 pada Minggu (28/12/2014) telah disetujui karena ada hak lalu lintas udara yang tertera dalam perjanjian layanan udara bilateral, dan slot di Bandara Changi yang tersedia,” tandasnya.
Penyelidikan Polri dan KNKT
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membekukan izin terbang AirAsia rute Surabaya-Singapura. Pembekuan ini berlaku sejak 2 Januari 2015. Pemberian sanksi ini terkait pelanggaran waktu operasional AirAsia rute Surabaya-Singapura.
Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal izin penerbangan luar negeri periode winter 2014/2015, rute Surabaya-Singapura yang diberikan kepada Indonesia AirAsia adalah hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Namun, informasi mengenai pelanggaran waktu operasional dibantah AirAsia. Direktur Safety and Security AirAsia Indonesia Kapten Ahmad Sadikin menegaskan, AirAsia tak pernah mengoperasikan rute tanpa izin.
“Kalau kami tidak punya izin, kami tidak mungkin terbang,” kata Sadikin di posko antemortem, Mapolda Jawa Timur, Jumat (2/1/2015).
Kini Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah menurunkan tim penyidik untuk turut serta menyelidiki kecelakaan pesawat AirAsia itu. Penyidik tersebut masuk ke dalam bagian dari penyidik KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
“Akan kami urutkan, penyebabnya apa, siapa yang menyebabkan kecelakaan, di situlah kita akan ketahui siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu,” ujar Kapolri Jenderal Pol Sutarman di Kompleks Mapolda Jatim Senin siang.
“Kalau memang pihak korporasi (AirAsia) yang bersalah, ya kami terapkan dengan Undang-Undang Penerbangan. Adakah pasal-pasal yang dilanggar dalam UU itu,” lanjut dia.
Pihak AirAsia melalui Ahmad Sadikin mengatakan akan memberikan kerja sama secara penuh dalam penyelidikan tersebut.

(kompas)

Kapolda Papua: Serahkan Diri atau Saya Kejar Sampai Neraka

Kapolda Papua, Brigjen Pol Yotje Mende

Sebanyak 114 orang yang diduga pengikut kelompok Ayub Waker diamankan setelah tim gabungan Kepolisian berhasil menguasai markas kelompok tersebut di wilayah perbukitan sekitar 2 Kilometer dari Kampung Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Selasa (6/1/2015).
Selain mengamankan 114 orang yang memiliki kartu West Papua, Kepolisian juga menyita ratusan senjata tajam, busur dan anak panah serta parang.
Sebelumnya, Tim Gabungan Kepolisian dari Brimob Detasemen B Timika dan Polres Mimika yang dipimpin Kaden Brimob Detasemen B, Kompol IGA Nugraha, sempat terlibat kontak tembak dengan kelompok Ayub Waker. Walau berhasil menguasai 3 tenda yang menjadi markas kelompok bersenjata ini, namun Ayub Waker berhasil meloloskan diri.
Aparat Kepolisian memburu Ayub Waker yang menjadi dalang penyerangan mobil patroli QRF PT Freeport Indonesia, yang menewaskan 2 anggota Brimob anggota Satgas Amole dan seorang anggota Security Freeport, Kamis (1/1/2015) lalu.
Selain itu, Ayub Waker dan pengikutnya juga membawa lari 2 pucuk senjata laras panjang Jenis Styer Aug bersama amunisinya.
Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jendral Yotje Mende usai meninjau ke Kampung Utikini, Tembagapura mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengejaran hingga pelaku tertangkap.
“Mereka boleh kucing-kucingan, silahkan, tapi kami akan kejar sampai ketemu. Saya ultimatum untuk menyerahkan diri. Kalau tidak, kemana pun mereka pergi, bahkan ke neraka sekalipun akan kami kejar,” tegas Mende kepada wartawan di Timika, Selasa (6/1/2015) malam.
Guna pengejaran Ayub Waker beserta pengikutnya, mantan Kapolda Kepulauan Riau tersebut mengaku sudah meminta bantuan kepada pihak TNI untuk memback up kepolisian. Dalam kasus ini, satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dijelaskan Mende, M ditangkap saat penyisiran beberapa saat setelah kejadian.
“Dari penyelidikan lebih lanjut, diketahui KTP milik M sempat disita salah satu korban penyerangan. Saat ini ada di dompet almarhum Bripda Rian yang terbawa ke Palembang. M kemungkinan pelaku dan juga mata-mata,” ungkap Mende.

(kompas)

Sarana TNI masih belum memadai untuk SAR

Sarana TNI masih belum memadai untuk SAR
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
 
Sentul, Jawa Barat (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengaku peralatan perang TNI masih kurang memadai untuk operasi militer selain perang, dalam hal ini SAR, sebagaimana terlihat pada evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501.

"Evaluasi yang telah kami lakukan, ternyata alutsista yang kita miliki masih belum cukup untuk melakukan SAR. Perlu mendorong Komisi I DPR berpikir bersama agar alutsista TNI ke depan bisa digunakan untuk SAR," kata Moeldoko, di Sentul, Jawa Barat, usai perayaan Natal bersama warga, Rabu.

Sehingga, lanjut dia, ketika terjadi musibah atau kejadian serupa, seperti kecelakaan pesawat AirAsia, maka bisa diatasi secara baik.

Peralatan yang dimiliki negara sahabat yang telah membantu melakukan pencarian korban dan pesawat AirAsia di Laut Jawa, seperti Amerika, Rusia, Jepang, dan Singapura, sangat canggih.

"Siapa yang tidak berminat dengan helikopter Sea Hawk yang dimiliki Amerika? Saya sendiri tergiur melihatnya," katanya. Sea Hawk alias SH-60 juga dibuat untuk SAR maritim dengan designasi MH-60 Blue Jay, yang dioperasikan US Coast Guard. 

SA-330 Super Puma TNI AU juga memiliki kemampuan SAR maritim, di antaranya dapat dipasangi perangkat hoist, durasi hovering cukup lama, dan kemampuan terbang rendah dalam cuaca tidak bersahabat.

Kemarin (6/1), dia ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk memberikan motivasi kepada prajurit TNI dan angkatan bersenjata negara sahabat bahwa bangkai pesawat AirAsia dapat ditemukan.

"Saya berikan semangat agar tidak mudah menyerah, meski cuaca dalam proses evakuasi kurang bersahabat," katanya.

Ngiler Lihat Heli AS, Panglima TNI Ingin Lengkapi Alutsista

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko (kiri), berbicang dengan Komandan USS Sampson, Steven M. Foley, saat memantau operasi pencarian AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Selasa, 6 Januari 2015. (Pusat Penerangan TNI)

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI masih terbatas, khususnya dalam menunjang operasi non perang seperti SAR dan bencana alam.
Kondisi itu menjadi pertimbangan bagi Moeldoko setelah ia meninjau langsung proses pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 dari udara menggunakan helikopter Seahawk milik Amerika Serikat, kemarin di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

"Dari evaluasi yang ada, kami memang punya kekurangan. Alat (alutsista) yang kita punya belum spesifikasi untuk operasi SAR," kata Moeldoko di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Rabu 7 Januari 2015.

Menurut dia, selain memiliki tugas berperang, TNI juga memiliki tugas operasi non perang, yakni SAR dan membantu penanganan bencana alam. Maka dari itu, lanjut Moeldoko, ia akan mengomunikasikan penambahan alutsista TNI itu kepada Komisi I DPR RI.
"Maka alat-alat (alutsista) itu ke depan perlu dilengkapi. Nanti, kami komunikasikan dan mendorong Komisi I DPR membicarakan hal ini, agar bisa dilengkapi," ujarnya.
Moeldoko mengaku kepingin ketika melihat alutsista angkatan laut negeri Paman Sam kemarin yang ikut dalam operasi pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia jenis Airbus 320-200 milik maskapai Malaysia di perairan Selat Karimata. Dia memantau operasi itu dari udara dengan halikopter Seahawk dan singgah di kapal USS Sampson.
"Kemarin saya ke kapal perang Amerika dan ngiler melihat helikopternya," katanya.

Viva.

Selasa, 06 Januari 2015

Pemerintah akan koordinasikan pengamanan sistem siber

Pemerintah akan koordinasikan pengamanan sistem siber
Menkominfo Rudiantara (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Pemerintah menyiapkan pembentukan badan siber nasional untuk mengelola isu-isu terkait dengan informasi teknologi termasuk upaya perlindungan terhadap serangan siber di Indonesia.

"(Selama ini-red) dalam bentuk masih desk, masih kantor dan sifatnya belum koordinatif. Nah, mengingatkan kebutuhan negara akan isu bagaimana kita meng-address isu siber, kita mengajukan untuk membentuk badan siber nasional, karena sekarang ini boleh dikatakan dari sisi siber, kita ini rentan, hanya untuk bertahan. Kalau di negara lain bukan hanya untuk bertahan, bahkan untuk menyerang," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada wartawan di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan dengan kompleksitas dan kemajuan penggunaan informasi teknologi saat ini maka Indonesia dirasa perlu mengelola secara khusus isu terkait siber.

"Nanti kita bicarakan mengenai badan, yang lebih penting bukan badan itu berada di mana, tapi fungsi ini berjalan dulu. Proses bisnis yang ada sekarang yang masih sifatnya sektoral, berjalan dulu, sambil nanti kita bicarakan mengenai badan karena kan di pemerintahan banyak badan lain," katanya.

Sementara itu Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan selama ini belum ada koordinasi secara nasional untuk isu-isu terkait teknologi informasi.

"Jadi begini, Kominfo itu punya pengaman sendiri, bank punya sendiri, PLN punya sendiri, tapi secara nasional itu belum ada. Badan siber nasional ini akan memagari seluruhnya, walaupun di dalamnya ada masing-masing bekerja, tapi terintegrasi," tegasnya.