Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto,
menerima Submarine Command Team Trainer (SCTT) Tahap I dari Asisten
Logistik KASAL Laksda TNI Mulyadi, di Komando Latihan Armada RI Kawasan
Timur, Surabaya (22/04/2016).
SCCT merupakan salah satu bagian dari Submarine Training Center (STC)
yang telah dimiliki Koarmatim dari tahun 2015 yang diresmikan Kasal
Laksamana TNI Ade Supandi.
Aslog Kasal mengatakan pembangunan pusat latihan kapal selam,
merupakan bagian dari rencana strategis pembangunan kekuatan TNI AL
menuju terwujudnya kekuatan pokok Minimum Essensial Force (MEF). Dengan
adanya STC diharapkan dapat membentuk personel kapal selam yang handal
dan profesional, sejalan dengan sasaran MEF yang salah satunya adalah
terwujudnya profesionalisme prajurit.
Dengan diserahterimakan SCTT tahap I, merupakan implementasi dari
kontrak antara TNI AL dengan PT. Pustaka Strategik, sebagai representasi
dari pabrik pembuat Rheinnmetall Defence Electronic GMBH,
Jerman. Dengan peralatan yang telah berfungsi dengan baik melalui
setting to work dan berbagai pengujian, diharapkan personel kapal selam
dapat mengoperasikannya untuk menunjang latihan, sambil menunggu
diselesaikannya SCTT tahap berikutnya.
Indonesia memesan delapan helikopter serang Apache AH 64E Guardian ke
pabrikan Boeing, Amerika Serikat (AS). Helikopter tersebut ditargetkan
datang bertahap mulai tahun ini hingga 2018.
Pembelian dengan nilai $ 1,4 miliar ini, termasuk penjualan empat
Kontrol radar Longbow APG-78, dan paket persenjataan termasuk 120 rudal
udara ke darat Hellfire Lockheed martin AGM-114, ditambah paket
pelatihan awak dan support.
Helikopter AH-64E Guardian memang telah ditingkatkan kemampuannya,
termasuk : improved digital connectivity, Joint Tactical Information
Distribution System, mesin T700-GE-701D yang lebih powerfull with
upgraded face gear transmission to accommodate more power.
Baling baling komposite yang baru meningkatkan kecepatan jelajah,
climb rate, dan kemampuan membawa beban. AH-64E dilengkapi new
self-diagnostic abilities dan Link-16 data-links. Radar Longbow yang
telah diupdate membuatnya bisa digunakan untuk naval strikes. Helikopter
ini juga bisa mengusung radar AESA. Helikopter AH-64 E cocok untuk
maritime operations.
Helikopter ini memiliki extended-range fuel tanks yang menyebabkan
meningkatnya jarak tempuh dan endurance. AH-64E mmeiliki L-3
Communications MUM-TX datalink yang berkomunikasi melalui frekuensi C,
D, L, dan Ku band, untuk transmit dan menerima data atau video dari
semua UAV yang diterbangkan.
Pemerintah Indonesia bersama Yunani berkeinginan menjajaki
kerjasama di bidang pertahanan, khususnya kerjasama antara Angkatan
Laut kedua negara. Penjajakan kerjasama dibahas dalam pertemuan antara
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu dengan Duta Besar Yunani untuk
Indonesia Georgios Dogoritis, (22/4/2016) di Kantor Kemhan, Jakarta.
Dubes Yunani mengatakan sebagai negara kepulauan yang memiliki hampir
2000 pulau dan hal yang sama dengan Indonesia, Pemerintah Yunani
berkeinginan melaksanakan kerjasama di bidang maritim dan kerjasama
Angkatan Laut kedua negara. Kerjasama Angkatan Laut ini merupakan
modalitas untuk melakukan kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan
Yunani.
Menurut Dubes Georgios Dogoritis, keadaan alamiah Yunani sebagai
negara yang kuat di potensi lautnya, terdapat satu pulau yang dijadikan
tempat latihan Angkatan Laut milik Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau
North Atlantic Treaty Organization (NATO). Di pulau ini, bukan hanya
prajurit NATO yang berlatih, melainkan prajurit Angkatan Laut dari
berbagai negara di seluruh dunia.
Selain memiliki kekuatan Angkatan Laut yang besar, Georgios Dogoritis
juga mengungkapkan Yunani juga memiliki perusahaan atau galangan kapal
yang salah satunya berkemampuan membangun kapal selam dan tank kapal.
Untuk membicarakan lebih lanjut sektor-sektor yang menjadi potensi
kerjasama, Dubes Yunani mengundang Menhan RI berkunjung ke Yunani.
“Saya yakin Indonesia dengan Yunani memiliki beberapa kepentingan
yang sama sebagai dasar untuk melaksanakan penjajakan kemungkinan
kerjasama di sektor Pertahanan, baik kerjasama Angkatan Laut ataupun
kerjasama lainnya seperti pertukaran perwira dan latihan bersama.” ujar
Dubes Georgios Dogoritis.
Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan pada prinsipnya Indonesia akan
menjalin persahabatan dengan negara mana pun. Berdasarkan Undang-Undang
Indonesia harus ikut berpartisipasi untuk menjaga perdamaian dunia.
Hingga saat ini Indonesia memiliki persahabatan dengan banyak negara di
dunia.
Meski demikian di Indonesia masih terdapat beberapa ancaman yang
menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia yaitu potensi aksi
terorisme, bencana alam dan Narkoba.
Indonesia akan terus menjalin persahabatan dan mengadakan kerjasama
dengan negara lain yang mengarah kepada menghilangkan potensi
ancaman-ancaman tersebut. Ditambahkan Menhan, Indonesia sebagai negara
maritim merasa perlu untuk mengamankan laut dari ancaman-ancaman
perompakan dan pemberontakan. Menurut Ryamizard Ryacudu untuk menjaga
kedaulatan Indonesia yang luas dengan laut, Angkatan Laut juga harus
kuat dan besar.
Sehubungan dengan penjajakan kerjasama pertahanan dengan pemerintah
Yunani, Ryamizard merespon baik. Menhan RI mengharapkan Dubes Yunani
bisa juga berkunjung ke beberapa Industri pertahanan yang ada di
Indonesia dan mencari potensi di beberapa sektor yang dijadikan modal
untuk kerjasama pertahanan bagi kedua negara.
Demi memperkuat pertahanan dalam negeri, TNI telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) tahap kedua. Program ini disusun agar TNI bisa
mendapatkan kekuatan pokok minimum atau dikenal dengan sebutan Minimum
Essential Force (MEF).
Untuk memenuhi program tersebut, modernisasi alat utama sistem
senjata (alutsista) terus digenjot, utamanya menggantikan mesin-mesin
perang yang telah uzur dimakan usia, sehingga Indonesia bisa kembali
disegani tak hanya di Asia Tenggara, tapi juga di dunia.
Sebagai salah satu alat pertahanan, TNI Angkatan Udara juga ambil
bagian dalam program ini. TNI AU berniat mengganti jet tempur F-5 Tiger
II yang sudah menjaga langit Indonesia sejak 1980-an, dan sempat
dinonaktifkan sebelum akhirnya difungsikan kembali.
Niat TNI AU mengganti F-5 Tiger itu membuat pabrikan jet tempur dunia
berlomba-lomba agar TNI AU melirik produk-produk mereka. Mulai dari
Saab JAS 39 Gripen, Dasault Rafale, Eurofighter, F-16 Viper maupun
Su-35. Setelah tarik ulur, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
menyatakan tertarik untuk membeli Su-35 buatan Sukhoi, Rusia.
Kenapa Su-35, bukan F-16 Viper atau produk lainnya?
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengungkap
alasan memilih Sukhoi Su-35 dibanding F-16. Meski, kecanggihan dan
keampuhan F-16 selama mengudara telah sangat teruji, dan disukai banyak
negara, termasuk Indonesia.
Lewat buku otobiografinya berjudul “Dingo: Menembus Limit Angkasa”,
karya Bambang Setiawan dan Budiawan Sidik Arifianto yang diterbitkan
Penerbit Buku Kompas, tahun 2016, Marsekal Agus membeberkan
alasan-alasan menjatuhkan pilihan terhadap pesawat Sukhoi.
Sebagai salah satu penerbang Indonesia, Marsekal Agus mengaku sudah
paham betul dengan karakteristik setiap pesawat yang sudah
diterbangkannya. Mulai dari pesawat latih, A-4 Skyhawk, F-5 Tiger hingga
F-16. Dia juga telah merasakan ketangguhan Sukhoi sebelum menjatuhkan
pilihannya.
Marsekal Agus mengungkapkan, baik F-16 Viper hingga Su-35 merupakan
pesawat generasi keempat, kemampuannya tidak jauh berbeda. Salah satu
perbedaan mendasar adalah dari segi kenyamanan bagi pilot yang
menerbangkannya.
“Kalau yang paling nyaman untuk duduk, F-16 buatan Amerika. Kalau buatan Rusia, untuk duduk enggak enak,” ungkap Marsekal Agus.
Namun, untuk ketangguhan, Sukhoi dinilai lebih bandel dibanding
kompetitor terdekat, F-16. Apalagi, jet tempur Rusia ini memang dibuat
khusus untuk bertempur.
“F-16 kalau terbang di bawah 150 knot harus hati-hati, salah handle
sedikit dia bisa masuk inefisien. Kalau Sukhoi kuat, hebat, tapi
duduknya enggak nyaman. Rusia memang membuat pesawat ya untuk perang,”
ujarnya.
Satu hal yang membuat Marsekal Agus merasa jatuh hati dengan Sukhoi
adalah kemampuannya mengunci sejumlah target di darat maupun udara
secara bersamaan. Bahkan, Marsekal Agus sampai memberi contoh, Jakarta
bisa diluluhlantakkan dengan hanya menerbangkan empat Sukhoi untuk
melepaskan 18 bom.
Ketika menjadi Pangkoopsau II, KSAU juga melihat secara langsung
kemampuan Sukhoi dalam bermanuver di udara. Setelah melakukan loop-loop
berbahaya, jet tempur ini bisa tetap melesat tanpa khawatir mesin mati
hingga terjatuh.
“Loop-loopnya bisa begitu lho, patah-patah, hebat benar,” puji KSAU.
Su-35 juga diyakini bisa menandingi F-35 buatan AS yang masih dalam
pengembangan. Pesawat F-35 yang merupakan generasi keempat buatan
Lockheed Martin memiliki teknologi canggih dan tak terdeteksi radar.
Kemampuan itu membuat harganya melambung tinggi.
“Tapi untuk manuver enggak lincah,” ucapnya singkat.
Selain unsur kemampuan pesawat. Aspek geopolitik juga menjadi
pertimbangan sebelum menjatuhkan pilihannya. Apalagi pengalaman saat
Indonesia diembargo, membuat banyak jet tempur terpaksa dikanibalisasi
hingga tidak lagi mampu terbang karena minimnya suku cadang.
Pengiriman batch pertama kendaraan URO Vamtac 4×4 ST5 ke Indonesia
sebagai bagian dari program pertahanan udara ForceShield Indonesia,
sedang berlangsung, 20/4/2016
Seorang juru bicara dari Thales dikonfirmasi oleh Shephard di Defence
Services Asia 2016 menyatakan bahwa PT URO dalam tahap awal pengiriman
batch pertama dari “jumlah kendaraan yang signifikan”.
Thales adalah kontraktor utama untuk program kendaraan Vamtac yang
akan dilengkapi dengan peluncur Rapid Ranger dan rudal pertahanan udara
Starstreak. Sebuah sumber mengatakan kepada Shephard bahwa sistem ini
dalam tahap integrasi dan sekitar 20 kendaraan akan dikirimkan.
Kendaraan Vamtac hanya salah satu komponen dari jaringan pertahanan
udara ForceShield yang akan melengkapi lima baterai pertahanan udara
Indonesia.
Unsur-unsur lain termasuk radar Ground Master 200, sistem
pengendalian tembakan dan kendaraan Land Rover yang dilengkapi
Lightweight Medium Launcher dan Starstreak. Integrasi ini sedang
diselesaikan oleh mitra industri lokal, PT Len Indonesia.
Sebuah kendaraan Vamtac 4×4 kendaraan yang cocok dengan Rapid Ranger
dan Starstreak pernah ditampilkan di stand URO pada pameran DSA di
Malaysia, tapi sebelum pameran dimulai rudal Starstreak telah dicabut
dan logo Thales RapidRanger pada peluncur ditutupi terpal.
Sangat mungkin partner industri Thales di Malaysia, Weststar anak
dari perusahaan Global Komited, tidak senang sistem yang mereka
diintegrasikan ke kendaraan GK-M1, ditampilkan pada chassis lain.
Juru bicara Thales mengatakan, terserah kepada pemerintah dari
produsen, untuk memilih kendaraan yang mereka inginkan dan peluncur
Starstreak akan diintegrasikan ke kendaraan tersebut.
Sebuah sumber mengatakan kepada Shephard bahwa ‘batch kecil’
kendaraan Vamtac juga sedang dikirim ke Singapura, tapi tidak bisa
mengkonfirmasi jumlahnya. Perusahaan URO adalah agen pemasaran kendaraan
Vamtac ke Malaysia, Indonesia dan Singapura.
Tentara Malaysia sudah memiliki lebih dari 100 kendaraan Vamtac yang
dibeli dalam kontrak yang ditandatangani pada tahun 2008-2009 yang
mencakup 25 sistem pertahanan udara Igla, 60 kendaraan pembawa senjata
dan 18 kendaraan yang menarik meriam ringan 105mm dan pasokan peluru
artileri.
“Kita harap di tahun 2019 bisa mendekati Rp 250 triliun untuk anggaran pertahanan”
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut
Binsar Pandjaitan menyatakan ingin menaikkan anggaran pertahanan
Indonesia, khususnya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan
(alutsista).
“Anggaran pertahanan kita selalu di bawah satu persen dari GDP,
pernah lebih (satu persen) tapi turun lagi. Kini akan kita usahakan
untuk naik,” ujar Luhut di Universitas Indonesia, Rabu, 20/4/2016.
Menurut Luhut, saat ini pengeluaran anggaran pertahanan masih terlalu
banyak dihabiskan untuk belanja pegawai, sedangkan proporsi alutsista
masih kurang.
Menko Polhukam menyatakan akan menyiasatinya dengan meningkatkan
kerja sama pertahanan, melalui sistem transfer teknologi (ToT) dengan
negara mitra pembelian alutsista sehingga kemampuan mereka bisa ditiru
Indonesia.
“Anggaran pertahanan akan ditingkatkan terus. Kita naikkan dari 0,85
persen ke satu persen, hingga nanti bisa mencapai di atas satu persen.
Kita harapkan di tahun 2019 bisa mendekati Rp250 triliun untuk anggaran
pertahanannya,” ujar Luhut.
Luhut Pandjaitan juga berjanji menaikkan upah anggota TNI dan pertahanan agar tidak timpang dengan tingkat pendapatan nasional.
“Walaupun alutsista kita naikkan tapi untuk pegawai juga diusahakan
naik. Misal anak saya pangkat mayor di Kopassus (gajinya) hanya Rp6 juta
per bulan. Dia kalah dengan pegawai bank yang bisa Rp10jt per bulan,”
ujar Luhut.
Menurut Luhut, sebagai negara besar, Indonesia tidak bisa membiarkan
ada kesenjangan dalam pegawai pertahanan dan dia berjanji melakukan
perubahan yang lebih baik di bidang pertahanan.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo,
melakukan kunjungan ke Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Selasa
(19/04).
Kunjungan itu dilakukan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, yaitu
dalam rangka penguatan TNI di pulau-pulau terluar yang menjadi
perbatasan wilayah Indonesia. Selama ini, pulau-pulau terdepan kurang
mendapat perhatian, padahal pulau itu menjadi kunci bagi Indonesia.
Panglima TNI mengatakan bahwa hasil temuannya akan dijadikan evaluasi
untuk menambah kekuatan di daerah perbatasan. Tak hanya menambah jumlah
dan kemampuan personel, TNI juga akan memanbah sarana dan prasarana
yang ada. Sebagai langkah awal, TNI segera meningkatkan gelar kekuatan
dan kemampuan di daerah-daerah tersebut.
Upaya yang dilakukan oleh TNI itu demi menjaga dari berbagai
kemungkinan ancaman yang datang. Agar efektif, TNI akan menjadikan
pulau-pulau yang ada sebagai kapal induk.
Dalam kunjungan itu, Jenderal Gatot juga melakukan peninjauan ke
lokasi pembangunan satuan TNI di Morotai, di antaranya adalah runway 27
dan 09, tugu baling-baling, rumah sakit TNI AU, Army dock (dermaga), dan
mengecek kapal Satuan Keamanan Laut (SATKAMLA).