Dengan anggaran yang terbatas dan kesiapan operasional yang belum maksimal, keberadaan simulator jelas sangat diperlukan dalam program pelatihan dan pendidikan penerbang, tak terkecuali bagi penerbang TNI AU yang mengawaki pesawat angkut berat C-130 Hercules. Simulator C-130 di lingkup TNI AU bukan barang baru, sejak tahun 2000, di Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma sudah ada simulator C-130. Dan kabar terbaru, akan segera datang tambahan simulator untuk C-130 dari Australia.
Simulator C-130H Hercules TNI AU yang kini eksisting di Lanud Halim Perdanakusuma.
Seremoni serah terima C-130H Hercules A-1334 dari RAAF ke TNI AU pada 8 Februari 2016.
Tambahan simulator C-130 TNI AU berasal dari bekas pakai AU Australia. Lebih tepatnya adalah jenis FFMS (Full Flight Mission Simulator) untuk jenis C-130H Hercules. Dari tipenya sejenis dengan yang sudah digunakan TNI AU, yakni simulator jenis C-130H Hercules. Kedatangan simulator ini menjadi bagian dari paket pembelian lima unit C-130H Hercules bekas pakai AU Australia (RAAF). Dari lima pesawat yang dibeli, saat ini empat unit pesawat sudah diserahkan ke Indonesia. Sebagai informasi, RAAF mengoperasikan 12 unit C-130H Hercules pada periode 1978 – 2012. Sebagai gantinya, AU Australia kini menggunakan C-130J Hercules.
Dengan memaksimalkan simulator diharapkan dapat menekan terjadinya kecelakaan pada C-130 Hercules TNI AU.
Suasana di kokpit simulator C-130H Hercules TNI AU.
Untuk simulator FFMS yang akan dikapalkan ke Indonesia, berasal dari Skadron 285 yang bermarkas di Lanud Richmond. Lanud ini adalah salah satu pangakalan udara terbesar dan tertua RAAF yang berlokasi di negara bagian NSW (New South Wales). Dikutip dari defence.gov.au, proses pembongkaran dan pengiriman simulator sudah dilakukan sejak 9 – 11 Maret 2016. Meski berstatus bekas pakai, simulator C-130H Hercules Australia sudah mendapat upgrade TTCU (Tactical Training Capability Upgrade).
Simulator C-130H Hercules, baik yang digunakan Wing 1 TNI AU dan yang akan datang dari Australia, merupakan produksi CAE Electronics Ltd, Kanada. Adanya simulator ini sangat membantu para awak pesawat untuk bisa meningkatkan kemampuan mereka, karena semua prosedur latihan yang ada dapat dilaksanakan, terutama yang berkaitan dengan emergency procedure. Meski dengan jam terbang dan kesiapan pesawat yang terbatas, semuanya bisa dimaksimalkan karena latihan bisa tetap dilaksanakan lewat simulator, bahkan untuk latihan-latihan yang tak mungkin dilaksanakan di pesawat sebenarnya. Salah satu sasaran terbang simulator adalah melatih crew coordination/crew resource management (CRM), terutama dalam menghadapi situasi emergency.
Berikut beberapa foto dari defence.gov.au yang memperlihatkan proses pemindahan simulator dari basisnya di Lanud Richmond, NSW.
Unit simulator C-130H TNI AU yang terpasang di Wing 1 Halim Perdanakusuma adalah buatan tahun 1999, dan resmi digunakan sejak 21 Februari 2000. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Simulator C-130H Hercules TNI AU
– Vendor: CAE Electronics Ltd., Canada
– A/C Type: C-130 / H-30 (based on A/C tail number A-1321)
– Launching: February 21st 2000
– Fabrication: 1999
– Movement: Full motion, 6 Degree of Freedom Power by Hydraulic system of 1,800 Psi capable of delivering the most actual Response during very difficult flight situation such as pressure drop, lightning strike, etc
– Flight deck: Closed area with latest equipment and modern Indicators
– Visualisation: 5 Projectors to provide wider area
– Processor: Dual processors RISC6000 on IBM PowerPC 604E providing a’high standard of real time response
– Seats: Pilot, co-pilot, flight engineer, instructor and observer
– Real time software backed by IBM dual processors Air Fields Covering around 90 airfields troughout the regions
– Normal flight; Air refueling; Flight in Formation (using SKE – Station Keeping Equipment); Night and day dropping including LAPES (Low Altitude Parachute Extraction System); Many more