Minggu, 03 April 2016

JK : Jika TIdak Mau Kerjasama, Filipina Harus Bisa Bebaskan 10 WNI

philippine-troops

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan ada kerjasama militer antara Filipina dan Indonesia dalam upaya pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. JK ingin mencontoh pengalaman saat operasi Woyla pada tahun 1981 yang bekerja sama dengan pemerintah Thailand.

“Itu bisa terjadi. Kita punya pengalaman dulu dengan Woyla,” ujar JK di sela-sela kunjungannya pada KTT Keamanan Nuklir di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Jumat (1/4/2016).

Operasi pembebasan bukan hal baru bagi militer Indonesia. JK juga meminta ada lobi yang dilakukan dengan kelompok Abu Sayyaf untuk memastikan pembebasan 10 WNI yang disandera.

“Kirim orang yang mengenal mereka untuk dicari jalan keluarnya,” ujarnya

Ada perbedaan operasi pembebasan yang dilakukan di Somalia dan Filipina. Saat penyanderaan kapal MV Sinar Kudus di Somalia, pendekatan yang dilakukan militer Indonesia berbeda karena lokasi penyanderaan berada di lautan bebas.

“Sekarang menurut informasi, sandera telah sampai ke dataran Filipina. Sehingga Filipina sendiri tidak ingin ada kekuatan militer sendiri (Indonesia),” ucapnya.

“Tapi Filipina sendiri harus berjanji bisa menanganinya. Tapi kalau pun perlu militer ya harus. Namun dengan kerjasama Filipina,” ujar JK.

Operasi Woyla adalah operasi pembebasan penumpang dan kru Pesawat Garuda DC-9 di Thailand, Bangkok pada bulan Maret 1981. Operasi pembebasan ituberhasil dan hanya dalam tempo 10 menit, kelompok teroris berhasil dilumpuhkan.

Operasi kontra terorisme pertama Indonesia tersebut dipimpin Asisten Operasi Kopassandha, Letkol Sintong Pandjaitan. Atas keberhasilan operasi Woyla itu, Indonesia mendapatkan banyak pujian dari dunia internasional.

Menlu RI ke Filipina

Demi mengintensifkan komunikasi, pada Jumat pagi (1/4/2016), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertolak ke Manila, Filipina. Di Manila, Retno bertemu dengan Menlu Filipina, Jose Rene D Almendras.

“Menteri Luar Negeri Indonesia dan Filipina di Manila (1/4) mengintensifkan komunikasi dan koordinasi terkait penyanderaan 10 WNI,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Sabtu (2/4/2016).

Sumber : Detik.com

Jika Buntu, Opsi Operasi Militer Pilihan untuk Bebaskan 10 WNI

abu sayyaf
Kepala Staf TNI-AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menegaskan operasi militer terhadap kelompok Abu Sayyaf di Filipina, menjadi pilihan terakhir jika upaya negosiasi membebaskan 10 WNI yang disandera mengalami jalan buntu.

“Berbagai langkah negosiasi telah dilakukan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai langkah terakhir adalah melakukan operasi militer,” ujarnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/4/2016).

Jenderal TNI Mulyono berada di perbatasan RI-Timor Leste sejak Rabu (30/3/2016) untuk melihat dari dekat kondisi prajurit TNI yang bertugas di tapal batas negara, serta meninjau beberapa pos pengamanan dan meninjau pasukan di Pulau Ndana Rote. Pulau kecil di wilayah paling selatan Indonesia yang berbatasan dengan Australia itu, merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten Rote Ndao, NTT.

Tentara Filipina Latihan Militer
Tentara Filipina Latihan Militer

Pulau ini dijaga prajurit TNI dari Yonif 743/PSY (pasukan organik Korem 161/Wirasakti Kupang) dan satu batalyon dari Marinir. KSAD tidak mau bicara lebih detail soal operasi militer yang dimaksud, karena Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmatyo telah menyampaikan semuanya kepada media tentang upaya pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf.

“Panglima TNI telah memberikan komentar dan telah memberikan gambaran kepada semua media, sehingga saya merasa tidak perlu menjelaskan lagi. Saya pikir, kita sampai di sini saja,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya menyelamatkan ke 10 WNI yang di sandera kelompok teroris Abu Sayaf di perairan Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pemerintah sedang mengupayakan pembebasan 10 Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Sumber : Republika.co.id

Arahan Pangkostrad dalam Latgab PPRC TNI

DJH_4757
Latihan Gabungan (Latgab) Pasukan Khusus PPRC TNI merupakan latihan yang dilaksanakan berdasarkan kontijensi yang memiliki tujuan multi fungsi terhadap sasaran strategis terpilih, diantaranya penguasaan kembali Obyek Vital Nasional seperti kilang minyak dan kawasan industri strategis yang telah dikuasai lawan, pembebasan sandera, penanganan terorisme dan sebagainya.

tni
Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi

Hal tersebut dikemukakan oleh Panglima Komando Cadangan Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi yang didampingi oleh Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.IP., Danlantamal XIII Laksma TNI Wahyudi H. Dwiyono, M.M., Danguspurlatim Laksma TNI I.N.G. Ariawan, SE., MM., Danlanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman, S.IP., M.Si. saat meninjau kesiapan Latgab PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI tahun 2016 di Tarakan, Kalimantan Utara, Jum’at (1/4/2016).

tni

“Dipilihnya lokasi Tarakan, Kalimantan Utara menjadi lokasi Latgab Pasukan Khusus PPRC TNI merupakan wewenang Pangkostrad selaku Panglima Komando Operasi (Pangkoops) PPRC TNI atas persetujuan Panglima TNI, dengan mempertimbangkan berbagai aspek kepentingan operasi TNI,” kata Pangkostrad.

Letjen TNI Edy Rahmayadi juga menuturkan bahwa, Latihan Gabungan Pasukan Khusus PPRC TNI adalah sebagai konsinyer PPRC TNI atau standby force agar lebih siap dan mampu efektif digerakan ke seluruh wilayah kedaulatan NKRI. Menurutnya, dalam kondisi standby force tersebut perlu disiapkan latihan-latihan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit, naluri tempur dan kesiapan unsur dari masing-masing matra pasukan khusus yang terlibat. “Sasaran akhirnya secara integratif merupakan wujud kesiapan operasi khusus secara gabungan yang melibatkan berbagai unsur Pasukan Khusus PPRC TNI,” ujarnya.

tni

Sementara itu, Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Inf Andi Gunawan mengatakan bahwa, PPRC TNI adalah pasukan gabungan pemukul TNI untuk menghadapi kondisi darurat atau trouble spot yang bersifat strategis di seluruh wilayah NKRI, sedangkan gabungan pasukan khusus PPRC TNI melaksanakan operasi khusus disasaran strategis terpilih dimana pengerahannya tentu atas perintah Panglima TNI.

tni

“PPRC TNI merupakan pasukan gabungan yang terdiri beberapa unsur satuan pemukul, termasuk didalamnya gabungan pasukan khusus dari tiga matra yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU yang dipimpin oleh seorang Perwira Tinggi TNI yang ditunjuk oleh Panglima TNI,” kata Kapendam VI/Mulawarman.

tni

Gabungan Pasukan Khusus PPRC TNI yang melaksanakan latihan operasi khusus di Tarakan ini merupakan pasukan yang sebelumnya telah melaksanakan Alih Kodal, dan telah diberangkatkan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada hari Kamis (3/3/2016) dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Puspen TNI

Kita Bikin Ramai di Natuna

f16

Indonesia akan mengerahkan jet tempur F-16 ke pulau-pulau Natuna untuk menangkal “pencuri”, kata Menteri Pertahanan Indonesia, kurang dari dua minggu setelah kapal penjaga pantai Cina, bentrok dengan perahu Indonesia di wilayah tersebut.

Langkah ini merupakan bagian dari penumpukan militer di pulau-pulau yang menghadap ke Laut Cina Selatan, yang akan melihat landasan pacu diperbaharui dan pelabuhan baru dibangun, ujar Ryamizard Ryacudu dalam sebuah wawancara pada hari Kamis, 31/3/2016 dengan Bloomberg News. Hal ini juga melibatkan penyebaran marinir, unit pasukan khusus angkatan udara, batalyon tentara, tiga frigat, sistem radar baru dan drone, katanya.

Penempatan yang direncanakan adalah lima pesawat F-16 yang mencerminkan tingkat baru keprihatinan Indonesia tentang sengketa teritorial di Laut Cina Selatan yang mengadu Beijing dengan beberapa tetangga di Asia Tenggara. Indonesia tidak menjadi penuntut dalam sengketa itu, tapi bentrokan dengan penjaga pantai Cina bulan lalu atas penahanan kapal nelayan China, menunjukkan potensi Indonesia ditarik ke dalam konflik tersebut.

“Natuna merupakan pintu, jika pintu tidak dijaga maka pencuri akan masuk,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Ryacudu. “Semua ribut-ribut ini karena sampai saat ini belum dijaga. Ini adalah tentang rasa hormat dari negara.”

Menteri Pertahanan Indonesia juga mengatakan ia sedang mempertimbangkan memperkenalkan wajib militer di Natuna dan daerah terpencil lainnya dari kepulauan 17.000 pulau, “jadi jika sesuatu terjadi orang tidak akan takut dan tahu apa yang harus dilakukan.”

China mengklaim lebih dari 80 persen dari Laut Cina Selatan, membawanya ke dalam sengketa dengan Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Taiwan. klaim Beijing telah menekan lebih tegas dalam beberapa tahun terakhir, didasarkan pada apa yang disebut garis sembilan-terputus yang tidak memberikan koordinat yang tepat. Dalam paspor yang diterbitkan pada tahun 2012, garis China itu digerogoti zona ekonomi eksklusif Indonesia di pulau-pulau Natuna.

f-16

Kedatangan kapal-kapal nelayan Cina dan kapal penjaga pantai ke wilayah negara-negara lain di ASEAN juga telah menyebabkan kegelisahan di Malaysia. Kementerian Luar Negeri negara itu memanggil duta besar China Huang Huikangdan menyampaikan keprihatinan atas dugaan perambahan kapal berbendera Cina di Laut Cina Selatan, yang disampaikan Kamis malam.

Aaron Connelly, seorang peneliti di Lowy Institute for International Policy di Sydney, mempertanyakan arti penempatan F-16 di wilayah Natuna, jika hendak ditujukan sebagai banyak jera atau berguna memerangi illegal fishing.

“Ini terlihat seperti unjuk kekuatan, tetapi itu adalah salah satu yang tidak berarti,” katanya. “Indonesia memiliki kartu diplomatik untuk bermain, tapi tidak dengan kekuatan militernya. Ini tidak akan menakut-nakuti militer Cina dengan menempatkan beberapa pesawat F-16 di Natuna. Ini adalah barang yang tidak cukup bisa digunakan untuk survei kegiatan maritim. ”

Ryacudu juga mengatakan ia berharap untuk menyelesaikan kesepakatan pembelian antara 8 dan 10 jet tempur Rusia Sukhoi Su-35 dalam perjalanan ke Rusia pada awal April. pemerintah juga telah mempertimbangkan untuk membeli F-16V Lockheed Martin Corp, Eurofighter Typhoon BAE Systems atau Saab AB Gripen.

Ketika ditanya apakah itu dimaksudkan Indonesia akan membeli F-16Vs selain jet Su-35, Ryacudu mengatakan “tidak, milik kami yang ada sudah cukup.” Namun, ia mengatakan, Indonesia akan terus mencari ke berbagai negara untuk pengadaan.

“Kami akan membeli dari Eropa dan Amerika, dan juga dari Rusia,” katanya. “Kami tidak memiliki prioritas. Yang penting, jika kita membutuhkan mereka, dan ada transefer teknologi, kami akan membeli. Kami mengganti pesawat tua, tidak menambahkan yang baru”.

Bloomberg.com

Pesawat Su35 Confirmed Akan Dibeli Indonesia

su-35-tni

Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu telah mengkonfirmasi rencana negara Indonesia untuk membeli jet tempur Sukhoi Su-35 yang diharapkan penandatanganan kesepakatan dilakukan minggu pertama bulan April.

Ryamizard memberitahu Bloomberg, dalam sebuah wawancara 31/3/2016, bahwa ia berharap menyelesaikan kesepakatan untuk pembelian antara 8 dan 10 jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia dalam perjalanan ke Rusia pada awal April.

Ryamizard Ryacudu telah mengatakan sebelumnya bahwa Indonesia membutuhkan satu skadron 18-20 pesawat Su-35 dalam upaya untuk menggantikan skadron F-5 Tiger yang telah tua. Tapi menteri berkomentar, untuk tahap pertama dari kerjasama, jumlah ini sudah cukup.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga mempertimbangkan untuk membeli : F-16V Lockheed Martin, Eurofighter Typhoon dan juga Saab AB Gripen.

Menteri Pertahanan Indonesia menambahkan bahwa Indonesia akan terus mencari peralatan militer ke berbagai negara. “Kami akan membeli dari Eropa dan Amerika, dari Rusia juga,” ujarnya. “Kami tidak memprioritaskan. Yang penting jika kami membutuhkannya, ada proses transfer teknologi, kami akan membeli. Kami sedang mengganti pesawat tua, tidak menambahkan yang baru.”

Angkatan Bersenjata Indonesia saat ini menggunakan fighter Sukhoi Su-27 dan Su-30. Sukhoi Su-35 akan menggantikan F-5 Tiger AS yang telah digunakan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sejak tahun 1980.

 
Defenseworld.net

Minggu, 27 Maret 2016

Setelah Berseteru, China dan Indonesia Akan Latihan Militer Bersama

Setelah Berseteru  China dan Indonesia Akan Latihan Militer Bersama
Kapal nelayan China yang ditangkap Indonesia karena mencuri ikan. Kapal itu yang memicu ketegangan dua negara. | (KP Hiu 11/Twitter@humaspsdkp)
Kapal China meninggalkan pelabuhanQingdao pada hari Sabtu (26/3/2016) untuk latihan militer bersama angkatan laut 16 negara termasuk Indonesia di lepas pantai Indonesia.

Latihan militer gabungan itu akan digelar 12 April 2016. Hal itu diumumkan Departemen Pertahanan China, seminggu setelah kapal Indonesia dan China berseteru di perairan Natuna.

Dalam pengumuman yang di-posting di situsnya (www.mod.gov.cn),Kementerian Pertahanan China menyatakan, armada Angkatan Laut China akan terus menjalani latihan bersama 16 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat dan Rusia.

Kementerian itu juga menambahkan bahwa Menteri Pertahanan China, Chang Wanquan, akan mengunjungi Vietnam pada hari ini untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tingkat tinggi. China dan Vietnam terlibat dalam sengketa wilayah Laut China Selatan, sedangkan Indonesia tidak.

Pada pekan lalu, Indonesia menahan sebuah kapal pukat China dan beberapa awaknya atas tuduhan mencuri ikan (illegal fishing) di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, tepatnya di perairan Natuna. Namun, pasukan penjaga pantai China ikut campur dengan melakukan manuver yang menuai protes keras dari Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi.

Retno telah memanggil dan menemui Kuasa Usaha Kedutaan Besar China di Jakarta, Sun Wei Dei untuk menyampaikan protes keras.

”Dalam pertemuan itu, kami nyatakan protes keras dan sampaikan nota yang berisi sebagai berikut, pertama terdapat pelanggaran coast guard (pasukan penjaga pantai) China terhadap hak berdaulat dan yuridiksi Indonesia di wilayah ZEE dan landas kontingen,” katanya.

”Protes kedua adalah pelanggaran coast guard Tiongkok (China) terhadap penegakan hukum yang dilakukan terhadap aparat Indonesia pada Zona Ekonomi Ekslusif dan landas kontingen,” lanjut Retno.

”Ketiga, pelanggaran juga dilakukan coast guard Tiongkok pada kedaulatan laut teritorial Indonesia. Indonesia telah minta klarifikasi pada Pemerintah Tiongkok atas kejadiaan ini,” imbuh Retno.
 

Masuki Masa Uji Coba, DSME Resmi Luncurkan KRI Nagabanda 403

Nagabanda
Bertempat di kesejukan distrik Okpo, Kota Geoje, Provinsi South Gyeongsang, Korea Selatan, hari kamis (24/3) lalu berlangsung seremoni peluncuran unit perdana kapal selam Nagabanda Class (aka – Changbogo Class). Momen peluncuran ini memperkuat identitas beredarnya foto-foto kapal selam yang sebelumnya telah ramai dalam bahasan netizen.
Sebagai perwakilan pemerintah RI dalam upacara peluncuran adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi. Bila dalam penampakan foto sebelumnya kapal selam belum didandani atribut seremoni, maka saat peluncuran kapal selam yang diberinama KRI Nagabanda 403 telah dipasangi Bendera Merah Putih. Pada menara juga dipasangi peluncuran yang cukup besar. Seperti telah disebut di berita sebelumnya, setelah diluncurkan KRI Nagabanda 403 akan memasuki masa uji coba di perairan Korea Selatan. Dan bila tak ada aral melintang, kapal selam akan dikirimkan ke Indonesia pada bulan Maret 2017.
Nagabanda Class
Dikutip dari Janes.com (24/3/2016), pihak Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) saat peluncuran menyebut,”kapal selam ini dirancang untuk menjalankan multirole mission, mulai dari misi anti kapal selam, anti kapal permukaan, penyebaran ranjau laut, dan mendukung tugas operasi pasukan khusus.” Dikenal di AL Korea Selatan sebagai Changbogo Class, kapal selam ini punya label resmi DSME 1400. Basis rancangan DSME 1400 merupakan pengembangan dari kapal selam Jerman Type 209/1200 buatan Howaldtswerke-Deutsche Werft AG (HDW), Jerman.
403_1nagabanda
DSME disebut-sebut telah menerima lisensi produksi kapal selam ini pada akhir tahun 1980. Sekilas informasi tentang fasilitas DSME di Okpo, konstruksi galangan kapal ini dibangun pada Oktober 1973 dan pengerjan pembangunan galangan dituntaskan pada tahun 1981. Luas area galangan secara keseluruhan mencapai 430 hektar. Dengan dukungan goliath crane dengan kapasitas 900 ton, dari galangan ini DSME telah banyak memproduksi kapal sipil bertonase besar. Untuk kebutuhan militer, selain kapal selam DSME juga telah memproduksi beberapa destroyer. (Gilang Perdana)