Kamis, 13 Agustus 2015

Renault Sherpa Light: Rantis Pengusung Rudal Mistral RCWS Arhanud TNI AD

Renault-Sherpa-e14129424768
Alih-alih mengikuti harapan banyak orang agar Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) TNI punya rudal anti serangan udara jarak menengah, justru Arhanud di ketiga matra masih berkutat di level SAM (surface to air missile) SHORAD (short range air defense). Bahkan elemen SAM SHORAD, khususnya di Arhanud TNI AD kian diperkaya dengan platform peluncur yang menggunakan basis rantis (kendaraan taktis) lapis baja dari beberapa jenis.
Basis penempatan rudal penangkis serangan udara pada unit kendaraan taktis TNI mengandalkan teknologi MANPADS (Man Portable Air Defense System). Pertama kali model ini diadopsi pada rantis Land Rover yang ditempati rudal asal Swedia, Bofors RBS-70. Kemudian berlanjut yang lebih advanced ada rudal Grom yang mengusung platform Land Rover Defender. Rantis asal Inggris Land Rover Defender memang laris manis, buktinya rudal Starstreak TNI AD pun dipasang di kendaraan ini. Lalu entah jadi diakuisisi atau tidak, Cina pernah menawarkan rudal QW-3 untuk Arhanud TNI AD, rudal ini dipasang pada platform truk SX 2110 4×4. Paket rudal QW-3 dan truk SX 2110 pernah ditampilkan dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013 di Lapangan Monas.
Sherpa Arhanud TNI AD dengan rudal Mistral pada HUT TNI 2014.
Sherpa Arhanud TNI AD dengan rudal Mistral pada HUT TNI 2014. Foto: ARC.web.id
Tampil dalam defile HUT TNI 2014 di Surabaya.
Tampil dalam defile HUT TNI 2014 di Surabaya.
Tampil bersama rantis komodo yang juga mengusung rudal Mistral.
Tampil bersama rantis komodo yang juga mengusung rudal Mistral.
Rantis komodo buatan Pindad, sekilas mirip Sherpa. Rantis ini mengusung peluncur Atlas.
Rantis komodo buatan Pindad, sekilas mirip Sherpa. Rantis ini mengusung peluncur Atlas.
Nah, mengikuti jejak kapal perang TNI AL, Arhanud TNI AD nyatanya juga melirik rudal Mistral buatan MBDA. Ada yang menarik dari rudal Mistral untuk Arhanud TNI AD, yakni ditempatkan dalam dua platform rantis lapis baja 4×4 sekelas jip, pertama pada rantis Komodo buatan PT Pindad, dan kedua pada rantis Sherpa Light besutan Renault Trucks Defense, Perancis.
Penempatan rudal Mistral pada rantis Komodo mengusung peluncur model Atlas. Bila dilihat sekilas, Atlas mirip dengan peluncur Mistral Simbad yang ada di frigat Van Speijk TNI AL, pengorasiannya dilakukan manual oleh seorang juru tembak, dimana dalam platform peluncur terdapat dua rudal yang siap tembak. Tapi harus diakui, model peluncur Atlas punya beberapa kelemahan, seperti pengoperasian yang masih manual dan posisi juru tembak rudal yang terbuka dapat menjadi santapan empuk sniper.
Sistem peluncur dapat memuat empat rudal sekaligus.
Sistem peluncur dapat memuat empat rudal sekaligus. Di dalam ruang cargo juga bisa dimuati empat rudal cadangan.

Menjawab kelemahan peluncur model Atlas pada rantis Komodo, Arhanud TNI AD juga mengandalkan Sherpa Light. Rantis ini sejatinya hadir dalam beberapa varian, mulai dari scout, station wagon, carrier, special forces, APC, APC-Assault, dan APC XL. Yang digunakan sebagai basis platform peluncur Mistral untuk Arhanud TNI AD adalah varian Station Wagon. Disini peluncur dengan empat Mistral dioperasikan manual maupun menggunakan RCWS (remote control weapon system). Dengan RCWS, operator rudal berada di dalam ruang kabin yang terlindung. Ditambah, model peluncur ini dipasukan dengan sepucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm, sehingga efek letalitasnya ebih mematikan.
Kubah peluncur rudal dilengkapi perangkat gyro-stabilized, sensor thermal, integrated laser rangefinder yang disajikan oleh Rheinmetall Defence Electronics. Agar tak salah tembak, platform ini juga dibekali fitur IFF (identification friend or foe). Dengan kemampuan deteksi 16 sassaran, waktu reaksi untuk tiap tembakan hanya butuh dua detik.

Sherpa Station Wagon
Rantis ini oleh pabrikannya masuk ke dalam Sherpa Light dengan penggerak 4×4 dan bobot di rentang 7,9 sampai 11 ton. Namanya juga ‘station wagon,’ adopsi kendaraan ini pun multi fungsi, tak sebatas pada desain untuk peluncur rudal. Lebih dekat dengan Sherpa Light, rantis ini ditenagai mesin Renault 215-hp to 265-hp dengan automatic gearbox. Sherpa masih aman untuk melintasi medan genangan sedalam 1,5 meter.
m02011022100001m02010061500085Sherpa-Station-Wagon8
Bicara soal perlindungan, awak sudah dilengkapi fasilitas proteksi nubika (nuklir, biologi dan kimia). Awak pun dilengkapi proteksi dari bahaya api. Sebagai kendaraan lapis baja, Sherpa dilengkapi perlindungan balistik di level B6, namun dapat di upgrade ke level 3. Proses upgrade lapis baja tak sulit, pasalnya Sherpa dirancang secara modular. Ancaman ledakan ranjau juga telah diantisipasi, Sherpa dapat di modifikasi dengan sistem V-shaped dan deflektor.
Guna mendukung mobilitas, Sherpa Light dapat dengan mudah dibawa pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules atau Airbus A400M Atlas. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Sherpa Light
– Manufaktur: Renault Trucks
– Awak: 4 atau 5
– Dimensi: 5,43 x 2,36 x 2,13 meter
– Wheel base: 3,54 meter
– Volume internal: 7m3
– Kecepatan maks: 110 km per jam (di jalan raya)
– Jarak jelajah: 1.000 km dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam

Sukhoi TNI AU Paksa Pesawat Asing di Ambalat untuk Mendarat

Pilot jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara untuk mengamankan wilayah Ambalat dari pesawat asing  (Muhammad Tahir/Tarakan)
Pilot jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara untuk mengamankan wilayah Ambalat dari pesawat asing (Muhammad Tahir/Tarakan)

Dua pesawat tempur Sukhoi miliki TNI Angkatan Udara berhasil memaksa turun pesawat asing. Dengan sandi operasi ‘Perkasa’, dua Sukhoi milik Indonesia ini berhasil mengamankan empat orang dalam pesawat tersebut.
Pesawat asing itu kedapatan memasuki wilayah udara perbatasan Indonesia dan Malaysia. Setelah pesawat asing itu dipaksa turun, empat orang yang terdiri satu pilot dan tiga penumpang dibawa ke markas Lanud Tarakan untuk diperiksa.
Pengejaran dilakukan setelah adanya laporan masuk mengenai pesawat asing yang memasuki wilayah udara Indonesia di Ambalat, Kalimantan Utara. Penerbang dari TNI langsung melakukan pengejaran dengan dua jet tempur Sukhoi jenis SU 27 SKM dan SU 30 MK2.
Setelah mengetahui titik pesawat asing, dua pesawat jet tempur Sukhoi langsung melakukan kontak radio. Pesawat asing itu dipaksa turun dan mendarat di Lanud Kota Tarakan sebelum akhirnya dilakukan pemeriksaan.
Namun aksi heroik ini hanya merupakan rangkaian dari latihan yang digelar TNI Angkatan Udara menyusul banyaknya pelanggaran baik di wilayah udara dan laut yang terjadi.
Kolonel Penerbang Kustono selaku Asisten Operasi Kohanudnas mengatakan latihan ini digelar sebagai bentuk mencegah kembali terjadinya pelanggaran wilayah udara Indonesia yang selama 2015 ini telah terjadi beberapa kali.
Menurut Kustono, operasi perkasa 2015 ini akan rutin digelar sepanjang tahun. Selain untuk menekan terjadinya pelanggaran wilayah udara Indonesia juga dilakukan untuk antisipasi jelang pelaksanaan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-70.

Viva.co.id

Jelang HUT RI Ke-70, Koarmabar Tambah Kesiapan dengan Tiga Unit KCR40

14009_20140922124131silep04
Meski sudah diluncurkan dan serah terimakan pada bulan September 2014, namun baru awal Agustus ini Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI AL resmi mengoperasikan tiga unit KCR (Kapal Cepat Rudal)-40/KCR40, yakni KRI Surik 645, KRI 646, dan KRI Parang 647. Ketiganya merupakan elemen Satkat (Satuan Kapal Cepat) yang berisikan armada kapal bertonase ringan (250 ton), punya fleksibilitas tinggi, dan tentunya dibekali rudal anti kapal.
Seperti dikutip dari Kemhan.go.id (29/9/2014), lima kapal TNI AL yang terdiri dari satu unit kapal Patroli Cepat (PC)-43 dan empat unit kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 produksi galangan kapal dalam negeri secara resmi memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL. Kelima kapal perang tersebut masing-masing satu unit Kapal PC 43 KRI Sidat 851 dan satu unit KCR 40 KRI Terapang 648 produksi galangan PT. Citra Shipyars, Batam. Sedangkan tiga unit KCR-40 lainnya KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 diproduksi PT Palindo Marine Shipyard, Batam.
1529699_-_main
Dengan dimensi yang lebih kecil dari KCR 60 (Sampari Class), KCR 40 (Clurit Class) tetap menjadi kekuatan pemukul taktis yang sangat diperhitungkan. Punya keunggulan dalam hal fleksibilitas dan kecepatan reaksi, KCR 40 dilengkapi senjata andalan utama dua peluncur rudal anti kapal C-705. Terlihat bahwa TNI AL memproyeksikan KCR 40 untuk menghadapi insensitas konflik kelas sedang, ini dibuktikan dengan adopsi kanon CIWS (close in weapon system) AK-630M. Kanon dengan enam laras putar ini di integrasikan dengan perangkat Sewaco (sensor, weapon and control system) layaknya di kapal perang kelas korvet. Menunjang kanon AK-630, turut hadir di tracking radar TR-47C dan searching radar SR-47G.
KRI Alamang 644
KRI Alamang 644
KRI Terapang 648
KRI Terapang 648
Awak KCR 40 dengan senjata SMB M2HB kaliber 12,7 mm
Awak KCR 40 dengan senjata SMB M2HB kaliber 12,7 mm
Namun dari delapan KCR 40 yang telah diluncurkan, hingga saat ini baru KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 yang terlihat sudah ‘ditanamkan’ kanon AK-630 pada haluannya. Sementara KRI Beladau 643, KRI Alamang 644, KRI Surik 645, KRI Siwar 646, KRI Parang 647 dan KRI Terapang 648, keenamnya masih mengandalkan kanon PSU Denel Vektor G12 kaliber 20 mm yang masih dioperasikan secara manual. Mengingat awalnya KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 menggunakan Denel Vektor G12, maka besar kemungkinan keenam KCR 40 akan dipasangi AK-630 bila kondisi anggaran memungkinkan.
indonesia-6441551209_20140927011341
Rencananya TNI AL akan memesan 16 unit KCR 40 yang punya kecepatan maksimum 30 knots ini, dan hingga kini baru delapan unit yang diserahkan. KCR 40 merupakan andalan lapis kedua untuk jenis KCR produksi dalam negeri, selain ada KCR 60 yang diproduksi PT PAL. Dikutip dari Wikipedia, harga satu unit KCR 40 diluar sistem senjata dan sensor mencapai US$750 ribu. Kembali ke KRI Surik 645, KRI 646, dan KRI Parang 647, ketiganya akan mengambil home base di pangkalan Tanjunguban Bintan, namun titik operasi tidak mutlak di Kepulauan Riau. (HANS)

Tiga Jenderal NATO Bicara Kekuatan Militer RI

  image
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu beberapa kali dalam pidatonya yang dihadiri Republika Online, sangat membanggakan kekuatan pertahanan NKRI. Kekuatan pertahanan tidak melulu tentang alutsista maupun kemampuan pasukan khusus TNI semata, melainkan pula meliputi semangat bela bangsa rakyat Indonesia.
Dengan jumlah penduduk 250 juta orang, menurut mantan KSAD tersebut, tidak ada satu pun negara yang berani mengganggu Indonesia. Dia menyebut, modal kekuatan itu tidak semata banyaknya jumlah penduduk, melainkan daya yang kuat dari seluruh elemen bangsa berupa siap membela negara.
“Saya sampaikan kepada presiden, 250 juta penduduk, 100 juta saja kalau kita bangkit dan siap mati, tidak ada yang mampu melawan kita,” ujar Ryamizard. Kendati begitu, ia tetap meminta seluruh warga Indonesia meningkatkan semangat bela negara.
Ryamizard mengakui, kekuatan militer Indonesia tidak semata pada kecanggihan alutsista, melainkan juga sumber daya manusianya. “Man behind the gun. Ini bukan tentang alutsista saja,” ujarnya.
Menurut dia, komponen bela negara merupakan modal bagi Indonesia untuk terus tegak berdiri dalam menghadapi segala ancaman. “Kekuatan itu ditentukan manusianya. Alutsista canggih juga tergantung orangnya. Singapura itu alutsistanya tidak cukup ditaruh di sana sampai dititipkan ke Selandia Baru, Australia. Garasi kita kosong, tapi yang penting jiwanya terisi,” kata mantan panglima Kostrad tersebut.
Gabungan kekuatan militer dan komponen cadangan yang siap digerakkan kalau kedaulatan Indonesia terancam itu lah yang menjadi kekuatan utama Indonesia dalam menghadapi ancaman luar. Kekuatan itu pula, kata Ryamizard, yang membuat tiga pensiunan jenderal pimpinan NATO dalam sebuah dialog dengan mahasiswa Universitas Dallas, AS, membicarakan ‘kekuatan tersembunyi’ yang negara ini.
image
Berikut percakapan lengkap acara tersebut yang dibanggakan Ryamizard:
Acara talk show di TV ABC 13, Texas yang bekerjasama dengan Universitas Dallas, Texas. Talk show dihadiri Jenderal (purn) Mike Jackson (pemimpin pasukan Inggris saat menyerbu Irak), Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin Delta Forces saat Operasi Badai Gurun), Jenderal (purn) Peter Pace (mantan Jenderal US Marine dan Kepala Staf Gabungan US) serta Mahasiswa dari Universitas Dallas.
Ada seorang mahasiswa Universitas Dallas bertanya tentang penempatan Marinir USA di Australia. Maka jawaban dari Jenderal tersebut cukup mencengangkan buat pemirsa semua…
Bertanya: “Apakah penempatan US MARINE berindikasi akan ada serangan USA ke Indonesia suatu saat nanti?”
Jenderal Peter Pace: ”Saat ini ada 3 kekuatan besar MARINIR dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke 3.”
“Penempatan US MARINE hanya untuk stabilitas kawasan di Asia Tenggara, jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang Indonesia.”
Presenter TV ABC 13, Hannah, menambahkan pertanyaan : “USA pernah terlibat konflik di kawasan Asia Timur Jauh, kenapa Indonesia begitu diperhitungkan?”
Jenderal Tommy Franks: ”Kita pernah punya pengalaman pahit di Vietnam dan Korea, dan semua pemimpin USA sadar siapa dibalik kedua negara Asia yang pernah terlibat konflik dgn kita.” “Indonesia adalah guru bagi Vietnam dan Korea Utara saat berperang melawan USA.”
Jenderal Peter Pace : “Kita sering berlatih dengan Indonesia. Kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia.”
Jenderal Tommy Franks: “Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi berjalan sukses dan sangat efektif.” “Hal lain yang tidak dimiliki oleh pasukan negara lain, anda akan terkejut bila mendapati satu mata pelajaran yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni pendidikan gerilya.”
Jenderal Mike Jackson: ”Doktrin militer Indonesia sudah dipakai di beberapa negara Asia bahkan Afrika karena Indonesia memang diminta melatih beberapa negara Asia dan Afrika.”
“Meski Indonesia kekurangan senjata, tidak mungkin mudah menaklukkan Indonesia karena jika perang terjadi bukan hanya militernya ya g maju perang tapi rakyatnya juga pasti turut membantu untuk menghabisi lawan.”
“SAS sudah pernah merasakan saat berhadapan dengan aliansi tentara Indonesia dan rakyat indonesia. Jadi jangan pernah anggap ringan dengan Indonesia,” ungkap Jenderal Mike Jackson.
Seorang mahasiswi juga bertanya tentang kekuatan Asia di mata Militer Internasional …Apa jawaban mereka? Lagi-lagi Indonesia jadi sorotan.
Jenderal Mike Jackson: “Indonesia dalam waktu dekat akan jadi sebuah negara yang militernya sangat besar dan sulit tertandingi.”
Jenderal Peter Pace: “Indonesia memiliki semuanya dan kalau itu diopersionalkan maka Indonesia akan melampaui India dan Cina dalam perkembangan militer.”
Jenderal Tommy Franks: “Sebagai orang yang pernah memimpin pasukan khusus, saya tahu banyak rahasia teknik militer yang tidak ditunjukkan dalam latihan perang bersama.”
“Ada satu pasukan khusus Indonesia yang jarang mengadakan latihan bersama yaitu AU. Pasukan khusus AU Indonesia adalah satu-satunya pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan katanya terlengkap di dunia.”
“Kalau saat ini banyak negara terutama yang tergabung dalam NATO mengadakan hubungan dagang militer dengan Indonesia, itu sebuah kebijakan yang tepat, karena kalau tidak akan sangat membahayakan posisi NATO di Asia, karena Indonesia memiliki konsep Non Blok.”
“Ke depan saya harapkan tidak ada sanksi atau embargo yang dijatuhkan kepada Indonesia, karena itu dapat menimbulkan kerawanan di kawasan Asia tersebut.”

Republika.co.id

KRI Nanggala Gak Ada Matinya

  image
Prajurit Korps Marinir TNI AL dan Marinir Amerika yang biasa disebut USMC menyerbu pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, untuk melumpuhkan musuh yang menduduki pantai Banongan, Sabtu (08/08/2015). Peristiwa itu berdasarkan siaran pers yang diterima Kompas.com dari Dinas Penerangan Korps Marinir TNI AL.
Penyerbuan sasaran yang dikuasai musuh itu, merupakan skenario dari latihan operasi amfibi “Amphibious Exercise” yang merupakan bagian dari Latihan Bersama antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Amerika Serikat yang bersandi Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2015.
image
image
Latihan yang disaksikan Komandan Satgas Carat 2015 Kolonel Laut (P) Arsyad Abdullah, Asops Danpasmar-1 Kolonel Marinir I Made Sukada, Paban Sops Kormar Letkol Marinir Qomarudin, Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, Komandan Puslatpur Baluran Letkol Mar Darwin Tambunan, Komandan Dodiklatpur Rindam V/Brawijaya Letkol Inf Heru Cahyono dan para pejabat TNI – Polri di wilayah Situbondo itu, diawali dengan bantuan tembakan kapal ke arah pantai yang dilakukan USS Germantown.
image
image
Setelah terdengar bantuan tembakan kapal, diikuti dengan keluarnya 4 kendaraan tempur LVT-7A milik Korps Marinir TNI AL dari perut KRI Makassar-590 dan 14 Assoult Ampbhibious Vehicle (AAV) milik USMC dari USS Germantown LSD-42 yang berada di perairan teluk Jangkar. Setelah berada di laut, kemudian kendaraan tempur tersebut membentuk formasi untuk melakukan pendaratan pasukan ke pantai Banongan yang telah diduduki musuh.
image
image
Setelah mendarat sesuai gelombang pendaratan, ratusan prajurit Marinir kedua negara menyerang sasaran dengan cara penyerbuan mekanis. Prajurit Korps Marinir TNI AL dibawah pimpinan Komandan Kompi Kapten Marinir Haris dan Marinir Amerika (USMC) dibawah pimpinan Komandan Kompi Captain USMC Bender. Kerjasama Marinir kedua negara tersebut berhasil merebut dan menguasai sasaran yang sebelumnya dikuasai musuh.
Selesai pelaksanaan operasi amfibi, prajurit Marinir TNI AL di bawah pimpinan Letkol Marinir Freddy Ardianzah dan Marinir Amerika melaksanakan kegiatan fun game, yaitu balap bakiak, balap karung dan panjat pinang.

Kompas.com
Photos: pr1v4t33r
Defence.pk

Lanud Pekanbaru Pamerkan Pesawat Tempur saat HUT Ke-70 RI

Pesawat Tempur Jenis Hawk
Pesawat Tempur Jenis Hawk
Dalam memeriahkan hari jadi kemerdekaan (HUT) ke-70 RI, Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau akan menggelar berbagai kegiatan. Salah satunya adalah pameran pesawat tempur.
“Pesawat tempur yang akan kami pamerkan adalah jenis Hawk 100/200. Ini merupakan milik pesawat tempur Sakdron 12,” kata Kordinator Panitia Perayaan HUT RI Lanud Rosemin Nurjadin, Mayor Dirman kepada Okezone.
Rencananya, pesawat itu akan dipamerkan di kompleks Lanud Pekanbaru di Jalan Adi Sucipto pada 15 sampai 16 Agustus. Dia mengatakan, pameran ini dibuka untuk umum.
“Selain itu, nantinya akan kami tampilkan helikopter milik kami. Jadi siapa saja boleh menyaksikan tanpa dipungut biaya,” ucapnya.
Dia mengatakan, pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI bertujuan agar masyarakat Pekanbaru bisa menyaksikan langsung. Lanud Pekanbaru saat ini mempunyai dua skadron. Skadaron 12 diperkuat pesawat jenis Hawk kemudian Skadron 16 dilengkapi pesawat jenis F16.
“Ini agar masyarakat lebih mengenal dan mencintai kedirgantaraan,” ucapnya.
Selain pameran alutsista, Lanud Roesmin Nurjadin juga akan menggelar berbagai macam perlombaan rakyat. Persertanya bisa dari TNI AU maupun masyarakat. (Okezone)

Libatkan Duta Besar Empat Negara, Eurofighter Typhoon Kian Gigih Untuk Mengudara di Indonesia

indodef-in-(1)
Kubu Eurofighter nampak kian gigih untuk melobi ke pemerintah Indonesia. Setelah bulan April lalu menghadirkan full mockup di hangar PT DI (Dirgantara Indonesia). Hari Selasa lalu (4/8/2015), para duta besar dan perwakilan negara-negara pendiri Eurofighter, yakni Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris, menyerahkan surat dukungan (letter of support) secara resmi kepada Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu. Letter of support ini tak main-main, pasalnya langsung ditandatangani menteri pertahanan keempat negara produsen Eurofighter.
Letter of support bisa diartikan sebagai pengukuhan informasi yang telah disampaikan kepada Indonesia sebelumnya, bahwa keempat negara pendiri Eurofighter mendukung penuh pada persyaratan ToT (transfer of technology). Tak hanya soal ToT, pihak Eurofighter dalam kesempatan jumpa media pada Jumat malam (7/8/2015), menyebutkan bahwa mendukung penuh dibangunnnya fasilitas produksi Eurofighter di Indonesia, jika nantinya jet tempur bermesin dua ini dipilih oleh pemerintah Indonesia.
Dengan penyerahan letter of support, sekaligus menepis isu adanya negara pembuat komponen Eurofighter yang tidak berkenan atas usulan pembangunan fasilitas produksi di Indonesia. Melalui pengadaan Eurofighter dan teknologi pendukungnya, Indonesia akan diuntungkan berkat kerjasama jangka panjang telah terbangun antara PT DI dan Airbus Group.
Selain tawaran pembangunan fasilitas produksi, pihak Eurofighter juga pernah menawarkan sistem offset. Apa itu offset? Dalam setiap pengadaan alutsista di hampir setiap negara dipersyaratkan adanya defence offset yang dibagi menjadi direct offset dan indirect offset. Direct offset yaitu kompensasi yang langsung berhubungan dengan traksaksi pembelian. Indirect offset sering juga disebut offset komersial bentuknya biasanya buyback, bantuan pemasaran/pembelian alutsista yang sudah diproduksi oleh negara berkembang tersebut, produksi lisensi, transfer teknologi, sampai pertukaran offset bahkan imbal beli.
Sejak pengiriman Eurofighter pertama untuk Royal Air Force (AU Inggris) pada akhir 2003, hingga kini lebih dari 440 pesawat sudah dioperasikan oleh enam negara, dengan lebih dari 300 ribu jam terbang yang telah dicapai. (Haryo Adjie)