Mari kita tarik rasionalitas pernyataan Panglima TNI Jenderal
Moeldoko tentang pengganti F-5 Tiger -dari sisi lain- yang disebutkan
kandidatnya adalah: SU-35, Gripen dan F-16 Block 52 (tulisan Antara
6/11/2014). Sekarang, “faktor politis”, kita keluarkan (pull out) dari
analisa dan sebagai penggantinya kita masukkan elemen “kerja sama
alutsista/ transfer teknologi”, untuk mendapatkan pandangan yang lebih
luas, tentang pesawat tempur mana yang akan diambil oleh TNI.
Nama Gripen buatan SAAB, Swedia dimasukkan Panglima TNI, sebagai
kandidat pengganti F-5 Tiger. Mari kita lihat eksistensi SAAB Swedia
dalam industri alutsista Indonesia, apakah grafiknya meningkat, flat,
atau malah menurun ?.
Indonesia sudah tidak asing dengan produk alutsista SAAB, meski
skalanya cukup kecil di awal, antara lain dengan pembelian Senjata
Anti-Serangan Udara jarak pendek RBS-70 dan juga radar giraffe.
Hubungan kerjasama alutsista Indonesia dengan SAAB Swedia terus
meningkat, dengan semakin besarnya porsi keterlibatan SAAB Swedia dalam
pembuatan New KRI Klewang, baik sistem penembakan, rudal, radar hingga
desain.
Sebelumnya, SAAB juga terlebih dahulu mengumumkan siap melakukan ToT
100 persen untuk pembangunan jet tempur Gripen di Indonesia.
Dari keterangan itu, ada trend yang cukup signifikan dari perkembangan kerjasama alutsita Indonesia dengan SAAB, Swedia.
Yang menarik, pada saat Indo Defence 2014, Kamis kemarin, PT Pindad
mengatakann akan mengirim sejumlah pegawainya ke SAAB Swedia, untuk
belajar tentang rudal. Persis kalimatnya seperti ini:
“Kami melakukan kerjasama dengan sejumlah produsen seperti CMI
Defence (Cockerill Maintenance & Ingenierie) Belgia, lalu ada SAAB
Swedia dan Rheinmetall Land System dari Jerman,” ucap Pelaksana Tugas
Direktur Utama PT Pindad Tri Hardjono dalam media briefing ‘Pindad and
Partners’ di The Media Hotel Jl. Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Kamis
(06/11/2014).
… Selain kendaraan tempur, sambung Tri, PT Pindad melakukan kerjasama
dengan SAAB Dynamics di bidang pengembangan peluru kendali atau rudal.
Apakah pengiriman tenaga ahli Pindad ke SAAB Swedia, bagian dari
paket pembelian senjata yang lebih besar, termasuk New KRI Klewang dan
pesawat tempur pengganti F-5 ?. Pertanyaan yang belum terjawab. Yang
jelas dari rangkaian itu, trend kerjasama alutsista Indonesia dengan
SAAB Swedia, cukup meningkat tajam.
Bagaimana trend kerjasama transfer teknologi Indonesia dengan Sukhoi
Aviation Corperation, Rusia dan Lockheed Martin, F-16 Block 52 AS ?.
Tampaknya trend kerjasama / ToT dengan kedua fabrikan jet tempur itu
datar-datar saja.
Dengan Asumsi kandidat pengganti F-5 Tiger adalah: SU-35, Gripen dan
F-16 Block 52, jika faktor “pengembangan teknologi” dimasukkan dalam
kriteria pemilihan, maka pemenangnya adalah Gripen, SAAB Swedia.