Minggu, 16 Maret 2014

Eurocopter AS 565 Panther TNI AL: Jawaban dari Sebuah Penantian Panjang

SONY DSC
Setelah tujuh tahun dalam penantian, akhirnya korvet SIGMA class TNI AL mendapatkan pasangan helikopter yang sepadan dan mumpuni. Maklum, sejak kapal SIGMA class TNI AL pertama mulai diterima tahun 2007, andalan helikopter di deck-nya bukanlah jenis yang punya kemampuan AKS (anti kapal selam), yang bisa melepas torpedo. Jangankan berkemampuan AKS, melontarkan rudal anti kapal pun tak bisa dilakukan, yang kebetulan ‘paket’ jodoh SIGMA class TNI AL dipercayakan pada sosok helikopter ringan multi peran, NBO-105 buatan PT. Dirgantara Indonesia.
Peran NBO-105 sebagai kepanjangan mata kapal perang, lebih difungsikan untuk misi intai jarak dekat, SAR (search and rescue), dan penindakan ringan dengan adopsi SMS (senapan mesin sedang) GPMG kaliber 7,62 mm sebagai door gun. Kondisi tersebut kerap membuat pemerhati militer di Indonesia menjadi minder, terutama bila membandingkan dengan helikopter tempur AL Malaysia, AL Singapura, dan AL Australia. Sebagai informasi, AL Malaysia (TLDM) mengoperasikan heli Super Lynx dari geladak frigatnya, sementara AL Singapura (RSN) mengoperasikan SH-60B Seahawk, dan AL Australia (RAN) menggunakan heli serang MH-60R Seahawk Romeo.
SONY DSC
KRI Sultan Iskandar Muda dan heli Panther
Heli Panther diatas deck SIGMA class TNI AL
Heli Panther diatas deck SIGMA class TNI AL

Pemerintah Indonesia pastinya tidak tinggal diam dengan ketimpangan alutsista di lini helikopter AL. TNI AL sebagai kekuatan laut terbesar di Asia Tenggara secara logika harus punya helikopter yang sepadan dengan negara tetangga. Kandidat sudah digodok sejak beberapa lama, hingga muncul nama SH-2G Super Seaprite buatan Kaman Aircraft, AS. Berita ini cukup santer, sampai disebutkan TNI AL akan menerima 11 unit heli ini. Tapi entah karena berbagai alasan, seperti kinerjanya kurang pas dan ukurannya terbilang ‘bongsor’ untuk deck korvet Indonesia. Akhirnya pilihan helikopter serang jatuh kepada kandidat lain, yaitu AS-565 Panther buatan Eurocopter. Heli ini terbilang masih gress, baru saja dipamerkan langsung di hadapan Presiden SBY dalam acara kunjungan kerja di Pangkalan Komando Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya pada hari Rabu (12/3/2014). Dalam demo dan defile, nampak heli Panther berada di deck helipad KRI Sultan Iskandar Muda 367.

Eurocopter AS 565 Panther
Bagi kebanyakan orang di Indonesia, mungkin sudah akrab dengan bentuk alias desain helikopter ini. Pasalnya AS 565 Panther merupakan versi militer dari heli AS 365 Dauphin. Nah, AS-355 N3 Dauphin tak lain adalah helikopter SAR yang kerap wara-wiri di serial televisi Baywatch. Sebagai versi militer, AS-565 Panther sudah barang tentu dipersiapkan dengan perangkat penunjang misi tempur, terutama misi di lautan. Sebut saja ada peningkatan pada material berbahan komposit, yang menjadikan bodi heli ini lebih kuat dan dapat meredam pancaran gelombang radar. Bodi heli ini bahkan dilengkapi cat khusus yang dapat mengurangi endusan dari sensor infra red. Ini tentunya berguna bila suatu waktu heli diterjang rudal lawan, selain bisa mengandalkan chaff dan flare.
AS 365 Dauphin, andalan US Coast Guard dalam film Baywatch
AS 365 Dauphin, andalan US Coast Guard dalam film Baywatch
AS565_M650

Bicara tentang kekuatan, AS 565 Panther juga dirancang lebih tangguh untuk menghadapi sistuasi sulit. Sebut saja dengan bobot take off 4,3 ton, strukturnya masih bisa mentoleransi bila terjadi vertical impact dari ketinggian 7 meter. Bahkan sistem bahan bakarnya tahan bila terjadi crash dari ketinggian 14 meter, ini berkat tanki bahan bakar yang menggunakan teknologi self sealing. Sistem mesin mendapat porsi perlindungan yang maksimal, seperti kendali mekasisme servo yang dilengkapi lapisan anti peluru. Bila terjadi korslet, pesawat ini pun dilengkapi solusi pemotong kabel, sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran yang fatal.
Diawaki oleh pilot dan co-pilot, Panther dapat membawa 10 pasukan. Dengan komposisi muatan tersebut, orang mengira AS-565 Panther adalah heli yang berbobot besar. Tapi itu keliru, helikopter ini punya bobot maksimum saat take off hanya 4,3 ton. Kuncinya adalah adopsi material bodi dari kombinasi glass fibre yang diperkuat Nomex untuk menambah daya tahan dan sekaligus mengurangi berat helikopter. Nomex juga dikenal sebagai bahan tahan api. Rotorhead dengan empat bilah baling-baling utama menggunakan bahan serat gelas Starflex. Posisi pilot juga ditingkatkan keamanannya dengan kursi yang dapat menahan tekanan gravitasi hingga 20 g.

AS 565 Panther dapat menggotong dua torpedo MK46
AS 565 Panther dapat menggotong dua torpedo MK46
Eurocopter_AS-565MB_Panther_(code_H-25_-_cn.)_de_la_marine_bulgare
Panther dapat dipasangi gunpod kanon kaliber 20 mm dan rudal anti tank HOT

Dirunut dari spesifikasinya, Eurocopter AS565 Panther merupakan helikopter ringan multifungsi yang dirancang untuk angkut pasukan, pendukung logistik, dan evakuasi medis. Versi angkatan darat disebut AS-56UB dan versi naval disebut AS 565 MB (tidak bersenjata) serta AS 565 SB (bersenjata). Heli ini pertama kali terbang pada tahun 1984 dan masuk produksi dua tahun kemudian. Sebanyak 259 unit AS 565 Panther dipesan berdasarkan versi darat (181) dan versi naval (78).
Selain bisa membawa 10 pasukan, untuk evakuasi medis, heli ini dapat membawa empat pasien dan satu dokter. Untuk angkut muatan berat, heli ini dilengkapi dengan tali (sling) dengan kapasitas 1.600 kg. Sementara untuk menunjang misi SAR, dan menurunkan personel lewat tali, terdapat perangkat penarik elektrik (electrical hoist) sepanjang 90 meter untuk beban hingga 27,2 kg.
Visual heli Panther
Visual kokpit heli Panther
Handal dalam misi SAR
Handal dalam misi SAR

Didapuk sebagai helikopter untuk AL, bilah baling-baling utama Panther dapat dilipat secara manual dan dilengkapi dengan pin yang bisa dilepas dengan cepat. Baling-baling pada rotor utama terbuat dari serat karbon yang diperkuat dengan plastik yang berisi materi Nomex. Oleh karena itu, baling-baling Panther tahan karat dan tidak mudah rusak. Baling-baling pada ekor (tail rotor) menggunakan teknologi Fenestron (fantail) dengan 11 blade yang member keselematan lebih tinggi bagi awak di darat, awak pesawat, maupun penumpang. Konsep Fenestron paa tail rotor juga mampu mereduksi suara yang cukup lumayan.
Untuk sistem navigasi, Panther menggunakan Thales Avionics. Sistem pengaman komunikasi militer dapat dipasang sesuai kebutuhan operator di negara bersangkutan. Sementara itu untuk kelengkapan tempur elektronik, Panther antara lain dilengkapi dengan Thales TMV 011 Sherlock receiver, infra red jammer, serta flare decoy dispensers.
AS 565 Panther mengusung jenis dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering hingga 2.600 meter dengan kecepatan tidak lebih dari 285 km per jam.

Tampilan 3D Panther
Tampilan 3D Panther
Agusta Westland Super Lynx 300, heli AKS andalan TLDM (AL Malaysia)
Agusta Westland Super Lynx 300, heli AKS andalan TLDM (AL Malaysia)

Untuk kemampuan jelajah, dengan empat tangki dibawah lantai dan satu di tengah fuselage, Panther memiliki kapasitas bahan bakar total 1.130 liter. Untuk jangkauan lebih luas, Panther dapat dilengkapi dengan auxiliary fuel tank dan ferry tank. Panther dapat menjalankan misi hingga 820 km dengan bahan bakar standar. Dari segi suspensi, Panther memiliki gir pendarat tricycle yang ditarik secara hidrolis, dengan roda hidung ganda dan satu roda utama. Unit utama dan hidung dilengkapi dengan oleopneumatic shock absorbers. Roda pada hidung ditarik ke arah belakang dan roda utama ditarik masuk ke fuselage.
Varian naval AS 565 Panther beroperasi di Irlandia, Uni Emirate Arab, Islandia, Saudi Arabia, Israel, AL Meksiko, AL Cina, dan tentunya AL Perancis. Versi bersenjata dan tidak bersenjata dioperasikan oleh AD Brazil. Untuk varian naval terkini, bisa dilengkapi dengan konfigurasi SAR, patroli, intai maritim, AKS dan misi anti kapal permukaan. Untuk misi AKS, Panther dapat dilengkapi dengan dua torpedo. Jenis torpedo yang dapat dibawa adalah MK46 dan A.244. Sementara untuk misi anti kapal permukaan, Panther dapat membawa empat rudal anti kapal berpengendali radar AS 15 TT dan radar Agrion 15 pada dagunya. Mau duel di udara? Panther bisa dipasangi rudal Mistral. Untuk kelengkapan pertahanan, Panther dapat dipasangi kanon GIAT M621 kaliber 20 mm. Karena berasal dari platform heli sipil, Panther tidak dibekali dengan senjata internal.
AS 365 Dauphin pesanan Basarnas dalam proses perakitan di PT. DI
AS 365 Dauphin pesanan Basarnas dalam proses perakitan di PT. DI

Dengan empat rudal, Panther bisa beraksi hingga radius 250 km. Sementara untuk misi SAR, Panther mampu mencapai radius 240 km dengan membawa angkutan enam korban. Endurance Panther mencapai 4,5 jam di udara. Sebagai heli SAR, Panther dilengkapi radar pencari Omera ORB 32 pada bagian moncong. Panther juga dibekali EFIS (electronic flight and information system) dengan lima layar besar untuk display di ruang kokpit. Panther dapat beropeasi lewat autopilot dengan dukungan teknologi Sagem dan navigasi berbasis computer Nadir MK2. Bila dibutuhkan, Panther pun dapat dipasangi turret FLIR (forward looking infra red) pada sisi badan pesawat. Keseluruhan sistem komunikasi mengadopsi navigasi inersial Nortrop Grumman dan GPS.
Meski penampakan Panther TNI AL telah terungkap ke publik, tapi belum jelas benar versi apa yang diadopsi, meski besar kemungkinan adalah AS 565 MB Panther. Mengutip informasi dari berbagai media, TNI AL akan membeli 11 unit Panther yang punya kemampuan AKS. Bahkan TNI AL lewat Puspenerbal akan menyiapkan skadron anyar, yaitu Skadron Udara 100. Dari segi penempatan, Panther nantinya akan ditempatkan di 4 korvet SIGMA class, di 3 unit korvet Nakhoda class, dan 2 PKR SIGMA 10514 (perusak kawal rudal). Sayangnya, hangar untuk heli baru bakal ada di PKR SIGMA 10514, sementara di korvet SIGMA dan korvet Nakhoda class tidak dilengkapi fasilitas hangar.
Setidaknya ada dua institusi yang menggunakan heli besutan Eurocopter ini, selain TNI AL, Basarnas juga memesan versi sipilnya, yaitu AS 365 AS-355 N3 Dauphin. Kesemua pesanan dirakit oleh PT DI. (Sam)

Spesifikasi Standar AS 565 Panther
Crew: 2 pilots
Capacity: 10 troops
Length: 13.68 m
Height: 3.97 m
Empty weight: 2.380 kg
Max takeoff weight: 4.300 kg
Powerplant: 2 × Turboméca Arriel 2C turboshaft, 635 kW (852 hp)
Main rotor diameter: 11.94 m
Main rotor area: 111.98 m2
Maximum speed: 306 km/h
Service ceiling: 5.865 m
Rate of climb: 8.9 m/s

RKX-200 EDF, Kemajuan Teknologi Rudal Nasional

 
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)

Lapan kembali berhasil menerbangkan pesawat Electric Ducted Fan atau EDF di Landasan Pesawat, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, tanggal 5 Maret 2014. Setelah keberhasilan ini, pengembangannya akan berlanjut ke Roket RKX-200 Turbo Jet (TJ). Fungsinya akan digunakan untuk pengembangan roket kendali atau rudal jarak pendek, baik untuk pertahanan atau teknologi antariksa.
Awalnya kondisi jelajah diperkirakan pada 180 km/jam, tapi saat uji coba hasilnya sangat membanggakan, yaitu 200 km/jam. Uji terbang sendiri sudah dilakukan sejak 2013.
Penggunaan EDF dikarenakan kemudahan pengoperasian motor, ekonomis, dapat dipergunakan berulang kali (budget terbatas), kehandalan dan kemudahan dipasaran.
“Untuk pesawat RKX 200 TJ, tahun ini Lapan mengembangkan EDF dengan mesin jenis turbo jet yang direncanakan terbang menjangkau kecepatan 250 km/jam,” ujar Kepala Program EDF dan Turbo Jet, Herma Yudhi Irwanto, M. Eng. Meski belum autopilot, menurut Herma Yudhi, target tersebut dapat terpenuhi pada pengujian perdana ini.
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)

Bentuknya memang agak aneh tidak seperti rudal-rudal yang banyak kita lihat maklum, baru pengembangan. Nah untuk pembuatannya menggunakan geometri pesawat model F-18 (RC F-18). Kenapa? Karena RC F 18 mudah didapatkan di pasaran dan juga karena manuver pesawat F 18 sangat bagus.

Spesifikasi :
Massa total : 18 kg
Diameter : 20 cm
Panjang : 2,2 meter
Luas sayap : 0,75 m
Aerofoil ekor : NACA seri 4 (simetri)
Aerofoil sayap : NACA seri 5

Selain itu, saat dihubungi, salah seorang ahli roket dan rudal PT. Pindad mengaku siap untuk menancapkan hulu ledak. Menurutnya saat ini pembuatan hulu ledak sudah seluruh komponennya asli buatan dalam negeri.
“Sudah itu semua dalam negeri, itu sama saja dengan meriam atau peluru itu hanya campuran. Berapa ukuran berapa itu tergantung dibuatnya,”
Selain RKX 200 EDF, ada juga kakaknya yaitu RKX 300 EDF yang bentuknya sudah lumayan. Proses keberhasilan ini menjadi catatan yang membanggakan bagi Lapan. Pencapaian ini menjadi langkah maju bagi lapan untuk menerapkan teknologi roket yang lebih besar, seperti rencana R-Han 320, 450, atau 520.
Mudah-mudah pengembangannya berjalan lancar. Harapan untuk mempunyai Rudal Jarak Jauh dari darat ke darat atau udara semoga segera tercapai. Salut untuk Lapan meski anggarannya miris. Amin. (by Jalo).
Sumber : Lapan.go.id

Sabtu, 15 Maret 2014

Operasi Ikan Paus yang Menyayat KKO-Marinir TNI AL

“Jika Bung Karno Hitam maka KKO hitam dan jika Bung Karno Putih maka KKO putih”

Itulah slogan dari korps Hantu laut KKO-Marinir TNI AL ketika menunjukan loyalitas mereka terhadap presiden Soekarno ketika orde lama. Angkatan Laut termasuk KKO merupakan korps yang paling menentang orde baru. Paling tidak mereka bisa membebaskan diri dari pengaruh orde baru hingga tahun 1969. Bahkan KKO sendiri turut dalam membantu penerbitan media dwi mingguan El Bahar yang merupakan media yang sangat kritis terhadap pemerintahan orde baru. Komodor R. S. Puguh yang masih keponakan dari presiden Sukarno adalah pengasuhnya sedangkan kantor redaksi El Bahar terletak di dalam komplek KKO.



Keterangan Gambar :  Jenderal Hartono KKO

Angkatan laut termasuk KKO selaku golongan pendukung Soekarno akhirnya pelan-pelan dihabisi. Tahun 1968, Hartono selaku Komandan Jenderal KKO diberhentikan secara halus. Selajutnya Hartono dijadikan duta besar di Pyongyang, korea Utara. Tahun 1969, Laksamana Mulyadi selaku pimpinan tertinggi AL mengundurkan diri. Ketika itu bisa dibayangkan betapa tekanan terhadap Angkatan Laut oleh orde baru begitu besar. Mulyadi juga bernasib seperti Hartono, dijadikan duta besar di Moskow, Uni Sovyet. Baik Uni Sovyet maupun Korea Utara adalah Negara Sosialis.

Selain dua perwira tinggi tadi, masih ada Komodor RS Puguh, laksamana Djatijan dan Komodor Syamsu mulai disingkirkan. Dimasa-masa “pembersihan Jenderal” itu, otonomi KKO dikebiri. Dimana struktur komando-nya berada dibawah komando panglima AL. Dimana komando tertinggi AL berada dibawah Laksamana Sudomo. Sudomo dikenal sebagai kolega Jenderal Suharto. Setidaknya sejak operasi pembebasan mandala trikora di Papua.

Banyak cerita yang tidak menyenangkan yang harus disimpan korps ini. Dimasa Sukarno, loyalitas korps ini begitu besar. Korps ini mungkin satu-satunya korps yang menolak keberadaan orde baru sebagai prajurit yang loyal kepada Pemimpin Besar revolusi. Sebaliknya Sukarno begitu berharap banyak dari KKO di akhir kekuasaannya. Ketika Sukarno mendengar berita akan ada penyergapan ke istana oleh RPKAD—berdasar laporan dari Brigadir Jenderal Suadi yang baru pulang dari pos-nya sebagai Duta Besar di Ethiopia—Sukarno langsung menghubungi Hartono. Tujuan Sukarno tidak lain meminta jaminan ulang atas dukungan KKO—dengan kata lain Sukarno mempertanyakan apakah KKO siap berhadapan dengan RPKAD yang akan mengepung istana. Hartono masih konsisten pada ucapannya untuk mendukung Sukarno, walaupun posisi Sukarno sedang berada diujung tanduk.

Pasca meletusnya G 30 S gagal, penguasa baru menjadi paranoid terhadap kaum komunis yang mungkin akan membunuhnya di suatu hari. Aksi penguasa baru yang memperalat pasukan Komando Angkatan Darat itu tidak lain dari cari muka saja. Menciptakan musuh bersama untuk mempertahankan kekuasaannya dengan dukungan militer. Suharto yang opurtunis itu melakukan pembersihan atas orang-orang Sukarno yang bisa mengancamnya di suatu hari.

Diawal kekuasaan orde baru, KKO adalah korps elit anti orde baru yang tersisa. Ketika pendukung Sukarno—yang tidak jarang dicap juga sebagai pendukung G 30 S—lainnya melemah, KKO terus melawan dan masih menganggap Sukarno adalah presiden mereka. Suharto dengan kekuatan Angkatan Darat yang digenggamnya berusaha melakukan pembersihan unsur-unsur anti orde baru di berbagai kesatuan militer. Laksamana (Laut) Muljadi tidak mau memenuhi tuntutan AD dan Suharto. Belakangan Panglima AL ini digeser dan bukan tidak mungkin dicap sebagai pendukung dalam sejarah orde baru.

Ditubuh Angkatan Laut, Suharto lalu menciptakan Operasi Ikan Paus untuk menghabisi pengikut Sukarno di KKO. Sebagai prajurit, Hartono begitu loyal pada Presiden yang memang panglima tertinggi Angkatan Bersenjata. Ucapan dari prajurit senior KKO yang menjadi panglima KKO itu berbuntut panjang ketika penguasa baru naik panggung sejarah Indonesia. Hartono akhirnya harus tewas secara misterius di tahun 1970—ketika Hartono menjadi Duta Besar RI di Korea Utara. Konon ini juga bagian dari Operasi Ikan Paus. Korps ini kerap “dituduh” akan mengembalikan kekuasaan Sukarno.

Sumber tulisan (Kutipan dari Buku “Hantu Laut KKO-Marinir TNI AL)


KISAH PRAJURIT SUPARLAN YANG BERTEMPUR SENDIRI DENGAN GAGAH BERANI

 
Inilah Kisah pertempuran seorang Prajurit yang siapa saja membacanya akan mengangkat Topi, sebuah pengorbanan yang luar biasa, kepada Korps, Negara dan Harga diri

Dia adalah Pratu Suparlan, Prajurit Kopasandha yang bertempur sendiri sampai gugur. orang boleh bercerita tentang hebaptkan Pasukan Gurkha dengan dibumbu bumbui seolah olah mereka adalah yang terhebat dan heroik dengan Pisau Kukriknya, Tapi Suparlan hanya bertarung hingga gugur dengan Pisau Komando ditangannya...

Suparlan adalah prajurit Kopassus yang gugur tahun 1980. Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan regu Kopassus dan Kostrad dari pembantaian Fretilin.

1 Unit gabungan berjumlah 9 orang (4 pers Kopassus dan 5 Personel Kostrad ) di pimpin oleh Letnan Poniman Dasuki (terakhir berpangkat Brigjen) speed 2 adalah Prada Tamsil (pangkat terakhir Peltu sudah Purnawirawan) melaksanakan Patroli di Zona Z Pedalam Timor daerah ini adalah daerah yang sangat Rawan, Masih ada tokoh tokoh seperti Lobato, Lere, David, Xanana belum muncul. saat melaksanakan Patroli tersebut mereka bertemu dengan Markas Fretelin dengan kekuatan -+ 300 orang memiliki senjata yang sangat lengkap (Senapan Serbu, Mortir dan GLM). Pasukan Fretelin ini adalah sayap militer terlatih Timor Timur yg berpengalaman perang di angola, mozambik, dll. dan dilatih oleh Pasukan Tropaz Portugal. 

Pada awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretelin, setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai arah muncul Pasukan Fretelin yang lebih besar, terjadi pertempuran yang tidak berimbang 1 unit digunting dari berbagai arah, dari atas ketinggian. yang roboh pertama kali adalah personel dari Kostrad yang membawa senapan Mesin disusul oleh 3 orang berikutnya karena mereka berada di formasi paling belakang. 5 orang dari sisa unit ini terdesak hingga ke bibir Jurang sambil mereka mencari jalan pelolosan dari pihak fretelin pun jatuh korbang 8 orang, dalam keadaan terdesak dan demikian genting pasukan TNI mengadakan perlawanan sengit, tapi karena kalah jumlah dan posisi tdak menguntungkan, Unit ini mundur selangkah demi selangkah menghampiri bibir jurang, hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, akan tetapi dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas sebelum pasukan Fretelin menutup celah bukit tersebut.

Kemudian Komandan Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu suparlan mundur kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya. "Komandan Bawa mereka, Saya akan menghambat mereka Komandan" 

Disinilah Praka Suparlan menunjukkan sifat kepahlawanannya, antara kehormatannya sebagai laki-laki, Prajurit, Korps dan negaranya, Tanpa menghiraukan peringatan Komandan Unitnya agar mundur. Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Pratu Suparlan berlari kearah datangnya fretelin dan menyambutnya dengan siraman Senapan Mesin... Jatuh bangun terkena tembakan di tubuhnya Suparlan mengamuk seperti Banteng (Kata saksi fretelin yang tertangkap), mengejar mereka hingga ke semak persembunyian fretelin tidak terhitung berapa peluru yang sudah bersarang di Badannya, Pakaian Loreng Pratu Suparlan berubah warna menjadi Merah karena Darah yang mengalir ditubuhnya, Pratu Suparlan menyerang hingga munisinya Habis, kondisi Pratu Suparlan sudah mulai Lemas karena kekurangan darah, Pratu Suparlan mencabut Pisau Komando dan bertarung satu lawan satu, sepertinya Pihak fretelin berniat mempermainkan Pratu Suparlan dengan tidak membunuhnya secara langsung, suparlan betarung dengan Pisaunya merobohkan 6 orang Fretelin, hingga tanggannya tidak mampu lagi menggenggam Pisau Komandonya

Komanda Unit dengan sisa pasukannya melihat Pratu Suparlan tidak muncul, memutuskan untuk kembali mencari Pratu Suparlan dan membantu Pratu Suparlan.
Pratu Suparlan sendiri-dikelilingi oleh Ratusan Pasukan Fretelin menunggu Bala Tentara Izrail mencabut nyawanya. Pratu Suparlan adalah Prajurit yang cerdas, taktik dia melemahkan dirinya sangat tepat, saat dia terduduk, pasukan Fretelin berkerumun mendekatinya tepat disaat 1 tembakan mengenai lehernya, Suparlan hampir Roboh, Pratu Suparlan mengumpulkan sisa tenaganya mengambil 2 butir Granat di kantongnya, Pratu Suparlan mencabut Pin Granat, Dengan sigap...dan didahului lengkingan Allahuakbar !!!....digenggaman tanganx yg berisi 2 buah granat.....berlari serta meloncat berjibaku pas ditengah2 rimbunan Fretelin yang mengepungnya .....granat meledak....disertai gugurnya seorang prajurit pemberani dengan membawa bersama sejumlah musuh.

Melihat gugurx Pratu Suparlan, sisa Unit 5 orang yang sudah menguasai ketinggian, menyerang dan menembak kerumunan Fretelin dari ketinggian dengan bertubi-tubi. 3 orangpun gugur demikian juga dengan Pihak Fretelin, puluhan merenggang Nyawa, Pada saat itu Bala Bantuanpun Tiba ( Gabungan Kostrad dan Brimob ) membantu memukul mundur Fretelin kembali ke posisi markas mereka, pertempuran ini berlangsung hingga malam dan pertempuran pun terhenti.

Mayat bergelimpangan di mana-mana termasuk 7 orang Unit Pratu Suparlan, dari 9 orang, yang hidup hanya 2 orang yaitu Dan Unit dan Pratu Tamsil, jenazah jenazah itu dikumpulkan, termasuk Jenazah Pratu Suparlan yang sudah tidak utuh. Sedangkan dari Pihak Fretelin mereka kehilangan 83 orang milisinya alias tewas. Beberapa diantaranya ditangkap hidup hidup. Saat diinterogasi, anggota Fretelin ini hanya menceritakan bagaimana Pratu Suparlan bertempur sendiri sampai gugur.

KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKAN REKAN KAMI WALAUPUN DALAM KEADAAN MATI

Oleh Karena heroiknya, Negara menganugerahkan kenaikan Pangkat kepada 7 orang Unit Suparlan yang Gugur dengan Kenaikan Pangkat satu Tingkat menjadi Prajurit Kepala, dan oleh Prabowo Subianto namanya diabadikan menjadi Nama Landasan Pacu di Pusdik Passus Batu Jajar menjadi "LANDASAN SUPARLAN"
 

Jumat, 14 Maret 2014

Ketika Amerika Serikat ‘Terpaksa’ Tunduk Kepada Indonesia


Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya, “Tolong bebaskan pilotku”. Tapi Bung Karno tetap saja geram. Mungkin juga karena yang merayu Soekarno adalah Ike, seorang pria tua. Ike itu adalah nama panggilan D. Dwight Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali ini Amerika memang kena batunya.
Negara digdaya itu dibikin malu Indonesia ketika pilotnya, Allen Pope ditembak jatuh di pulau Morotai. Lebih malu lagi, karena dengan tertangkapnya pilot itu, kedok AS dan CIA akhirnya terbuka. Kedok yang membuktikan AS melalui CIA sudah main api dengan petualangannya di balik pemberontakan separatisme di Indonesia. Termasuk juga infiltrasi AS yang mempersenjatai para pemberontak itu. Ini yang bikin Bung Karno geram, dan mulai memainkan kartu trufnya.
Bung Karno yang tadinya dikerjai Amerika, sekarang balas mengerjai Amerika. Bung Karno sadar, tertangkapnya Allen Pope mendongkrak posisi tawar Indonesia di hadapan Amerika. Cerita selanjutnya adalah bagaimana Ike dan John F. Kennedy jadi repot dibuatnya.
Inilah moment bersejarah ketika Indonesia yang miskin untuk pertama kalinya punya posisi tawar tinggi di hadapan “juragan kaya”, Amerika.
Bung Karno tidak cuma menuntut Amerika mesti minta maaf. Tapi masih ada sederet permintaan lain yang bikin Amerika “maju kena mundur kena”. Eisenhower minta Indonesia melepaskan pilot Allen Pope. Tapi Bung Karno tidak mau melepas begitu saja dengan gratis. Pilot itu adalah kartu truf-nya.


Allen Pope

Inilah kisah bagaimana Bung Karno dengan amarah “memiting leher Allen Pope” sambil telunjuknya memberi isyarat agar Amerika mau bersimpuh di kaki Bung Karno (tentu saja ini hanya simbolisasi teatrikal).
Gantung Allen Pope! Hukum mati Allen Pope! Begitu gelombang protes di depan kedutaan AS di Jakarta setelah Allen Pope tertangkap. tahun 1958 itu . Rakyat Indonesia memang dibikin naik darah oleh kelakuan Allen Pope. Soalnya si pilot ini sudah menjatuhkan bom di Ambon yang memakan tak sedikit korban jiwa.
Di tengah suasana panas itu, teman-teman Mas Tok atau Guntur Soekarnoputra tidak berhenti menjejalinya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pilot Allen Pope.
Percakapan Bung Karno dengan putra sulungnya berkaitan hal itu, sudah banyak diungkap berbagai sumber. Tapi sebetulnya ada yang lebih penting lagi di balik percakapan antara Bung Karno dan Mas Tok berikut ini…..
Bung Karno sedang mandi. Mas Tok yang masih remaja menggedor-gedor pintu kamar mandi. Tidak sabar. Karena pintu terus digedor, Bung Karno melongok sebentar. “Ada apa tho Mas Tok? Bapak belum selesai mandi”.
Begitu pintu terbuka, Mas Tok langsung menyambar ayahnya dengan pertanyaan, “Bener nggak sih bapak menukar pembebasan Allen Pope dengan tebusan pesawat Hercules?”. Mas Tok memang tidak sabaran ingin segera tahu jawabnya. Saat itu juga dia harus mendapatkan bocoran jawabannya. Memang sebelumnya di antara teman-temannya, mereka sudah kasak-kusuk membenarkan gosip itu. Mas Tok jadi panas juga. Soalnya sebagai anak Bung Karno, seharusnya dia lebih tahu dari teman-temannya.
Mas Tok yang penasaran tidak perlu menunggu lama menanti jawab ayahnya. Pertanyaan Mas Tok itu langsung disambar dengan tawa khas ayahnya. Menggelegar, “Hahahahaha……biar saja Amerika kasih Hercules itu buat Bapak. Kalau Amerika kirim pesawat lagi, nanti Bapak suruh tembak lagi. Sebagai tebusannya, Bapak minta Marilyn Monroe dan Ava Gardner”.


Ava Gardner

Itu humor khas Bung Karno. Humor seorang negarawan nyentrik. Cara Bung karno bercanda dengan politikus sejawatnya sehari-hari, tidak beda jauh dengan guyonan-nya dengan anak-anaknya. Mas Tok dan adik-adiknya sudah hafal adat ayahnya. Dasar Bung Karno!
Tapi sebetulnya di balik canda itu, mungkin bahkan Bung Karno dan Mas Tok sendiri waktu itu belum menyadari sesuatu. Yaitu buntut dari posisi tawar Indonesia tadi, Bung Karno telah memulai tonggak lahirnya sejarah armada baru bagi AURI, yaitu lahirnya skuadron Hercules di Indonesia. Armada ini kelak turut punya andil dalam merebut Irian Barat dari Belanda.
Itu semua berawal dari negosiasi tarik ulur demi pembebasan seorang pilot yang bikin Amerika gelisah. Bagaimana tidak? Soalnya kalau tidak segera diselamatkan, bisa-bisa pilot itu buka mulut tentang info rahasia yang berkaitan dengan permainan CIA.
Dulu serangan Maukar ke Istana didesas-desuskan akibat Bung Karno menggoda tunangan sang pilot.
Gosip selanjutnya menghantam Bung Karno lagi. Yaitu pembebasan pilot Allen Pope digosipkan karena Bung Karno dirayu oleh istri Pope, yang sengaja didatangkan dari Amerika. Walaahhh….
Kedengaran kayak gosip murahan. Tapi tunggu dulu! Sejarah kadang memang diwarnai gosip murahan, yang bermuara pada hasil yang tidak murahan. Konon itu yang namanya intrik politik tingkat tinggi. Intrik yang menggunakan sisi kelemahan Bung Karno. Kelemahan apalagi kalau bukan soal perempuan? Mentang-mentang Bung Karno mata keranjang…..
Bung Karno memang mata keranjang. Tapi pihak yang anti Bung Karno kadang memanipulasi sisi ini secara berlebihan. Sama halnya CIA yang menggunakan kelemahan don yuan-nya Bung Karno untuk menjatuhkan kredibilitas presiden RI di mata rakyatnya. Menjatuhkan Bung Karno adalah satu-satunya cara agar Amerika bisa bercokol kuat di Indonesia. Sudah dicoba segala cara agar Bung Karno jatuh, tidak berhasil juga. Dicoba dengan cara ancaman embargo, penghentian bantuan…..ehhh Bung Karno malah teriak, “Go to hell with your aid!”.


Go to hell with your aid!

Akhirnya CIA pakai cara lain. Yaitu infiltrasi ke berbagai pemberontakan di Indonesia. Puncaknya terjadi dalam pertempuran di pulau Morotai, tahun 1958. Ketika itu TNI (pasukan marinir, pasukan gerak cepat AU, dan AD) menggempur Permesta, gerakan pemberontakan di Sulawesi Utara.
Persenjataan Permesta tidak bisa dianggap enteng. Soalnya ada bantuan senjata dari luar. Tadinya tudingan bahwa CIA adalah biang kerok semua ini masih dugaan saja. Ketika kapal pemburu AL dan mustang AU melancarkan serangannya, satu pesawat Permesta terbakar jatuh.
Sebelum jatuh, ada dua parasut yang tampak mengembang keluar dari pesawat itu. Parasut itu tersangkut di pohon kelapa. TNI segera membekuk dua orang. Yang satu namanya Harry Rantung anggota Permesta. Dan yang tak terduga, satunya lagi bule Amerika. Itulah si pilot Allen Pope. Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Yaitu menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.
Tak pelak lagi, tuduhan bahwa Amerika dengan CIA adalah dalang pemberontakan separatis, bukan isapan jempol!
Peristiwa tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Itu mungkin terwakili dalam kalimat Allan Pope ketika tertangkap. Setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok.


B-26 kena tembak

Tapi sebetulnya yang lebih bikin malu Amerika bukan soal kalah yang dikatakan Pope tadi. Tapi tertangkapnya Allan Pope mengungkap permainan kotor AS untuk menggulingkan Soekarno. Amerika terus ngeyel menyangkal. Tapi bukti-bukti yang ada, akhirnya membungkam mulut Amerika.
Taktik kotor itu jadi gunjingan internasional. Tanpa ampun, kedok Amerika dengan CIA-nya berhasil dibuka Indonesia, lengkap dengan bukti-bukti telak. Amerika terpaksa berubah 180 derajat menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA untuk mengguncang Bung Karno (untuk sementara) dihentikan.
Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Segala cara pun mulai dilakukan untuk mengambil hati Bung Karno. Eisenhower mengundang Soekarno ke AS bulan Juni 1960. Lalu Soekarno juga diundang John Kennedy di bulan April 1961. Di balik segala alasan diplomatik tentang kunjungan itu, tak bisa disangkal itu semua buntut dari cara Bung Karno memainkan kartunya terhadap Amerika.
Selama periode itu, Bung Karno main tarik ulur dengan pembebasan Pope. Tarik ulur itu berjalan alot. Karena Bung Karno ogah melepaskan Pope begitu saja. Bung Karno sengaja berlama-lama “memiting leher” Allan Pope sebelum Amerika meng-iya-kan permintaan Indonesia. Amerika mati kutu. Tak ada jalan lain. Negosiasi pun segera dimulai. Negosiasi alot yang memakan waktu 4 tahun, sebelum akhirnya Allen Pope benar-benar bebas.
Dimulai dengan Ike atau Eisenhower yang membujuk, merayu dan mengundang Bung Karno ke Amerika. Namun sesudahnya Bung Karno tetap tidak mau tunduk diatur-atur Ike. Situasi mulai berubah sedikit melunak setelah kursi kepresidenan AS beralih ke John F. Kennedy.


Soekarno bersama JFK

John Kennedy tahu, kepribadian Soekarno sangat kuat dan benci di-dikte. Karena itu dengan persahabatan dia mampu “merangkul” Soekarno. “Kennedy adalah presiden Amerika yang sangat mengerti saya”, kata Bung Karno.
Dengan John, negosiasi mulai mengarah ke titik terang. Berkaitan itu pula, John mengirim adiknya Robert Kennedy ke Jakarta. Robert membawa sejumlah misi, diantaranya: “bebaskan Pope”.


Robert Kennedy dan istri (di belakang Soekarno)

Konon ketika itu juga Amerika mengirim istri Allen Pope yang cantik. Perhitungannya, wanita cantik mampu meluluhkan hati Bung Karno. Ini asal mula beredar issue bahwa Bung Karno dirayu istri Allen Pope. Yang tidak banyak disebutkan orang, yaitu ibu dan saudara perempuan Allen Pope juga datang memohon-mohon dengan tangisan minta belas kasihan Bung Karno.
Buat Bung Karno, pilot itu dibebaskan atau tidak dibebaskan, hasilnya sama saja. Yaitu tidak membuat korban-korban bom si pilot bisa hidup kembali. Jadi kenapa tidak memanfaatkan saja ketakutan Amerika yang ciut kalau pilot itu buka mulut?
Bung Karno memainkan kartu trufnya atas dasar apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Indonesia betul-betul sengsara dan kelaparan, jadi butuh uang dan nasi. Indonesia sedang bertempur melawan Belanda untuk merebut Irian Barat. Jadi butuh senjata, sejumlah perangkat perang dan armada tempur.
Permintaan Bung Karno itu tentu saja tidak disampaikan dengan cara mengemis. Tapi dengan cara yang menyeret Amerika untuk membuat interpretasi diplomatik. Mau tidak mau, isyarat diplomatik Soekarno bikin Amerika harus bisa membaca yang tersirat di balik yang tersurat.
Dibanding Ike alias Eisenhower, John Kennedy lebih peka membaca isyarat itu. Itulah yang dimaksud Bung Karno bahwa John Kennedy mengerti dirinya. Kennedy tidak cuma sekedar mengundang Bung Karno ke Amerika untuk plesiran. Tapi juga ada tindak lanjut nyata di balik undangan diplomatik itu.
John paham Indonesia butuh perangkat perang untuk merebut Irian Barat. Di antaranya armada tempur. Karena itu diajaknya Bung Karno mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank, California. Di sana Bung Karno dbantu dalam pembelian 10 pesawat hercules tipe B, terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker.


Lockheed ,Burbank- California.

Negosiasi pembebasan Allen Pope antara Ike dan Bung Karno tadinya alot. Tapi jadi licin jalannya dengan John. Dia tidak pelit membalas “kebaikan” Bung Karno yang memenuhi permintaan AS untuk membebaskan Allen Pope.


Allen Pope diadili

Hasilnya? Hercules dari Amerika, menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (armada yang kelak ikut bertempur merebut Irian Barat). Bung Karno bisa membuat Amerika menghentikan embargo. Lalu menyuntik dana ke Indonesia. Juga beras 37.000 ton dan ratusan persenjataan perangkat perang. Kebutuhan itu semua memang sesuai dengan kondisi Indonesia saat itu.
Ternyata begini ini yang namanya negosiasi tingkat tinggi. Akhirnya Allen Pope dibebaskan secara diam-diam oleh suatu misi rahasia di suatu subuh, Februari 1962. Negosiasi itu seluruhnya tentu makan biaya yang tidak sedikit. Siapa yang mesti membayar semua itu? Konon rekening Permesta yang harus membayar ganti rugi akibat negosiasi itu. Sempat terdengar selentingan bahwa jalan by pass Cawang-Tanjung Priok dan Hotel Indonesia lama di Bundaran HI Thamrin, adalah wujud dari ganti rugi itu. Benarkah demikian? Wallahualam.
Sayang hubungan mesra Bung Karno dengan Amerika berakhir setelah Kennedy terbunuh tahun 1963. Terbunuhnya Kennedy membuat CIA kembali leluasa mewujudkan mimpi lama yang sempat terhenti. Yaitu terus mengguncang kursi Bung Karno, hingga Putra Sang Fajar itu akhirnya benar-benar terbenam. Kita semua tahu bagaimana akhir episode itu.

LERENG TIMUR MERAPI: SAKSI KEHEBATAN PILOT TEMPUR INDONESIA

"Bangsa kita bukan bangsa yang GOMBAL, jika kita bisa menghargai, menghormati, menghayati, dan meneruskan spirit. Nasionalisme para pendiri dan para patriot yang telah menegakkan kedaulatan NKRI di mata dunia", kata R.Hendro RPU,S.Psi  Seorang pengamat sejarah AURI yang ditemui penulis di Museum Dirgantara, Janti Yogyakarta, hari Minggu 15 Januari 2012.

"Saya prihatin dengan generasi muda sekarang yang suka saling menyalahkan dan saling menjelek-jelekkan sesamanya, bahkan malu menjadi bangsa Indonesia", lanjut Hendro mengungkapkan keprihatinannya.

Sudah saatnya kita menggali kembali sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan perjuanganya dalam mempertahankan Kemerdekaannya. Pasca 17 Agustus 1945, kedaulatan NKRI masih diusik oleh pihak Belanda yang tidak puas dengan keadaan ini. Ketidakpuasan penjajah Belanda terhadap Perjanjian Linggar Jati yang telah ditandatangani bersama dengan pemerintah RI pada tanggal 25 Maret 1947, diwujudkan dalam bentuk Agresi Militer beruntun, yaitu pada tanggal 21, 25, dan 27 Juli 1947. Dalam Agresi itu, pihak Belanda juga melakukan serangan udara terhadap lapangan-lapangan terbang di Jawa dengan tujuan melumpuhkan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta, saat berlangsungnya Agresi militer Belanda 1947 tertutup kabut tebal, sehingga selamat dari serangan udara Belanda. Puluhan pesawat rusak peninggalan Jepang yang kemudian diperbaiki (dibandrek), dan menjadi modal awal untuk mendidik calon-calon penerbang militer Indonesia, terhindar dari kehancuran. Petinggi AURI saat itu tidak tinggal diam, kemudian Komodor Muda Udara Halim Perdanakoesoema (Perwira Operasi AURI) mendapat perintah dari KASAU KOMODOR UDARA Soerjadi Soerjadarma untuk menyusun rencana Operasi Udara Pertama, pukul 19.00 WIB tanggal 28 Juli 1947.
Gambar 1


  Tanggal 28 Juli 1947. Briefing oleh Halim Perdanakusuma
Gambar 2
 Tanggal 28 Juli 1947: Para Kadet Penerbang AURI angkatan I menyusun rencana penyerangan kepada pihak Belanda di Semarang dan Salatiga.
Gambar 3
 Tanggal 28 Juli 1947: Para Teknisi AURI menyiapkan 4 pesawat tempur untuk Serangan Udara 29 Juli 1947: terdiri dari dua buah Churen, sebuah Hayabusha dan sebuah Guntei.
Perintah Operasi disampaikan Halim Perdanakusuma kepada keempat Kadet penerbang Angkatan I AURI, Moeljono, Soeharnoko Harbani, Soetarjo Sigit, dan Bambang Saptoadji. Empat pesawat terbang disiapkan untuk melakukan Operasi Udara tersebut, terdiri dari dua buah Churen, sebuah Hayabusha dan sebuah Guntei. Namun sampai menjelang pemberangkatan pesawat Hayabusha yang akan dikemudikan kadet penerbang Bambang Saptoadji mengalami kerusakan sehingga tidak bisa ikut serta dalam Operasi. Bambang Saptoadji sangat kecewa dan meminta kepada tiga rekannya untuk digantikan tugasnya, namun tidak satupun diantara mereka yang mau digantikan, dengan semangat juang yang tinggi mereka ingin melakukan tugas bakti kepada Bangsa dan Negara
meskipun mengandung resiko.

Selasa dinihari 29 Juli 1947, pukul 03.45, tiga pesawat yang akan melakukan serangan udara lepas landas dari Maguwo. Kadet Penerbang Moeljono didampingi penembak udara Rachman menggunakan pesawat pembom Guntei, lepas landas yang pertama, dibelakangnya menyusul dua buah pesawat Churen, masing-masing dengan penerbang kadet Soetardjo Sigit dengan penembak udara Soetardjo, serta kadet penerbang Soeharnoko Harbani dengan penembak udara Kaput. Sesuai perintah, Kadet Moeljono mendapat tugas menyerang pelabuhan laut Semarang, sementara Soetardjo Sigit dan Soeharnoko Harbani yang bertindak sebagai wingman menyerang tangsi Belanda di Salatiga. Namun dalam penerbangan di kegelapan pagi hari di atas Maguwo, Kadet Soeharnoko Harbani kehilangan pesawat Soetardjo Sigit yang menjadi leadernya, Karena tidak ingin membuang waktu, Soeharnoko Harbani memutuskan untuk langsung terbang ke Salatiga melalui rute lereng timur Gunung Merapi,
dari ketinggian terbang pesawatnya, Soeharnoko Harbani melihat lampu-lampu kota Ambarawa, segera pesawat Churen diarahkan ke arah timur kota, Soeharnoko tahu bahwa di sana terdapat tangsi-tangsi Belanda. Serangan udara dimulai dengan dua bom 50 kilogram yang dijatuhkan di Ambarawa, setelah itu segera pesawat Churen diarahkan kembali ke Maguwo melalui rute berangkat yang merupakan jarak terpendek, hal itu dilakukan untuk menghindari pesawat-pesawat tempur Belanda yang dipastikan akan mengejarnya. Pesawat Churen Soeharnoko-Kaput mendarat paling awal di Maguwo, disusul pesawat Soetardjo dan Moeljono. 
Gambar 4
 Tanggal 29 Juli 1947, dini hari: Kadet Penerbang Moeljono didampingi penembak udara Rachman menggunakan pesawat pembom Guntei, lepas landas yang pertama dari MAGUWO Yogyakarta.
Gambar 5
 Selasa dinihari 29 Juli 1947, pukul 03.45, tiga pesawat yang akan melakukan serangan udara lepas landas dari Maguwo.
Gambar 6
 Serangan Udara pertama yang dilakukan dinihari tanggal 29 Juli 1947 oleh kadet penerbang AURI berhasil dengan baik serta menimbulkan dampak yang besar.
Serangan Udara pertama yang dilakukan dinihari tanggal 29 Juli 1947 oleh kadet penerbang AURI berhasil dengan baik serta menimbulkan dampak yang besar. Pertama: Dampak Psikologis: menimbulkan kekhawatiran pihak Belanda perihal kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia, sebab seminggu sebelum peristiwa tersebut, pesawat-pesawat AURI telah dihancurkan melalui agresi militer tanggal 25 dan 27 Juli 1947. Sebaliknya bagi pejuang Indonesia, peristiwa serangan udara AURI itu mampu menguatkan tekad dan semangat juang
serta memperkuat keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuan bangsa Indonesia. Kedua: Dampak Politis: Memojokkan posisi Belanda dan mengurangi kepercayaan PBB terhadap provokasi yang dilakukan sebelumnya.
Sebaliknya, peristiwa itu semakin memperkuat posisi Indonesia dan sekaligus menunjukkan bahwa Negara Indonesia masih ada serta perjuangan rakyatnya untuk tetap MERDEKA masih berlanjut. HAl itu memacu dukungan politis Internasional yang semakin besar terhadap perjuangan Bangsa Indonesia.(VEY-LJ/ editor: M-LJ)

Sumber: Relief pada dinding MUSEUM PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA, MONUMEN PERJUANGAN TNI AU, NGOTO, BANTUL YOGYAKARTA.
 



Klaim Natuna Oleh Tiongkok, TNI Siap Gelar Pasukan

Headline
Pulau Natuna - (Foto: ilustrasi)
Satu lagi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diklaim asing. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah mengklaim wilayah perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta wilayah RRT.

Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara Tiongkok dan Filipina.

Masekal Pertama TNI Fahru Zaini menegaskan, akibat klaim terhadap perairan Natuna oleh Tiongkok, TNI siap gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah tersebut.

"Yang dilakukan oleh Tiongkok ini menyangkut zona wilayah NKRI. Untuk itu, kami datang ke Natuna ingin melihat secara nyata strategi komponen utama pertahanan NKRI, yaitu TNI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah ini," tegas Fahru.

Dijelaskannya, Tiongkok telah menggambar peta sebagian perairan Natuna di wilayah Laut Tiongkok Selatan masuk ke peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan dalam paspor terbaru milik warga Tiongkok juga sudah dicantumkan.

"Sengketa ini akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna," ungkapnya.

Menurutnya, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang dipetakan oleh Tiongkok, tetapi juga negara lain yang berbatasan dengan perairan Laut Tiongkok Selatan seperti, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, serta Thaiwan.

"Namun Tiongkok tidak mau berterus terang terhadap koordinat mana yang masuk wilayah mereka," ujarnya.

Dalam rangka terjaganya keutuhan NKRI, tegas dia, kebhinekaan kebangsaan di wilayah terdepan seperti Kabupaten Natuna perlu diperkokoh.

"Wilayah yang berada di perbatasan, seperti Kabupaten Natuna, persatuan dan kesatuan antarwarga maupun etnis, perlu diperkokoh. Persatuan antarwarga perlu dijunjung tinggi, ini dimaksudkan supaya tak mudah disusupi atau diadu domba oleh negara lain," ujarnya.

Ia mengatakan letak Indonesia sangat strategis, baik lautnya maupun udaranya. Setiap hari selalu ramai dilewati oleh kapal maupun pesawat negara lain.

"Dari letak yang bagus ini, bisa menjadi keuntungan, bahkan juga kerugian, itu tergantung kita dalam mengimpletasikannya dalam bernegara, NKRI adalah harga mati," tuturnya.