Ragam dan tipe senjata untuk kapal perang di lingkungan TNI AL tentu
berbeda, bicara seputar kanon misalnya, kalibernya jelas disesuaikan
pada ukuran kapal dan peran dari kapal perang itu sendiri. Uniknya meski
kaliber kanon di kapal perang TNI AL berlainan, tapi ada jenis kaliber
yang menyatukan diantara beragam tipe kapal perang tersebut, yaitu pada
platform kanon kaliber 20 mm.
Bila di frigat/korvet dan LST (landing ship tank),
keberadaan kanon kaliber 20 mm menjelma sebagai senjata pendukung untuk
target jarak dekat – sedang, termasuk pada peran PSU (Penangkis Serangan
Udara). Maka lain hal untuk armada Satrol (Satuan Patroli) TNI AL,
dengan basis kapal cepat dan bertonase ringan, sosok kanon kaliber 20 mm
menjadi senjata utama, seperti dicontohkan pada kapal tipe PC-36 dan
PC-40 yang mengusung kanon lawas Oerlikon 20mm/70 MK4.
Dengan minimal menggotong kanon kaliber 20mm, diharapkan paling tidak
kapal patroli TNI AL masih percaya diri dan mampu memberi efek deteren
untuk malawan target sekelas perompak konvensional yang kerap menenteng
senapan mesin.
TNI AL pun hingga kini punya beragam tipe senjata dengan basis
kaliber 20mm. Selain generasi lawas Oerlikon 20mm/70 MK4, ada lagi kanon
yang lebih baru, seperti Vektor G12
yang dipasang pada korvet SIGMA class dan KRI Clurit 641. Tapi ternyata
yang populasinya paling banyak saat ini adalah tipe Rheinmetall Rh202
buatan Jerman.
Sejatinya Rheinmetall 20mm dirancang untuk menggasak sasaran udara
yang terbang rendah, meski demikian kanon ini juga lumayan sangar untuk
melibas sasaran di permukaan. Penempatan Rheinmetall 20mm Rh202 pada
armada kapal perang TNI AL terlihat di LST KRI Teluk Banten, KRI Ki Hajar Dewantara 364, Penyapu Ranjau KRI Pulau Rupat 712, KRI Pulau Rengat 711, dan seri FPB-57.
Kanon ini sejatinya mulai dikembangkan sejak tahun 1968, dan pada
1969 mulai digunakan untuk memperkuat arhanud AU Jerman Barat pada masa
Perang Dingin. Apa saja kebolehan kanon ini? Dari segi jangkauan tembak,
Rheinmetall 20 mm mampu mengenai target hingga jarak maksimum 7.000
meter. Namun untuk efektivitas daya hancur hitungannya lain lagi, untuk
sasaran udara, jarak tembak efektif hanya 1.600 meter, sedangkan untuk
sasaran di permukaan, jarak tembak efektivnya 2.500 meter.
Untuk kecepatan memuntahkan amunisi, Rheinmetall 20 mm sanggup
menembakkan mulai dari 880 hingga 1.030 peluru per menit. Lebih dalam
lagi, kecepatan luncur peluru sanggup mencapai 1.050 meter per detik
dengan amunisi tipe HE-T, dan 1.100 meter per detik dengan amunisi tipe
AP-T. Amunisi disalurkan lewat sistem belt ke laras, dimana tiap belt
dapat dirangkai hingga 200 peluru. Bila TNI AL menggunakan Rheinmetall
Rh202 dengan laras tunggal, maka versi laras ganda (twin gun) kanon ini juga telah lama digunakan oleh satuan Arhanud TNI AD sejak era-90an.
Secara umum, kanon kaliber 20mm menjadi pilihan ideal untuk
menghadapi ancaman konvesional bersenjata di lautan. Tentu tidak pas
bila menghadapi perompak yang melaju dengan speed boat bermanuver tinggi
dengan kanon kaliber berat. Sementara bila dihadapi dengan SMB (senapan
mesin berat) kaliber 12,7mm seperti M2HB atau DShk-38 yang juga banyak terpasang di kapal TNI AL, jarak jangkauan tembaknya cenderung terbatas. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Negara asal : Jerman
Kaliber : 20 mm
Jangkauan tembak maksimum : 7.000 meter
Jangkauan tembak efektif : 2.500 meter
Laras : Tunggal
Berat kanon : 76 kg
Indomil.