Minggu, 01 Juni 2014

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa ! (jilid III)

Disain Light Frigate Sigma 10514

“Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,”.

Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita akan membahas tentang

KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS”.
Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional, Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium). Kemarin sudah dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional.
Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional

PT. PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINA dan didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah mengubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH.
Lokasi Perusahaan di Ujung, Surabaya, dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PAL Indonesia telah memasuki pasaran internasional dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PAL Indonesia telah melayari perairan di seluruh dunia. Untuk bidang pertahanan dan keamanan, sesuai amanat UU No. 16 tahun 2012 tentang Inhan dan merujuk SK No.KEP/12/KKIP/XII/2013 tanggal 17 Desember 2013 atau Surat Keputusan KKIP, PT PAL diamanahkan sebagai pemandu utama atau Lead Integrator pembangunan alutsista matra laut.
arc.web.id

Pada bulan Januari tahun ini, PT. PAL dan Damen Schelde Naval Shipbuilding  (DSNS) telah melakukan pemotongan baja pertama atau First Steel Cutting Kapal PKR 105 meter pertama. Total ada 6 modul yg dikerjakan, untul modul 1, 2, 4 dan 6 dikerjakan PT. Pal dan modul 3 dan 5 dikerjakan oleh pihak DSNS.

MILESTONE PENCAPAIAN
  • Pada Tahun 1983 dimulainya penguasaan Industri Pertahanan dan Keamanan dengan pembuatan kapal patroli cepat (FPB) 28 pesanan Ditjen Bea Cukai dan Polisi sebanyak 38 kapal.
  • Pada Tahun 1995 penyerahan modifikasi kapal  perang eks Jerman kelas Parchim, kelas Frosch, dan kelas Kondor.
  • Pada Tahun 1997 Penyerahan overhaul 5 tahunan pertama Kapal selam (KRI Cakra).
  • Pada tahun 1999 Penyerahan overhaul 5 tahunan kapal selam kedua (KRI Nanggala)
  • Tahun 2003 PT Pal melakukan modifikasi kapal patroli cepat (FPB) sebagai kapal combatan seperti FPB 57.
FPB-57 atau Fast Patrol Boat 57 m atau PB-57 (karena tidak semuanya berkecepatan tinggi) adalah sebuah rancangan kapal patroli yang dibuat oleh LürssenJerman. Pada perjanjiannya PT. PAL yang awalnya hanya merakit kapal ini di Surabaya, juga memperoleh hak untuk memproduksi rancangan kapal ini. Selanjutnya, kapal ini sudah buatan Surabaya. Sejumlah penelitian dilakukan agar FPB menjadi kapal combatan salah satunya penggunaan pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamics). Hasilnya menerapkan Bow Lifting Body (BLB) yg dapat meningkatkan efisiensi gaya dorong kapal.
Model kapal bot patroli FPB-57 yang dilengkapi helipad buatan PT PAL saat akan diuji terowongan angin
Model kapal bot patroli FPB-57 yang dilengkapi helipad buatan PT PAL saat akan diuji terowongan angin

Selain itu pada tahun 1989 FPB 57 dilakukan uji terowongan angina untuk menguji penggunaan pendaratan helikopter. Pada tahun 2003 dilakukan penyerahan terakhir kapal FPB 57 pesanan TNI AL dari total 12 unit. Pada tahun 2002 PT PAL juga pernah mengajukan proposal teknis Kapal Patroli Cepat Nasional 60 m (KPCN 60) ke TNI-AL tapi begitulah TNI, hingga akhirnya terbit UU Nomer 16 tahun 2012 baru mulai mengaku ngikut mendukung produk dalam negeri. Kasus ini sama dengan Panser Anoa, kalau gak dibantu mantan Presiden Jusuf Kalla pasti proyek ini bakalan mangkrak lagi. :-D
“Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah perjuangan. Jangan kualat,” Mantan Presiden BJ Habibie 
  • Tahun 2010-2013
  1. Penyerahan kapal Landing Platform Dock (LPD) sebanyak 2 unit
  2. Pembangunan Kapal Cepat Rudal(KCR) 60 m.
  3. Persiapaan Pembangunan PKR 105 meter


ROAD MAP PENGUASAAN TEKNOLOGI
Hingga tahun 2014 ini PT. PAL sudah berpengalaman menguasai sejumlah teknologi pertahanan dan keamanan seperti memproduksi kapal perang jenis Fast Patrol Boat (FPB) berbagai ukuran, KCR 60 m hingga LPD 125 m. Saat ini untuk pengetahuan dasar pembangunan kapal PKR tim sudah berhasil menguasai sebanyak 51 persen. Untuk program Transfer of Technology yg didapat sekitar 17 persen dan pengetahuan yg harus dikembangkan sendiri sebanyak 32 persen. Kompetensi SDM sangat menentukan dalam akusisi teknologi, oleh karena itu untuk dapat menguasai dan menciptakan desain kapal PKR sendiri diperlukan pengembangan teknologi dengan porsi yg besar yaitu 32 persen.
Jika kedepan kita sudah bisa menyerap ilmu dari hasil kerjasama dengan DSNS, maka pada tahun 2017-2022 kita punya proyeksi mengembangkan sendiri agar tidak harus membayar royalty kepada Belanda. Agar program ini berjalan dan dapat meningkatkan kapasitas pelayanan maka PT PAL mengalokasikan modal pada tahun 2013 sebanyak Rp. 163 milliar. Saat ini sedang dilakukan perbaikan dan membangun bangunan baru divisi kapal perang, ship lift dari semula 700 ton menjadi 1.500 ton, floating dock Surabaya dari 2.500 TLC menjadi 3.500 TLC, serta floating dock Pare-Pare dari 3.000 TLC menjadi 5.000 TLC. Dan yang terbaru adalah rencana membangun side launching kapal 150 m pada tahun 2016. Selain ToT PT PAL juga meningkatkan kualitas SDM-nya melalui OJT (On Job training) dan Internal Training. :-D


LEAD INTEGRATOR
Sebagai Lead Integrator, PT PAL membuat konsep kerjasama dengan sejumlah perusahaan pendukung dan subkontraktor sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Denga kerjasama ini minimum 35 persen “local content” yang diamanahkan UU Nomer 16 Tahun 2012 tentang Inhan bisa tercapai. PT. PAL mengklaim bahwa konsep yg diterapkannya ini akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional, karena pekerjaan didistribusikan secara proposional.
Untuk konsep kerjasama dengan industri lokal adalah kontraktor utama, desain kapal, konstruksi kapal, suplai material dan sub-system (local content), kegiatan instalasi dan support untuk integrasi sistem persenjataan, test dan trial. Sedangkan dengan penyedia teknologi yaitu partner, asistensi desain atau konstruksi kapal, suplai material dan sub-system, desain dan supali sistem persenjataan dan integrasi, test dan trial sistem persenjataan.
Saat ini kerjasama yg sudah terlaksana dengan perusahaan-perusahaan lokal yaitu :
  1. PT Barata, steel casting shaft bracket & sterm tube
  2. PT Inka
  3. PT BBI, Machining Component, Air Vessel, Steel Casting and Valve
  4. PT Pindad,
  5. PT Len
  6. PT DI
  7. dan PT KS, Heavy Steel dan Steel Plate material  Supply
Untuk kerjsama dengan perusahaan combat system dan electronic dalam koridor lead integrator meliputi Combat system integrator, tacticos, comms Assistance and assistance during building STW – HAT -SAT. Sedangkan E-Manufacture adalah E-installation bridge and platform automation, E-System Integrator, and assistance during building STW – HAT -SAT.

Berikut Spesifikasi Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (Guided Missile Escort) “Frigate” No-1 :

GENERAL
Customer : Indonesian Navy (TNI-AL).
Primary functions : Anti Air Warfare, Anti Surface Warfare, Anti Submarine Warfare
Secondary : Maritime Security & Safety, Disaster Relief/Humanitarian Aid.
Hull material : Steel grade A/AH36.
Standards : Naval /Commercial, naval intact / damaged stability, noise reduced, moderate shock.
Classification : Lloyd’s Register of Shipping (supervision) 100 A1 SSC Mono Patrol, G6, LMC UMS.

DIMENSIONS
Length o.a. : 105.11 m
Beam mld : 14.02 m
Depth no.1 deck : 8.75 m
Draught (dwl) : 3.70 m
Displacement (dwl) : 2365 tons

PERFORMANCE
Speed (Maximum power) : 28 knots
Speed on E-propulsion : 15 knots
Range at 14 knots : > 5000 NM
Endurance : > 20 days at sea

PROPULSION SYSTEM
Propulsion type : combined diesel or electric (CODOE)
Diesel engine : 2 x 10000 kW MCR diesel propulsion
Electric motors : 2 x 1300 kW MCR electric propulsion
Gearbox : 2 x double input input/single output
Propellers : 2 x CPP diameter 3.65 m
lntegrated platform management system

AUXILIARY SYSTEMS
Generator sets : 6 x 735 kWE (CAT C-32A)
Emergency gen. set : 1 x180kWE
Chilled water : 2 x units, redundant distrubution
Fire fighting : 4 x main pumps +Ix service pump
Freshwater making capacity : 2 x 14 m3/day (RO) + 2 x 7.5 m3/day (evaporators)

DECK EQUIPMENT
Helicopter deck : max. 10 tons helicopter
Heli operations : day/night with refuelling system
Helicopter hangar : suitable for approx 6 tons helicopter
RAS : on helicopter deck PS & SB, astern fuelling
Boats : 2 x RHlB

ACCOMMODATION
Fully air-conditioned accommodation for 122 persons
Commanding Officer  1
VIP cabin (Flag officer standard)  1
Officers  26
Chief Petty Officers  10
Petty Officers  28
Petty officer (female)  8
Junior Ratings  29
Trainee Officers  18
Canal Pilot cabin.  1
Provisions for NBC citadel/decontamination

WEAPON & SENSOR SUITE
3D-Surveillance & target indication radar & IFF
Radar / electro optical fire control
Hull Mounted Sonar
Combat management system
Medium calibre gun 76 mm
1 x Close In Weapon System
2 x 4 SSM launchers
12 cell SAM launcher
2 x triple Torpedo launching system
ESM & ECM
2 x Decoy launchers
lntegrated internal & external communication system

NAUTICAL EQUIPMENT
lnteqrated bridqe console, 2 x naviqation radar, ECDIS, GMDSS-A3 rencence gyro

Untuk masalah kemandirian jujur saya sudah lama pengen keluarin unek-unek dari pribadi saya. Ok, saya sering bertemu dan ngobrol dengan sejumlah prajurit (minus para perwira tinggi) dan mereka sangat mengapresiasi produk dalam negeri. Saking peduli, kadang mereka mencari masalah-masalah alutsista contohnya SS-1 dan menyampaikan masalah itu kepada para engineer atau membuat karya-karya lainnya agar negara kita bisa maju dalam hal industri teknologi alutsista. Sayangnya respon itu sering tumpul karena jujur ini pengalaman pribadi, kebanyakan para pejabat militer lebih mencintai produk luar berbeda jauh dengan prajurit mereka. Kenapa?? maaf saya rasa teman-teman sudah tahu jawabannya, saya meski bukan orang militer tapi saya tidak “BUTA” melihat perkembangan militer kita. Sampai sekarang saya masih tidak percaya dengan beberapa pejabat kita,  meski sudah ada UU Nomer 16 Tahun 2012 tentang Inhan yg memaksa user agar menggunakan produk dalam negeri, sudah banyak kasus yg saya dengar maupun alami. Maaf kalau ada yg merasa, semua ini adalah kritik dan saran pribadi yg terlalu cinta dengan negeri kita yg bernama INDONESIA ini.

(Jalo dan berbagai sumber)

JKGR.

Kini Mercusuar Malaysia Berwarna Merah Putih

Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram

Bangunan mercusuar buatan Malaysia hingga kini masih berdiri di kawasan peraian Tanjung Datuk, Kalimantan Barat. Tiga tiang pancang 13 meter itu kokoh berdiri di perairan Indonesia.
Tapi ada yang berbeda dari bangunan mercusuar itu. Tiga tiang pancangnya sudah dicat warna merah-putih. Warna bendera Indonesia, karena tiang itu memang berdiri di atas wilayah Indonesia.
image
Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram

Sebanyak dua kapal perang milik TNI Angkatan Laut disiagakan di kawasan tersebut, KRI 632 Lemadang dan KRI 352 Slamet Riyadi.
Supriyandi, warga Tanjung Datuk kepada VIVAnews, Jumat 30 Mei 2014, mengatakan sebelum ada kapal patroli TNI AL, tiga kapal milik Malaysia sering memasuki perairan Tanjung Datuk. “Tapi selama ada kapal perang milik TNI AL jarang terlihat lagi,” kata Supriyandi.
Menurut Supriyadi hingga kini masyarakat masih kesulitan melaut, karena sejak pembangunan mercusuar itu, nelayan masih takut dengan aparat Malaysia.
“Setiap nelayan melaut diusir sama aparat Malaysia. Padahal di wilayah itu banyak ikannya,” katanya.
Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014). Foto: VIVAnews/Aceng Mukaram
image
image
Masyarakat setempat menyesalkan tindakan Malaysia membangun mercusuar di Perairan Tanjung Datuk. Farhad mengaku terkejut ada pembangunan mercusuar Malaysia di kampungnya. “Kenapa mercusuar ada di situ? Itu wilayah Indonesia, bukan Malaysia,” kata dia.
(Viva.co.id)

JKGR. 

Sabtu, 31 Mei 2014

KSAL Melepas Peserta Latma RIMPAC 2014 ke Hawaii


Bertempat di Dermaga Mako Kolinlamil Jakarta Utara, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio,  Jumat (30/05/2014), melepas 226 personel gabungan angkatan laut untuk mengikuti latihan militer terbesar di dunia, Multilateral Rim Of Pacific-RIMPAC 2014.

Para personil yang di antaranya terdiri dari Korps Pelaut, Marinir, Kopaska tersebut diangkut dengan menggunakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Banda Aceh bernomor lambung 593 menuju Pearl Harbour Training Area di Perairan Kepulauan Hawaii AmerikaSerikat. Latihan sendiri akan berlangsung pada  25 Juni hingga 1 Agustus 2014.




Dalam RIMPAC 2014 ini TNI AL melibatkan KRI Banda Aceh-593. Juga akan menurunkan satu kompi pasukan Korps Marinir, satu unit helicopter BO-105 Puspenerbal yang juga on board di kapal, dua unit LVT-7 Korps Marinir, serta satu unit Rhib Impac Komando Pasukan Katak.

Latma RIMPAC ini digelar setiap dua tahun sekali oleh Armada ke-3 US Navy, yang pada mulanya hanya melibatkan Negara-negara dari Asia Pasifik. Namun selanjutnya berkembang menjadi latihan berskala multilateral dengan melibatkan negara-negara lebih luas dari kawasan Asia Tenggara.

Dalam latihan ini, KRI Banda Aceh-593 akan bergabung dengan 40 kapal perang dari berbagai jenis. Termasuk enam kapal selam dari 23 negara, seperti: Singapura, Korea Selatan, Jepang, Chile, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Norwegia, Peru, Brunei Darussalam, Kolombia, New Zealand, Malaysia, Mexico, Belanda, Filiphina, Thailand, Inggris, China, India, dan Perancis. 

(Teks + foto: Suharso)

Uji Coba Meriam Giant-Bow




Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).(Republika/Aditya Pradana Putra)

Prajurit dari kesatuan Baterai Arteleri Pertahanan Udara (Arhanud) 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5). Meriam yang akan digunakan dalam Latihan Gabungan TNI pada 4 Juni 2014 mendatang tersebut merupakan produksi Norinco Tiongkok, dengan kecepatan luncur proyektilnya mencapai 970 meter per detik. Dengan dua laras, dua mesin penembak, dan jarak tempuh efektif 2.500 meter.


 
 
Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K mempersiapkan amunisi saat uji uji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K mempersiapkan pesawat tanpa awak yang akan mereka tembak saat uji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

 
Meriam Giant Bow mampu menjatuhkan helikopter musuh dan tank jenis Scorpion dan Tarantula. 

Republika.



Bushmaster PMV: Jawara Perang Afghanistan Untuk Kopassus TNI AD

bushmaster_l1
Dampak dari perang selalu membawa kegetiran bagi para korbannya, tapi dilain pihak, perang bisa berbuah manis bagi industri pertahanan, karena lewat peranglah produk yang diciptakan bisa mendapat momen promo yang efektif. Seperti contohnya ditampilkan oleh rantis Bushmaster buatan Thales Australia. Keterlibatan militer Negeri Kangguru tersebut di kancah perang Irak dan perang Afghanistan, rupanya membawa keuntungan tersendiri bagi rantis yang berpenggerak 4×4 ini.
Seperti diketahui, pola perang di Irak dan Afghanistan memunculkan maraknya IED (Improvised Explosive Device). IED menjadi senjata rakitan paling berbahaya, pasalnya dengan menggunakan peluru mortir sampai proyektil artileri yang dirangkai dapat menciptakan daya ledak dahysat, tak pelak IED menjadi momok yang menakutkan, dan terkenal sebagai senjata penghantar maut paling populer bagi pasukan AS dan NATO. Ledakan yang berasal dari bawah secara instan mampu membunuh atau setidaknya merusak bagian tubuh prajurit. Akibat IED, membuat banyak moril pasukan NATO banyak yang rontok.
Menyadari maraknya ranjau dan IED yang ditabur pada perang Irak dan Afghanistan, kemudian mendorong munculnya tren MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) sejak tahun 2007. Meski sejatinya konsep MRAP sudah agak lama diterapkan, seperti yang dipopulerkan oleh rantis Casspir buatan Afrika Selatan. Bushmaster sendiri menjadi bagian dari beberapa merek MRAP yang dioperasikan dalam perang di Irak dan Afghanistan. Dibilang sukses, secara penjualan Bushmaster kini telah mendekati total pesanan 1.000 unit. Selain menjadi ‘tunggangan’ militer Australia, Bushmaster juga digunakan oleh Inggris, Belanda, Jepang, Jamaika, dan Indonesia.
Bushmaster milik Belanda dengan RCWS kaliber 7,62 mm dalam operasi di Afghanistan.
Bushmaster milik Belanda dengan RCWS dengan SMB kaliber 12,7 mm dalam operasi di Afghanistan.
Bushmaster Australia di Afghanistan.
Bushmaster Australia di Afghanistan.

Tentu jadi menarik, mengapa Indonesia yang tengah gencar membangun rantis lapis baja, seperti keluarga komodo buatan Pindad, tapi masih harus membeli Bushmaster, ditambah lagi rantis ini dibeli justru dari Australia yang notabene kerap membikin masalah dengan Indonesia. Terlepas dari masalah politik, tentu tak ada salahnya untuk mengadopsi rantis yang battle proven, hitung-hitung untuk update teknologi. Soal rantis yang tahan terhadap ledakan ranjau, itu pun bukan sesuatu yang asing bagi TNI. Sejak tahun 2004, Sat Gultor Kopassus TNI AD sudah mengoperasikan armada Casspir MK3.
Nah, melengkapi kekuatan MRAP, Kopassus kini bakal kedatangan Bushmaster yang oleh pabrikanya disebut sebagai PMV (Protected Mobility Vehicle). Tak banyak Bushmaster yang dibeli Indonesia, hanya 3 unit untuk melengkapi satuan khusus.
Ada beberapa poin utama yang jadi andalah Bushmaster, bicara lapisan baja misalnya, proteksi adalah inti dari kekuatan Bushmaster. Lapisan baja rantis ini dibuat dari bahan baja super keras buatan perusahaan Bisalloy yang bermarkas di Illawara, Australia. Baja buatan Bisalloy diolah dengan metode desulfurisasi dan vacuum degassing untuk menghilangkan kandungan sulfur, hidrogen, oksigen, dan nitrogen untuk mendapatkan molekul bisalloy. Dijamin proyektil hingga kaliber 7,62 mm tidak akan mampu menembus lapisan bajanya, begitu pun lapisan kaca, juga mampu menahan terjangan proyektil 7,62 mm.
Personel Kopassus dengan Bushmaster.
Personel Kopassus dengan Bushmaster.
IKAHAN-295
IKAHAN-2641
Bila nasib apes melanda, yakni rantis melindas ranjau, maka Bushmaster sudah sangat siap untuk menahan impact ledakan. Kemampuan ini berkat bodi monokok Bushmaster yang dibentuk menyatu dari atas sampai ke bawah. Di bagian bawah, bodi membentuk sudut tajam alias V-hull, sehingga bila dilihat sekilas penampang kendaraan ini aslinya seperti tetesan air. Bentuk V pada sasis bagian bawah adalah kunci rahasia untuk memantulkan efek ledakan ranjau ke arah samping, sehinggs tidak seluruh energi ledakan menembus ke dek atas, alhasil risiko cedera awak dan penumpang bisa dikurangi.
Saat ledakan terjadi di kolong kendaraan, umumnya yang menjadi korban adalah ban atau roda kendaraan yang terlepas akibat daya dorong energi ledakan. Untuk itu, Bushmaster dilengkapi ban cadangan yang dipasang di sisi kanan kendaraan bagian belakang. Efek lain yang tak terhindarkan adalah shock pada awak kendaraan, akibat kejutan yang tinggi.

Kenyamanan Jadi Prioritas
Bushmaster dirancang untuk melaksanakan patroli dan misi tempur jarak jauh. Dibekali dengan tangki bahan bakar berukuran besar di sisi kiri, dibawah jendela komandan, maka rantis ini dapat menempuh jarak hinggs 1.000 km atau dipersiapkan dalam skenario tiga hari penugasan. Guna mendukung operasi jarak jauh, sisi kenyamanan penumpang menjadi perhatian penting, wujudnya dengan adopsi suspensi double wishbone independen buatan Meritor/Timoney. Kapasitas beban setisp sumbu adalah 7,7 ton atau melebihi kapasitas total Bushmaster. Awak di dalamnya juga cukup terlindungi, suspensi mampu menahan impact ledakan HE (high explosive) setara dengan 9,5 kg TNT. Untuk pendingin udara, tersedia ukuran besar dengan sistem double blower.
Kompartemen penumpang dengan model tempat duduk berhadap-hadapan.
Kompartemen penumpang dengan model tempat duduk berhadap-hadapan.
Suasana kompartemen setelah ditempati pasukan.
Suasana kompartemen setelah ditempati pasukan.
Tak ada sekat antara ruang penumpang dan ruang pengemudi.
Tak ada sekat antara ruang penumpang dan ruang pengemudi.
Bushmaster_31_med
Nikmatnya lagi, dibawah lantai kendaraan, sisi kabin penumpang ada tangki bladder air yang dilengkapi sistem pendingin dari AC berkapasitas 270 liter. Kotak berpendingin ini mampu mengalirkan air yang sejuk melalui dispenser bagi para penumpangnya. Keuntungan lainnya, air yang ditampung di dalam bladder menjadi perisai kedua pada saat terjadi ledakan di bawah kendaraan.
Menambah sisi kenyamanan, ukuran headroom dibuat mencapai ketinggian 1.415 mm, orang yang punya perawakan tinggi pun tidak harus menundukan kepala saat duduk di kabin Bushmaster. Tiap prajurit atau penumpang duduk dalam kursi individual yang berhadap-hadapan, kursinya sendiri dipasok oleh Stratos. Setiap kursi dirancang secara ergonomis yang dilengkapi sabuk pengaman. Di bagian bawah kursi, ditambahkan kantung kanvas untuk menyimpan cadangan amunisi, peralatan medis, dan kotak peluru.
Bicara tentang interior, dari area penumpang dan area kemudi tidak dibatasi sekat, sehingga penumpang dapat merasakan situational awarness dari pandangan pengemudi dan komandan. Pada sisi kiri dan kanan kendaraan terdapat dua jendela untuk penumpang. Seperti halnya pada ranpur lapis baja lainnya, kaca tidak dapat diturunkan, alias sudah dipantek dalam frame baja. Soal kenyamanan Bushmaster, sudah diakui oleh personel Kopassus.

Mesin
Untuk mesin, Bushmaster yang berbobot 10 ton dibekali dengan mesin diesel enam silinder Caterpillar 3126E ATAAC dengan days 330hp/246 kW pada torsi 2.400 rpm. Mesin turbocharger mengusung transmisi otomatis ZF. Dengan rasio tenaga berbanding bobot mencapai 30-33hp per ton, maka mudah bagi Bushmaster melaju hingga kecepatan 110 km per jam di jalanan aspal, atau kecepatan maksimal hingga 120 km per jam. “Bushmaster lebih tangkas daripada Casspir yang dimiliki oleh satuan saya saat ini. Mesin Bushmaster juga jauh lebih kuat dan sistem kendali operasi terasa sangat lebih ringan. Bushmaster ini juga sudah dilengkapi dengan AC dan joknya jauh lebih enak untuk diduduki,” ujar Serda Supriyanto dari Satuan 81 Kopassus, dikutip dari situs Ikahan.
Tampilan ruang mesin.
Tampilan ruang mesin.

Sistem Komunikasi
Guna mendukung tugas-tugas khusus, Bushmaster dilengkapi dengan dua rak penyimpanan barang bawaan. Satu di sisi kanan, tepat sesudah pintu masuk, dan satu di sisi kiri, dibelakang kursi komandan. Perangkat komunikasi menjadi elemen vital pada rantis yang maju ke medan tempur, untuk itu Bushmaster dibekali radio Thales SOTAS M2 yang punya kemampuan multimedia. Kecanggihan radio ini seperti mampu mentransfer data, suara, dan video antara kendaraan ke kendaraan, atau dari kendaraan ke markas. Thales SOTAS M2 dibekali filter anti noise untuk menyajikan komunikasi yang jernjh dan berkualitas. Kecanggihan radio ini juga dapat disambungkan ke dalam LAN (local area network).
Tampilan perangkat SOTAS M2
Tampilan perangkat SOTAS M2
bushmaster-eindhoven-thales-sotas

Kelengkapan Senjata
Racikan senjata yang bisa dipasang pada Bushmaster mencakup kombinasi senapan mesin kaliber 5,56 mm, 7,62 mm, senapan mesin berat 12,7 mm, dan pekontar granat kaliber 40 mm. Pada versi standar, adopsi senjata tersebut masih konvensional, yakni dioperasikan langsung oleh juru tembak. Namun sistem persenjataan Bushmaster mengalami peningkatan kemampuan setelah datangnya kritikan dari prajurit Australia di Irak.
Dalam keterlibatanya di Irak dan Afghanistan, tak jarang juru tembak yang menjadi sasaran empuk proyektil lawan dalam kontak senjata. Meski telah dibekali rompi dan plat (shield), masih saja area pinggang keatas sering terkena timah panas sniper. Sebagai solusinya digunakan teknologi PWS (Protected Weapon System) buatan Thales/EOS. Dengan kode PWS SWARM (Stabilized Weapon and Reconnaissance Mount). Ini merupakan sistem senjata yang dikendalikan dari dalam kendaraan, dan mampu mengakomodasi berbagai jenis senjata, mulai dari kaliber 5,56 mm, 7,62 mm, 12,7 mm, dan pelontar granat 40 mm. Sistem menaranya dilengkapi motor untuk memutar arah senjata dan dibekali plat baja yang mampu menahan impact peluru 7,62 mm. Konsol kendali berupa monitor LCD berwarna dan joystick pada sisi komandan.
Tampil lengkap dengan persenjataan.
Tampil lengkap dengan persenjataan.
Bushmaster_Aus_Army_Afghanistan_2008_print
Tampil dengan alat penetralisir ranjau darat.
Tampil dengan alat penetralisir ranjau darat.
Layar LCD terhubung dengan optik berbasis thermal dan NV (night vision) pada sisi kanan sumbu menara. Teknologi penembakan juga dibekali stabilisasi sehingga memungkinkan penembakan saat kendaraan sedang melaju pelan. Australia dan Belanda memesan sistem ini dengan order 44 unit untuk Australia dan 17 unit untuk Belanda. Konfigurasi senjata yang dipasang adalah senapan mesin berat Browning M2HB. Sekilas sistemnya serupa dengan RCWS (Remote Control Weapon System) yang diadopsi pada prototipe tank APC AMX-13 dan KMC Komando TNI AD.

Mobilitas di Indonesia
Jauh sebelum namanya kondang di Afghanistan, Bushmaster sejatinya sudah wara wiri di Timor Timur pada tahun 1999. Saat itu Bushmaster digunakan oleh INTERFET untuk membawa rombingan VIP/VVIP. Kembali pada urusan mobilitas, kemampuan lintas udara juga telah diperhitungkan oleh pihak pabrikan, dan Bushmaster dapat digelar dengan pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules. Jenis pesawat yang banyak menjadi tulang punggung gelar operasi udara di berbagai AU.
Bushmaster belanda yang rusak terkena ranjau.
 Bushmaster belanda yang rusak terkena ranjau.



Menghadapi lingkungan ekstrim paling berat di Indonesia, rasanya tak terlalu jadi soal, sebab Bushmaster dilengkapi teknologi CTIS (Centra Tire Inflation System) yang mampu menambah atau mengurangi tekanan angin pada tiap ban hanya dengan sentuhan jari pada tombol kemudi. CTIS bermanfaat untuk mengoptimalkan laju kendaraan pada setiap medan. Semisal kendaraan terjebak di medan lumpur atau amblas, maka secara otomatis tekanan angin dapat dikurangi untuk menambah traksi pada permukaan dan mengurangi tekanan keseluruhan.
Belum lama berselang, dilaksanakan Bushmaster Driver and Technician Training 24-28 Februari 2014. Menyusul pembelian tiga unit ranpur beroda empat buatan Thales Australia oleh TNI-AD, ‘Bushmaster’ Protected Mobility Vehicle (PMV) pada akhir tahun 2013, latihan teknis dan pendidikan untuk 25 orang pengendali dan teknisi dari Kopassus dan Korps Perlengkapan TNI-AD diselenggarakan di Mako Kopassus Cipatat dan PMPP (Pusat Misi Pemelihara Perdamaian), Sentul. Dibantu dengan tiga juru bicara, terdapat tiga pelatih Australia dari Combined Arms Training Centre (CATC), Puckapunyal, dikirim dari Australia untuk memberikan pelatihan agar dapat membantu Kopassus dan Korps Peralatan TNI-AD untuk dapat memanfaatkan fasilitas Bushmaster PMV secara maksimal.
Latihan tersebut walau berformat singkat sempat mencakup seluruh aspek pengoperasian dan perawatan ranpur Bushmaster, mulai dari pengenalan karakteristik kendaraan, pemeliharaan harian, sistem elektronik, bahan bakar dan pendinginan mesin. Peserta juga diberikan pelatihan cara untuk mengandeng secara aman kendaraan yang mogok dan juga cara untuk mengendarai ranpur Bushmaster dengan kecepatan tinggi secara aman.
(Bayu Pamungkas)

Spesifikasi Bushmaster
Dimensi : 7.180 x 2.480 x 2.650 mm
Bobot : 15.400 kg
Mesin : Caterpillar 3126E 200I 6 silinder turbocharged berdaya 330hp @2.400 rpm
Transmisi : ZF 6HP5 ECOMAT G2 dengan 6 gigi maju dan 1 gigi mundur
Suspensi : AxieTech 4000 independent progressive
Konfigurasi : 4×4
Awak : 1+9
Rintangan vertikal : 460 mm
Lintas genangan : 1.200 mm tanpa persiapan
Power steering : shepard power assisted
Ban : Michelin 395/85 R20 low MPP
Kecepatan max : 120 km/jam
Kapasitas BBM : 300 liter
Jarak tempuh : 800 – 1.000 km

Indomil. 

Tempatkan Tank Leopard di Kalimantan

Tank Leopard TNI AD (photo:  ANTARA/Ujang Zaelani)
Tank Leopard TNI AD (photo: ANTARA/Ujang Zaelani)

Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal Andi Ibrahim Saleh, meminta sepuluh tank Leopard untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. “Kalau bisa, ditempatkan sepuluh tank dan helikopter,” ujar Mayjen Andi di depan anggota Komisi Pertahanan DPR saat berkunjung ke Kalimantan Barat, Jumat, 30 Mei 2014.
Wilayah itu beberapa waktu yang lalu memanas karena Malaysia membangun rambu suar di patok STRP 01 perairan Tanjung Datu. Namun pembangunan itu dicegah oleh TNI, yang kemudian menjaga perairan Indonesia tersebut.
Menurut Panglima Kodam XII/Tanjungpura, topografi Desa Temajuk yang berbukit menyebabkan pengawasan memerlukan helikopter. Perbatasan wilayah Malaysia-Indonesia di Desa Tamajuk berada di kedua sisi Gunung Tanjung Datu. Keberadaan semenanjung di kawasan tersebut menyebabkan pengawasan makin sulit. Ia menambahkan, dengan kondisi seperti itu, Desa Temajuk sebaiknya dijadikan pangkalan militer.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan pemerintah provinsi sudah mempersiapkan lahan seluas seribu hektare untuk membangun pangkalan militer di Desa Temajuk. “Itu jangka panjang,” ujarnya.
Anggota Komisi Pertahanan DPR, Tri Tamtomo, mengatakan pemerintah harus menyegerakan diplomasi. “Pemerintah harus berkomitmen mempertahankan kedaulatan wilayah,” ucapnya. Ia berpendapat pembangunan rambu suar oleh Malaysia belum lama ini bisa bermakna memperolok pemerintah Indonesia. (Tempo.co/ Aseanty Pahlevi).

Rusia: Indonesia Akan Dirikan Pusat Perawatan Heli


MI-35P TNI AD

Indonesia berencana membangun pusat perawatan helikopter buatan Rusia. Pusat perawatan ini dibangun menyusul pengiriman empat helikopter sipil militer MI-17 milik Rusia pada awal Mei ini.

“Pembangunan pusat perawatan pesawat ini masih direncanakan,” kata Kedutaan Rusia di Indonesia kepada kantor berita Rusia, Itar-Tass, Rabu, 28 Mei 2014. Helikopter ini rencananya akan digunakan beberapa lembaga dan perusahaan Indonesia, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Selain helikopter, Rusia juga telah mengirim empat truk Kamaz guna mengangkut alutsista. Truk ini akan dirakit di Indonesia. Truk yang masuk Indonesia pada Februari lalu ini kini dalam uji sertifikasi yang dilakukan PT Tehnika Ina. Sertifikasi diharapkan rampung pada September mendatang.

Rusia berharap keberhasilan proyek ini akan meningkatkan kerja sama yang lebih lanjut dengan Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk pembangunan infrastruktur jalan, pengolahan sumber daya mineral, penerbangan sipil, dan aspek lainnya.

ANINGTIAS JATMIKA | ITAR TASS