Rabu, 30 Oktober 2013

TNI Gencar Patroli Perbatasan Darat dan Laut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmcukgZ298NSGPf2XqslhzfaNxnbsnh6VkpWXgFF5w1pZkr_lHPBaZVcookByDKZylwrAssMBCCGYl2Fk0r5UbPuow6U0l2kNw4c71B4N9xmLongFb6aDwBRrAWP2XXV-FtTH8Cal4_0aQ/s1600/linud+2.jpg

Guna menjaga utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbagai cara dilakukan TNI. Di antaranya dengan melakukan patroli darat dan laut. Berbagai kegiatan seperti patroli di pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negara Australia dan Timor Leste digelar penjaga perbatasan negara dari TNI Kodam XVI Patimura.

Patroli yang dipimpin langsung Panglima Kodam XVI, Mayor Jenderal Eko Wiratmoko ini menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Cuaca ekstrim, intaian badai hingga terpaan gelombang tinggi akan terus dilalui guna menjaga perbatasan negara.

Para prajurit TNI itu akan menyusuri 3.000 mil di perbatasan perairan indonesia dengan Timor Leste dan Australia.

Mayjen TNI Eko Wiratmoko terlihat menyambangi sejumlah Pos Satgas, serta Koramil pulau-pulau terluar di wilayah kerja Kodam XVI Patimura seperti pulau Lirang Pulau Romang, Pulau Leti, Pulau Wetar dan pulau disekitar Provinsi Maluku yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Mayjen TNI Eko Wiramoko juga menyempatkan memeriksa peralatan senjata yang dimiliki personel di perbatasan. Hal itu dilakukannya untuk memastikan kekuatan TNI di garis depan negara, jika diganggu negara asing.

Puluhan Pesawat Tempur TNI AU Beraksi di Natuna

http://static.liputan6.com/201310/pesawat-tempur-tni-131018c.jpg

Rombongan peserta latihan berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Rabu (30/10/2013) sekitar pukul 06.30 WIB dan tiba di Lanud Ranai, Riau, pukul 08.05 WIB dengan menggunakan pesawat Boeing 737.

Dalam rombongan, tampak Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang saat tiba di Banda Ranai disambut Tarian persembahan.

Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan. Latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi. Tujuannya, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) dan dinas terkait.

Operasi udara yang akan dilaksanakan terdiri atas operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara opensif, serangan udara langsung (SUL).

Selain itu, operasi perebutan dan pengendali pangkalan udara (OP3U), bantuan tembakan udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.

Pesawat tempur yang dilibatkan antara lain 8 pesawat Hawk 109/209 di Lanud Supadio, 6 SU-27/30 Sukhoi dan empat F-16 di Batam, 4 Super Tucano dan 1 Flight Hawk MK-53 di Lanud Supadio.

Sedangkan satuan dukungan tempur meliputi 9 pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295, satu Cassa-212 dan 2 Boeing 737 serta 3 Helikopter SA-330 Puma dan 2 Helikopter EC-120 Colibri.
IndoBim.

TNI AU tambah alutsista Helikopter Couger

http://muslimdaily.net/file/Jenis%20Helikopter%20ec725-cougar1.jpg

TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru. Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.  

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta. 

Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.

Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.

Ceko Tawarkan Produk Sistem Pertahanan Radar Dan Kerjasama ke RI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaS5mnn7OguU2gKRXG8p1EPh3Ry5s4RCdx5ZdpnkO2suuxgqPB50zutkXJ44V4UGdlG7EojQn3HjGZhe25uWEkR9BnbNVD_ydgJkNXmEgDk_ZpLVMEUggk-cL1gUlmq2zfPOlHAc027e-e/s1600/RADAR+1.jpg

Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia, Thomas Smetanka, mengatakan, pihaknya kini sedang menjajaki kerja sama dengan militer RI terkait teknologi pertahanan berupa radar. Ceko memang sudah dikenal memiliki catatan yang baik soal teknologi radar, terutama radar pasif ERA Ceko.

Hal itu diungkapkan Smetanka yang ditemui media di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 28 Oktober 2013 dalam perayaan hari jadi ke-95 Republik Ceko. Namun, Smetanka tidak ingin menyebut nilai dari kontrak tertentu terkait kerja sama di bidang pertahanan ini.

"Ada beberapa perusahaan Ceko yang menawarkan teknologi pertahanan kepada militer Indonesia. Salah satu teknologi yang coba dijual yakni radar pasif yang dapat digunakan untuk memantau wilayah udara. Kami juga memiliki radar untuk menara pemantau lalu lintas udara [ATC]," ungkap Smetanka.

Selain teknologi radar, Smetanka melanjutkan, masih ada pula kemungkinan kerja sama pembelian senjata ringan. Namun, Smetanka enggan memaparkan lebih lanjut teknis kerja sama di bidang pertahanan itu.

"Saya tidak dapat memaparkan hal tersebut secara spesifik, karena masih dalam tahap penjajakan," kata dia.

Kerja sama di bidang radar itu dicetuskan saat Presiden Republik Ceko, Vaclav Klaus berkunjung ke Indonesia pada Juli 2012. Terkait hubungan bilateral, Smetanka mengaku kedua negara selama ini bersahabat sangat erat.

Kapal Perang Malaysia Berlabuh di Semayang

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/29/00142862013-10-28-14.08-.17-780x390.jpg

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia kerap memanas di banyak soal, mulai dari persoalan militer, tapal batas, hingga urusan sepak bola. Meski demikian, ketika dua kapal perang Malaysia mampir ke Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (28/10/2013) sore, para tentara Diraja Malaysia ini disambut dengan tangan terbuka.

"Ini kunjungan persahabatan agar terjalin hubungan persahabatan yang lebih erat antarsesama angkatan laut. Tidak ada terkait isu-isu politik," kata Komandan Pangkalan AL Balikpapan, Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo.

Seperti halnya dilakukan tentara angkatan laut (AL) negara-negara lain, tutur Ariantyo, bahwa kunjungan serupa merupakan salah satu dari tiga fungsi utama AL. Selain itu, terdapat fungsi penegakan hukum dan kekuatan pertahanan.

"Dan, ketiga ini diplomasi. Kedatangan mereka ini adalah diplomasi untuk membangun kepercayaan antarsesama angkatan laut," kata Ariantyo.

Ratusan tentara Malaysia datang dengan dua kapal perang, Senin sekitar pukul 15.00. Mereka membawa KD-Perak 173 jenis Corvette dengan 69 anak buah kapal (ABK). KD Perak dipimpin Letkol Muhamad Hasrulsah bin Abdul. Kapal Malaysia ini dilengkapi persenjataan tempur yang mampu mengantisipasi serangan udara, laut, dan bawah laut.

Datang bersamaan dengan KD-Perak, kapal jenis patroli dengan nama lambung KD-Todak 3506 yang membawa serta 35 ABK. Todak dikomandani oleh Mayor Jamari bin Katimin. Mereka tiba dan merapat di pelabuhan kapal laut Semayang.

Sejumlah pemimpin dari pangkalan AL, Angkatan Udara di Balikpapan, Kodim, dan Polresta Balikpapan turut hadir menyambut kedatangan kapal. Kedua pimpinan kapal menerima pengalungan bunga sesaat turun dari kapal.

"Di sini nanti akan ketemu pejabat Balikpapan dan Kaltim. Mereka dalam kunjungan selama tiga hari," kata Ariantyo seusai pengalungan bunga.

Desain Baru KFX-E Dari KAI

http://arc.web.id/images/stories/artikel/KFX-E_KoreanAerospaceIndustries.jpg

Pabrik pesawat asal Korea Selatan, Korea Aerospace Industry, kembali mempublikasikan desain baru dari KFX. Desain baru ini mirip dengan yang pernah dipublikasikan pada pertengahan tahun lalu, namun kali ini memiliki 2 sirip tegak. Alhasil, tampilan KFX-E (demikian sebutannya), sangat mirip dengan F-35. Hal ini pun menampik dugaan KFX-E merupakan pengembangan dari FA-50.
Selain itu, dari segi dimensi, KFX-E terlihat lebih besar dibanding T-50 dengan bobot kosong sekitar 9,3 ton. Bahkan, desain ini lebih besar dibanding F-16 sekalipun. Namun demikian, desain ini tetap lebih kecil dibanding desain KFX sebelumnya yaitu C-103 dan C-203, yang merupakan desain dari Badan Litbang Korsel (Agency for Defence Developement).Meski begitu, desain KFX-E memang mirip dengan desain C-103, namun dengan mesin tunggal.
http://arc.web.id/images/stories/artikel/KF-X-KAI%20small.jpg
Berbeda dengan C-103, pada KFX-E tidak menyertakan penyimpanan senjata internal. Pada desain KFX-E juga pylon senjata hanya terdapat 9 buah, sementara pada desain C-103 ada 10. Hal ini pun membuat KFX-E kurang stealatih dibanding desain C-103, meski konfigurasi 2 fin dipercaya mampu mereduksi radar cross section.Selain itu, untuk menghemat biaya, KFX-E akan banyak menggunakan teknologi yang telah ada dan terbukti pada FA-50. Diantaranya Flight Control, elektronik, auxiliary powerr, hingga roda pendarat.

Namun seperti dikutip Aviationweek, KAI meyakinkan KFX-E bukanlah pengembangan dari FA-50. Pasalnya, Korsel tidak diperkenankan memodifikasi FA-50 tanpa seijin Amerika Serikat. Desainer KAI sendiri diduga belum mengerjakan desain KFX-E sedetail yang telah dikerjakan tim ADD. Namun demikian, KAI masih punya banyak waktu, pasalnya pemerintah Korsel sendiri tampak tidak terburu-buru dalam proyek KFX.

Senin, 28 Oktober 2013

Deretan persenjataan baru yang bikin TNI makin sangar


Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memperkuat persenjataannya. TNI berharap secara bertahap, kebutuhan minimal akan sistem persenjataan bisa tercapai tahun 2019. 

Sejumlah senjata paling mutahir untuk matra darat, laut dan udara telah tiba untuk memperkuat TNI. Lembaga analisa militer Global Firepower menaikkan rangking militer Indonesia dari urutan 18 menjadi urutan 15 sejak Juni 2013 lalu.

"Kita sekarang sedang melakukan modernisasi militer, membangun tentara yang lebih tangguh," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-18 di Jakarta, Kamis (30/8).


1. TNI AD

TNI AD diperkuat sejumlah senjata canggih. Di antaranya 61 unit Tank Leopard Ri, 42 unit Tank Leopard 2A4, dan 50 tank Marder. Tank produksi Pabrik Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013. Tank kelas berat tersebut akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Untuk artileri, TNI Angkatan Darat membeli MLS Astros II dari Brasil. MLS Astros II merupakan mobil tempur yang mampu meluncurkan 2 roket, 4 roket dan 16 roket. Jika dalam posisi laras peluncuran 2 roket, jangkauan yang dicapai hingga 300 km. 
Astros II akan dioperasikan Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur.
TNI AD juga menambah daya gempur lewat udara dengan sejumlah helikopter serang. Kini Dinas Penerbang TNI AD mengandalkan 3 buah Mi-35 Hind E produksi Rusia, maka kini TNI AD telah membeli 8 unit Apache tipe AH-64E seharga USD 500 juta dari AS. Helikopter serang canggih ini akan ditempatkan di Laut China Selatan.
Sejumlah panser dan persenjataan lain juga akan memperkuat TNI AD.

Tak cuma membeli ke luar negeri. SBY juga mewajibkan industri pertahanan dalam negeri bangkit dan berkembang. Kelak Indonesia diharakan bisa memproduksi tank baja, kapal selam hingga jet tempur.

Tentu saja memperkuat militer tidak murah. Tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp 25 triliun. Hingga Rp 2014, Rp 150 triliun dianggarkan untuk alutsista dan pembangunan industri pertahanan.

Dari penelusuran merdeka.com, berikut persenjataan yang dibeli Kementerian Pertahanan untuk memperkuat TNI. Harapannya, TNI bisa disegani seperti era Presiden Soekarno.


2. TNI AL

Di matra laut, TNI AL juga ingin menunjukkan taringnya sebagai penjaga samudera. TNI telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Kapal itu diharap sudah bisa memperkuat Indonesia mulai tahun 2015. Saat ini wilayah laut Indonesia yang begitu luas hanya dijaga dua kapal selam.

TNI AL juga akan membeli 11 helikopter antikapal selam dan menghidupkan kembali skadron antikapal selam. Indonesia pernah memiliki skadron ini tahun 1960an, tapi kemudian dihapus. Helikopter ini diharapkan sudah datang tahun 2014 dan ditaruh di Surabaya.
TNI AL berencana memesan 35 kapal cepat rudal (KCR) untuk mewujudkan kebutuhan minimum. Dua KCR, yakni KRI Celurit-641, dan KRI Kujang-642 telah memperkuat armada barat.? 
Selain itu TNI AL ingin membeli tiga kapal frigat buatan Inggris. Kapal ini awalnya dipesan Brunei Darussalam, tetapi kemudian tidak jadi karena butuh personel banyak untuk mengawakinya. 
Untuk marinir, 17 Tank Amfibi BMP-3F dari Rusia telah datang sejak 2012. Idealnya korps baret ungu ini memiliki 95 tank BMP-3F. Kemhan berjanji akan terus melengkapinya secara bertahap.

3. TNI AU

Kedatangan dua Sukhoi SU-30 MK2 pada Februari 2013 lalu memperkuat kekuatan elang udara RI. Secara bertahap, diharapkan TNI AU bisa memiliki 16 jet Sukhoi.

16 Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan juga akan memperkuat TNI AU. Satu skadron? ini direncanakan untuk menggantikan pesawat Hawk yang akan segera dipensiunkan.
Selain itu hibah 24 pesawat F-16 D Blok 52 hibah dari Amerika Serikat diharapkan sudah datang pertengahan tahun 2014.
Pesawat serang darat A29A Super Tucano dari Brazil juga sudah bertahap tiba di Indonesia. Pesawat dengan kualifikasi antigerilya dan serangan darat ini menggantikan OV-10 Bronco yang sudah dibebastugaskan.
Untuk pesawat angkut, TNI AU dapat tambahan CN-295. Selain itu 6 unit C-130 H Hercules ditambah hibah Australia sebanyak 4 unit untuk pesawat yang sama.
Pesawat lain yang direncanakan akan hadir di antaranya Helikopter Cougar, Grob, dan pesawat latih KT-1.?