Target Drone S-70 TNI AU
Peristiwa ditemukannya target drone Meggit BTT-3 Banshee yang hanyut di Selat Philips, Riau pada 31 Maret lalu ibarat membuka mata kita, bahwa dunia drone/UAV (Unmmaned Aerial Vehicle) punya kecabangan dalam pengembangannya, dan target drone bukan sesuatu yang asing di lingkungan TNI. Sejak Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) TNI mengenal penggunaan rudal dan kanon SHORAD (Short Range Air Defence), maka adopsi target drone dipastikan menjadi bagian yang melekat dalam silabus latihan tembak secara real and live.
Meski target drone Banshee tak dimiliki TNI, namun gelaran berbagai macam target drone telah hadir dalam beberapa varian. Ada target drone yang masih menyandang status prototipe, ada juga yang sudah real digunakan dalam operasi latihan. Seperti halnya pembagian segmen UAV, target drone dibagi ke dalam light/small target drone dan medium target drone. Sementara dirunut dari cara peluncurannya ke udara, target drone ada yang diterbangkan dari landasan, artinya target drone dilengkapi roda. Tapi tak sedikit target drone yang hadir tanpa roda, khusus yang tanpa roda, maka target drone diluncurkan lewat media peluncur (catapult).
Meski digadang untuk bisa dihancurkan, atau minimal terkenak tembakkan dari sista Arhanud, target drone dilengkapi skema recovery. Jika target drone berhasil lolos dari sergapan rudal atau kanon, selanjutnya target drone masih dapat digunakan lagi. Umumnya skema recovery dilakukan dengan cara pengembangan parasut saat mesin drone mati. Alhasil target drone dapat ‘jatuh’ dengan soft ke permukaan. Selanjut tim pencari di darat/laut tinggal mencari target drone yang telah jatuh tadi, pasalnya target drone sudah dilengkapi pemancar koordinat posisi dan GPS (Global Positiong System).
Dan berikut kami sarikan beberapa target drone yang cukup lekat di lingkup TNI, khususnya di Arhanud TNI AD dan Korps Paskhas TNI AU. Eksistensi target drone di matra masing-masing juga tak lepas dari peran Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang). (Haryo Adjie)
NRIST S-70
Untuk mengukur kinerja rudal MANPADS (Man Portable Air Defence Systems) QW-3, Korps Paskhas TNI AU punya cara jitu, yakni menggunakan target drone jenis S-70. Target drone ini buatan Cina dan diproduksi NRIST (Nanjing Research Institute of Simulation Technology). Dengan kendali remote control, S-70 dapat terbang hingga jangkauan maksimum 30 Km. Berlaku sebagai target drone untuk rudal hanud, S-70 punya kecepatan 300 km per jam.
S-70 diluncurkan dengan menggunakan daya dorong catapult yang berada pada bagian bawah fuselage. Drone juga dilengkapi dengan GPS sehingga setiap manuver pesawat dapat termonitor pada layar komputer di GCS (Ground Control Station). S-70 baru-baru ini digunakan pada Latihan Jalak Sakti TNI AU 2015 Lapangan AWR Budding, Belitung. Dalam sesi uji tembak rudal QW-3, S-70 terbang di ketinggian 5.000 kaki dan berhasil dihancurkan dengan sekali tembakkan oleh awak QW-3 TNI AU. Namun, sebelum rudal mencapai sasaran target, pesawat drone yang memiliki mesin 350 cc harus tertangkap oleh radar untuk mengkoneksikan agar bidikan rudal tepat sasaran.
Spesifikasi S-70
– Length: 2,55 meter
– Wingspan: 2,7 meter
– Max Take off weight: 60 kg
– Speed: 300 km/hour
– Ceiling: 3.000 meter
– Endurance: 60 menit
– Range: 30 km (remote control)
– Launch: rocket assisted
– Recovery: parachute
Target Drone Dislitbangau
Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) bekerja sama dengan PT Aviator mengembangkan prototipe target drone. Kecepatan maksimal target drone 200 km pe jam, sementara kecepatan jelajah 120 jam, dan maksimal endurance 2 jam. Berat kosong drone 60 kg, sementara maksimal berat lepas landas 90 kg (20 kg berat beban dan 10 kg atau 15 liter berat bahan bakar).
Target drone yang masih berstatus experimental ini dilengkapi dengan roda. Artinya target drone diterbangkan lewat landasan, layaknya pesawat konvensional. Meski begitu metode recovery tetap menggunakan parasut.
Target Drone LTD-Elang
Mensiasati mahalnya harga target drone, maka seluruh satuan Arhanud TNI AD telah menggunakan target drone buatan Dalam Negeri. Kelebihan target drone hasil Dislitbangad (Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat) yang diberi label LTD (Light Target Drone) ini ialah mampu dilontarkan tanpa roda alias tidak memerlukan landasan pacu.
Spesifikasi LTD-Elang
– Panjang: 2,5 meter
– Rentang sayap: 2,75 meter
– Berat: 10 Kg
– Kapasitas bahan bakar: 1 liter
– Endurance: 45 menit
– Kecepatan maksium: 120 km/jam
– Kecepatan stall: 35 km/jam
Peristiwa ditemukannya target drone Meggit BTT-3 Banshee yang hanyut di Selat Philips, Riau pada 31 Maret lalu ibarat membuka mata kita, bahwa dunia drone/UAV (Unmmaned Aerial Vehicle) punya kecabangan dalam pengembangannya, dan target drone bukan sesuatu yang asing di lingkungan TNI. Sejak Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) TNI mengenal penggunaan rudal dan kanon SHORAD (Short Range Air Defence), maka adopsi target drone dipastikan menjadi bagian yang melekat dalam silabus latihan tembak secara real and live.
Meski target drone Banshee tak dimiliki TNI, namun gelaran berbagai macam target drone telah hadir dalam beberapa varian. Ada target drone yang masih menyandang status prototipe, ada juga yang sudah real digunakan dalam operasi latihan. Seperti halnya pembagian segmen UAV, target drone dibagi ke dalam light/small target drone dan medium target drone. Sementara dirunut dari cara peluncurannya ke udara, target drone ada yang diterbangkan dari landasan, artinya target drone dilengkapi roda. Tapi tak sedikit target drone yang hadir tanpa roda, khusus yang tanpa roda, maka target drone diluncurkan lewat media peluncur (catapult).
Meski digadang untuk bisa dihancurkan, atau minimal terkenak tembakkan dari sista Arhanud, target drone dilengkapi skema recovery. Jika target drone berhasil lolos dari sergapan rudal atau kanon, selanjutnya target drone masih dapat digunakan lagi. Umumnya skema recovery dilakukan dengan cara pengembangan parasut saat mesin drone mati. Alhasil target drone dapat ‘jatuh’ dengan soft ke permukaan. Selanjut tim pencari di darat/laut tinggal mencari target drone yang telah jatuh tadi, pasalnya target drone sudah dilengkapi pemancar koordinat posisi dan GPS (Global Positiong System).
Dan berikut kami sarikan beberapa target drone yang cukup lekat di lingkup TNI, khususnya di Arhanud TNI AD dan Korps Paskhas TNI AU. Eksistensi target drone di matra masing-masing juga tak lepas dari peran Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang). (Haryo Adjie)
NRIST S-70
Untuk mengukur kinerja rudal MANPADS (Man Portable Air Defence Systems) QW-3, Korps Paskhas TNI AU punya cara jitu, yakni menggunakan target drone jenis S-70. Target drone ini buatan Cina dan diproduksi NRIST (Nanjing Research Institute of Simulation Technology). Dengan kendali remote control, S-70 dapat terbang hingga jangkauan maksimum 30 Km. Berlaku sebagai target drone untuk rudal hanud, S-70 punya kecepatan 300 km per jam.
S-70 diluncurkan dengan menggunakan daya dorong catapult yang berada pada bagian bawah fuselage. Drone juga dilengkapi dengan GPS sehingga setiap manuver pesawat dapat termonitor pada layar komputer di GCS (Ground Control Station). S-70 baru-baru ini digunakan pada Latihan Jalak Sakti TNI AU 2015 Lapangan AWR Budding, Belitung. Dalam sesi uji tembak rudal QW-3, S-70 terbang di ketinggian 5.000 kaki dan berhasil dihancurkan dengan sekali tembakkan oleh awak QW-3 TNI AU. Namun, sebelum rudal mencapai sasaran target, pesawat drone yang memiliki mesin 350 cc harus tertangkap oleh radar untuk mengkoneksikan agar bidikan rudal tepat sasaran.
Spesifikasi S-70
– Length: 2,55 meter
– Wingspan: 2,7 meter
– Max Take off weight: 60 kg
– Speed: 300 km/hour
– Ceiling: 3.000 meter
– Endurance: 60 menit
– Range: 30 km (remote control)
– Launch: rocket assisted
– Recovery: parachute
Target Drone Dislitbangau
Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) bekerja sama dengan PT Aviator mengembangkan prototipe target drone. Kecepatan maksimal target drone 200 km pe jam, sementara kecepatan jelajah 120 jam, dan maksimal endurance 2 jam. Berat kosong drone 60 kg, sementara maksimal berat lepas landas 90 kg (20 kg berat beban dan 10 kg atau 15 liter berat bahan bakar).
Target drone yang masih berstatus experimental ini dilengkapi dengan roda. Artinya target drone diterbangkan lewat landasan, layaknya pesawat konvensional. Meski begitu metode recovery tetap menggunakan parasut.
Target Drone LTD-Elang
Mensiasati mahalnya harga target drone, maka seluruh satuan Arhanud TNI AD telah menggunakan target drone buatan Dalam Negeri. Kelebihan target drone hasil Dislitbangad (Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat) yang diberi label LTD (Light Target Drone) ini ialah mampu dilontarkan tanpa roda alias tidak memerlukan landasan pacu.
Spesifikasi LTD-Elang
– Panjang: 2,5 meter
– Rentang sayap: 2,75 meter
– Berat: 10 Kg
– Kapasitas bahan bakar: 1 liter
– Endurance: 45 menit
– Kecepatan maksium: 120 km/jam
– Kecepatan stall: 35 km/jam