Dalam operasi Seroja di Timor Leste (d/h Timor Timur), tak kurang
3.000 pasukan TNI dari berbagai kesatuan telah gugur di medan
pertempuran. Tentu jumlah tewas yang lebih besar dirasakan oleh pihak
lawan. Dan dibalik sepak terjang operasi tempur yang berlangsung dua
dekade tersebut, ada sosok yang amat ditakuti fretilin dan Tropaz, yakni
sniper (penembak jitu) legendaris Pembantu Letnan Satu (Peltu) Tatang
Koswara dari Pusdikif (Pusat Pendidikan Infanteri) TNI AD.
Tatang Koswara telah tutup usia pada 3 Maret 2015 lalu, namun
dedikasi dan prestasinya akan terus dikenang, karena memang belum ada
yang menandingi di Indonesia sampai saat ini. Dari beragam aksi heroik
Tatang di Timor Timur, aksi di tempur di Remexio, bagian selatan kota
Dili menjadi momen emas uji ketangguhan Tatang. Dalam serbuan senyap di
Remexio, Tatang berhasil menewaskan 49 musuh. Dari 50 peluru kaliber
7,62 mm yang dibawa, hanya tinggal satu butir yang tersisa dan dibawanya
kembali menuju markas. Dalam setiap penugasan, sniper sengaja
menyisakan satu peluru untuk misi bunuh diri bila terdesak.
Tatang Koswara di Heli NBO-105 Puspenerbad saat operasi Seroja.
Dalam setiap tugas pengendapan, Tatang faktanya tak pernah membawa
buku catatan untuk mencatat jumlah kill. Data tentang jumlah korban dari
tembakan Tatang justru dicatat oleh Letnan Ginting yang berperan
sebagai pengawal Tatang dalam misi di Remexio. Berdasarkan bahan
tercatat tersebut, seorang penulis buku Sniper asal AS, Peter
Brookesmith, lewat bukunya “Sniper: Training, Techniques and Weapons,”
memasukkan prestasi Tatang sebagai sniper kelas dunia dengan
confirmed kills sebanyak 41. Jumlah
kills
41 yang dicatat Peter sebenernya jauh dari hitungan sebenarnya, karena
Tatang sendiri dalam misi tempurnya di Timor Timur mengaku telah
menumbangkan sasaran lebih dari 100 orang.
Winchester M-70
Sebelum bergabung dengan TNI, Tatang sejatinya sudah memiliki bakat
menembak sedari kecil lewat aksi berburu binatang di hutan. Dan bakat
alam itulah yang mendukung kemampuan Tatang dalam penugasannya di
militer. Meski punya bakat alam sebagai sniper, namun kemampuan menembak
Tatang tidak akan maksimal bila tak ditunjang jenis senapan yang
mumpuni. Dan, untuk urusan senapan dalam aksinya di Timor Timur, Ia
memilih Winchester M (Model)-70.
Perjumpaan Tatang dengan Winchester M-70 juga punya kisah tersendiri,
pasalnya di tahun 70-an belum hadir senapan penembak runduk buatan
dalam negeri seperti SPR-1, SPR-2 dan SPR-3. Ceritanya pada tahun 1974
atas prakarsa Danjen Kopassus saat itu, Mayor Jenderal Mung Purhadi
Mulyo, dihadirkan pelatih sniper dari elemen Green Beret. Sebagai unit
pelaksana berasal dari 30 Batallion 1st Special Forces Group yang punya
kemampuan khusus pada perang anti gerilya. Semua siswa akan dinilai
melalui semacam uji menembak dari berbagai jarak dan situasi yang
dikondisikan seperti pertempuran sungguhan. Dari 30 siswa sniper hasil
gemblengan Green Berets, hanya 17 orang yang lulus dan masing-masing
langsung dihadiahi senapan sniper Winchester M-70. Diantara 17 orang
itulah terdapat nama Tatang Koswara.
Beragam varian Winchester M-70.
Slot magasin.
Magasin Winchester M-70.
Senapan Winchester M-70 buatan AS yang digunakan Tatang adalah
senapan sniper canggih di jamannya. Di tangan Tatang yang telah
mendapatkan latihan beragam kemampuan tempur, Winchester M-70 yang
beroperasi dengan sistem bolt action menjadi senjata yang sangat
mematikan serta sangat efektif dan efisien saat dipergunakan
mengeliminasi sasaran terpilih.
Namun tanpa Winchester M-70 yang dilengkapi alat peredam suara (
silencer), teropong bidik malam (
night vision),
dan akurasi tembakan yang mencapai 900 meter, kemampuan menembak jitu
Tatang mungkin juga tidak maksimal. Kombinasi senapan penembak runduk
yang canggih dan keterampilan Tatang yang terlatih baik menjadikannya
sebagai sniper kaliber dunia.
Dirunut dari sejarahnya, Winchester M-70 dirancang untuk memuaskan
kultur berburu masyarakat AS yang terus meningkat dan juga untuk
kepentingan militer. Winchester M-70 dikembangkan dari pendahulunya
Winchester M-54, dan mulai diproduksi perdana pada tahun 1936. Pada saat
itu, Winchester M-70 langsung mendapat pengakuan dan reputasi di
kalangan komunitas pemburu. Lewat debutnya yang battle proven di banyak
laga pertempuran, ikon senapan berburu ini nyatanya terus diproduksi
dalam berbagai varian hingga tahun 2006.
Kiprah Winchester M-70 cukup cemerlang dalam banyak pertempuran.
Dalam Perang Dunia II, senapan ini digunakan oleh Marinir AS (USMC) di
laga Pasifik melawan Jepang. Pasca Perang Dunia II dan Perang Korea,
Winchester M-70 tetap dirawat dan direkondisi sesuai kebutuhan AS.
Produksi sesuai standar rekondisi pun terus dilakukan dan dioperasikan
militer AS, khususnya untuk kepentingan perlombaan menembak jitu antar
satuan. Komponen yang digunakan dalam rekondisi Winchester M-70 seperti
teleskop bidik 8X Unerti yang biasa digunakan pada senapan sniper
M1903-A1. Saat meletusnya Perang Vietnam, Wichester M-70 yang
dioperasikan sudah di upgrade sehingga punya kinerja lebih maksimal.
Aksi Lance Corporal Dalton Gunderson dari 3rd Marine Division dengan Winchester M-70 dalam Perang Vietnam..
Personel US Army dengan Winchester M-70 di medan Vietnam.
Sniper Marinir AS dengan Winchester M-70 plus didampingi Spotter di laga Perang Vietnam.
Salah satu sniper legendaries USMC yang berjaya di Vietnam adalah
Sersan Carlos Hatchcock dengan Winchester M-70. Berbekal Winchester M-70
yang dilengkapi alat bidik standar 8X43 Unerti, Hatchcock berhasil
mengeliminasi sniper Vietcong melalui tembakan berakurasi tinggi tepat
di bagian mata lawan. Peluru Winchester yang melesat menghantam tepat di
teleskop senapan mesin Mosin Nagant sniper lawan dan selanjutnya
menembus matanya.
Selain memiliki jarak tembak hingga 1.000 meter, magasin Winchester
M-70 juga bisa digunakan untuk menembakkan beragam kaliber peluru,
sehingga ketika kehabisan peluru, sniper yang bersangkutan bisa meminta
peluru senapan laras panjang dari pasukan reguler.
Tidak seperti sniper di era masa kini yang selalu bertugas bersama
spotter dan dibekali gear lengkap mulai dari senjata, logistik, dan
peralatan medis. Maka Tatang dalam menjalankan misi hanya dilengkapi
senapan Winchester M-70, senapan otomatis AK-47 untuk bela diri,
beberapa granat, dan peta. Khusus untuk perlengkapan medis hanya dibawa
seperlunya.
(Disarikan dari buku Satu Peluru Satu Musuh Jatuh – Tatang Koswara Sniper Kelas Dunia – A. Winardi)Spesifikasi Winchester M-70
– Manufaktur: Winchester Repeating Arms Company
– Sistem operasi: Bolt action (tembak satu-satu)
– Kaliber: 7,62 x 51mm/30-06 Springfield
– Panjang laras: 660 mm
– Berat kosong: 3,62 kg
– Kapasitas magasin: 3/4 atau 5 peluru
– Pembidik: Iron front dengan adjustable rear atau optical optics
– Jarak tembak: Hingga 1.000 meter (bergantung pada jenis laras dan amunisi)