Bandung
– PT Pindad menjalin kerja sama industri pertahanan dengan Uni Emirat
Arab (UAE) serta penjajakan pengembangan sejumlah alat utama sistem
persenjataan.
“Kami apresiasi dukungan Kepala Negara, para menteri dan seluruh instansi terkait yang mendorong terbentuknya kerja sama industri pertahanan Pindad dengan mitra strategis dari UAE,” kata Direktur Utama Pindad, Silmy Karim dalam siaran pers yang diterima Antara, di Bandung, Senin (14/9).
Kerja sama yang ditandatangani di sela-sela kunjungan Presiden RI, Joko Widodo, Minggu 13 September 2015 di Abu Dhabi merupakan terobosan bagi produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Pindad ke pasar Timur Tengah.
Kerja sama yang berhasil dijalin oleh Pindad mencakup rencana Transfer of Technology dan lisensi dari senapan serbu SS2 dan distribusi serta pemasaran aneka produk amunisi ke negara-negara Timur Tengah melalui mitra strategisnya, Continental Aviation Services (CAS).
Sebaliknya dari UAE, pihak CAS yang bekerja sama dengan Rheinmetall Defense (RhD) Canada, akan melakukan alih teknologi dan investasi untuk penjajakan pembuatan remote weapon system (RWS) dengan merk Pindad yang bisa dipasarkan untuk kebutuhan domestik TNI dan Polri atau pasar di Asia Tenggara.
RWS Rheinmetall
“Kami sepakat untuk bekerja sama dengan Pindad sebagai ‘special hub’ bagi produk RWS kami untuk pasar di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Juergen Fiebig CEO dari CAS.
Selain dua nota kesepahaman tersebut kini Pindad tengah menjajaki rencana pembuatan tank boat dengan kanon 105mm.
Produk terbaru ini merupakan inovasi hasil kerja sama Pindad dengan produsen kapal PT Lundin dari Banyuwangi dan produsen kanon 105mm Cockerill, Belgia.
Canon Tank Boat Lundin
Pihak berwenang UAE telah mengadakan pembicaraan dan perumusan kerja sama untuk pemesanan sejumlah tank boat buatan Indonesia tersebut.
“Kami dengan mitra dari UAE membahas potensi pengadaan sekitar 100 unit tank boat ini akan menjadi ekspor besar bagi industri pertahanan Indonesia ke UAE,” kata Direktur PT Lundin, Liza Lundin.
Suara Pembaruan
“Kami apresiasi dukungan Kepala Negara, para menteri dan seluruh instansi terkait yang mendorong terbentuknya kerja sama industri pertahanan Pindad dengan mitra strategis dari UAE,” kata Direktur Utama Pindad, Silmy Karim dalam siaran pers yang diterima Antara, di Bandung, Senin (14/9).
Kerja sama yang ditandatangani di sela-sela kunjungan Presiden RI, Joko Widodo, Minggu 13 September 2015 di Abu Dhabi merupakan terobosan bagi produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Pindad ke pasar Timur Tengah.
Kerja sama yang berhasil dijalin oleh Pindad mencakup rencana Transfer of Technology dan lisensi dari senapan serbu SS2 dan distribusi serta pemasaran aneka produk amunisi ke negara-negara Timur Tengah melalui mitra strategisnya, Continental Aviation Services (CAS).
Sebaliknya dari UAE, pihak CAS yang bekerja sama dengan Rheinmetall Defense (RhD) Canada, akan melakukan alih teknologi dan investasi untuk penjajakan pembuatan remote weapon system (RWS) dengan merk Pindad yang bisa dipasarkan untuk kebutuhan domestik TNI dan Polri atau pasar di Asia Tenggara.
RWS Rheinmetall
“Kami sepakat untuk bekerja sama dengan Pindad sebagai ‘special hub’ bagi produk RWS kami untuk pasar di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Juergen Fiebig CEO dari CAS.
Selain dua nota kesepahaman tersebut kini Pindad tengah menjajaki rencana pembuatan tank boat dengan kanon 105mm.
Produk terbaru ini merupakan inovasi hasil kerja sama Pindad dengan produsen kapal PT Lundin dari Banyuwangi dan produsen kanon 105mm Cockerill, Belgia.
Canon Tank Boat Lundin
Pihak berwenang UAE telah mengadakan pembicaraan dan perumusan kerja sama untuk pemesanan sejumlah tank boat buatan Indonesia tersebut.
“Kami dengan mitra dari UAE membahas potensi pengadaan sekitar 100 unit tank boat ini akan menjadi ekspor besar bagi industri pertahanan Indonesia ke UAE,” kata Direktur PT Lundin, Liza Lundin.
Suara Pembaruan